Kisah Para Rasul 1:23: Pemilihan Matias dan Prinsip Kepemimpinan Gereja Awal

Teks Alkitab
Kisah Para Rasul 1:23 (AYT): Lalu, mereka mengusulkan dua orang, yaitu Yusuf yang disebut Barsabas, yang juga disebut Yustus, dan Matias.
Pendahuluan: Mengapa Kisah Para Rasul 1:23 Penting?
Kisah Para Rasul 1:23 sering kali dipandang sebagai peristiwa administratif dalam gereja mula-mula: pemilihan pengganti Yudas Iskariot di antara para rasul. Namun, dalam kerangka teologi Reformed, ayat ini memiliki signifikansi teologis yang dalam, menyentuh doktrin providensia Allah, kepemimpinan gereja, dan prinsip penggembalaan yang berdasarkan firman Tuhan.
Pemilihan Matias tidak hanya menunjukkan langkah organisatoris para murid, melainkan adalah sebuah tindakan yang menunjukkan ketundukan kepada kedaulatan Allah dan pentingnya otoritas kerasulan dalam pembangunan gereja Kristus.
1. Latar Belakang Historis dan Konteks Teks
Konteks Pasal
Kisah Para Rasul 1 mencatat transisi penting antara pelayanan Yesus secara fisik di dunia dan pengutusan murid-murid untuk menjadi saksi-Nya ke seluruh dunia. Sebelum pencurahan Roh Kudus pada hari Pentakosta, para rasul berkumpul di Yerusalem dan memilih seorang pengganti Yudas Iskariot agar jumlah dua belas tetap utuh.
Mengapa Perlu Pengganti?
Yesus memilih dua belas rasul sebagai fondasi gereja-Nya (lih. Lukas 6:13; Efesus 2:20). Dengan pengkhianatan dan kematian Yudas, posisi tersebut kosong. Oleh karena itu, para murid memandang penting untuk memilih seorang yang telah menjadi saksi mata pelayanan Yesus sejak baptisan Yohanes hingga kenaikan-Nya (Kis. 1:21-22).
2. Eksposisi Ayat: Kisah Para Rasul 1:23
“Lalu, mereka mengusulkan dua orang, yaitu Yusuf yang disebut Barsabas, yang juga disebut Yustus, dan Matias.”
Kata "Mengusulkan" (prothēnai)
Kata Yunani προθεῖναι (prothēnai) berarti "mengajukan" atau "mengemukakan". Ini menunjukkan bahwa jemaat bukan memilih secara sembarangan, melainkan melalui proses pertimbangan spiritual dan rasional. Dua orang dipilih dari sejumlah murid yang memenuhi syarat kerasulan.
Yusuf Barsabas dan Matias
Keduanya adalah murid Yesus sejak awal pelayanan-Nya. Fakta bahwa mereka memiliki nama Latin (Yustus) dan Ibrani (Yusuf/Barsabas) menunjukkan mereka mungkin berasal dari latar belakang Yahudi yang berbaur dalam konteks Helenistik.
Catatan penting:
-
Barsabas secara harfiah berarti "anak Sabas", dan nama “Yustus” (Latin) berarti “adil”.
-
Matias kemungkinan berasal dari bentuk pendek Ibrani “Mattityahu”, berarti “karunia dari Yahweh”.
3. Tafsiran Reformed Terhadap Proses Pemilihan
A. Prinsip Providensia Ilahi
John Calvin
Dalam Commentary on Acts, John Calvin menekankan bahwa proses ini menunjukkan keyakinan para rasul bahwa Allahlah yang menetapkan pemimpin rohani. Pemilihan Matias melalui doa dan undian adalah ekspresi iman kepada kedaulatan Allah.
“Mereka tidak mengandalkan pemikiran sendiri, tetapi menyerahkan pilihan kepada Allah, yang mengetahui hati manusia.”
Ini mencerminkan doktrin Reformed tentang providensia, bahwa Allah secara aktif terlibat dalam pengaturan sejarah manusia termasuk struktur kepemimpinan gereja.
B. Prinsip Kepemimpinan Berbasis Firman
Louis Berkhof
Dalam Systematic Theology, Berkhof menekankan bahwa gereja harus memelihara prinsip-prinsip kepemimpinan berdasarkan ajaran Alkitab, bukan berdasarkan preferensi budaya. Kisah 1:23 menjadi contoh historis bagaimana gereja mula-mula tunduk pada firman dan doa dalam memilih pemimpin.
4. Mengapa Matias? Implikasi Teologis
Tidak Ada Kritik atau Pujian Langsung
Kitab Kisah Para Rasul tidak memberikan penilaian terhadap Matias atau Yusuf Barsabas. Hal ini disengaja untuk menekankan bahwa pemilihan bukan berdasarkan kualitas manusia, tetapi keputusan Allah.
Matias Tidak Pernah Disebut Lagi?
Beberapa menganggap ini tanda bahwa pemilihan ini "kurang tepat". Namun, dalam kerangka Reformed, fakta bahwa nama seseorang tidak muncul lagi bukan indikator keberhasilan atau kegagalan pelayanannya. Bahkan banyak rasul lainnya tidak disebutkan secara rinci setelah Kisah 1.
R.C. Sproul
Dalam pengajarannya, Sproul menekankan bahwa ketidakmunculan nama Matias bukanlah alasan untuk mempertanyakan validitas pemilihannya. Gereja tunduk kepada otoritas Allah dalam pemilihan ini, dan itu adalah tindakan yang sah serta rohani.
5. Pemilihan dengan Undian: Apakah Ini Alkitabiah?
Beberapa orang bingung dengan penggunaan undian (Kis. 1:26), yang tampaknya tidak sesuai dengan prinsip rasional dan spiritual. Namun, dalam PL, pengundian (misalnya dalam Imamat 16:8) adalah metode yang disetujui Allah untuk mengungkapkan kehendak-Nya.
Pandangan Reformed
-
John Owen menyatakan bahwa metode ini sah dalam konteks sebelum pencurahan Roh Kudus secara permanen.
-
Setelah Pentakosta, pengambilan keputusan dilakukan melalui pimpinan Roh Kudus, pengetahuan Kitab Suci, dan hikmat rohani.
Implikasi praktis: Dalam konteks modern, pemilihan pemimpin gereja harus berdasarkan integritas, karakter rohani, dan komitmen terhadap firman Tuhan, bukan sistem "undian", tetapi prinsip ketundukan pada kehendak Tuhan tetap berlaku.
6. Aplikasi Prinsip-prinsip Reformed dari Kisah 1:23 untuk Gereja Masa Kini
A. Kualifikasi Rohani Adalah Prioritas
Matias dipilih karena ia telah melihat pelayanan Yesus sejak awal. Dalam tradisi Reformed, hal ini sejalan dengan prinsip bahwa pemimpin gereja harus:
-
Mengerti doktrin Kristen secara utuh.
-
Telah mengalami kehidupan rohani yang matang.
-
Memiliki integritas moral dan kejujuran.
1 Timotius 3 dan Titus 1 menjadi pedoman penting yang sesuai.
B. Doa dan Ketundukan pada Kehendak Allah
Kisah 1:24 menunjukkan bahwa pemilihan dilakukan dalam doa. Ini adalah aspek yang sangat penting dalam gereja Reformed: semua keputusan gereja harus didasarkan pada doa dan perenungan firman.
C. Kepercayaan pada Pemilihan Ilahi
Kita belajar dari gereja mula-mula untuk percaya bahwa Allah yang menetapkan pemimpin-Nya, bahkan ketika kita tidak memiliki semua informasi atau ketika hasilnya tidak sesuai dengan harapan manusia.
7. Teologi Kerasulan dan Matias
Apakah Matias benar-benar rasul?
Teologi Reformed menyatakan bahwa kerasulan adalah jabatan yang bersifat historis, bukan berlanjut. Matias dipilih sebagai rasul sejajar dengan kesebelas yang lain.
John Frame dalam The Doctrine of God:
Ia mencatat bahwa Matias dipilih sebagai bagian dari fondasi kerasulan (Efesus 2:20) dan bukan sebagai model penerus rasul untuk masa depan. Gereja masa kini tidak lagi memilih "rasul", tetapi pemimpin yang setia pada ajaran para rasul (lih. Kisah 2:42).
8. Kontras dengan Paulus: Dua Rasul ke-12?
Beberapa orang berpendapat bahwa Paulus adalah pengganti Yudas yang sebenarnya, bukan Matias. Namun:
-
Matias dipilih oleh kesebelas rasul sebelum Pentakosta, sesuai perintah Yesus.
-
Paulus menyebut dirinya sebagai rasul “yang lahir sebelum waktunya” (1 Kor. 15:8), dengan panggilan unik sebagai rasul untuk bangsa-bangsa bukan Yahudi.
Teologi Reformed memandang bahwa kedua pemilihan ini memiliki konteks dan fungsi yang berbeda:
-
Matias mengisi struktur dua belas, sebagai lambang Israel baru.
-
Paulus adalah tambahan suprastruktural sebagai rasul khusus bagi bangsa-bangsa.
9. Kesimpulan: Prinsip Reformed dalam Kisah Para Rasul 1:23
Kisah Para Rasul 1:23 bukan sekadar catatan administratif tentang pemilihan seorang pemimpin, tetapi contoh nyata:
-
Ketundukan gereja kepada kedaulatan Allah.
-
Pentingnya kepemimpinan yang berakar pada firman dan pengalaman dengan Kristus.
-
Proses pengambilan keputusan berdasarkan doa dan hikmat Alkitabiah.
-
Penyataan Allah yang aktif membimbing gereja-Nya bahkan sebelum pencurahan Roh Kudus secara permanen.