Imam Besar di Sisi Takhta: Ibrani 8:1

Imam Besar di Sisi Takhta: Ibrani 8:1

 "Inti dari segala sesuatu yang telah dikatakan itu ialah bahwa kita mempunyai Imam Besar yang demikian, yang duduk di sebelah kanan takhta Yang Mahabesar di surga."Ibrani 8:1 (AYT)

Pendahuluan

Surat Ibrani adalah mahakarya teologis Perjanjian Baru yang menjelaskan keunggulan Kristus dalam segala hal — sebagai Putra Allah, Imam Besar, dan Pengantara Perjanjian Baru. Dalam Ibrani 8:1, penulis membuat sebuah pernyataan yang menjadi titik puncak dari argumen sebelumnya:

"Inti dari segala sesuatu yang telah dikatakan itu ialah bahwa kita mempunyai Imam Besar yang demikian, yang duduk di sebelah kanan takhta Yang Mahabesar di surga."

Ini bukan hanya kesimpulan dari bab 7 yang membahas keimamatan Melkisedek, tetapi juga pengantar menuju penjelasan tentang perjanjian baru dan pelayanan surgawi Kristus.

Artikel ini akan mengeksplorasi ayat ini secara mendalam dalam terang teologi Reformed, mengutip pemikiran dari tokoh-tokoh besar seperti John Calvin, Louis Berkhof, R.C. Sproul, Geerhardus Vos, dan Herman Bavinck.

I. Konteks Teologis Ibrani 8:1

Surat Ibrani ditujukan kepada orang-orang Kristen berlatar belakang Yahudi yang sedang tergoda untuk kembali ke sistem ibadah lama. Penulis menunjukkan bahwa Kristus adalah Imam Besar yang lebih tinggi daripada semua imam Lewi, karena:

  • Ia berasal dari garis Melkisedek (bukan Harun)

  • Ia tidak berdosa

  • Pelayanan-Nya kekal

  • Korban-Nya sempurna dan satu kali untuk selamanya

Louis Berkhof:

Kristus adalah Imam Besar bukan hanya dalam perbandingan dengan sistem Imamat Lewi, tetapi sebagai penggenapan sempurna dari seluruh simbol Perjanjian Lama.”

Ibrani 8:1 adalah ringkasan penting dari keseluruhan argumen ini, menyoroti kedudukan surgawi Kristus dan peran pengantara-Nya.

II. “Kita Mempunyai Imam Besar yang Demikian”

Frasa ini mengandung penguatan bahwa Kristus bukan hanya sosok historis, tetapi masih melayani sebagai Imam Besar saat ini.

A. Apa Artinya “Imam Besar”?

Dalam konteks Perjanjian Lama, Imam Besar:

  • Mewakili umat di hadapan Allah

  • Mempersembahkan korban tahunan untuk dosa

  • Masuk ke ruang Maha Kudus setahun sekali

Namun, semua ini hanyalah bayangan dari realitas yang akan datang — Kristus.

John Calvin:

Kristus tidak hanya mewakili kita di bumi, tetapi di surga. Ia berdiri sebagai Jurusyafaat kita di hadapan Allah, bukan dengan darah binatang, melainkan dengan darah-Nya sendiri.”

III. “Duduk di Sebelah Kanan Takhta”

Frasa ini berasal dari Mazmur 110:1, sering dikutip dalam Perjanjian Baru sebagai bukti pengangkatan dan otoritas Kristus.

A. Makna “Duduk di Sebelah Kanan”

Dalam bahasa Yahudi kuno, duduk di sebelah kanan raja berarti:

  • Memiliki otoritas penuh

  • Menjadi rekan kerja utama sang raja

  • Kedudukan tertinggi di kerajaan

Dengan demikian, Kristus bukan hanya Imam Besar, tetapi Raja yang berkuasa.

R.C. Sproul:

Posisi Kristus di sebelah kanan Allah menunjukkan bahwa misi penebusan telah selesai, dan kini Ia memerintah dan menjadi Pengantara kita secara aktif.”

IV. Signifikansi Eskatologis dan Kristologis

A. Eskatologi Sudah dan Belum (Already and Not Yet)

Ibrani 8:1 menunjukkan bahwa kerajaan Allah sudah hadir secara rohani, namun penggenapan akhirnya masih akan datang.

B. Kristus Sebagai Penggenap Tabernakel

Ibrani 8:2 menyebut bahwa Kristus melayani di “kemah yang benar”, yaitu tabernakel surgawi, bukan yang dibuat manusia. Ini menekankan bahwa seluruh sistem ibadah PL hanyalah bayangan dari realitas surgawi.

Herman Bavinck:

Kristus bukan saja menggantikan simbol-simbol PL, Ia membawanya pada puncak artinya: pelayanan surgawi, pengampunan sejati, dan akses langsung kepada Allah.”

V. Aplikasi dalam Hidup Orang Percaya

1. Jaminan Syafaat Kristus

Karena Kristus adalah Imam Besar kita yang duduk di sebelah kanan Allah, kita memiliki jaminan bahwa doa-doa kita didengar.

Karena itu, marilah kita dengan keberanian menghampiri takhta kasih karunia...” (Ibrani 4:16)

2. Kepastian Pengampunan

Kristus bukan Imam yang membawa korban berulang-ulang, melainkan satu kali untuk selamanya (Ibrani 7:27). Ini memberi kepastian bahwa dosa telah diselesaikan di kayu salib.

3. Kekuatan untuk Hidup Kudus

Kesadaran bahwa kita memiliki Imam Besar surgawi menjadi motivasi untuk menjauh dari dosa dan hidup dalam kesalehan.

VI. Pandangan Reformed Mengenai Imamat Kristus

Teologi Reformed menempatkan tiga jabatan Kristus (nabi, imam, dan raja) sebagai struktur penting dalam memahami karya-Nya. Ibrani 8:1 menyoroti jabatan imam, tetapi dalam posisi raja juga — karena Ia duduk di takhta.

Geerhardus Vos:

Imamat Kristus adalah jantung dari pengantaraan-Nya. Tanpa imamat, tidak ada jalan bagi manusia untuk mendekat kepada Allah.”

Louis Berkhof:

Kristus adalah Imam yang sempurna karena korban-Nya efektif dan pelayanannya kekal.”

VII. Kontras Antara Imamat Lama dan Baru

AspekImamat LewiImamat Kristus
KorbanHewan berulangSatu kali, Kristus sendiri
TempatBait duniawiSurga, hadirat Allah
FrekuensiBerulang tiap tahunSekali untuk selamanya
EfektivitasSimbolik, sementaraEfektif, kekal
Ibrani 8:1 adalah deklarasi bahwa sistem lama telah digenapi, bukan dibatalkan, tetapi dilampaui dalam pribadi dan karya Kristus.

VIII. Relevansi Bagi Gereja dan Penginjilan

A. Fondasi Ibadah Kristen

Ibadah Kristen berpusat pada Kristus yang hidupbukan pada ritual atau simbol. Kita menyembah Allah melalui Dia, oleh Roh, berdasarkan kebenaran.

B. Penginjilan Berdasarkan Kristus yang Berkuasa

Kabar baik bukan hanya bahwa Yesus mati, tetapi bahwa Ia hidup dan memerintah, dan bersedia menyelamatkan mereka yang datang kepada-Nya.

IX. Kesimpulan

Ibrani 8:1 adalah pernyataan teologis yang luar biasa: bahwa Yesus Kristus adalah Imam Besar surgawi kita, yang:

  • Duduk di sebelah kanan Allah,

  • Telah menyelesaikan karya penebusan,

  • Dan kini terus melayani sebagai Jurusyafaat kita.

Dalam terang teologi Reformed, ayat ini bukan hanya menjadi dasar penghiburan, tetapi juga panggilan kepada gereja:

  • Untuk hidup dengan iman yang teguh,

  • Untuk meninggalkan sistem ibadah yang mati,

  • Dan untuk menyembah Allah dengan penuh hormat, melalui Kristus yang hidup.

Penutup

Ibrani 8:1 bukan sekadar ayat ringkasan; ia adalah inti dari seluruh karya penebusan yang ditunjukkan dalam Perjanjian Lama dan digenapi dalam Kristus. Sebagai umat percaya, kita memiliki akses langsung kepada Allah, karena Imam Besar kita duduk di surga — bukan sebagai simbol, tetapi sebagai pengantara sejati dan penuh kuasa.

Next Post Previous Post