Ibrani 8:6–13: Kristus dan Perjanjian yang Lebih Baik

Ibrani 8:6–13: Kristus dan Perjanjian yang Lebih Baik

Pendahuluan: Mengapa Perjanjian Baru Lebih Baik?

Ibrani pasal 8 menyampaikan tema sentral dalam surat Ibrani: keutamaan pelayanan Kristus sebagai Imam Besar dan keunggulan Perjanjian Baru dibandingkan Perjanjian Lama. Ibrani 8:6–13 merupakan kutipan langsung dari Yeremia 31:31–34, yang merupakan nubuatan tentang Perjanjian Baru.

Dalam kerangka teologi Reformed, bagian ini sangat penting karena menyangkut kovenan anugerah (covenant of grace), doktrin Kristus sebagai pengantara, dan kontinuitas serta diskontinuitas antara Perjanjian Lama dan Baru.

1. Konteks Surat Ibrani

Penulis dan Tujuan

Penulis surat Ibrani (tidak disebutkan secara pasti, namun dalam tradisi Reformed sering dikaitkan dengan Paulus atau murid dekatnya) menulis kepada orang-orang Kristen Yahudi yang mengalami tekanan untuk kembali ke Yudaisme. Oleh karena itu, surat ini bertujuan untuk:

  • Menunjukkan keutamaan Kristus dibandingkan Musa, para imam, dan sistem lama.

  • Menekankan bahwa Imamat Yesus lebih tinggi dari sistem Lewi.

  • Memperkenalkan Perjanjian Baru sebagai penggenapan janji Allah.

2. Eksposisi Ayat per Ayat (Ibrani 8:6–13)

Ibrani 8:6 – Kristus sebagai Pengantara Perjanjian yang Lebih Baik

Akan tetapi sekarang, Ia telah mendapat suatu pelayanan yang jauh lebih tinggi karena Ia adalah Pengantara dari suatu perjanjian yang lebih baik, yang didasarkan atas janji-janji yang lebih baik.”

John Calvin:

Dalam komentarnya, Calvin menekankan bahwa Kristus bukan hanya penggenap hukum, tetapi pengganti yang sempurna untuk sistem lama. Ia menulis:

Imam-imam Lewi adalah bayangan, tetapi Kristus adalah tubuhnya. Perjanjian baru bukan hanya penyempurnaan, tetapi penggantian total dari perjanjian yang lama.”

Ibrani 8:7 – Jika Perjanjian Lama Tidak Cacat

Sebab, jika perjanjian yang pertama itu tidak bercacat, tidak akan ada tempat bagi yang kedua.”

Penulis Ibrani menunjukkan bahwa ketidaksempurnaan perjanjian lama tidak terletak pada hukum Allah itu sendiri, tetapi pada ketidakmampuan manusia untuk mematuhinya.

Louis Berkhof:

Dalam Systematic Theology, Berkhof menjelaskan bahwa Perjanjian Lama bersifat tipologis dan bersyarat, menunjuk kepada Perjanjian Baru yang bersifat anugerah dan kekal.

Ibrani 8:8–12 – Kutipan Yeremia 31:31–34

Bagian ini adalah inti dari argumentasi Ibrani 8. Allah menyalahkan umat-Nya dan menjanjikan Perjanjian Baru, yang:

  • Bukan seperti Perjanjian Lama yang diabaikan Israel.

  • Akan ditulis dalam hati, bukan hanya di batu.

  • Akan membuat semua orang mengenal Tuhan.

  • Akan menghapus dosa secara penuh.

Herman Bavinck:

Dalam Reformed Dogmatics, Bavinck menyebut bagian ini sebagai deklarasi ilahi tentang kovenan anugerah yang diperbarui.

Kovenan yang lama menunjukkan kebutuhan akan penebusan; kovenan baru menyediakan penebusannya.”

Ibrani 8:13 – Yang Lama Menjadi Usang

Dengan menyebutkan ‘perjanjian baru,’ Ia telah menjadikan yang pertama sebagai usang. Dan, apa yang menjadi usang dan tua, sudah dekat kepada kemusnahannya.”

Anthony Hoekema:

Dalam The Bible and the Future, Hoekema menafsirkan ayat ini sebagai penegasan bahwa seluruh sistem Perjanjian Lama, termasuk imamat dan pengorbanan binatang, telah ditiadakan karena telah digenapi di dalam Kristus.

3. Teologi Kovenan (Covenant Theology) dalam Tradisi Reformed

A. Covenant of Grace (Perjanjian Anugerah)

Dalam teologi Reformed, Allah bekerja dengan umat-Nya melalui perjanjian. Perjanjian anugerah adalah satu perjanjian keselamatan, tetapi diadministrasikan secara berbeda dalam Perjanjian Lama dan Baru.

  • PL = janji dan bayangan.

  • PB = penggenapan dan realitas.

Westminster Confession of Faith 7.5:

Perjanjian anugerah diberikan lebih penuh dalam Injil, yaitu dalam Kristus.”

4. Perbedaan dan Kesinambungan PL dan PB

AspekPerjanjian LamaPerjanjian Baru
MediaHukum, simbol, darah hewanKristus sebagai pengantara
SifatBayangan, simbolikKekal, final, rohani
HukumDitulis di batuDitulis di hati
ImamatLewiKristus (Imamat Melkisedek)
PengampunanSementaraFinal dan sempurna

5. Aplikasi Teologis dan Praktis

A. Keselamatan oleh Anugerah, Bukan Usaha

Perjanjian Baru menghapuskan sistem usaha manusia (legalisme), dan menegaskan bahwa keselamatan hanya melalui iman kepada Kristus.

B. Hukum Allah Ditulis dalam Hati

Dalam Perjanjian Baru, hukum Allah bukan hanya eksternal, tetapi internal, dimeteraikan oleh Roh Kudus.

C. Semua Orang Mengenal Allah

Perjanjian Baru menandai akses langsung kepada Allah, bukan melalui imam manusiawi, tapi melalui Imam Besar satu-satunya, yaitu Kristus.

D. Pengampunan yang Sempurna

Tidak ada lagi pengorbanan yang dibutuhkan, karena Kristus telah menghapus dosa sekali untuk selamanya (Ibrani 10:10).

6. Relevansi untuk Gereja Masa Kini

A. Bahaya Kembali ke “Hukum”

Banyak gereja modern masih hidup dalam pola "agama legalistik". Ibrani 8 memperingatkan: jangan kembali ke bayangan saat realitas sudah datang.

B. Panggilan untuk Menghidupi Hati yang Diperbaharui

Jika hukum sudah ditulis dalam hati kita, maka hidup kita harus mencerminkan kasih, ketaatan, dan kekudusan.

Kesimpulan

Ibrani 8:6–13 adalah deklarasi kuat bahwa Yesus Kristus adalah pusat dari perjanjian yang baru dan kekal. Dalam terang teologi Reformed:

  • Kristus adalah Pengantara sejati dari perjanjian yang tidak bergantung pada kelemahan manusia.

  • Perjanjian Baru bukan penghapusan, tetapi penggenapan dari janji-janji Allah.

  • Keselamatan, pengampunan, dan pengudusan semuanya adalah pemberian anugerah, bukan hasil usaha manusia.

Next Post Previous Post