Obaja 1:10 – Hukuman atas Edom dan Keadilan Allah

Obaja 1:10 – Hukuman atas Edom dan Keadilan Allah

Ayat Referensi:

"Oleh kekerasan terhadap saudaramu, Yakub, kamu akan dirundung malu, dan kamu akan diputus untuk selama-lamanya." (Obaja 1:10, AYT)

Pendahuluan

Kitab Obaja adalah kitab paling pendek dalam Perjanjian Lama, tetapi memiliki pesan teologis yang mendalam tentang keadilan Allah dan hukuman atas bangsa Edom. Obaja 1:10 secara khusus menyoroti dosa Edom terhadap Yakub (Israel), yang mengakibatkan kehancuran mereka.

Dari perspektif teologi Reformed, ayat ini mengajarkan tentang kedaulatan Allah dalam menghukum kejahatan, hubungan antara dosa dan konsekuensinya, serta bagaimana Allah mempertahankan umat pilihan-Nya. Dalam artikel ini, kita akan mengeksplorasi eksposisi Obaja 1:10 dengan mengacu pada beberapa teolog Reformed seperti John Calvin, Matthew Henry, Charles Spurgeon, dan R.C. Sproul.

1. Latar Belakang Obaja 1:10

a. Siapakah Edom dan Apa Dosa Mereka?

Edom adalah keturunan Esau, saudara kembar Yakub. Hubungan antara Esau dan Yakub penuh ketegangan sejak dalam kandungan (Kejadian 25:22-23). Meskipun mereka adalah saudara, keturunan mereka menjadi musuh bebuyutan.

Dalam Perjanjian Lama, Edom dikenal karena permusuhannya terhadap Israel, termasuk:

  • Menolak memberi jalan kepada Israel saat keluar dari Mesir (Bilangan 20:14-21).

  • Menjadi sekutu musuh Israel dalam berbagai peperangan.

  • Bersukacita atas kehancuran Yerusalem dan bahkan membantu menjarah kota itu saat Yehuda dihancurkan oleh Babel (Mazmur 137:7).

Allah memperhitungkan tindakan Edom sebagai pengkhianatan terhadap saudara mereka sendiri, dan dalam Obaja 1:10, Dia menyatakan hukuman yang akan datang atas mereka.

2. Eksposisi Obaja 1:10 dalam Teologi Reformed

a. Dosa Edom dan Konsekuensinya

John Calvin dalam komentarnya terhadap kitab Obaja menyatakan bahwa dosa Edom sangat berat karena mereka tidak menunjukkan kasih persaudaraan dan justru menindas Israel.

"Tuhan mengutuk Edom bukan hanya karena tindakan mereka, tetapi juga karena hati mereka yang penuh kebencian terhadap saudara mereka sendiri." (Calvin, Commentary on Obadiah)

Dari sudut pandang doktrin dosa dalam teologi Reformed, dosa Edom mencerminkan kerusakan total (total depravity) manusia. Meskipun mereka memiliki hubungan darah dengan Israel, dosa membuat mereka bertindak kejam dan tidak memiliki kasih.

Matthew Henry dalam tafsirannya menambahkan bahwa dosa Edom diperberat oleh sikap mereka yang tidak bertobat.

"Bahkan setelah kehancuran menimpa Israel, Edom tetap bersukacita. Ini menunjukkan kebutaan mereka terhadap murka Allah yang akan datang atas mereka sendiri." (Matthew Henry, Commentary on the Whole Bible)

Ini mengajarkan bahwa Allah memperhitungkan bukan hanya tindakan kita, tetapi juga sikap hati kita. Dosa yang dilakukan dengan kesombongan dan tanpa pertobatan akan mendatangkan hukuman yang lebih berat.

b. Kedaulatan Allah dalam Menghukum Kejahatan

Charles Spurgeon dalam salah satu khotbahnya menekankan bahwa Obaja 1:10 adalah bukti kedaulatan Allah dalam melaksanakan keadilan-Nya.

"Tidak ada kejahatan yang luput dari mata Tuhan. Jika manusia tidak menghukum kejahatan, Allah sendiri yang akan menegakkan keadilan-Nya." (Spurgeon, Sermons on Obadiah)

Teologi Reformed mengajarkan bahwa Allah berdaulat atas segala bangsa, termasuk dalam memberikan hukuman atas dosa. Hukuman bagi Edom adalah bagian dari rencana Allah untuk menegakkan keadilan.

R.C. Sproul dalam Reformation Study Bible menekankan bahwa hukuman terhadap Edom adalah contoh dari penghakiman eskatologis—hukuman Allah yang juga akan terjadi di akhir zaman bagi semua bangsa yang melawan-Nya.

"Penghukuman Edom adalah bayangan dari penghakiman terakhir, di mana semua musuh Allah akan dihancurkan selamanya." (R.C. Sproul, Reformation Study Bible)

Dari perspektif ini, Obaja 1:10 tidak hanya berbicara tentang sejarah Edom, tetapi juga tentang penghakiman akhir yang akan datang.

c. Perlindungan Allah atas Umat-Nya

Salah satu aspek utama dari Obaja 1:10 adalah bagaimana Allah membela umat pilihan-Nya.

  • Edom dihancurkan, tetapi Israel dipulihkan.

  • Allah tidak membiarkan kejahatan terhadap umat-Nya terjadi tanpa konsekuensi.

  • Ini menunjukkan kesetiaan Allah terhadap perjanjian-Nya dengan Abraham.

Dalam teologi Reformed, ini terkait dengan doktrin pemeliharaan Allah (divine providence). Allah tidak pernah meninggalkan umat-Nya, bahkan ketika mereka mengalami kesulitan.

John Calvin menegaskan bahwa Allah tetap setia pada perjanjian-Nya dengan Israel, meskipun mereka sering tidak setia kepada-Nya.

"Meskipun Israel dihukum karena dosa mereka, Tuhan tidak pernah sepenuhnya meninggalkan mereka. Sebaliknya, Dia akan menghancurkan musuh-musuh mereka dan memulihkan mereka pada waktu-Nya." (Calvin, Institutes of the Christian Religion)

Ini adalah penghiburan bagi kita bahwa Allah tidak akan pernah meninggalkan umat-Nya, dan keadilan-Nya pasti ditegakkan.

3. Aplikasi Teologis dan Praktis

a. Jangan Biarkan Kebencian Menguasai Hati

Dosa Edom bermula dari kebencian mereka terhadap saudara mereka sendiri. Kita dipanggil untuk hidup dalam kasih dan pengampunan, bukan dalam dendam dan kebencian.

  • Apakah ada orang yang sulit kita maafkan?

  • Apakah kita masih menyimpan kebencian dalam hati kita?

Yesus berkata dalam Matius 5:44:

"Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu."

b. Percayalah pada Keadilan Allah

Sering kali kita melihat kejahatan yang tampaknya tidak dihukum. Namun, Obaja 1:10 mengingatkan bahwa Allah tidak tinggal diam.

  • Jika kita mengalami ketidakadilan, kita harus percaya bahwa Allah adalah Hakim yang adil.

  • Kita dipanggil untuk tidak membalas kejahatan dengan kejahatan, tetapi menyerahkan pembalasan kepada Tuhan (Roma 12:19).

c. Berpegang pada Kesetiaan Tuhan

Meskipun Israel dihancurkan oleh Babel, Allah tetap memulihkan mereka. Demikian juga, dalam kehidupan kita:

  • Kita mungkin mengalami penderitaan, tetapi Allah tetap memegang kendali.

  • Dia setia dan tidak akan pernah meninggalkan kita (Ibrani 13:5).

Seperti yang dikatakan oleh Spurgeon:

"Ketika segala sesuatu tampak hancur, ketahuilah bahwa Allah sedang bekerja untuk memulihkan umat-Nya."

Kesimpulan

Obaja 1:10 mengajarkan bahwa:

  1. Dosa membawa konsekuensi – Edom dihancurkan karena kejahatan mereka terhadap Israel.

  2. Allah berdaulat dalam menegakkan keadilan – Tidak ada kejahatan yang terlewat dari hukuman-Nya.

  3. Allah tetap setia kepada umat-Nya – Dia menghukum musuh-musuh Israel dan memulihkan mereka.

Sebagai orang percaya, kita harus hidup dalam kasih, mempercayai keadilan Tuhan, dan tetap teguh dalam iman bahwa Dia akan memelihara umat-Nya sampai akhir.

Next Post Previous Post