Bukti Kasih di Hadapan Jemaat: 2 Korintus 8:24

“Jadi, tunjukkanlah kepada mereka, di hadapan jemaat-jemaat, bukti kasihmu dan kebanggaan kami atas kamu.”— 2 Korintus 8:24 (AYT)
Pendahuluan: Konteks dan Kepedulian dalam Tubuh Kristus
Surat 2 Korintus pasal 8 dan 9 berbicara tentang pengumpulan bantuan untuk orang-orang kudus di Yerusalem. Dalam pasal ini, Paulus mendorong jemaat di Korintus untuk melanjutkan janji mereka dalam memberi, bukan sekadar karena kewajiban, tetapi sebagai wujud nyata kasih Kristus yang telah mereka terima.
Ayat 24 menjadi puncak seruan Paulus dalam bagian ini, yakni ajakan untuk membuktikan kasih secara publik sebagai kesaksian nyata iman Kristen. Dalam teologi Reformed, kasih bukan hanya perasaan atau ide, tetapi buah dari pembenaran dan regenerasi, dan harus dinyatakan dalam hidup nyata.
1. Konteks Historis 2 Korintus 8
a. Jemaat Yerusalem dalam Krisis
Jemaat di Yerusalem menderita akibat:
-
Kemiskinan karena penganiayaan
-
Kelaparan dan krisis ekonomi
-
Penolakan sosial dari komunitas Yahudi
b. Tanggung Jawab Gereja-Gereja Non-Yahudi
Paulus mengorganisir pengumpulan dana dari gereja-gereja di Makedonia, Akhaya (Korintus), dan wilayah lain. Ini bukan sekadar bantuan sosial, tapi:
-
Tindakan kasih sebagai bukti kesatuan dalam tubuh Kristus
-
Kesaksian Injil kepada dunia
-
Partisipasi dalam pelayanan Injil (koinonia)
2. Penjabaran Kata per Kata (Eksposisi)
“Jadi, tunjukkanlah kepada mereka”
-
Paulus berbicara tentang Titus dan para saudara lainnya yang akan membawa persembahan.
-
“Tunjukkanlah” (endeiknymi) artinya: memperlihatkan dengan tindakan, bukan sekadar kata.
John Calvin berkata:
“Iman yang sejati tidak sembunyi. Di mana ada kasih, di situ ada ekspresi nyata yang bisa dilihat oleh orang lain.”
“Di hadapan jemaat-jemaat”
-
Ini adalah kesaksian publik.
-
Kasih bukan untuk dipamerkan secara egois, tapi sebagai inspirasi dan dorongan bagi tubuh Kristus yang lebih luas.
“Bukti kasihmu”
-
Kasih (agape) di sini bukan emosional, melainkan aktif dan memberi.
-
Kasih menjadi tanda kehadiran Roh Kudus, dan dalam konteks ini, diwujudkan melalui kedermawanan yang rela.
R.C. Sproul menekankan:
“Kasih tidak dapat dipisahkan dari tindakan nyata, dan tindakan itu selalu bertujuan untuk kemuliaan Kristus dan kebaikan sesama.”
“Dan kebanggaan kami atas kamu”
-
Paulus tidak malu mengungkapkan kebanggaannya kepada jemaat Korintus.
-
Tapi dia juga menantang mereka agar membuktikan bahwa kebanggaan itu tidak sia-sia.
3. Pandangan Teolog Reformed tentang Ayat Ini
a. John Calvin
Dalam komentarnya, Calvin mengatakan:
“Kasih yang sejati harus dibuktikan. Di sinilah Paulus menantang jemaat agar kasih mereka bukan hanya kata, tapi dalam persembahan kasih yang nyata.”
Calvin melihat ayat ini sebagai:
-
Ujian integritas iman
-
Perwujudan kasih kepada Kristus melalui kasih kepada jemaat
b. Charles Hodge
Hodge melihat ayat ini dalam kaitan dengan koinonia sebagai bagian dari teologi tubuh Kristus:
“Kita adalah satu tubuh, dan tidak ada anggota yang bisa berkata, 'Aku tidak peduli kepada yang lain.' Bukti kasih adalah kesediaan untuk berbagi dalam penderitaan sesama.”
c. John MacArthur
MacArthur dalam eksposisinya menyatakan:
“Tuhan tidak peduli dengan jumlah, tapi dengan hati yang memberi dengan sukacita. Ayat ini bukan soal pencitraan, tapi tentang kesaksian yang lahir dari kasih yang tulus.”
d. Martin Lloyd-Jones
Lloyd-Jones menegaskan bahwa kasih yang sejati tidak akan pernah pasif:
“Kalau kita benar-benar mengalami kasih Allah, kita akan menjadi orang yang murah hati, tergerak, dan aktif menunjukkan kasih itu — bukan karena kita dipaksa, tapi karena kasih itu menuntun kita untuk memberi.”
4. Kasih Kristen: Antara Doktrin dan Praktik
a. Kasih Sebagai Buah Roh
-
Galatia 5:22 menyebut kasih sebagai buah pertama dari Roh.
-
Dalam teologi Reformed, kasih bukan hasil usaha manusia, tapi hasil pembaruan hati oleh Roh Kudus.
b. Kasih yang Memberi (Giving Love)
-
Dalam konteks 2 Korintus 8–9, kasih adalah kasih yang memberi (agape love gives).
-
Memberi bukan untuk menerima berkat, tetapi karena sudah menerima anugerah terbesar: Kristus.
c. Kasih yang Tertib dan Terorganisir
Paulus tidak mengabaikan aspek administrasi dan etika pelayanan kasih. Ia menyuruh:
-
Orang yang terpercaya (Titus dan lainnya)
-
Bukti kasih yang bisa dipertanggungjawabkan di hadapan jemaat-jemaat
5. Hubungan dengan Doktrin Reformed Lainnya
a. Sola Gratia dan Respons Kasih
Karena kita diselamatkan hanya oleh anugerah, respons kita bukanlah pasif, melainkan aktif dalam kasih.
Bukti kasih adalah:
-
Respons terhadap keselamatan
-
Bukan syarat keselamatan
-
Tapi buah keselamatan
b. Kesatuan Tubuh Kristus
2 Korintus 8:24 memperlihatkan bahwa gereja bukan komunitas lokal yang terpisah-pisah, tetapi satu tubuh. Jemaat Yunani membantu jemaat Yahudi — melintasi ras dan budaya.
6. Aplikasi Praktis bagi Gereja Masa Kini
Aplikasi | Penjelasan |
---|---|
Gereja memberi dengan motivasi kasih | Bukan untuk publisitas, tapi kesaksian kasih |
Pelayanan sosial harus Kristosentris | Bukan demi agenda sosial semata |
Transparansi dan integritas dalam pelayanan kasih | Seperti yang dicontohkan Paulus |
Kesatuan gereja global | Dukungan lintas denominasi dan ras adalah bentuk kasih Injili |
Bukti kasih lebih penting dari retorika kasih | Komitmen pelayanan harus dibuktikan |
7. Tantangan dalam Menerapkan 2 Korintus 8:24
-
Konsumerisme Kristen: Di zaman modern, banyak yang menilai gereja dari “apa yang saya dapat”, bukan “apa yang saya beri.”
-
Individualisme: Mengikis semangat solidaritas gerejawi
-
Motivasi yang salah dalam memberi: Ingin dilihat orang, atau diberkati lebih
Paulus mendorong kita agar:
-
Memberi karena kasih
-
Membuktikannya secara nyata
-
Melakukannya dengan integritas dan sukacita
9. Perbandingan Ayat Terkait
Ayat | Isi | Relevansi |
---|---|---|
1 Yohanes 3:18 | “Janganlah kita mengasihi dengan kata… tetapi dengan perbuatan” | Kasih = tindakan |
Yakobus 2:15-17 | “Jika seorang saudara… tidak punya makanan…” | Iman tanpa kasih = mati |
2 Korintus 9:7 | “Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita” | Memberi dengan hati |
Kisah Para Rasul 2:44–45 | “Semua orang percaya… membagi-bagikan…” | Teladan kasih jemaat mula-mula |
Kesimpulan
2 Korintus 8:24 menantang setiap gereja dan orang percaya untuk:
-
Membuktikan kasih, bukan hanya menyatakannya
-
Menjadi teladan dalam pelayanan kasih
-
Menjaga motivasi murni dalam memberi
-
Menjunjung tinggi kesatuan tubuh Kristus
-
Menjadikan kasih sebagai buah dari Injil, bukan syarat Injil
“Tunjukkanlah kepada mereka, di hadapan jemaat-jemaat, bukti kasihmu…” — bukan untuk dipuji, tetapi untuk memuliakan Kristus.
Penutup
Kasih yang sejati adalah kasih yang tampak nyata, di hadapan sesama, dan memuliakan Allah. Dalam terang Injil, kita tidak dipanggil hanya untuk mengasihi dalam hati, tetapi menghidupi kasih itu dalam tindakan nyata yang terarah kepada sesama tubuh Kristus.