Pandangan tentang Perjanjian Anugerah (Covenant of Grace)

Pendahuluan
Salah satu doktrin fundamental dalam teologi Reformed adalah Perjanjian Anugerah (Covenant of Grace). Konsep ini menjelaskan bagaimana Allah, dalam kasih dan anugerah-Nya, menjalin perjanjian dengan manusia yang berdosa untuk membawa mereka kepada keselamatan melalui Yesus Kristus.
Teolog Reformed seperti John Calvin, Herman Bavinck, Louis Berkhof, Geerhardus Vos, dan R.C. Sproul telah menekankan bahwa Perjanjian Anugerah adalah inti dari hubungan Allah dengan umat pilihan-Nya di sepanjang sejarah keselamatan.
Dalam artikel ini, kita akan membahas:
-
Apa itu Perjanjian Anugerah?
-
Bagaimana Perjanjian Anugerah berkaitan dengan Perjanjian Perbuatan?
-
Bagaimana Perjanjian Anugerah diungkapkan dalam Perjanjian Lama dan Baru?
-
Apa implikasi Perjanjian Anugerah bagi kehidupan orang percaya?
I. Apa Itu Perjanjian Anugerah?
1. Definisi Perjanjian Anugerah
Secara sederhana, Perjanjian Anugerah adalah perjanjian antara Allah dan manusia yang telah jatuh dalam dosa, di mana Allah berjanji untuk memberikan keselamatan melalui Yesus Kristus sebagai Mediator.
Louis Berkhof dalam Systematic Theology menjelaskan bahwa Perjanjian Anugerah adalah kesepakatan ilahi di mana Allah, karena kasih karunia-Nya, berjanji untuk memberikan kehidupan kekal dan keselamatan kepada mereka yang percaya kepada Kristus.
Dasar alkitabiah dari Perjanjian Anugerah dapat ditemukan dalam Kejadian 3:15, yang dikenal sebagai Proto-Evangelium (Injil yang pertama kali diberitakan):
"Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya." (Kejadian 3:15, TB)
Ayat ini adalah janji pertama dari Allah bahwa seorang Penebus akan datang untuk mengalahkan dosa dan Iblis.
2. Kontras dengan Perjanjian Perbuatan
Sebelum membahas lebih lanjut tentang Perjanjian Anugerah, kita perlu memahami Perjanjian Perbuatan (Covenant of Works).
Menurut teologi Reformed, sebelum kejatuhan manusia ke dalam dosa, Allah menjalin Perjanjian Perbuatan dengan Adam di Taman Eden. Dalam perjanjian ini:
-
Allah berjanji memberikan hidup kekal jika Adam taat sepenuhnya.
-
Adam gagal dan jatuh dalam dosa, sehingga semua manusia mengalami kematian rohani.
Herman Bavinck dalam Reformed Dogmatics menyatakan bahwa Perjanjian Perbuatan tidak dibatalkan setelah kejatuhan, tetapi dipenuhi oleh Kristus yang menaati hukum secara sempurna.
Karena manusia tidak dapat lagi menaati Allah secara sempurna setelah kejatuhan, maka Allah menjalin Perjanjian Anugerah di mana keselamatan diberikan bukan berdasarkan perbuatan manusia, tetapi melalui iman kepada Kristus.
II. Perjanjian Anugerah dalam Perjanjian Lama
Dalam Perjanjian Lama, Perjanjian Anugerah diungkapkan melalui berbagai perjanjian yang Allah buat dengan umat-Nya:
1. Perjanjian dengan Nuh (Kejadian 9:8-17)
Setelah air bah, Allah berjanji kepada Nuh bahwa Ia tidak akan lagi menghancurkan bumi dengan air bah dan memelihara keturunan manusia sebagai bagian dari rencana keselamatan-Nya.
2. Perjanjian dengan Abraham (Kejadian 12, 15, 17)
Allah memanggil Abraham dan berjanji:
-
Memberikan tanah bagi keturunannya.
-
Menjadikan keturunannya sebagai bangsa yang besar.
-
Memberkati semua bangsa melalui keturunannya (Yesus Kristus).
Paulus dalam Galatia 3:16 menjelaskan bahwa janji kepada Abraham digenapi dalam Kristus:
"Adapun kepada Abraham diucapkan segala janji itu dan kepada keturunannya. Tidak dikatakan ‘kepada keturunan-keturunannya,’ seolah-olah mengenai banyak orang, tetapi hanya satu orang: ‘dan kepada keturunanmu,’ yaitu Kristus."
3. Perjanjian dengan Musa (Keluaran 19-24)
Hukum Taurat diberikan kepada Israel sebagai bagian dari Perjanjian Anugerah untuk menunjukkan standar kekudusan Allah. Hukum ini tidak menyelamatkan, tetapi menunjukkan kebutuhan manusia akan seorang Penebus.
4. Perjanjian dengan Daud (2 Samuel 7)
Allah berjanji kepada Daud bahwa takhtanya akan kekal dan dari keturunannya akan datang Sang Mesias. Yesus Kristus adalah raja yang dijanjikan dalam Perjanjian Anugerah.
III. Perjanjian Anugerah dalam Perjanjian Baru
Dalam Perjanjian Baru, Perjanjian Anugerah mencapai puncaknya dalam Yesus Kristus.
1. Yesus sebagai Penggenapan Perjanjian
Ibrani 9:15 menyatakan:
"Karena itu, Ia adalah Pengantara dari suatu perjanjian yang baru, supaya mereka yang telah terpanggil dapat menerima warisan yang dijanjikan untuk selama-lamanya, sebab Ia telah mati untuk menebus pelanggaran-pelanggaran yang telah dilakukan selama perjanjian yang pertama."
Yesus memenuhi hukum, mati bagi umat-Nya, dan membawa keselamatan bagi mereka yang percaya kepada-Nya.
2. Perjamuan Kudus sebagai Tanda Perjanjian Anugerah
Dalam Lukas 22:20, Yesus berkata saat mengadakan Perjamuan Kudus:
"Cawan ini adalah perjanjian baru oleh darah-Ku, yang ditumpahkan bagi kamu."
Darah Kristus adalah segel dari Perjanjian Anugerah yang menjamin keselamatan bagi umat pilihan-Nya.
IV. Implikasi Perjanjian Anugerah bagi Orang Percaya
1. Keselamatan Berdasarkan Anugerah, Bukan Perbuatan
Efesus 2:8-9 menegaskan bahwa keselamatan adalah karunia Allah dan bukan hasil usaha manusia.
John Calvin dalam Institutes of the Christian Religion menegaskan bahwa keselamatan adalah anugerah Allah yang diberikan secara cuma-cuma, bukan hasil usaha manusia untuk menaati hukum Taurat.
2. Panggilan untuk Hidup dalam Ketaatan
Meskipun keselamatan adalah anugerah, orang percaya dipanggil untuk hidup dalam ketaatan sebagai respons terhadap anugerah Allah (Roma 12:1-2).
3. Jaminan Kekal bagi Orang Percaya
Karena Perjanjian Anugerah didasarkan pada janji Allah, maka keselamatan orang percaya tidak dapat hilang (Yohanes 10:28-29).
Kesimpulan
Perjanjian Anugerah adalah perjanjian yang dibuat Allah dengan umat-Nya di sepanjang sejarah, yang mencapai puncaknya dalam Yesus Kristus sebagai Sang Pengantara.
Poin-poin utama:
-
Perjanjian Anugerah berbeda dari Perjanjian Perbuatan karena didasarkan pada kasih karunia, bukan perbuatan manusia.
-
Perjanjian ini dimulai sejak Kejadian 3:15 dan berkembang melalui Nuh, Abraham, Musa, dan Daud.
-
Yesus Kristus adalah penggenapan dari semua janji dalam Perjanjian Anugerah.
-
Keselamatan adalah anugerah yang diberikan kepada mereka yang percaya kepada Kristus.
Sebagai orang percaya, mari kita hidup dalam syukur atas anugerah keselamatan yang telah Allah berikan dalam Kristus!
"Sebab dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia lah segala sesuatu. Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya!" (Roma 11:36)