Ibrani 5:12: Panggilan untuk Dewasa Rohani

Pendahuluan
Ibrani 5:12 adalah seruan tajam dan penuh peringatan kepada orang-orang percaya yang telah lama berada dalam gereja, tetapi tidak mengalami pertumbuhan rohani yang sejati. Dalam surat ini, penulis Ibrani menegur jemaat karena mereka masih memerlukan "susu" padahal seharusnya sudah mampu mengajar orang lain.
"Sebab, walaupun kamu seharusnya menjadi guru setelah sekian lama, kamu masih perlu diajar lagi asas-asas pertama dari firman Allah. Kamu menjadi seperti orang yang masih memerlukan susu, bukan makanan keras." (Ibrani 5:12, AYT)
Ayat ini menyingkapkan sebuah realitas penting dalam kehidupan rohani: kedewasaan rohani bukan sesuatu yang otomatis terjadi seiring waktu, tetapi sesuatu yang harus dikejar dengan kesungguhan.
Artikel ini akan mengeksplorasi eksposisi ayat ini berdasarkan pandangan para teolog Reformed seperti John Calvin, R.C. Sproul, John Owen, Herman Bavinck, dan Louis Berkhof, serta bagaimana aplikasinya dalam kehidupan jemaat masa kini.
Konteks Ibrani 5:12
Ibrani 5 merupakan bagian dari argumen penulis bahwa Yesus adalah Imam Besar yang lebih tinggi dari para imam dalam Perjanjian Lama. Namun, di tengah penjelasan doktrinal yang mendalam itu, penulis berhenti sejenak dan menegur pembaca karena mereka tidak siap menerima makanan rohani yang “keras”.
Penulis mempermasalahkan kondisi rohani mereka: meskipun mereka telah cukup lama menjadi orang Kristen, mereka masih belum mampu memahami kebenaran yang lebih dalam, dan bahkan perlu kembali ke pengajaran dasar.
Eksposisi Frasa demi Frasa
1. “Walaupun kamu seharusnya menjadi guru...”
John Calvin menekankan bahwa ini bukan berbicara tentang jabatan formal sebagai guru di gereja, melainkan kondisi seharusnya setiap orang percaya yang sudah lama berada dalam komunitas iman.
Dalam teologi Reformed, setiap orang percaya dipanggil untuk bertumbuh dalam pengenalan akan Allah dan mampu mengajarkan, membagikan, dan menjelaskan iman kepada sesama. Ini adalah implikasi langsung dari doktrin priesthood of all believers.
R.C. Sproul menjelaskan bahwa iman Kristen bukan sekadar pengalaman emosional, melainkan pemahaman yang berkembang. Jika setelah bertahun-tahun seseorang belum bisa menjelaskan Injil dengan jelas, ada masalah serius dalam pertumbuhan rohaninya.
2. “Setelah sekian lama...”
Waktu bukanlah jaminan pertumbuhan rohani. Herman Bavinck mencatat bahwa banyak orang Kristen menganggap kedewasaan rohani datang secara otomatis seiring waktu, padahal dibutuhkan disiplin, pengajaran yang benar, dan kesediaan untuk diajar.
Louis Berkhof menyatakan bahwa kedewasaan rohani terjadi melalui kerja sama anugerah Allah dan respons iman yang aktif dalam studi Alkitab, doa, dan persekutuan yang membangun.
3. “Kamu masih perlu diajar lagi asas-asas pertama dari firman Allah.”
Penulis Ibrani menyebut “asas-asas pertama” sebagai dasar-dasar ajaran Kristen. Dalam konteks Reformed, ini bisa merujuk pada doktrin-doktrin dasar seperti:
-
Keselamatan oleh anugerah melalui iman
-
Kebutuhan akan pertobatan
-
Kristologi dasar
-
Iman kepada Allah Tritunggal
-
Pembenaran oleh iman saja (sola fide)
John Owen menegaskan bahwa seseorang yang tidak melampaui pengertian dasar ini menunjukkan bahwa hatinya belum benar-benar dipenuhi oleh Firman Tuhan.
4. “Kamu menjadi seperti orang yang masih memerlukan susu...”
Frasa “memerlukan susu” adalah metafora spiritual. “Susu” menggambarkan pengajaran dasar, sedangkan “makanan keras” merujuk pada kebenaran yang lebih mendalam, seperti imamat Kristus menurut tata imam Melkisedek (lihat ayat 10 dan pasal 7).
R.C. Sproul menyatakan bahwa kekristenan yang hanya puas dengan “susu” adalah kekristenan yang dangkal. Ini adalah kritik terhadap budaya gereja yang sering hanya menyajikan “pengajaran ringan” yang menyenangkan telinga, tanpa mengarahkan jemaat pada doktrin yang mendalam dan transformasional.
Akar Masalah: Kedewasaan Rohani yang Mandek
1. Kekurangan Disiplin Rohani
Teologi Reformed menekankan pentingnya means of grace (sarana kasih karunia): Firman Tuhan, sakramen, dan doa sebagai sarana utama pertumbuhan rohani. Ketika orang percaya mengabaikan ini, pertumbuhan rohani mereka mandek.
2. Gagal Mengenali Panggilan untuk Bertumbuh
Dalam penggembalaan Reformed, setiap orang percaya dipanggil untuk bertumbuh ke arah Kristus (Efesus 4:13). Bukan hanya para pemimpin, tetapi seluruh tubuh Kristus dipanggil menjadi dewasa.
3. Ketergantungan Berlebihan pada Pemimpin Rohani
John Calvin memperingatkan bahwa gereja yang membesarkan “anak-anak rohani” tetapi tidak mengarahkan mereka menjadi “orang dewasa rohani” akan menghasilkan jemaat yang lemah, mudah disesatkan oleh ajaran palsu.
Tema Teologi Reformed dalam Ibrani 5:12
1. Kedewasaan Rohani sebagai Buah Anugerah
Dalam Reformed theology, pertumbuhan rohani adalah hasil dari karya Roh Kudus yang memproses hidup orang percaya melalui Firman dan penderitaan.
2. Doktrin Keserupaan dengan Kristus
Louis Berkhof menjelaskan bahwa tujuan akhir dari pertumbuhan rohani adalah keserupaan dengan Kristus — ini mencakup pengenalan, kasih, dan ketaatan yang bertumbuh.
3. Kebutuhan akan Pengajaran Doktrinal
R.C. Sproul dengan tegas menyatakan bahwa gereja harus kembali pada pengajaran doktrin yang sehat. Tanpa fondasi yang kuat, iman akan runtuh ketika tantangan datang.
Aplikasi Praktis dari Ibrani 5:12
1. Evaluasi Diri: Sudah Sejauh Mana Saya Bertumbuh?
Apakah Anda masih membutuhkan “susu” setelah bertahun-tahun mengenal Kristus? Atau sudahkah Anda mampu membagikan iman dengan jelas dan konsisten?
2. Komitmen untuk Mempelajari Firman dengan Serius
Belajar Firman bukan hanya tugas pendeta atau pengajar, tetapi setiap orang percaya. Disiplin rohani adalah tanggung jawab pribadi yang tidak bisa dipindahkan.
3. Jadilah Mentor Rohani
Jika Anda telah bertumbuh dalam iman, tanggung jawab Anda adalah membimbing yang lebih muda secara rohani. Inilah semangat discipleship yang diajarkan oleh Yesus (Matius 28:19-20).
4. Menuntut Pengajaran yang Mendalam dari Gereja
Sebagai jemaat, jangan hanya mencari khotbah yang menghibur. Carilah gereja dan pengajaran yang setia kepada Alkitab dan mendorong pertumbuhan dalam pengenalan akan Kristus.
Kesimpulan
Ibrani 5:12 adalah teguran ilahi yang tetap relevan hingga hari ini:
-
Pertumbuhan rohani adalah tanggung jawab setiap orang percaya.
-
Waktu bukan jaminan kedewasaan rohani.
-
Kekristenan yang hanya puas dengan “susu” adalah kekristenan yang rapuh.
-
Gereja dan setiap individu dipanggil untuk terus bertumbuh, memahami, dan hidup dalam kedalaman Firman Allah.
Teologi Reformed mendorong kita untuk membangun iman di atas dasar yang teguh, menuju keserupaan dengan Kristus, dan memberdayakan jemaat agar mampu mengajar dan menjadi terang di dunia.