Galatia 6:14-16: Kemuliaan Salib dan Ciptaan Baru

Pendahuluan
Surat Galatia adalah salah satu surat Rasul Paulus yang menegaskan doktrin keselamatan hanya oleh kasih karunia melalui iman kepada Yesus Kristus. Dalam pasal terakhir, Paulus menutup suratnya dengan pernyataan kuat tentang kemuliaan salib Kristus dan pentingnya menjadi ciptaan baru, yang dirangkum dalam Galatia 6:14-16.
“Semoga aku tidak pernah memegahkan diri kecuali dalam salib Tuhan kita, Yesus Kristus. Melalui salib-Nya, dunia sudah disalibkan untuk aku, dan aku untuk dunia. Disunat atau tidak disunat apalah artinya. Yang penting adalah menjadi ciptaan baru. Bagi semua orang yang menjalankan aturan ini, biarlah damai sejahtera dan rahmat turun atas mereka dan atas Israel milik Allah.” (Galatia 6:14-16, AYT)
Ayat-ayat ini menekankan bahwa keselamatan tidak bergantung pada hukum Taurat atau perbuatan manusia, tetapi hanya pada karya salib Kristus. Eksposisi ini akan membahas makna ayat-ayat ini dari perspektif teologi Reformed dengan merujuk pada pemikiran para teolog seperti John Calvin, Herman Bavinck, Charles H. Spurgeon, dan Louis Berkhof.
1. Konteks Galatia 6:14-16 dalam Surat Galatia
Surat Galatia ditulis oleh Rasul Paulus untuk menanggapi ajaran sesat yang berkembang di antara jemaat Galatia. Beberapa orang Yahudi Kristen (dikenal sebagai Yudaisme Kristen) mengajarkan bahwa keselamatan harus disertai dengan ketaatan terhadap hukum Taurat, terutama sunat. Paulus dengan tegas menolak pandangan ini dan menegaskan bahwa hanya oleh iman kepada Kristus seseorang dibenarkan (Galatia 2:16).
Dalam pasal 6, Paulus menutup suratnya dengan pernyataan yang sangat pribadi. Ia menegaskan bahwa satu-satunya kebanggaan yang sejati adalah salib Kristus. Sunat atau tidak sunat tidak ada artinya dalam hal keselamatan. Yang terpenting adalah menjadi ciptaan baru dalam Kristus.
2. Eksposisi Galatia 6:14-16 dalam Perspektif Teologi Reformed
a. John Calvin: Salib Sebagai Sumber Segala Kemuliaan
John Calvin dalam komentarnya terhadap Galatia 6:14 menekankan bahwa salib Kristus adalah satu-satunya sumber kemuliaan dan keselamatan bagi orang percaya. Ia menulis:
“Semua kemuliaan dunia ini tidak berarti apa-apa dibandingkan dengan kemuliaan salib Kristus. Tidak ada sesuatu pun yang lebih berharga bagi kita selain penebusan yang telah dikerjakan oleh-Nya.”
Calvin menyoroti bahwa keselamatan hanya ada di dalam Kristus dan tidak bergantung pada hukum Taurat atau perbuatan manusia. Ketika Paulus berkata bahwa dunia telah disalibkan baginya dan ia bagi dunia, itu berarti bahwa Paulus telah mati terhadap segala ambisi duniawi dan hidup sepenuhnya untuk Kristus.
b. Herman Bavinck: Ciptaan Baru dalam Kristus
Herman Bavinck dalam Reformed Dogmatics membahas konsep ciptaan baru, yang sangat penting dalam teologi Reformed. Ia menjelaskan bahwa ciptaan baru bukan hanya perubahan moral atau perilaku, tetapi transformasi total oleh Roh Kudus.
Bavinck menulis:
“Menjadi ciptaan baru berarti bahwa seseorang tidak lagi hidup dalam sistem dunia yang lama, tetapi dalam kehidupan baru yang ditentukan oleh kasih karunia Allah dalam Kristus.”
Dengan kata lain, identitas orang percaya tidak lagi ditentukan oleh perbuatan hukum Taurat, tetapi oleh karya pembaruan yang dikerjakan oleh Roh Kudus.
c. Charles H. Spurgeon: Menyalibkan Diri dari Dunia
Charles H. Spurgeon dalam khotbahnya tentang Galatia 6:14 menyoroti bahwa kehidupan Kristen harus mencerminkan kematian terhadap dunia. Ia berkata:
“Ketika kita datang kepada salib Kristus, kita tidak lagi hidup bagi dunia ini. Dunia mati bagi kita, dan kita mati bagi dunia. Dunia tidak lagi memiliki daya tarik bagi kita, dan kita tidak lagi mencari penghargaan duniawi.”
Menurut Spurgeon, banyak orang Kristen masih terikat dengan ambisi duniawi. Namun, jika seseorang benar-benar memahami makna salib Kristus, ia akan melepaskan semua hal yang sia-sia dan hanya mencari kemuliaan Tuhan.
d. Louis Berkhof: Damai Sejahtera bagi Israel Milik Allah
Louis Berkhof dalam Systematic Theology membahas Galatia 6:16, khususnya tentang “Israel milik Allah”.
Berkhof menafsirkan bahwa Israel Allah dalam konteks ini bukan hanya bangsa Israel secara etnis, tetapi semua orang percaya yang telah ditebus oleh Kristus. Dalam Perjanjian Baru, Israel sejati bukanlah mereka yang secara fisik keturunan Abraham, tetapi mereka yang memiliki iman kepada Kristus (Roma 9:6-8).
Dengan demikian, damai sejahtera dan rahmat yang disebutkan dalam ayat ini bukan hanya untuk orang Yahudi, tetapi juga untuk semua umat Allah, baik Yahudi maupun non-Yahudi, yang percaya kepada Kristus.
3. Aplikasi Galatia 6:14-16 dalam Kehidupan Kristen
Dari eksposisi di atas, ada beberapa aplikasi penting dari Galatia 6:14-16 dalam kehidupan Kristen:
-
Hanya Bermegah dalam Salib Kristus
-
Dunia sering menawarkan kebanggaan dalam harta, status, atau prestasi. Namun, sebagai orang percaya, kita harus meneladani Paulus yang hanya bermegah dalam salib Kristus.
-
-
Menjadi Ciptaan Baru
-
Kekristenan bukan sekadar perubahan eksternal, tetapi transformasi total oleh Roh Kudus. Hidup kita harus mencerminkan bahwa kita adalah ciptaan baru dalam Kristus.
-
-
Menyalibkan Diri dari Dunia
-
Kita dipanggil untuk hidup berbeda dari dunia, tidak terikat pada ambisi duniawi, tetapi hidup untuk kemuliaan Tuhan.
-
-
Menghargai Damai Sejahtera dalam Tubuh Kristus
-
“Israel milik Allah” mencakup semua orang percaya, baik Yahudi maupun non-Yahudi. Kita harus menjaga kesatuan dan damai sejahtera dalam gereja sebagai tubuh Kristus.
-
Kesimpulan
Galatia 6:14-16 mengajarkan bahwa keselamatan hanya ada dalam salib Kristus, bukan dalam usaha manusia. Paulus menegaskan bahwa ciptaan baru lebih penting daripada sunat atau hukum Taurat, dan damai sejahtera diberikan kepada semua orang yang hidup dalam kebenaran ini.
Dalam teologi Reformed, ayat ini menegaskan doktrin keselamatan oleh kasih karunia, pembaruan oleh Roh Kudus, dan panggilan untuk hidup bagi Kristus. Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk hanya bermegah dalam salib, menyalibkan diri dari dunia, dan hidup sebagai ciptaan baru yang penuh damai sejahtera dalam tubuh Kristus.