Lukas 23:32: Penjahat Bersama Yesus

Lukas 23:32: Penjahat Bersama Yesus

Pendahuluan

Kisah penyaliban Yesus merupakan pusat Injil dan puncak dari rencana keselamatan Allah bagi umat manusia. Dalam Lukas 23:32, satu detail yang sering diabaikan memiliki kedalaman teologis yang luar biasa: dua orang penjahat dihukum mati bersama-sama dengan Yesus.

Lukas 23:32 (AYT):
“Ada juga dua orang penjahat yang dibawa untuk dihukum mati bersama-sama dengan Yesus.”

Sepintas, ini tampak seperti informasi naratif biasa. Namun dalam terang teologi Reformed, fakta bahwa Yesus disalib di antara para penjahat memiliki makna teologis yang sangat dalam dan profetik. Ini bukan kebetulan sejarah, melainkan bagian dari rencana kekal Allah — menunjukkan identifikasi Kristus dengan orang berdosa, penggenapan nubuat, dan kemenangan kasih karunia di tengah hukuman.

Dalam artikel ini, kita akan menggali ayat ini secara ekspositori, mendalam, dan sistematis berdasarkan pandangan para teolog Reformed seperti John Calvin, Louis Berkhof, Herman Bavinck, R.C. Sproul, dan Sinclair Ferguson.

1. Konteks Umum: Perjalanan Menuju Salib

Lukas 23 menggambarkan saat-saat akhir sebelum penyaliban. Setelah disiksa dan dijatuhi hukuman mati oleh Pontius Pilatus, Yesus dibawa ke Golgota. Dalam perjalanan itu, dua orang penjahat (Yunani: kakourgoi) ikut serta — mereka akan disalib bersama Dia.

Ini adalah bagian dari penghinaan total terhadap Kristus: Ia tidak hanya disalibkan, tetapi disalibkan bersama para kriminal, seolah-olah Ia termasuk salah satu dari mereka. Inilah awal dari paradoks besar Injil: Yang kudus dihukum sebagai yang najis.

2. Eksposisi Ayat: “Ada juga dua orang penjahat yang dibawa...”

A. Siapakah para penjahat itu?

Kata yang digunakan di sini adalah kakourgos, artinya pelanggar hukum, penjahat serius — bukan sekadar pencuri kecil. Beberapa tafsir menyebut mereka mungkin pemberontak politik atau penjahat berat, sebagaimana Barabas (Luk. 23:19).

John Calvin menyatakan bahwa pemilihan penyaliban di antara penjahat bukan sekadar strategi Romawi, tetapi penggenapan nubuat Yesaya 53:12:

“Ia dihitung di antara para pemberontak.”

Yesus tidak mati sebagai pahlawan terhormat, tetapi sebagai penjahat yang dihina, menegaskan kerendahan dan kerelaan-Nya untuk menanggung kehinaan manusia.

3. Teologi Penyaliban di Tengah Para Penjahat

A. Penggenapan Nubuat Yesaya 53

Yesaya menubuatkan bahwa Mesias akan “dihitung di antara para pelanggar hukum” (Yes. 53:12). Dalam konteks itu, Lukas 23:32 bukan sekadar narasi, tetapi konfirmasi bahwa Yesus adalah Hamba TUHAN yang menderita.

Louis Berkhof menjelaskan bahwa bagian ini memperkuat doktrin vikarius (penggantian) dalam penebusan: Yesus menjadi wakil orang berdosa, bahkan secara harfiah berada di antara mereka saat mati.

B. Identifikasi Kristus dengan Orang Berdosa

Dalam teologi Reformed, penyaliban Kristus di tengah dua penjahat adalah lambang dari identifikasi total Yesus dengan umat berdosa.

“Dia yang tidak mengenal dosa, telah dibuat menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah.” (2 Kor. 5:21)

Herman Bavinck menegaskan bahwa Kristus tidak hanya menanggung dosa secara hukum, tetapi masuk ke dalam konsekuensi sosial dan psikologis dari kutuk dosa — termasuk dipermalukan di depan umum sebagai kriminal.

4. Ironi dan Kedalaman Injil dalam Penyaliban Kristus

A. Sang Kudus Dianggap Penjahat

Ironi besar dari Lukas 23:32 adalah bahwa Yang Mahasuci ditempatkan sejajar dengan yang jahat. Dunia tidak bisa melihat kemuliaan-Nya dan malah memperlakukannya seperti sampah masyarakat.

R.C. Sproul menyebut ini sebagai bagian dari “the scandal of the cross” — salib bukan hanya tempat penderitaan fisik, tetapi tempat penghinaan rohani tertinggi.

B. Posisi Tengah yang Penuh Arti

Yesus tidak hanya disalib bersama, tetapi di antara dua penjahat (Luk. 23:33). Dalam gambaran teologi Reformed, posisi ini bukan kebetulan:

  • Di satu sisi, seorang penjahat menolak-Nya

  • Di sisi lain, seorang bertobat dan memohon kepada-Nya

Yesus menjadi pemisah kekal antara yang diselamatkan dan yang binasa. Ia berada di pusat keputusan kekal manusia.

5. Dari Lukas 23:32 ke Lukas 23:39–43: Konversi di Tengah Kegelapan

Meskipun Lukas 23:32 sendiri hanya menyebut keberadaan dua penjahat, kita tahu bahwa selanjutnya (ayat 39–43), satu dari mereka berbalik kepada Kristus, memohon keselamatan, dan menerima janji surga.

Ini adalah pengharapan besar bagi setiap orang berdosa:

Tidak ada yang terlalu jauh untuk dijangkau kasih karunia, bahkan seseorang yang disalibkan karena kejahatannya sendiri.

Sinclair Ferguson menyebut penjahat yang bertobat sebagai “saksi pertama akan kekuatan penebusan salib Kristus.”

6. Ajaran Teologi Reformed dalam Lukas 23:32

A. Total Depravity (Kerusakan Total)

Para penjahat melambangkan keadaan manusia tanpa Kristus: terhukum, tak berdaya, dan dalam kondisi kehancuran rohani total. Mereka tidak bisa berbuat apa pun untuk menyelamatkan diri — kecuali berseru kepada Kristus.

B. Anugerah yang Berdaulat

Penjahat yang bertobat tidak diselamatkan karena perbuatan, tetapi karena iman sederhana dalam Pribadi Yesus. Ini memperlihatkan bahwa keselamatan adalah anugerah Allah semata (sola gratia).

C. Keselamatan Tanpa Perantara Duniawi

Penjahat itu tidak dibaptis, tidak ikut perjamuan kudus, tidak menjadi anggota gereja — tetapi ia percaya, dan diselamatkan. Ini bukan mengecilkan sakramen, tetapi menekankan bahwa iman kepada Kristus adalah dasar keselamatan.

D. Kristus sebagai Pengganti

Penyaliban di antara para penjahat memperkuat doktrin penebusan pengganti (substitutionary atonement) — bahwa Yesus mati menggantikan orang berdosa.

7. Aplikasi Praktis dari Lukas 23:32

1. Jangan Pernah Meremehkan Kasih Karunia

Jika penjahat di kayu salib bisa diselamatkan, maka siapa pun juga bisa. Ini memberi pengharapan bagi:

  • Orang berdosa berat

  • Keluarga yang belum bertobat

  • Mereka yang merasa tidak layak

2. Kristus Tidak Malu untuk Dihitung Bersama Pendosa

Yesus rela dihitung sebagai salah satu dari penjahat. Maka, sebagai pengikut-Nya, kita juga jangan malu dianggap hina karena nama-Nya.

3. Injil Harus Disampaikan kepada Mereka yang Terhilang

Para penjahat mewakili manusia dalam kehancuran. Kita dipanggil untuk membawa kabar baik ke tempat-tempat paling gelap, karena di sanalah terang Injil bersinar paling terang.

4. Percaya Sekarang, Sebelum Terlambat

Penjahat yang satu bertobat di akhir hidupnya — namun penjahat yang lain tidak. Hari pertobatan adalah sekarang, bukan nanti.

Kesimpulan

Lukas 23:32 bukan hanya catatan historis, tetapi kebenaran teologis:

  • Yesus disalib di antara penjahat, menunjukkan identifikasi-Nya dengan orang berdosa.

  • Ini adalah penggenapan nubuat dan manifestasi dari kasih Allah yang besar.

  • Posisi Kristus di tengah menyatakan Dia sebagai Penengah antara manusia dan Allah, serta pemisah antara keselamatan dan kebinasaan.

  • Dalam terang teologi Reformed, ayat ini memperkuat doktrin:

    • Kerusakan total manusia

    • Penebusan pengganti oleh Kristus

    • Keselamatan oleh anugerah melalui iman

Next Post Previous Post