Matius 10:22: Kamu Akan Dibenci oleh Semua Orang oleh Karena Nama-Ku

Matius 10:22: Kamu Akan Dibenci oleh Semua Orang oleh Karena Nama-Ku

Matius 10:22 Kamu akan dibenci oleh setiap orang karena nama-Ku, tetapi orang yang bertahan sampai akhir akan diselamatkan.”

Ayat ini mengandung makna mendalam tentang penganiayaan, ketekunan iman, dan janji keselamatan. Dalam artikel ini, kita akan menelusuri eksposisi ayat ini dari perspektif teologi Reformed, menyelami makna historis, konteks teologis, serta pandangan beberapa pakar Reformed terkenal seperti John Calvin, Herman Bavinck, dan R.C. Sproul.

1️⃣ Konteks Historis dan Latar Ayat

Matius 10 adalah bagian dari apa yang dikenal sebagai “Amanat Misi” Yesus kepada dua belas murid. Yesus mengutus mereka untuk memberitakan Kerajaan Allah, menyembuhkan orang sakit, membangkitkan orang mati, dan mengusir roh jahat (Mat. 10:7-8). Namun, Yesus tidak memberi mereka janji akan kemudahan. Sebaliknya, Ia memperingatkan bahwa misi ini akan membawa perlawanan dan kebencian dari banyak orang.

Dalam dunia Yahudi abad pertama, klaim Yesus sebagai Mesias adalah sebuah skandal. Orang-orang Yahudi menantikan Mesias yang akan membebaskan mereka dari penjajahan Romawi, bukan seorang pengkhotbah keliling yang berbicara tentang salib, pertobatan, dan Kerajaan Allah. Maka, siapa pun yang mengikuti Yesus secara otomatis terlibat dalam konflik dengan budaya, agama, dan kekuasaan pada waktu itu.

2️⃣ Eksposisi Frasa: “Kamu Akan Dibenci oleh Semua Orang”

John Calvin dalam komentarnya atas Injil Matius menjelaskan bahwa kebencian dari dunia adalah konsekuensi alami dari setia kepada Kristus. Calvin menulis:

Kristus ingin para murid-Nya siap menghadapi kesulitan dan kebencian dari dunia, sebab terang selalu ditolak oleh kegelapan, dan kebenaran ditolak oleh kebohongan.”

Menurut Calvin, ayat ini tidak berarti setiap individu secara literal akan membenci para murid, melainkan berbicara secara umum: mayoritas dunia akan menolak Injil karena sifat dosa manusia yang jatuh. Dalam teologi Reformed, ini terkait dengan doktrin Total Depravity — kejatuhan total manusia sehingga tidak mampu menerima kebenaran Allah tanpa anugerah Roh Kudus.

R.C. Sproul menekankan bahwa kebencian itu bukan disebabkan oleh sifat pribadi murid-murid, tetapi karena “nama-Ku,” yaitu identitas Kristus sendiri. Dunia tidak membenci murid karena siapa mereka, tetapi karena siapa yang mereka wakili. Ini selaras dengan Yohanes 15:18-19 di mana Yesus berkata, “Jika dunia membenci kamu, ingatlah bahwa ia telah lebih dahulu membenci Aku.”

3️⃣ Dimensi Theologis: Penganiayaan dan Kedaulatan Allah

Herman Bavinck dalam karyanya “Reformed Dogmatics” menulis bahwa penderitaan orang percaya tidaklah sia-sia atau di luar kendali Allah. Dalam teologi Reformed, Allah berdaulat penuh atas segala sesuatu, termasuk penderitaan umat-Nya. Kebencian dunia kepada orang percaya adalah bagian dari rencana penyucian dan pemuliaan yang Allah tetapkan.

Bavinck juga menekankan pentingnya melihat penganiayaan dalam kerangka eskatologis. Penderitaan saat ini adalah bagian dari “sengsara zaman sekarang” (Roma 8:18) yang tidak sebanding dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kelak. Jadi, penganiayaan bukan tanda kegagalan atau kutukan, tetapi tanda bahwa kita berjalan di jalan salib, mengikuti Kristus.

4️⃣ Ketekunan Iman: “Orang yang Bertahan sampai Akhir akan Diselamatkan”

Bagian kedua dari Matius 10:22 berbicara tentang janji bagi mereka yang bertahan: “akan diselamatkan.” Ini menjadi pusat pembahasan doktrin Perseverance of the Saints dalam teologi Reformed.

Calvin menekankan bahwa keselamatan bukan hanya soal memulai iman, tetapi juga menyelesaikannya. Allah bukan hanya memberikan iman kepada umat-Nya, tetapi juga memelihara mereka agar bertahan sampai akhir. Ketekunan ini bukan hasil kekuatan manusia, melainkan karya anugerah Allah. Calvin berkata:

Tidak ada yang dapat meneguhkan kita di tengah badai kebencian dunia selain tangan Allah yang kuat yang menopang kita.”

R.C. Sproul menggarisbawahi bahwa janji “akan diselamatkan” bukan berarti keselamatan diperoleh sebagai upah karena ketekunan, tetapi ketekunan adalah bukti nyata dari iman sejati. Orang yang benar-benar lahir baru akan menunjukkan buah ketekunan dalam iman mereka.

5️⃣ Aplikasi Bagi Gereja Saat Ini

Dalam konteks modern, ayat ini tetap relevan. Gereja di berbagai belahan dunia mengalami penganiayaan — mulai dari tekanan sosial di negara-negara sekuler, hingga penindasan fisik di daerah-daerah yang tertutup bagi Injil.

Tim Keller, salah satu pemikir Reformed kontemporer, pernah berkata:

Injil selalu membawa konfrontasi dengan budaya. Jika kita tidak pernah mengalami penolakan atau kebencian, mungkin kita perlu bertanya apakah kita sungguh hidup menurut Injil atau hanya menyesuaikan diri dengan dunia.”

Ayat ini memanggil gereja untuk tetap setia, bahkan ketika iman kita bertentangan dengan nilai-nilai masyarakat sekitar. Kesetiaan kepada Kristus berarti rela kehilangan kenyamanan, reputasi, bahkan nyawa.

6️⃣ Penjelasan Mendalam: Nama Kristus Sebagai Pusat Segala Sesuatu

Teologi Reformed sangat menekankan keutamaan Kristus. Dalam Matius 10:22, frasa “karena nama-Ku” menunjukkan bahwa segala penderitaan yang dialami umat Tuhan berkaitan langsung dengan siapa Kristus itu.

Nama Yesus bukan sekadar gelar, tetapi mewakili seluruh karya penebusan-Nya. Herman Bavinck menyebutkan bahwa iman Kristen bukan hanya kepercayaan akan ajaran-ajaran, tetapi hubungan hidup dengan Pribadi Yesus. Ketika seseorang mengaku percaya kepada Kristus, ia masuk ke dalam suatu persekutuan yang membawa perlawanan dari dunia yang memberontak kepada Allah.

7️⃣ Bagaimana Bertahan Sampai Akhir?

Pertanyaan praktis yang sering muncul adalah: Bagaimana saya bisa bertahan?

John Owen, seorang teolog Puritan Reformed, memberikan jawabannya: hanya dengan memandang kepada Kristus setiap hari. Owen menekankan pentingnya mematikan dosa (mortification of sin) dan hidup dalam persekutuan yang erat dengan Tuhan.

Dalam konteks Matius 10:22, bertahan bukan sekadar “bertahan hidup,” tetapi tetap setia dalam ketaatan, memelihara iman, dan terus berjalan dalam pengudusan. Allah memelihara umat-Nya melalui sarana-sarana anugerah-Nya: Firman, doa, sakramen, dan persekutuan orang percaya.

8️⃣ Kesimpulan Teologis

Matius 10:22 adalah peringatan sekaligus janji. Dunia akan membenci umat Allah, tetapi Allah akan memelihara umat-Nya sampai akhir. Dalam doktrin Reformed, ini terkait erat dengan tema kedaulatan Allah, anugerah yang memelihara, dan ketekunan orang kudus.

Eksposisi ayat ini mengajarkan kita untuk:
Tidak terkejut ketika dunia menolak kita karena Kristus.
Mengandalkan anugerah Allah untuk bertahan dalam iman.
Mengarahkan pandangan kita pada janji keselamatan kekal.

Next Post Previous Post