Markus 16:19-20: Kristus yang Naik dan Gereja yang Diutus
.jpg)
“Lalu, setelah Tuhan Yesus berbicara kepada mereka, Dia terangkat ke surga dan duduk di sebelah kanan Allah. Mereka pergi dan memberitakan firman ke mana-mana, sementara Tuhan bekerja bersama mereka dan meneguhkan firman-Nya melalui tanda-tanda yang menyertainya.”— Markus 16:19-20 (AYT)
Pendahuluan: Dari Salib ke Tahta
Kenaikan Yesus Kristus bukanlah akhir dari pelayanan-Nya, melainkan permulaan dari fase baru dalam karya penebusan: pemerintahan-Nya sebagai Raja dan Imam dari surga. Ayat penutup Injil Markus ini tidak hanya mencatat fakta sejarah, melainkan menyampaikan kebenaran teologis mendalam tentang posisi Yesus dan pekerjaan-Nya bersama gereja.
Bagi teologi Reformed, dua aspek dari ayat ini sangat penting:
-
Kristus yang dimuliakan dan duduk di sebelah kanan Allah
-
Misi gereja yang berjalan dengan otoritas dan kuasa surgawi
Artikel ini akan menggali kedua ayat ini dalam cahaya tafsiran para teolog Reformed dan relevansinya bagi gereja masa kini.
I. Eksposisi Markus 16:19: Kristus Duduk di Sebelah Kanan Allah
A. “Setelah Tuhan Yesus berbicara kepada mereka…”
Yesus telah memberikan Amanat Agung kepada murid-murid-Nya (bdk. Markus 16:15-18), yakni perintah untuk pergi ke seluruh dunia dan memberitakan Injil. Setelah itu, Dia naik ke surga.
John Calvin:
“Yesus tidak meninggalkan gereja. Ia mengangkat diri-Nya agar memerintah dari tempat tertinggi dan mencurahkan kuasa-Nya melalui Roh Kudus.”
Kenaikan Kristus menandai transisi dari pelayanan-Nya di bumi ke pemerintahan-Nya di surga, bukan sebagai pensiunan Mesias, tetapi sebagai Raja yang hidup dan aktif.
B. “...Dia terangkat ke surga...”
Ini adalah fakta sejarah dan doktrinal. Kenaikan bukan sekadar kisah alegoris, tetapi kenyataan tubuh fisik Yesus naik ke surga (bdk. Kisah Para Rasul 1:9-11).
Louis Berkhof:
“Kenaikan Kristus menggenapi tahap eksaltasi-Nya. Ia tidak hanya bangkit, tetapi diangkat untuk menerima otoritas penuh atas segala sesuatu.”
Kenaikan menunjukkan bahwa karya penebusan-Nya telah selesai (completed) dan diterima oleh Bapa (Ibrani 1:3).
C. “...dan duduk di sebelah kanan Allah.”
Ungkapan ini secara teologis penting. Duduk di sebelah kanan adalah simbol dari:
-
Kehormatan tertinggi (Mazmur 110:1)
-
Kekuasaan dan otoritas ilahi
-
Penyelesaian karya pengorbanan-Nya
Herman Bavinck:
“Posisi Kristus di sebelah kanan Allah menunjukkan bahwa Ia menerima kekuasaan universal sebagai Mesias, tidak hanya atas gereja, tetapi atas segala ciptaan.”
Westminster Confession of Faith (VIII.4):
“Kristus naik ke surga untuk melanjutkan pekerjaan-Nya sebagai Imam Besar, Raja, dan Pembela umat-Nya.”
II. Eksposisi Markus 16:20: Gereja yang Diutus dan Disertai
A. “Mereka pergi dan memberitakan firman ke mana-mana...”
Gereja mula-mula segera merespons perintah Yesus. Kata “ke mana-mana” menunjukkan bahwa Injil tidak eksklusif bagi Yahudi, tetapi bersifat global dan inklusif, sesuai dengan mandat misi.
R.C. Sproul:
“Injil tidak statis. Gereja yang sejati adalah gereja yang bergerak, karena Tuhan yang memerintah juga adalah Tuhan yang mengutus.”
B. “...sementara Tuhan bekerja bersama mereka...”
Perhatikan bahwa walaupun Kristus telah naik, Ia tetap bekerja. Ini adalah salah satu bukti teologis bahwa kenaikan tidak berarti ketidakhadiran, tetapi kehadiran dalam bentuk yang berbeda dan lebih luas melalui Roh Kudus.
John Owen:
“Kristus tidak memerintah dari kejauhan. Ia memimpin misi gereja-Nya secara aktif dari tahta-Nya.”
Ini adalah penguatan bagi gereja: kita tidak bekerja sendiri, tetapi di bawah dan bersama Kepala Gereja yang hidup.
C. “...dan meneguhkan firman-Nya melalui tanda-tanda yang menyertainya.”
Dalam konteks gereja mula-mula, tanda-tanda mujizat seperti penyembuhan, bahasa roh, dan kelepasan menjadi validasi kerasulan dan kebenaran Injil (bdk. Ibrani 2:4).
Louis Berkhof:
“Tanda-tanda ini bukanlah pusat dari pelayanan, tetapi pendukung dari pemberitaan firman. Tanda-tanda tidak pernah dimaksudkan menggantikan Injil.”
Dalam konteks Reformed, penekanan tetap pada:
-
Firman Allah sebagai otoritas utama
-
Mujizat sebagai peneguhan, bukan sarana utama keselamatan
III. Ajaran Teologi Reformed dari Markus 16:19-20
A. Kristus sebagai Raja yang Memerintah
Teologi Reformed mengajarkan bahwa Kristus saat ini sedang memerintah, bukan hanya nanti saat kedatangan kedua.
Heidelberg Catechism Q&A 50:
“Kristus, Kepala gereja, telah diangkat ke surga agar mengatur kita melalui Roh Kudus dan membela kita di hadapan Bapa.”
B. Misi Gereja yang Digerakkan oleh Kuasa Ilahi
Markus 16:20 adalah peneguhan bahwa misi bukan hasil kerja manusia, melainkan respon terhadap kuasa ilahi.
Herman Bavinck:
“Evangelisasi adalah hasil dari gerakan kerajaan Allah. Kristus yang naik adalah Kristus yang mengutus.”
C. Tanda-Tanda sebagai Peneguhan, Bukan Fondasi
Dalam tradisi Reformed, tanda-tanda mujizat bukan ditolak, tetapi ditempatkan dalam konteks biblika yang tepat:
-
Tanda-tanda menunjuk kepada firman
-
Ketika firman diteguhkan dan Alkitab lengkap, tanda menjadi sekunder
IV. Aplikasi Praktis Bagi Gereja Masa Kini
A. Keyakinan dalam Pemberitaan
Gereja tidak diutus sendiri. Kristus menyertai dan meneguhkan. Maka, tidak ada alasan untuk takut atau merasa tidak mampu.
B. Ketaatan pada Amanat Agung
Misi bukan program, tetapi esensi dari eksistensi gereja. Markus 16:20 menunjukkan pola:
-
Tuhan berfirman → Gereja taat → Tuhan menyertai
C. Fokus pada Firman, Bukan Sensasi
Meskipun tanda-tanda menyertai, gereja tidak boleh bergantung pada pengalaman atau pertunjukan spiritual, melainkan pada kuasa Injil.
V. Menjawab Tantangan dan Penyesatan
1. “Kristus sudah pergi, kita bekerja sendiri.”
→ Markus 16:20: Kristus bekerja bersama gereja-Nya.
2. “Kita butuh mujizat agar Injil dipercaya.”
→ Injil adalah kuasa Allah untuk keselamatan (Roma 1:16). Tanda hanya peneguh, bukan fondasi iman.
3. “Tugas gereja hanya sosial.”
→ Markus 16:20: tugas gereja adalah memberitakan firman, bukan hanya kegiatan sosial.
Kesimpulan: Injil yang Diteguhkan oleh Kristus yang Hidup
Markus 16:19-20 adalah jembatan antara:
-
Kristus yang naik ke tahta
-
dan gereja yang turun ke dunia
Yesus tidak berhenti bekerja setelah naik. Ia tetap memimpin, mengutus, dan meneguhkan pelayanan gereja-Nya. Dalam terang teologi Reformed, ayat ini menegaskan bahwa:
-
Kristus adalah Raja aktif yang memerintah dari surga
-
Gereja adalah alat Kerajaan yang diutus dengan kuasa Injil
-
Misi adalah tanggapan terhadap otoritas Kristus, bukan inisiatif manusia