Ujian Pertumbuhan Rohani Seorang Kristen

Ujian Pertumbuhan Rohani Seorang Kristen

Pendahuluan: Mengapa Pertumbuhan Rohani Selalu Diiringi Ujian

Pertumbuhan iman Kristen bukanlah perjalanan mulus tanpa tantangan. Justru, ujian merupakan bagian tak terpisahkan dari proses pematangan iman. Dalam bahasa Alkitab, pertumbuhan yang sejati selalu lahir dari penderitaan, pergumulan, dan ketekunan yang diuji dalam berbagai keadaan.

Dalam perspektif teologi Reformed, Allah yang berdaulat memakai setiap ujian sebagai alat untuk menyucikan, menguatkan, dan mengukuhkan iman umat-Nya. Seperti logam mulia yang dimurnikan dalam api, demikian pula orang Kristen dibentuk melalui pencobaan dan penderitaan demi pertumbuhan rohani yang sejati.

Artikel ini membahas secara mendalam doktrin tentang pertumbuhan rohani yang diuji (The Trial of a Christian’s Growth) berdasarkan:

  • Ajaran Alkitab

  • Pandangan para teolog Reformed seperti John Calvin, Jonathan Edwards, Thomas Watson, John Owen, R.C. Sproul, dan Martyn Lloyd-Jones

  • Implikasi praktis dalam kehidupan Kristen masa kini

1. Pertumbuhan Rohani: Apa Itu dan Mengapa Perlu Diuji?

a. Pertumbuhan Rohani Adalah Bukti Kelahiran Baru

“Tetapi bertumbuhlah dalam kasih karunia dan dalam pengenalan akan Tuhan kita dan Juruselamat Yesus Kristus.” (2 Petrus 3:18)

Pertumbuhan rohani adalah proses di mana jiwa yang telah dilahirkan kembali oleh Roh Kudus dimatangkan dalam karakter Kristus, melalui disiplin, ketaatan, dan penderitaan.

b. Ujian Adalah Alat Allah untuk Menyempurnakan Pertumbuhan

“Anggaplah sebagai suatu kebahagiaan apabila kamu jatuh ke dalam berbagai pencobaan, sebab kamu tahu bahwa ujian terhadap imanmu menghasilkan ketekunan.” (Yakobus 1:2-3)

Thomas Watson berkata:

“Allah menanam kebun anugerah-Nya dalam jiwa, dan menyiramnya dengan air mata pencobaan agar tumbuh subur.”

2. Jenis-Jenis Ujian yang Membentuk Pertumbuhan Rohani

a. Ujian Iman

Melalui penderitaan dan krisis hidup, Allah menguji apakah iman kita benar-benar bersandar kepada Kristus atau pada kenyamanan hidup.

Jonathan Edwards menyatakan:

*“Iman sejati tidak bergantung pada keadaan, tetapi berakar dalam kekekalan Kristus.”

b. Ujian Ketaatan

Saat kehendak Allah berbenturan dengan keinginan pribadi, kita diuji: apakah kita memilih setia meskipun menyakitkan?

Contoh: Abraham diminta mengorbankan Ishak (Kejadian 22)

c. Ujian Ketekunan

Ketika doa belum dijawab, atau janji belum digenapi, iman diuji dalam kesabaran.

“Karena itu kamu harus sabar, saudara-saudara, sampai kedatangan Tuhan.” (Yakobus 5:7)

d. Ujian Kesetiaan dalam Panggilan

Kadang, panggilan Allah membawa kita ke dalam penderitaan, penolakan, dan kesendirian. Namun dalam semua itu, kesetiaan kita diproses dan diperhalus.

Martyn Lloyd-Jones menegaskan:

*“Kesetiaan kepada Allah tidak diuji saat segalanya mudah, tetapi saat semuanya gelap.”

3. Tujuan Ilahi dari Ujian dalam Pertumbuhan Rohani

a. Menyucikan Iman

“Agar ujian terhadap imanmu... terbukti lebih murni daripada emas.” (1 Petrus 1:7)

Ujian memurnikan motivasi iman. Allah menyingkapkan apakah kita mengikut Dia karena anugerah-Nya atau hanya karena berkat-Nya.

b. Membentuk Karakter Kristus

“Penderitaan menghasilkan ketekunan, ketekunan menghasilkan tahan uji, dan tahan uji menghasilkan pengharapan.” (Roma 5:3–4)

John Calvin berkata:

*“Kristus adalah cetakan yang oleh-Nya Allah mencetak kita, dan setiap pencobaan adalah palu yang membentuk kita menurut gambar-Nya.”

c. Memperkuat Ketergantungan kepada Allah

Dalam ujian, kita diajar untuk berhenti mengandalkan kekuatan sendiri dan berlindung sepenuhnya kepada Tuhan.

4. Tokoh-Tokoh Reformed yang Bertumbuh Melalui Ujian

a. John Calvin

Menghadapi pengasingan, serangan teologis, dan penderitaan pribadi, namun justru dari pencobaan itu lahir karya monumental Institutes of the Christian Religion.

b. Jonathan Edwards

Dipecat dari gerejanya karena setia kepada firman, tetapi tetap setia mengajar dan menghasilkan tulisan-tulisan teologi yang paling berpengaruh.

c. John Owen

Selama perang sipil Inggris dan tekanan politik, ia tetap berkhotbah dan menulis karya-karya spiritual yang dalam, termasuk tentang mematikan dosa (mortification of sin).

5. Kesalahan Umum dalam Menanggapi Ujian

a. Menganggap Ujian sebagai Kutuk

Dalam teologi Reformed, ujian bukan tanda bahwa Allah menghukum, tetapi tanda bahwa Allah sedang membentuk. (Ibrani 12:6–7)

b. Mencari Jalan Pintas untuk Menghindarinya

Sering kali, kita tergoda untuk melarikan diri dari penderitaan tanpa menyadari bahwa proses Allah membutuhkan waktu dan ketekunan.

c. Membandingkan Diri dengan Orang Lain

Setiap orang memiliki jalur pertumbuhan rohani masing-masing. Membandingkan hanya akan menciptakan iri hati dan frustrasi.

6. Cara Menghadapi Ujian dengan Perspektif Reformed

a. Berakar dalam Firman

Dalam setiap ujian, firman adalah jangkar iman. (Mazmur 119:105)

R.C. Sproul mengatakan:

*“Jika kita tidak mengenal firman, kita tidak akan mengenali maksud Allah dalam pencobaan.”

b. Berdoa dalam Ketundukan

Yesus sendiri berdoa dalam penderitaan: “Jadilah kehendak-Mu.” (Matius 26:39)

Doa bukan sekadar memohon pelepasan, tapi juga memohon kekuatan untuk setia.

c. Percaya pada Pemeliharaan Allah

“Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan.” (Roma 8:28)

Keyakinan pada providensia Allah memberi damai dan pengharapan, bahkan ketika logika tidak bisa menjelaskan penderitaan kita.

d. Tetap Dalam Komunitas Gereja

Ujian iman bukan dijalani sendirian. Tubuh Kristus dipanggil untuk saling menguatkan dan menopang (Galatia 6:2).

7. Buah dari Ujian dalam Pertumbuhan Kristen

a. Iman yang Kokoh

Iman yang diuji dan bertahan akan menjadi iman yang tidak mudah goyah oleh angin dunia.

b. Hati yang Lembut

Ujian mematahkan kesombongan dan membentuk hati yang lebih peka terhadap kasih karunia dan penderitaan orang lain.

c. Kehidupan yang Memuliakan Allah

Hidup yang tetap setia dalam ujian menjadi kesaksian yang kuat tentang kuasa Injil.

Kesimpulan: Bertumbuh Melalui Ujian adalah Rencana Allah

Pertumbuhan rohani yang sejati tidak bisa dilepaskan dari proses yang menyakitkan. Allah, seperti seorang tukang periuk, memutar roda kehidupan dan menekan tanah liat dengan tangan-Nya—bukan untuk menghancurkan, tetapi untuk membentuk bejana kemuliaan.

Teologi Reformed mengingatkan kita bahwa dalam setiap air mata, setiap pencobaan, dan setiap kesakitan, Allah tidak pernah jauh. Justru di sanalah pertumbuhan kita dipercepat, dan iman kita dimurnikan.

“Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan, sebab apabila ia sudah tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupan.” (Yakobus 1:12)

Next Post Previous Post