Penemuan Wabah di Hati Kita

Penemuan Wabah di Hati Kita

Pendahuluan: Wabah yang Tak Kasat Mata

Ketika dunia diguncang oleh berbagai pandemi fisik seperti COVID-19, perhatian manusia terfokus pada gejala eksternal: demam, batuk, sesak napas. Namun, jauh sebelum dunia modern mengenal virus dan vaksin, Kitab Suci telah menunjukkan bahwa ada "wabah" yang jauh lebih berbahaya: dosa dalam hati manusia.

Dalam bahasa teologi Reformed, kondisi ini disebut sebagai total depravity—kebejatan total. Ini bukan berarti setiap manusia sejahat mungkin, melainkan bahwa setiap bagian dari keberadaan manusia telah dirusak oleh dosa, termasuk hati, pikiran, dan kehendaknya. Artikel ini akan mengupas penemuan spiritual tentang wabah dosa dalam hati berdasarkan Alkitab dan pemikiran para teolog Reformed besar sepanjang sejarah.

1. Hati Manusia: Sumber Masalah yang Sesungguhnya

Yeremia 17:9 (AYT)

“Hati itu lebih licik daripada segala sesuatu, dan sangat jahat. Siapakah yang dapat memahaminya?”

Ayat ini adalah pusat dari doktrin Reformed tentang keberdosaan manusia. Menurut nabi Yeremia, hati manusia bukan hanya rusak, tetapi sangat jahat dan menipu. Banyak orang berpikir bahwa masalah utama manusia adalah di luar: politik, ekonomi, budaya. Namun, firman Tuhan menunjukkan bahwa masalah paling besar adalah dari dalam.

John Calvin tentang Kejahatan Hati

John Calvin, dalam bukunya Institutes of the Christian Religion, menulis:

"Hati manusia adalah pabrik berhala."

Ini berarti manusia secara alami menciptakan pengganti-pengganti Allah untuk disembah: uang, kekuasaan, seks, bahkan diri sendiri. Calvin percaya bahwa akar dari setiap tindakan jahat adalah hati yang tidak mengenal Allah dan mengasihi diri sendiri.

2. Menggali Lebih Dalam: Apa Itu Total Depravity?

Dalam pengajaran Reformed, ada lima poin utama dari teologi yang dikenal dengan akronim TULIP, dan huruf pertama—T—adalah Total Depravity. Doktrin ini mengatakan bahwa manusia:

  • Tidak dapat memilih Allah tanpa anugerah terlebih dahulu.

  • Secara moral dan spiritual mati (Efesus 2:1).

  • Tidak mampu menyelamatkan dirinya sendiri.

Jonathan Edwards: “The Plague Within”

Jonathan Edwards, seorang pengkhotbah dan teolog Reformed Amerika, pernah berkata:

"Kita tidak hanya memiliki dosa; kita adalah dosa."

Dalam khotbah terkenalnya, Sinners in the Hands of an Angry God, Edwards menunjukkan bagaimana manusia berdosa seperti orang yang tergantung di atas api neraka, ditahan hanya oleh kasih karunia Allah. Keberadaan kita tanpa Kristus adalah celaka, karena kita tidak hanya terkena wabah dosa, tetapi kita sendirilah wabah itu.

3. Mengapa Kita Tidak Bisa Melihat Wabah Ini Sendiri?

Salah satu karakteristik dari dosa adalah bahwa ia membutakan. Dosa bukan hanya mencemari kita, tapi juga membuat kita tidak sadar bahwa kita tercemar.

2 Korintus 4:4 (AYT)

"Iblis, allah zaman ini, telah membutakan pikiran orang-orang yang tidak percaya..."

Orang yang terinfeksi secara rohani tidak tahu bahwa mereka sakit. Mereka menyangka bahwa mereka "baik-baik saja", tetapi sebenarnya sedang berada di ambang kehancuran. Dalam konteks ini, penemuan wabah dalam hati bukan datang dari dalam diri kita, tetapi melalui pencerahan dari Roh Kudus.

R.C. Sproul: Dosa sebagai Pemberontakan

R.C. Sproul menggambarkan dosa bukan sekadar kelemahan, melainkan:

"Cosmic treason — pemberontakan kosmik terhadap Sang Raja Semesta."

Ini berarti setiap dosa, sekecil apa pun, adalah tindakan melawan Allah yang kudus dan adil. Maka, kita tidak bisa bersikap lunak terhadap dosa. Kita perlu menyadari betapa parahnya kondisi hati kita di hadapan Allah yang suci.

4. Anugerah Umum dan Anugerah Khusus: Intervensi Ilahi atas Wabah

Anugerah Umum (Common Grace)

Allah dalam kasih-Nya memberikan anugerah umum kepada seluruh umat manusia. Ini terlihat dari fakta bahwa:

  • Matahari terbit bagi orang benar dan tidak benar (Matius 5:45).

  • Pemerintah, ilmu pengetahuan, dan moralitas umum membatasi kerusakan akibat dosa.

Namun, anugerah umum tidak cukup untuk menyelamatkan manusia dari wabah hatinya. Maka, Allah memberikan anugerah khusus (special grace) melalui Injil.

Efesus 2:4-5 (AYT)

"Namun, Allah yang kaya dalam belas kasihan, karena kasih-Nya yang besar... telah menghidupkan kita bersama Kristus, bahkan ketika kita mati karena pelanggaran-pelanggaran kita."

Penemuan sejati akan wabah hati kita terjadi ketika Allah sendiri menyinari hati kita, membuka mata kita untuk melihat dosa, dan memberikan iman untuk bertobat dan percaya kepada Kristus.

5. Wabah Ini Terlihat Lewat Buah-Buah Kehidupan

Galatia 5:19-21

Perbuatan daging (hasil dari hati yang tercemar dosa):

  • Percabulan, kenajisan

  • Permusuhan, perselisihan

  • Iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri

Wabah hati menghasilkan buah-buah yang membinasakan relasi, merusak diri, dan menghina Allah. Inilah bukti nyata bahwa penyakit hati itu nyata dan aktif.

Namun, orang yang telah disembuhkan oleh Kristus akan menunjukkan buah Roh (Galatia 5:22-23): kasih, sukacita, damai sejahtera, dst.

6. Respon Alkitabiah terhadap Penemuan Wabah Hati

1. Pengakuan dan Pertobatan

Mazmur 51 adalah contoh sempurna bagaimana Daud, setelah menyadari dosa perzinahannya dengan Batsyeba, berseru:

"Bersihkanlah aku dari dosaku... ciptakanlah dalamku hati yang bersih, ya Allah!" (Mazmur 51:2,10)

Pertobatan sejati melibatkan pengakuan akan realitas dosa kita, bukan hanya konsekuensinya. Ini adalah bentuk penyembuhan awal terhadap wabah dosa.

2. Iman kepada Kristus

Yesus datang bukan untuk orang yang sehat, tapi untuk yang sakit (Markus 2:17). Ketika kita menyadari bahwa kita "sakit karena dosa", maka kita akan lari kepada Dokter Jiwa yang sejati: Yesus Kristus.

3. Hidup dalam Pembaharuan

Setelah diubahkan oleh Injil, hidup orang percaya bukan lagi dikuasai oleh keinginan dosa, tetapi oleh Roh Kudus. Pembaruan ini tidak sempurna di dunia ini, tetapi terus berlangsung hingga kita dimuliakan di surga.

7. Aplikasi Praktis: Bagaimana Menemukan dan Melawan Wabah di Hati Kita?

A. Introspeksi Rutin

Doa seperti dalam Mazmur 139:23-24:

"Selidikilah aku, ya Allah, dan kenallah hatiku..."

Harus menjadi kebiasaan orang Kristen. Kita harus terbuka terhadap teguran firman, bukan sekadar mencari kenyamanan.

B. Pembacaan dan Renungan Alkitab

Firman Allah adalah cermin yang menunjukkan siapa kita sebenarnya (Yakobus 1:23-25). Tanpa membaca Alkitab, kita tidak akan pernah benar-benar menemukan penyakit kita.

C. Komunitas Kristen yang Sehat

Kehidupan dalam komunitas membantu kita melihat dosa yang mungkin tersembunyi. Dalam kasih dan kebenaran, saudara seiman membantu kita menyadari kondisi hati kita dan bertumbuh.

D. Penginjilan sebagai Reaksi

Mereka yang telah disembuhkan dari wabah rohani harus memberitakan kabar baik itu kepada orang lain. Dunia perlu tahu bahwa kesembuhan sejati dari penyakit terdalam hanya ditemukan dalam Kristus.

Kesimpulan: Kita Tidak Bisa Sembuh Tanpa Anugerah

The Discovery of the Plague of Our Hearts adalah sebuah perjalanan rohani. Ini bukan diagnosis yang datang dari akal budi manusia, tetapi dari pewahyuan ilahi melalui firman Tuhan. Para teolog Reformed mengingatkan kita bahwa hanya ketika kita melihat betapa dalam dan luasnya dosa kita, kita akan benar-benar menghargai kasih karunia Allah di dalam Kristus.

"Sampai kita melihat betapa jahatnya hati kita, kita tidak akan pernah melihat betapa indahnya kasih Kristus."

Next Post Previous Post