Pentingnya Pertobatan (The Necessity of Repentance)

Pendahuluan
Pertobatan adalah salah satu konsep sentral dalam teologi Kristen. Dalam ajaran teologi Reformed, pertobatan bukan hanya sebuah pilihan, tetapi suatu keharusan bagi setiap orang yang ingin menerima keselamatan dalam Kristus.
Teolog Reformed seperti John Calvin, Martin Luther, Herman Bavinck, Louis Berkhof, R.C. Sproul, dan John MacArthur menekankan bahwa pertobatan adalah bagian integral dari iman sejati dan merupakan karya anugerah Allah dalam kehidupan orang percaya.
Artikel ini akan membahas:
-
Apa itu pertobatan menurut Alkitab?
-
Mengapa pertobatan diperlukan?
-
Bagaimana hubungan antara iman dan pertobatan?
-
Bagaimana pertobatan bekerja dalam kehidupan orang percaya?
-
Apa implikasi pertobatan dalam kehidupan Kristen?
I. Definisi Pertobatan dalam Teologi Reformed
1. Makna Pertobatan dalam Alkitab
Dalam bahasa asli Alkitab, pertobatan memiliki makna yang mendalam:
-
Dalam Perjanjian Lama, kata Ibrani שׁוּב (shub) berarti berbalik dari dosa dan kembali kepada Allah.
-
Dalam Perjanjian Baru, kata Yunani μετάνοια (metanoia) berarti perubahan pikiran yang menghasilkan perubahan hidup.
Yesus sendiri menekankan pentingnya pertobatan:
"Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat!" (Matius 4:17, TB)
Demikian pula, Paulus menegaskan dalam Kisah Para Rasul 17:30:
"Dengan tidak memandang lagi zaman kebodohan, maka sekarang Allah memberitakan kepada manusia, bahwa di mana-mana semua mereka harus bertobat."
2. Pertobatan sebagai Anugerah Allah
Menurut John Calvin, pertobatan bukanlah hasil usaha manusia, tetapi merupakan pekerjaan Roh Kudus dalam hati orang berdosa. Dalam Institutes of the Christian Religion, Calvin menyatakan:
“Pertobatan sejati adalah buah dari pekerjaan anugerah Allah di dalam hati manusia.”
Louis Berkhof dalam Systematic Theology menambahkan bahwa pertobatan sejati melibatkan dua elemen utama:
-
Kesedihan yang mendalam atas dosa (penyesalan sejati, bukan sekadar rasa bersalah).
-
Perubahan hidup yang nyata (berpaling dari dosa menuju ketaatan kepada Allah).
II. Mengapa Pertobatan Diperlukan?
1. Dosa Memisahkan Manusia dari Allah
Sejak kejatuhan Adam, manusia telah berada dalam keadaan terpisah dari Allah karena dosa (Roma 3:23). Dosa bukan hanya kesalahan moral, tetapi juga pemberontakan terhadap Allah.
Yesaya 59:2 mengatakan:
"Tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar, ialah segala dosamu."
Tanpa pertobatan, manusia tetap berada dalam keadaan yang terhilang dan di bawah murka Allah (Efesus 2:1-3).
2. Keselamatan Menuntut Pertobatan
Yesus dalam Lukas 13:3 menyatakan:
"Tetapi jikalau kamu tidak bertobat, kamu semua akan binasa atas cara demikian."
Keselamatan tidak hanya tentang percaya kepada Yesus, tetapi juga berpaling dari dosa. Iman sejati selalu menghasilkan pertobatan.
Martin Luther dalam 95 Tesis-nya menulis:
"Seluruh kehidupan seorang Kristen haruslah merupakan kehidupan pertobatan."
Pertobatan bukan hanya langkah awal dalam iman Kristen, tetapi juga proses yang terus berlangsung dalam kehidupan orang percaya.
III. Hubungan antara Iman dan Pertobatan
1. Iman dan Pertobatan adalah Dua Sisi dari Koin yang Sama
Dalam teologi Reformed, iman dan pertobatan tidak dapat dipisahkan. John Calvin menegaskan bahwa:
"Iman dan pertobatan adalah karunia Allah yang bekerja bersama-sama dalam regenerasi orang percaya."
Dalam Kisah Para Rasul 20:21, Paulus menyatakan bahwa ia memberitakan:
"Pertobatan kepada Allah dan iman kepada Tuhan kita, Yesus Kristus."
Hal ini menunjukkan bahwa pertobatan bukan hanya perubahan moral, tetapi merupakan hasil dari iman yang sejati kepada Kristus.
2. Regenerasi Menghasilkan Iman dan Pertobatan
Menurut teologi Reformed, regenerasi (kelahiran kembali) terjadi lebih dulu, dan dari regenerasi itulah lahir iman dan pertobatan.
Herman Bavinck dalam Reformed Dogmatics menegaskan bahwa:
"Pertobatan sejati bukanlah sekadar perubahan tingkah laku, tetapi perubahan hati yang dikerjakan oleh Roh Kudus."
Hal ini sejalan dengan Yehezkiel 36:26-27, di mana Allah berjanji:
"Kamu akan Kuberikan hati yang baru, dan roh yang baru di dalam batinmu; dan Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras dan Kuberikan kepadamu hati yang taat."
IV. Bagaimana Pertobatan Bekerja dalam Kehidupan Orang Percaya?
1. Pertobatan Harian (Continual Repentance)
Orang percaya dipanggil untuk hidup dalam pertobatan setiap hari.
1 Yohanes 1:9 menegaskan:
"Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan."
Pertobatan bukan hanya terjadi sekali dalam hidup, tetapi harus menjadi gaya hidup setiap orang Kristen.
2. Menghasilkan Buah yang Sesuai dengan Pertobatan
Pertobatan sejati menghasilkan perubahan nyata dalam hidup seseorang. Yohanes Pembaptis berkata dalam Matius 3:8:
"Jadi hasilkanlah buah yang sesuai dengan pertobatan."
Buah pertobatan dapat dilihat dalam:
-
Kehidupan yang kudus (2 Korintus 7:1).
-
Meninggalkan dosa lama (Efesus 4:22-24).
-
Kerinduan untuk taat kepada Firman Allah (Mazmur 119:9-11).
V. Implikasi Pertobatan dalam Kehidupan Kristen
1. Jaminan Keselamatan
Pertobatan sejati menunjukkan bahwa seseorang benar-benar telah diselamatkan. Yesus berkata dalam Lukas 5:32:
"Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, tetapi orang berdosa, supaya mereka bertobat."
Mereka yang hidup dalam pertobatan memiliki jaminan bahwa mereka adalah milik Kristus (2 Korintus 5:17).
2. Kehidupan yang Dipenuhi dengan Damai Sejahtera
Pertobatan membawa pemulihan hubungan dengan Allah, sehingga orang percaya hidup dalam damai sejahtera yang sejati (Filipi 4:7).
3. Kesaksian bagi Dunia
Hidup dalam pertobatan membuat orang Kristen menjadi terang bagi dunia. Matius 5:16 mengatakan:
"Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga."
Kesimpulan
Pertobatan adalah keharusan bagi keselamatan, bukan sekadar tindakan moral, tetapi transformasi hati yang dikerjakan oleh Roh Kudus.
Poin-poin utama:
-
Pertobatan adalah anugerah Allah dan hasil dari iman sejati.
-
Tanpa pertobatan, manusia tetap terpisah dari Allah dan berada di bawah murka-Nya.
-
Pertobatan bukan hanya langkah awal dalam kekristenan, tetapi harus menjadi gaya hidup.
-
Pertobatan sejati menghasilkan buah dalam kehidupan orang percaya.
Sebagai orang percaya, marilah kita terus hidup dalam pertobatan dan percaya kepada Kristus setiap hari!