Pencurahan Roh Kudus di Hari Pentakosta (Kisah Para Rasul 2:1-4)

Pencurahan Roh Kudus di Hari Pentakosta (Kisah Para Rasul 2:1-4)

Pendahuluan

Hari Pentakosta adalah titik balik dalam sejarah keselamatan. Dalam Kisah Para Rasul 2:1-4, kita menemukan momen dramatis ketika Roh Kudus dicurahkan atas para murid. Peristiwa ini tidak hanya menjadi tanda awal dari gereja Perjanjian Baru, tetapi juga merupakan penggenapan janji Kristus tentang kehadiran dan kuasa Roh Kudus.

Teologi Reformed memandang peristiwa ini sebagai fondasi teologis bagi pemahaman tentang gereja, pekerjaan Roh Kudus, dan kelanjutan misi Kristus di dunia. Dalam artikel ini, kita akan menelusuri eksposisi tiap ayat dan mengaitkannya dengan pandangan para teolog Reformed.

Eksposisi Ayat per Ayat

Kisah Para Rasul 2:1: Hari Pentakosta dan Kesatuan Para Murid

"Ketika hari Pentakosta tiba, mereka semua bersama-sama berada di tempat yang sama."

a. Makna Hari Pentakosta

Hari Pentakosta adalah hari ke-50 setelah Paskah, dikenal juga sebagai Shavuot, hari panen dan peringatan pemberian Taurat di Sinai. Dalam konteks ini, Allah memilih momen ini untuk memberikan hukum baru melalui Roh Kudus, sebagai penggenapan Yeremia 31:33 — “Aku akan menaruh Taurat-Ku dalam batin mereka.”

Pandangan Reformed:

  • John Calvin menekankan bahwa Pentakosta adalah “simbol panen rohani” — yaitu kelahiran gereja.

  • R.C. Sproul menyatakan bahwa Allah secara sengaja memilih hari ini sebagai bentuk paralel antara Sinai dan Yerusalem: pada Sinai Allah memberi hukum, di Yerusalem Allah memberi Roh-Nya.

b. Kesatuan Para Murid

Para murid berkumpul "di tempat yang sama", menunjukkan kesatuan rohani dan fisik. Dalam kerangka Reformed, ini menandakan awal dari persekutuan kudus (communion of saints) — yaitu umat yang dipersatukan oleh iman dan Roh Kudus.

Kisah Para Rasul 2:2: Tanda Bunyi dari Langit

"Dan, tiba-tiba terdengarlah dari langit, bunyi seperti tiupan angin kencang, dan bunyi itu memenuhi seisi rumah tempat mereka sedang duduk."

a. Angin Sebagai Simbol Roh

Dalam Alkitab, kata Ibrani ruach dan Yunani pneuma berarti “roh” dan juga “angin.” Tiupan angin menunjukkan kehadiran Roh Kudus, mengingatkan pada angin Allah yang melayang-layang di atas permukaan air (Kejadian 1:2).

Pandangan Reformed:

  • B.B. Warfield mengatakan bahwa simbol angin menyampaikan kedaulatan dan ketidakterlihatan Roh, yang bergerak menurut kehendak-Nya (Yohanes 3:8).

  • Martyn Lloyd-Jones menegaskan bahwa suara angin adalah bukti bahwa kuasa supranatural sedang bekerja, mengatasi batas-batas manusiawi.

Kisah Para Rasul 2:3: Lidah-Lidah Api

"Dan, tampak kepada mereka lidah-lidah seperti nyala api yang bertebaran dan hinggap di atas mereka masing-masing."

a. Api sebagai Simbol Penyucian dan Hadirat

Dalam PL, api melambangkan hadirat Allah (semak terbakar – Keluaran 3:2) dan penyucian (Mal. 3:2-3). Lidah api bukan hanya tanda manifestasi, tapi juga mewakili lidah/komunikasi yang akan dipakai untuk menyatakan Injil.

Pandangan Reformed:

  • John Calvin menyebut api sebagai tanda “pemurnian batin dan kuasa yang menyala-nyala dari Roh.” Lidah api menunjukkan Roh memampukan mereka berkomunikasi tentang Injil.

  • Herman Bavinck menambahkan bahwa api juga melambangkan kekudusan Allah yang kini tinggal dalam umat-Nya.

b. Setiap Orang Menerima

Frasa "hinggap di atas mereka masing-masing" menunjukkan bahwa setiap orang percaya diberi bagian dalam pelayanan dan pengurapan Roh Kudus, bukan hanya rasul.

Kisah Para Rasul 2:4: Kepenuhan Roh dan Bahasa-Bahasa

"Maka, mereka semua dipenuhi dengan Roh Kudus dan mulai berbicara dalam berbagai bahasa, seperti yang diberikan Roh Kudus untuk mereka ucapkan."

a. Kepenuhan Roh Kudus

Dipenuhi Roh Kudus di sini bukan hanya pengalaman emosional, tetapi berarti penerimaan kuasa untuk bersaksi (Kis. 1:8). Ini adalah titik awal dari penggenapan misi gereja.

Pandangan Reformed:

  • Louis Berkhof menjelaskan bahwa kepenuhan Roh dalam Kisah Para Rasul 2 adalah peristiwa unik, namun juga pola bagi pembentukan gereja yang ditandai oleh kehadiran Roh.

  • R.C. Sproul membedakan antara baptisan Roh (sebagai pengalaman inisiasi universal dalam keselamatan) dan pengisian ulang (filling) untuk tugas khusus.

b. Bahasa sebagai Tanda Universal Injil

Berbicara dalam berbagai bahasa adalah bukti bahwa Injil tidak lagi terbatas pada satu bangsa. Ini adalah penggenapan nubuat Yesaya 66:18 dan Yoel 2:28.

Pandangan Reformed:

  • John Stott (walau bukan sepenuhnya Reformed, banyak diadopsi) menyatakan bahwa bahasa-bahasa itu adalah simbol kesatuan dalam keragaman, sebuah anti-Babel.

  • D.A. Carson menekankan bahwa mukjizat ini menunjuk pada misi universal gereja – Injil harus menjangkau segala bangsa.

Makna Teologis Pencurahan Roh Kudus dalam Teologi Reformed

1. Roh Kudus sebagai Pemberi Hidup Baru

Roh Kudus diutus oleh Kristus sebagai buah dari penebusan-Nya (Yohanes 16:7). Dalam Reformed, ini adalah bagian dari karya Tritunggal: Bapa merancang, Anak menebus, Roh mengaplikasikan keselamatan.

“Pencurahan Roh Kudus adalah bukti objektif bahwa Kristus memerintah sebagai Raja.” – R.C. Sproul

2. Gereja sebagai Komunitas yang Dipenuhi Roh

Teologi Reformed mengajarkan bahwa gereja yang sejati adalah tempat tinggal Roh Kudus. Tanda utama dari gereja yang sejati adalah pemberitaan Firman dan pelayanan sakramen, yang digerakkan oleh kuasa Roh.

“Di hari Pentakosta, Roh Kudus menciptakan tubuh baru: gereja yang hidup.” – Herman Ridderbos

3. Kesatuan dan Misi dalam Roh

Pentakosta menunjukkan bahwa pekerjaan Roh Kudus membawa kesatuan global dan dorongan untuk misi. Ini menjadi dasar teologis bagi penginjilan lintas budaya.

“Gereja tidak diberi Roh hanya untuk penghiburan, tapi untuk misi.” – John Piper

Aplikasi dalam Kehidupan Kristen

  1. Doakan Kepenuhan Roh: Kita dipanggil untuk terus dipenuhi oleh Roh Kudus (Efesus 5:18), bukan hanya pengalaman awal, tapi pemeliharaan rohani harian.

  2. Utamakan Firman dan Kesatuan: Seperti murid-murid yang bersatu dalam doa dan penantian, gereja masa kini harus mengutamakan kesatuan dalam Roh dan pengajaran sehat.

  3. Terlibat dalam Misi: Setiap orang percaya yang dipenuhi Roh dipanggil untuk bersaksi — baik dalam kata, perbuatan, maupun doa.

Kesimpulan

Kisah Para Rasul 2:1-4 bukan hanya catatan historis, tapi juga pilar teologis bagi gereja masa kini. Dalam terang teologi Reformed, kita melihat bahwa pencurahan Roh Kudus adalah:

  • Penggenapan janji Allah,

  • Awal dari kehidupan gereja yang sejati,

  • Dorongan misi yang tak terbendung ke seluruh dunia.

Marilah kita hidup dalam kepenuhan Roh, setia pada Firman, dan terlibat aktif dalam misi Kristus sampai Dia datang kembali.

Next Post Previous Post