Hidup Bijak dalam Dunia yang Jahat: Efesus 5:15-16

Hidup Bijak dalam Dunia yang Jahat: Efesus 5:15-16

Efesus 5:15-16 (AYT):

“Jadi, perhatikan dengan saksama bagaimana kamu hidup, jangan seperti orang bebal, jadilah bijak. Pergunakanlah waktu yang ada dengan sebaik-baiknya karena hari-hari ini adalah jahat.”

Pendahuluan: Memahami Konteks Efesus

Surat Efesus ditulis oleh Rasul Paulus kepada jemaat di Efesus — sebuah kota penting di Asia Kecil — untuk meneguhkan iman mereka, memperdalam pemahaman mereka tentang Injil, dan mendorong hidup yang sesuai dengan panggilan mereka di dalam Kristus. Dalam pasal 5, Paulus menekankan pentingnya hidup dalam terang, berlawanan dengan kegelapan dunia ini. Ayat 15-16 merupakan seruan langsung bagi orang percaya untuk hidup dengan hikmat dan kewaspadaan di tengah zaman yang jahat.

Bagian I: Tinjauan Eksegetis dan Konteks Teologis

1.1 “Perhatikan dengan saksama” (blepete oun akribōs)

Menurut D. A. Carson, frasa ini menunjukkan intensitas dalam panggilan untuk hidup secara serius dan sadar akan keadaan sekitar. Kata akribōs berarti “dengan tepat, hati-hati, teliti.” Paulus sedang menyerukan gaya hidup penuh perenungan, bukan reaksi impulsif.

John Stott, seorang teolog Reformed terkemuka, menjelaskan bahwa ini bukan sekadar nasihat moral biasa, tetapi merupakan panggilan kepada disiplin rohani yang mendalam. Kehidupan Kristen bukan dijalani secara otomatis, melainkan harus “diperhatikan” secara aktif dan disengaja.

1.2 Kontras antara orang bebal dan orang bijak

Paulus sering menggunakan kontras untuk memperjelas maksudnya. Di sini, ia membandingkan orang bebal (asophos) dan orang bijak (sophos). Dalam pemikiran Yahudi dan juga tradisi Reformed, hikmat bukanlah semata kecerdasan, tetapi kemampuan untuk hidup sesuai dengan kehendak Allah.

R.C. Sproul menekankan bahwa orang bijak adalah mereka yang memiliki "pandangan dunia berdasarkan Alkitab." Mereka tidak hidup menurut filsafat dunia, tetapi tunduk pada firman Tuhan sebagai standar mutlak.

Bagian II: Menebus Waktu – Sebuah Urgensi Eskatologis

2.1 “Pergunakanlah waktu yang ada”

Kata dalam bahasa Yunani exagorazomenoi ton kairon diterjemahkan “tebuslah waktu.” Ini bukan hanya tentang manajemen waktu yang efisien, tetapi mencerminkan urgensi rohani untuk memanfaatkan setiap kesempatan untuk kemuliaan Allah.

Jonathan Edwards, dalam prinsip-prinsip hidupnya, menulis: “Resolved, never to lose one moment of time, but improve it in the most profitable way I possibly can.” Prinsip ini sangat sejalan dengan Efesus 5:16.

2.2 “Hari-hari ini adalah jahat”

Martin Lloyd-Jones menjelaskan bahwa istilah ini menyoroti realitas dunia yang telah jatuh ke dalam dosa. Hari-hari ini bukan hanya "berisi kejahatan", tetapi memiliki sifat dasar yang jahat — penuh tipu daya, pencobaan, dan gangguan rohani.

Timothy Keller menggarisbawahi bahwa kalimat ini memberi motivasi eskatologis: hari-hari ini menuju kesudahan. Oleh karena itu, umat percaya harus hidup dengan kesadaran akan waktu yang semakin singkat.

Bagian III: Aplikasi Reformed dalam Kehidupan Kristen

3.1 Hidup dengan Fokus kepada Kekekalan

Teologi Reformed menekankan pandangan dunia yang berpusat pada Tuhan (God-centered worldview). Paulus memanggil kita untuk tidak terjerat dalam urusan dunia yang fana, tetapi mengarahkan hidup pada nilai-nilai kekal.

J.I. Packer menyatakan bahwa “kebijaksanaan sejati adalah kemampuan untuk melihat segala sesuatu dari sudut pandang Allah dan bertindak sesuai dengan itu.” Dalam konteks Efesus 5, ini berarti menggunakan waktu, relasi, dan sumber daya untuk memperluas Kerajaan Allah.

3.2 Disiplin Rohani dan Pertumbuhan

Menebus waktu tidak hanya berarti bekerja keras secara jasmani, tetapi juga secara rohani: berdoa, membaca Firman, bersekutu, melayani. Disiplin rohani adalah tanda orang bijak.

John Calvin dalam Institutes menjelaskan bahwa kehidupan orang percaya harus ditandai oleh “latihan kekudusan harian.” Ini tercermin dalam cara kita menyusun prioritas dan menjalani waktu yang diberikan Tuhan.

Bagian IV: Tantangan Zaman Modern dan Respon Kristen

4.1 Godaan Hidup Serba Cepat dan Superfisial

Di era digital, salah satu tantangan terbesar adalah distraksi. Waktu menjadi mudah terbuang melalui media sosial, hiburan, dan konsumsi tanpa tujuan. Efesus 5:16 mengajak kita menyadari bahwa waktu adalah anugerah yang harus ditebus, bukan dihabiskan sembarangan.

4.2 Kebijaksanaan dalam Pengambilan Keputusan

Paul David Tripp menekankan bahwa kebijaksanaan Kristen bukan hanya untuk urusan besar, tapi juga dalam keputusan sehari-hari: bagaimana menggunakan uang, memilih pekerjaan, mendidik anak, dan lainnya.

Menjadi bijak dalam terang Efesus 5 berarti:

  • Menimbang setiap keputusan dalam doa.

  • Menguji segala sesuatu dengan firman Tuhan.

  • Berkonsultasi dalam komunitas rohani.

Bagian V: Contoh Nyata Hidup Bijak dan Menebus Waktu

5.1 Jonathan Edwards – Hidup dalam Resolusi

Edwards dikenal dengan 70 resolusinya, termasuk komitmennya terhadap penggunaan waktu secara rohani dan efisien. Ia memberi contoh konkret bagaimana prinsip Efesus 5:15-16 bisa menjadi kerangka hidup sehari-hari.

5.2 Gereja Reformed yang Misioner

Banyak gereja Reformed modern menekankan pemuridan dan pelayanan yang intentional. Menebus waktu artinya membuka rumah bagi penginjilan, menyisihkan waktu untuk pelayanan, dan hidup dengan visi ilahi.

Kesimpulan: Panggilan untuk Hidup dalam Hikmat

Efesus 5:15-16 bukan hanya seruan untuk hidup baik, tetapi panggilan mendesak untuk hidup bijak di tengah zaman yang semakin jahat. Dalam pandangan teologi Reformed, ini berarti:

  • Mengarahkan hidup pada tujuan kekal.

  • Menghidupi firman secara aktif dan konsisten.

  • Memanfaatkan waktu sebagai karunia ilahi.

  • Berani berbeda dari dunia, meski harus menanggung resiko.

Hidup bijak bukan tentang menjadi pintar secara duniawi, tetapi mengerti dan melakukan kehendak Allah. Di tengah dunia yang jahat, inilah terang yang dibutuhkan: hidup orang percaya yang memuliakan Allah lewat penggunaan waktu dan hikmat yang kudus.

Next Post Previous Post