Efesus 4:13: Kesatuan Iman dan Kepenuhan Kristus

Pendahuluan
Surat Efesus adalah salah satu surat yang penuh dengan ajaran teologis mendalam mengenai gereja, kesatuan, dan pertumbuhan rohani. Dalam Efesus 4:13, Rasul Paulus menyatakan tujuan utama dari kehidupan Kristen dan pelayanan gereja:
"sampai kita semua mencapai kesatuan iman dan pengetahuan akan Anak Allah, yaitu manusia dewasa, menurut ukuran tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus." (Efesus 4:13, AYT)
Ayat ini berbicara tentang tujuan utama pertumbuhan rohani dalam kehidupan orang percaya, yaitu mencapai kesatuan iman, kedewasaan rohani, dan kepenuhan Kristus. Dalam artikel ini, kita akan mengeksplorasi eksposisi Efesus 4:13 dari perspektif teologi Reformed dengan merujuk pada beberapa ahli teologi terkemuka seperti John Calvin, Herman Bavinck, Charles H. Spurgeon, dan Louis Berkhof.
1. Konteks Efesus 4:13 dalam Surat Efesus
Surat Efesus ditulis oleh Rasul Paulus untuk jemaat di Efesus, dengan tujuan untuk mengajarkan pentingnya kesatuan dalam gereja serta bagaimana umat percaya harus hidup dalam terang Injil. Pasal 4 secara khusus berbicara tentang panggilan untuk hidup dalam kesatuan sebagai tubuh Kristus.
Efesus 4:11-16 menekankan bagaimana Tuhan memberikan berbagai jabatan pelayanan seperti rasul, nabi, penginjil, gembala, dan guru, untuk memperlengkapi orang percaya dan membangun tubuh Kristus. Ayat 13 adalah puncak dari pernyataan ini, yang menunjukkan tujuan akhir dari pelayanan tersebut:
-
Kesatuan iman
-
Pengetahuan akan Anak Allah
-
Menjadi manusia dewasa
-
Pertumbuhan menuju kepenuhan Kristus
Dalam perspektif teologi Reformed, ayat ini mencerminkan proses sanctification (pengudusan) dan perseverance of the saints (ketekunan orang percaya), di mana setiap orang percaya dipanggil untuk bertumbuh dalam keserupaan dengan Kristus.
2. Eksposisi Efesus 4:13 dalam Perspektif Teologi Reformed
a. John Calvin: Kesatuan Iman sebagai Karya Roh Kudus
John Calvin dalam komentarnya mengenai Efesus 4:13 menekankan bahwa pertumbuhan gereja menuju kesatuan iman bukanlah hasil usaha manusia, tetapi karya Roh Kudus yang menyatukan semua orang percaya dalam iman yang sejati. Calvin menyatakan:
"Kesatuan iman tidak berarti bahwa semua orang akan memiliki pemahaman yang sama dalam segala hal, tetapi bahwa mereka semua akan sepakat dalam pengakuan akan Kristus sebagai satu-satunya Juruselamat dan Kepala Gereja."
Menurut Calvin, iman bukanlah sesuatu yang dapat dicapai secara mandiri oleh manusia, melainkan merupakan anugerah dari Allah. Kesatuan iman yang disebutkan dalam ayat ini menunjukkan bahwa orang percaya harus bertumbuh dalam pemahaman mereka tentang Kristus dalam konteks komunitas gereja.
Lebih lanjut, Calvin menghubungkan frasa "pengetahuan akan Anak Allah" dengan konsep sola fide (iman saja) dan solus Christus (Kristus saja), yang merupakan inti dari ajaran Reformed.
b. Herman Bavinck: Kedewasaan Rohani sebagai Tujuan Pengudusan
Herman Bavinck dalam Reformed Dogmatics membahas konsep pertumbuhan rohani yang disebut dalam Efesus 4:13. Ia menyoroti bahwa pertumbuhan menuju "manusia dewasa" adalah bagian dari proses sanctification, di mana orang percaya semakin menyerupai Kristus.
Bavinck menulis:
"Kedewasaan rohani tidak hanya berbicara tentang moralitas atau pengetahuan, tetapi tentang transformasi total dalam hidup orang percaya oleh Roh Kudus."
Dalam teologi Reformed, sanctification adalah karya Allah yang berlangsung sepanjang hidup orang percaya. Efesus 4:13 menunjukkan bahwa tujuan dari sanctification adalah mencapai kepenuhan Kristus, yang berarti hidup dalam ketaatan penuh kepada kehendak Allah.
Bavinck juga menekankan bahwa pertumbuhan ini bukan hanya untuk individu, tetapi untuk seluruh gereja. Gereja yang sehat adalah gereja yang bertumbuh dalam iman dan kedewasaan rohani secara kolektif.
c. Charles H. Spurgeon: Kepenuhan Kristus sebagai Standar Kekudusan
Charles H. Spurgeon dalam The Treasury of the New Testament mengomentari Efesus 4:13 dengan menyoroti bagaimana "kepenuhan Kristus" menjadi standar bagi kehidupan Kristen.
Spurgeon menyatakan:
"Jika kita ingin bertumbuh sebagai orang percaya, kita tidak boleh menjadikan manusia lain sebagai tolok ukur, tetapi Kristus sendiri. Dia adalah standar tertinggi kekudusan dan kasih."
Dalam pandangan Spurgeon, banyak orang Kristen cenderung membandingkan diri mereka dengan orang lain, tetapi Efesus 4:13 menuntut kita untuk menjadikan Kristus sebagai patokan pertumbuhan rohani kita.
Lebih lanjut, Spurgeon menghubungkan konsep ini dengan doktrin union with Christ (kesatuan dengan Kristus), di mana orang percaya bertumbuh dalam karakter Kristus melalui pekerjaan Roh Kudus.
d. Louis Berkhof: Kesatuan Iman dan Doktrin yang Benar
Dalam Systematic Theology, Louis Berkhof menekankan bahwa kesatuan iman yang disebut dalam Efesus 4:13 tidak dapat dipisahkan dari doktrin yang benar. Ia menulis:
"Kesatuan iman bukan hanya tentang perasaan atau pengalaman spiritual, tetapi juga tentang pengakuan yang benar terhadap ajaran Kristus sebagaimana dinyatakan dalam Alkitab."
Berkhof menyoroti bahwa gereja yang bertumbuh menuju kepenuhan Kristus harus memiliki dasar yang kokoh dalam pengajaran yang benar. Ia mengingatkan bahwa kesatuan yang sejati dalam gereja hanya dapat terjadi jika semua anggotanya berpegang teguh pada kebenaran Alkitab.
Dalam konteks ini, Efesus 4:13 menegaskan bahwa gereja tidak hanya dipanggil untuk bersatu dalam kasih, tetapi juga dalam kebenaran doktrinal.
3. Aplikasi Efesus 4:13 dalam Kehidupan Kristen
Dari eksposisi di atas, ada beberapa aplikasi penting dari Efesus 4:13 dalam kehidupan Kristen:
-
Mengejar Kesatuan Iman dalam Gereja
Orang percaya dipanggil untuk hidup dalam kesatuan, bukan dalam perpecahan. Ini berarti kita harus berusaha untuk memahami dan menghargai saudara seiman, sambil tetap berpegang pada kebenaran firman Tuhan. -
Bertumbuh dalam Pengetahuan akan Kristus
Kita harus terus belajar dan memperdalam pemahaman kita tentang Kristus melalui firman Tuhan, doa, dan persekutuan dengan sesama orang percaya. -
Menjadi Manusia Dewasa dalam Iman
Kekristenan bukan hanya tentang keselamatan, tetapi juga tentang pertumbuhan rohani. Kita dipanggil untuk meninggalkan kedewasaan rohani yang dangkal dan semakin menyerupai Kristus. -
Menjadikan Kristus sebagai Standar Hidup
Kristus adalah teladan sempurna dalam segala hal. Kita harus meneladani kasih, kesabaran, dan ketaatan-Nya dalam kehidupan sehari-hari. -
Memegang Teguh Doktrin yang Benar
Pertumbuhan rohani harus selalu disertai dengan pemahaman yang benar akan doktrin Alkitab, sehingga kita tidak mudah disesatkan oleh ajaran palsu.
Kesimpulan
Efesus 4:13 adalah ayat yang sangat penting dalam ajaran Kristen, yang menekankan kesatuan iman, kedewasaan rohani, dan pertumbuhan menuju kepenuhan Kristus. Dalam perspektif teologi Reformed, ayat ini mengajarkan tentang karya Roh Kudus dalam gereja, proses sanctification, serta pentingnya doktrin yang benar dalam kehidupan orang percaya.
Sebagai orang percaya, kita harus terus bertumbuh dalam iman dan pengetahuan akan Kristus, sambil berusaha menjaga kesatuan gereja dalam kebenaran firman Tuhan. Dengan demikian, kita dapat mencapai tujuan utama kehidupan Kristen: hidup dalam kepenuhan Kristus.