Roma 10:5-8: Kebenaran Berdasarkan Iman dan Hukum Taurat

Roma 10:5-8: Kebenaran Berdasarkan Iman dan Hukum Taurat

Pendahuluan

Surat Roma adalah salah satu kitab paling penting dalam Perjanjian Baru, khususnya dalam tradisi teologi Reformed. Dalam pasal 10, Rasul Paulus membandingkan dua bentuk kebenaran: kebenaran berdasarkan Hukum Taurat dan kebenaran berdasarkan iman. Fokus eksposisi ini adalah Roma 10:5-8, yang menyingkapkan dasar keselamatan sejati dalam Injil Yesus Kristus.

Mari kita lihat terlebih dahulu teksnya dalam versi Alkitab Yang Terbuka (AYT):

Roma 10:5-8 (AYT):
(5) Musa menulis tentang kebenaran yang berdasar pada Hukum Taurat, bahwa orang yang melakukan perintah-perintah itu akan hidup olehnya.
(6) Akan tetapi, kebenaran yang berdasar pada iman berkata, “Jangan berkata dalam hatimu, ‘Siapakah yang akan naik ke surga?’ Artinya, untuk membawa Kristus turun.”
(7) Atau, ‘Siapa yang akan turun ke jurang maut?’ Artinya, untuk membawa Kristus naik dari antara orang mati.”
(8) Akan tetapi, apa yang dikatakan? “Firman itu dekat padamu, dalam mulutmu dan dalam hatimu.” Itulah perkataan iman yang kami beritakan.


Konteks Historis dan Teologis

Surat Roma dan Penekanan pada Injil

Surat Roma ditulis oleh Paulus sekitar tahun 57 M. kepada jemaat di Roma, yang terdiri dari orang Yahudi dan non-Yahudi. Salah satu tujuan utama Paulus adalah menjelaskan dasar pembenaran di hadapan Allah — bukan oleh perbuatan Hukum Taurat, tetapi oleh iman kepada Kristus. Ini merupakan tema sentral dalam teologi Reformed, yang berpuncak dalam doktrin sola fide (hanya oleh iman).

Eksposisi Ayat per Ayat

Roma 10:5 – Kebenaran Berdasarkan Hukum Taurat

Musa menulis tentang kebenaran yang berdasar pada Hukum Taurat, bahwa orang yang melakukan perintah-perintah itu akan hidup olehnya.”

Ayat ini mengacu pada Imamat 18:5. Paulus menunjukkan bahwa sistem Taurat menuntut ketaatan sempurna — jika seseorang ingin hidup melalui hukum, ia harus menaatinya sepenuhnya.

Pandangan Reformed:

John Calvin mencatat bahwa Paulus menggunakan kutipan ini untuk menunjukkan kontras antara hukum dan Injil. Kebenaran berdasarkan hukum bersifat kondisional: “Lakukan ini, dan engkau akan hidup.” Namun, karena manusia telah jatuh ke dalam dosa, ketaatan sempurna menjadi mustahil.

R.C. Sproul menyatakan bahwa Roma 10:5 menegaskan bahwa hukum Taurat tidak salah — justru menuntut keadilan yang sempurna — tetapi dosa manusia membuat hukum menjadi sarana penghukuman, bukan keselamatan.

Roma 10:6-7 – Kebenaran Berdasarkan Iman

Akan tetapi, kebenaran yang berdasar pada iman berkata, ‘Jangan berkata dalam hatimu, Siapakah yang akan naik ke surga?’ Artinya, untuk membawa Kristus turun. Atau, ‘Siapa yang akan turun ke jurang maut?’ Artinya, untuk membawa Kristus naik dari antara orang mati.”

Paulus mengutip Ulangan 30:11-14, namun menafsirkannya secara Kristologis. Ia menyatakan bahwa kebenaran berdasarkan iman tidak membutuhkan usaha manusia untuk "mendatangkan" Kristus. Inkarnasi dan kebangkitan sudah terjadi — pekerjaan keselamatan sudah selesai.

Pandangan Reformed:

Louis Berkhof dalam Systematic Theology menjelaskan bahwa Paulus tidak hanya menyatakan ketidakmungkinan mencari Allah dengan kekuatan sendiri, tetapi juga menunjukkan bahwa Allah sudah turun dalam pribadi Kristus. Semua upaya manusia untuk mencari keselamatan di luar Kristus adalah sia-sia.

John Stott, dalam komentarnya terhadap Roma, mengatakan bahwa ayat ini membantah gagasan bahwa iman adalah usaha atau prestasi manusia. Justru sebaliknya, iman adalah respons terhadap anugerah yang telah disediakan secara penuh oleh Kristus.

Roma 10:8 – Firman Itu Dekat

Akan tetapi, apa yang dikatakan? ‘Firman itu dekat padamu, dalam mulutmu dan dalam hatimu.’ Itulah perkataan iman yang kami beritakan.”

Paulus kembali mengutip Ulangan 30, kali ini menekankan bahwa Injil bukanlah sesuatu yang jauh atau misterius. Firman Allah, yang merupakan kabar baik tentang Kristus, telah didekatkan — diwartakan dan bisa direspons melalui iman.

Pandangan Reformed:

Timothy Keller dalam Romans For You mencatat bahwa penekanan pada “dekat padamu” menegaskan bahwa keselamatan tidak berdasarkan pengetahuan rahasia atau ritual khusus. Keselamatan tersedia bagi siapa saja yang percaya dan mengaku.

Theolog Herman Bavinck menyatakan bahwa keberadaan Firman di hati dan di mulut menunjukkan efek regenerasi oleh Roh Kudus: manusia yang dilahirkan kembali memiliki Firman itu tertanam dalam dirinya, bukan karena usaha diri, tetapi karena anugerah.

Aplikasi Teologis: Kontras Hukum dan Injil

Teologi Reformed sangat menekankan perbedaan antara hukum dan Injil:

Hukum (Taurat)Injil (Anugerah)
Berdasarkan perbuatanBerdasarkan iman
Menuntut ketaatan sempurnaMemberi anugerah kepada yang tidak layak
Mengutuk pelanggaranMengampuni dosa melalui Kristus
Membawa kepada maut (karena dosa)Membawa kepada hidup kekal
Menurut Westminster Confession of Faith, hukum berfungsi sebagai cermin yang menunjukkan dosa manusia dan kebutuhan akan Kristus. Roma 10:5-8 adalah teks penting dalam menunjukkan bahwa keselamatan hanya melalui kebenaran yang diberikan oleh iman, bukan oleh usaha.

Korelasi dengan Doktrin-doktrin Kunci Reformed

1. Sola Fide (Hanya oleh Iman)

Roma 10:5-8 mengafirmasi bahwa kebenaran sejati datang dari iman, bukan dari melakukan hukum. Ini adalah inti dari sola fide yang dikemukakan oleh Martin Luther dan dijadikan tonggak Reformasi Protestan.

2. Sola Gratia (Hanya oleh Anugerah)

Tidak ada manusia yang dapat mencapai Kristus dengan usahanya sendiri (ayat 6-7). Kristus datang oleh anugerah, dan iman juga adalah karunia dari Allah.

3. Kristus sebagai Penggenapan Taurat

Yesus adalah penggenapan dari hukum (Roma 10:4), dan Roma 10:5-8 menunjukkan bahwa Kristus adalah pusat dari pemberitaan firman. Semua janji dan perintah berujung pada karya penyelamatan Kristus.

Implikasi Pastoral

Bagi para pendeta dan pengajar Alkitab, Roma 10:5-8 adalah teks penting untuk:

  • Menekankan keputusasaan manusia dalam menyelamatkan dirinya sendiri.

  • Memberitakan kabar baik bahwa Kristus sudah datang, mati, dan bangkit.

  • Menegaskan bahwa keselamatan tersedia secara personal dan dekat — melalui firman iman yang diberitakan.

Kesimpulan

Roma 10:5-8 bukan hanya bagian penting dari argumentasi Paulus tentang pembenaran oleh iman, tetapi juga teks fundamental bagi seluruh sistem soteriologi Reformed. Melalui perbandingan tajam antara hukum dan iman, Paulus menegaskan bahwa keselamatan adalah karya Allah dari awal sampai akhir.

Seperti dikatakan oleh Augustine: Perintah diberikan untuk menunjukkan kebutuhan akan anugerah; anugerah diberikan untuk memungkinkan ketaatan.”

Next Post Previous Post