The Lesser Epistles: Surat-Surat Kecil

Pendahuluan
Dalam kanon Perjanjian Baru, kita mengenal adanya surat-surat Paulus yang sangat terkenal seperti Roma, 1 dan 2 Korintus, dan Galatia. Namun, di samping surat-surat besar ini, terdapat pula sekumpulan surat yang sering disebut sebagai "The Lesser Epistles" atau "Surat-Surat Kecil". Istilah ini tidak mengacu pada ketidakpentingan isinya, melainkan pada ukuran yang lebih pendek dan ruang lingkup penerima yang lebih sempit. Surat-surat ini termasuk: Filemon, 2 Yohanes, 3 Yohanes, Yudas, dan kadang-kadang surat Yakobus dan 2 Petrus juga dimasukkan.
Dalam tradisi teologi Reformed, Lesser Epistles tetap dipandang memiliki bobot yang besar dalam penyataan Allah dan doktrin iman Kristen. Sebagaimana dinyatakan dalam prinsip sola Scriptura, seluruh Alkitab, tanpa kecuali, adalah Firman Allah yang berotoritas. Mari kita tinjau lebih dalam pandangan beberapa pakar Reformed tentang Lesser Epistles ini.
1. Definisi dan Karakteristik Lesser Epistles
Menurut Louis Berkhof, seorang teolog Reformed terkemuka, Lesser Epistles memperlihatkan betapa Allah bekerja bukan hanya melalui tokoh besar seperti Paulus, tetapi juga melalui pelayanan personal dan komunitas kecil. Berkhof menyatakan bahwa, "Setiap bagian Kitab Suci, tidak peduli betapa kecilnya menurut ukuran manusia, adalah instrumen wahyu ilahi" (Introduction to the New Testament, 1915).
Karakteristik utama Lesser Epistles:
-
Pendek dan pribadi
-
Ditulis kepada individu atau gereja kecil
-
Menekankan kesetiaan, kebenaran, kasih, dan kewaspadaan terhadap ajaran sesat
2. Filemon: Injil dalam Skala Mikro
Surat Filemon adalah surat terpendek dari Paulus. Ditulis kepada Filemon, seorang pemimpin Kristen di Kolose, mengenai budaknya yang melarikan diri, Onesimus. Surat ini menampilkan ajaran Kristen tentang rekonsiliasi dan pengampunan.
Menurut R.C. Sproul, dalam komentarnya di St. Andrew’s Expositional Commentary, Filemon adalah cermin kecil dari Injil: "Seperti Paulus menjadi perantara bagi Onesimus, demikian pula Kristus menjadi Perantara bagi kita di hadapan Bapa." Sproul menekankan bahwa Filemon memperlihatkan keindahan doktrin imputation (perhitungan kebenaran Kristus kepada orang percaya).
Bagi teologi Reformed, Filemon mengajarkan:
-
Gagasan tentang kesetaraan rohani di dalam Kristus (Galatia 3:28)
-
Model pengantara Kristus dalam hubungan antarmanusia
-
Praktik nyata dari doktrin kasih karunia
3. 2 Yohanes dan 3 Yohanes: Kebenaran dan Kasih dalam Keseimbangan
2 Yohanes adalah surat pendek yang memperingatkan jemaat agar tidak menerima guru-guru sesat, sedangkan 3 Yohanes mendorong keramahan terhadap misionaris sejati.
Menurut John Calvin, dalam komentarnya tentang surat-surat Yohanes, ia menekankan bahwa:
"Kasih tidak boleh membutakan kita terhadap kebenaran. Lebih baik kita kehilangan kasih manusia daripada mencemarkan kebenaran ilahi."
Dalam konteks Reformed, dua surat ini mengajarkan:
-
Primasi kebenaran atas keramahan umum (2 Yohanes 10-11)
-
Tanggung jawab komunitas untuk menjaga doktrin sejati
-
Model hubungan Kristen berdasarkan kasih yang berlandaskan kebenaran
J.I. Packer dalam Keeping in Step with the Spirit menambahkan bahwa keseimbangan antara kasih dan kebenaran adalah tanda gereja yang hidup dalam Roh Kudus.
4. Surat Yudas: Pertahanan Iman
Surat Yudas mengandung seruan mendesak untuk "berjuang bagi iman yang telah sekali untuk selama-lamanya disampaikan kepada orang-orang kudus" (Yudas 1:3).
Michael Horton, dalam bukunya The Christian Faith, menyatakan:
"Yudas adalah suara kenabian di tengah-tengah kesembronoan teologi, mengingatkan gereja untuk tetap setia kepada kebenaran rasuli."
Beberapa poin utama dari surat Yudas menurut tradisi Reformed:
-
Peringatan keras terhadap apostasi (kemurtadan)
-
Penekanan pada kedaulatan Allah yang menjaga umat-Nya (Yudas 1:24-25)
-
Pentingnya apologetika dalam kehidupan gereja
Sinclair Ferguson juga mencatat bahwa Yudas mengingatkan gereja tentang perlunya keteguhan di zaman pluralisme teologi.
5. Yakobus dan 2 Petrus: Perwujudan Iman dan Peneguhan Firman
a) Yakobus
Surat Yakobus seringkali dilihat sebagai menekankan aspek etis dari iman Kristen. Yakobus berkata, "Iman tanpa perbuatan adalah mati" (Yakobus 2:17).
Anthony Hoekema, teolog Reformed terkenal, menegaskan bahwa Yakobus tidak bertentangan dengan doktrin pembenaran oleh iman saja (sola fide), tetapi memperlihatkan iman yang menyelamatkan pasti membuahkan perbuatan.
Reformed Theology memahami:
-
Keselamatan adalah oleh iman saja, tetapi iman yang sejati tidak pernah berdiri sendiri (lihat Efesus 2:8-10)
-
Yakobus berbicara tentang pembuktian iman di hadapan manusia, bukan pembenaran di hadapan Allah
b) 2 Petrus
2 Petrus menekankan pentingnya pertumbuhan rohani dan peringatan terhadap nabi-nabi palsu.
Menurut Herman Bavinck, dalam Reformed Dogmatics, 2 Petrus menunjukkan bahwa:
-
Allah dengan kesabaran-Nya memberi waktu bagi pertobatan (2 Petrus 3:9)
-
Firman Tuhan harus menjadi fondasi kehidupan rohani
-
Eskatologi Kristen mengarahkan umat untuk hidup kudus dalam menanti kedatangan Kristus
6. Lesser Epistles dan Prinsip Reformed: Sola Scriptura
Teologi Reformed mengajarkan bahwa seluruh Alkitab adalah diinspirasikan, tanpa kecuali, termasuk Lesser Epistles. B.B. Warfield menyatakan:
"Jika Alkitab adalah Firman Allah, maka tidak ada bagian kecil pun yang dapat diabaikan tanpa kehilangan kekayaan rohaninya."
Dalam konteks itu, Lesser Epistles mengajarkan banyak hal vital:
-
Pentingnya komunitas gereja yang kudus dan sehat
-
Tanggung jawab pribadi dalam iman
-
Kewaspadaan terhadap kesesatan
-
Pengharapan eskatologis dalam Kristus
7. Aplikasi Praktis Lesser Epistles bagi Gereja Masa Kini
Menurut Kevin DeYoung, Lesser Epistles relevan untuk gereja kontemporer dalam beberapa hal:
-
Menjaga doktrin murni di tengah relativisme
-
Menghidupi kasih sejati yang berlandaskan kebenaran
-
Berjuang melawan ajaran sesat dengan kelembutan dan ketegasan
-
Mengutamakan relasi yang memperlihatkan Injil
DeYoung menyatakan bahwa Lesser Epistles adalah "manual kecil bagi gereja yang ingin tetap setia sampai akhir zaman."
Kesimpulan: Lesser Epistles, Harta Kecil yang Besar
Walaupun pendek, Lesser Epistles menyimpan kekayaan rohani yang luar biasa. Mereka memperlihatkan wajah Injil dalam kehidupan nyata, menunjukkan keseimbangan antara kasih dan kebenaran, mengingatkan kita untuk tetap setia pada iman yang sejati, dan mengarahkan kita untuk bertumbuh dalam kekudusan sambil menanti kedatangan Kristus.
Sebagaimana Augustinus katakan, "Dalam Kitab Suci, tidak ada yang sia-sia; bahkan surat terkecil sekalipun adalah surat cinta Allah kepada umat-Nya." Dalam semangat itu, teologi Reformed memanggil gereja untuk mengasihi, mempelajari, dan menghidupi Lesser Epistles dengan kesungguhan hati.
Soli Deo Gloria!