Keselamatan yang Pasti

(A Sure Salvation)
Pendahuluan: Apakah Keselamatan Bisa Hilang?
Pertanyaan mengenai kepastian keselamatan sering muncul di antara orang percaya: “Apakah saya benar-benar diselamatkan?” atau “Bisakah saya kehilangan keselamatan saya?” Dalam banyak tradisi gereja, jawaban terhadap pertanyaan ini berbeda-beda. Namun, teologi Reformed memberikan jawaban yang teguh, meyakinkan, dan berdasarkan Alkitab: Keselamatan adalah karya Allah yang pasti, tidak dapat digagalkan, dan terjamin hingga kekekalan.
John Calvin menulis:
“Ketika Allah memulai karya keselamatan dalam seseorang, Ia akan menyelesaikannya sampai akhir.”
Artikel ini akan menggali dasar kepastian keselamatan (assurance of salvation) dalam Alkitab dan teologi Reformed, dengan mengacu pada pandangan para tokoh seperti John Calvin, R.C. Sproul, Louis Berkhof, dan John Owen. Kita juga akan melihat bagaimana doktrin ini berdampak bagi kehidupan praktis dan penghiburan orang percaya.
1. Keselamatan adalah Karya Allah dari Awal sampai Akhir
Filipi 1:6
“Akan hal ini aku yakin sepenuhnya, yaitu Ia yang telah memulai pekerjaan yang baik di antara kamu akan meneruskannya sampai pada akhirnya pada hari Kristus Yesus.”
Dalam teologi Reformed, keselamatan adalah karya monergistik—artinya hanya Allah yang bekerja, dari awal hingga akhir. Manusia yang sudah jatuh dalam dosa tidak mampu menyelamatkan diri, dan hanya oleh anugerah Allah seseorang bisa percaya.
Louis Berkhof menyatakan:
“Keselamatan bukanlah kerjasama antara Allah dan manusia, tetapi sepenuhnya karya Allah berdasarkan kehendak-Nya yang berdaulat.”
Oleh karena itu, jika keselamatan dimulai oleh Allah, maka tidak mungkin gagal di tengah jalan. Karya Allah sempurna dan tidak dapat dibatalkan.
2. Doktrin Pemilihan yang Kekal: Dasar dari Kepastian
Efesus 1:4–5
“Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan... dalam kasih Ia telah menentukan kita dari semula oleh Yesus Kristus untuk menjadi anak-anak-Nya.”
Pemilihan (election) adalah doktrin bahwa Allah telah memilih umat-Nya sebelum dunia dijadikan, bukan berdasarkan perbuatan mereka, tetapi karena kasih dan kehendak-Nya sendiri.
R.C. Sproul menjelaskan:
“Jika keselamatan bergantung pada pilihan kita, maka itu tidak pasti. Tetapi jika bergantung pada pilihan Allah, maka itu pasti.”
Pemilihan ilahi adalah fondasi dari keselamatan yang tidak goyah. Allah tidak akan membatalkan apa yang telah Ia tetapkan dalam kekekalan.
3. Yesus Kristus: Jaminan Keselamatan yang Tidak Tergoyahkan
Yohanes 10:28–29
“Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan tidak seorang pun akan merebut mereka dari tangan-Ku.”
Yesus tidak hanya menyelamatkan kita dengan pengorbanan-Nya di salib, tetapi juga menjaga dan memelihara kita sampai akhir. Tidak ada kuasa di surga, di bumi, maupun di bawah bumi yang bisa memisahkan kita dari kasih Allah dalam Kristus (Roma 8:38–39).
John Owen menulis:
“Kristus tidak hanya mati untuk memungkinkan keselamatan, tetapi untuk menjamin bahwa semua yang kepada-Nya diberikan akan diselamatkan.”
Kristus adalah Penjamin (Surety) dari perjanjian baru—Dia menanggung seluruh tuntutan hukum, sehingga keselamatan kita tidak tergantung pada ketaatan kita, tetapi pada ketaatan-Nya yang sempurna.
4. Roh Kudus: Meterai Keselamatan yang Kekal
Efesus 1:13–14
“...kamu dimeteraikan dengan Roh Kudus yang dijanjikan itu. Ia adalah jaminan warisan kita sampai kita memperoleh seluruhnya...”
Roh Kudus bukan hanya pemberi kuasa dan penghibur, tetapi juga jaminan (guarantee) keselamatan kita. Kehadiran-Nya dalam hidup orang percaya adalah bukti bahwa Allah akan menyelesaikan keselamatan yang telah Ia mulai.
Sinclair Ferguson menekankan:
“Roh Kudus bukan hanya tanda bahwa kita diselamatkan; Ia adalah pribadi yang menjaga dan memimpin kita sampai akhir.”
5. Ketekunan Orang Kudus: Hasil dan Bukti Keselamatan yang Nyata
Yohanes 6:39
“Inilah kehendak Dia yang telah mengutus Aku, yaitu supaya dari semua yang telah diberikan-Nya kepada-Ku, jangan ada yang hilang...”
Dalam sistem Reformed, doktrin ini disebut Perseverance of the Saints (Ketekunan Orang Kudus)—bahwa semua yang benar-benar diselamatkan akan bertahan dalam iman sampai akhir.
Westminster Confession of Faith (XVII.1) menyatakan:
“Mereka yang benar-benar dipanggil dan dibenarkan tidak akan sepenuhnya dan akhirnya jatuh dari kasih karunia, tetapi pasti akan bertahan sampai akhir dan diselamatkan.”
Catatan Penting:
-
Ketekunan bukan berarti orang percaya tidak pernah jatuh.
-
Namun, jatuh tidak sama dengan kehilangan keselamatan—karena Allah akan memulihkan umat-Nya.
6. Apa yang Menyebabkan Keraguan Akan Keselamatan?
a) Dosa Berulang
Kadang, jatuh dalam dosa membuat kita merasa tidak layak dan takut bahwa kita telah kehilangan keselamatan.
Tapi ingat: pengampunan Allah dalam Kristus lebih besar dari dosa kita (1 Yoh. 1:9).
b) Emosi yang Fluktuatif
Mengandalkan perasaan untuk mengukur keselamatan akan membuat kita tidak stabil.
Martin Lloyd-Jones berkata:
“Kepastian keselamatan harus didasarkan pada firman Allah, bukan perasaan kita.”
c) Kurangnya Pemahaman Firman
Tanpa dasar Alkitabiah, iman kita mudah goyah. Oleh sebab itu, pengajaran yang sehat dan doktrin yang benar sangat penting.
7. Bagaimana Menumbuhkan Kepastian Keselamatan dalam Hidup Sehari-hari?
a) Berakar dalam Firman
Renungkan janji-janji Allah tentang keselamatan yang pasti (Roma 8, Yohanes 10, Efesus 1–2).
b) Hidup dalam Pertobatan
Meskipun kita telah diselamatkan, pertobatan setiap hari adalah bukti bahwa Roh Kudus bekerja dalam diri kita.
c) Terlibat dalam Komunitas Iman
Gereja adalah tempat di mana kita dikuatkan dalam iman dan dikuasai oleh kasih karunia melalui Firman dan sakramen.
d) Fokus pada Kristus, Bukan Diri Sendiri
Jangan mencari kepastian dalam perbuatan kita, tapi dalam kesempurnaan karya Kristus.
8. Kepastian Keselamatan Menghasilkan Kehidupan yang Kudus dan Penuh Damai
Kepastian keselamatan bukan alasan untuk hidup sembarangan. Justru, itu adalah dorongan untuk hidup dalam kekudusan, pengabdian, dan kasih kepada Allah.
John Calvin menulis:
“Kepastian keselamatan adalah bahan bakar untuk ketaatan sejati, bukan lisensi untuk hidup dalam dosa.”
Ketika kita tahu bahwa kita diselamatkan secara pasti, kita akan:
-
Mengasihi Tuhan lebih dalam
-
Melayani dengan sukacita
-
Tidak hidup dalam ketakutan
-
Memiliki damai dalam penderitaan
Kesimpulan: Keselamatan yang Tidak Gagal, Karena Allah yang Menjamin
Keselamatan bukan dimulai oleh kita, bukan dijaga oleh kita, dan bukan ditentukan oleh kita. Semua adalah karya Allah dari awal sampai akhir. Oleh karena itu, jika kamu berada di dalam Kristus, keselamatanmu adalah pasti.
“Karena itu tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus.” (Roma 8:1)
R.C. Sproul menyimpulkan:
“Jika kamu bisa kehilangan keselamatanmu, kamu pasti akan kehilangan itu. Tetapi karena keselamatan itu bergantung pada Allah, kamu tidak akan pernah kehilangannya.”