Doktrin tentang Allah: Versi Ringkas dan Sederhana
.jpg)
Pendahuluan: Siapakah Allah yang Kita Sembah?
Pertanyaan paling mendasar dalam iman Kristen adalah: Siapakah Allah itu? Jawaban atas pertanyaan ini bukan hanya menentukan bagaimana kita menyembah, tetapi juga bagaimana kita memahami kehidupan, keselamatan, dan tujuan kekal manusia.
Doktrin tentang Allah (The Doctrine of God) merupakan bagian paling fundamental dalam teologi sistematika. Dalam tradisi Reformed, pengenalan akan Allah selalu berakar pada wahyu-Nya di dalam Kitab Suci, ditafsirkan dengan kesetiaan terhadap kebenaran ilahi, dan ditegaskan oleh para tokoh seperti John Calvin, Herman Bavinck, Louis Berkhof, R.C. Sproul, dan Stephen Charnock.
Artikel ini menyajikan doktrin tentang Allah secara ringkas dan sederhana, tanpa kehilangan kedalaman teologi Reformed yang kaya dan Alkitabiah.
1. Allah Dapat Dikenal, Tapi Tak Terpahami Sepenuhnya
a. Allah Menyatakan Diri
Allah tidak diam atau jauh. Ia menyatakan diri-Nya melalui:
-
Wahyu Umum: Alam semesta, hati nurani manusia (Mazmur 19; Roma 1:18–20)
-
Wahyu Khusus: Kitab Suci dan puncaknya dalam pribadi Yesus Kristus (Ibrani 1:1–3)
John Calvin dalam Institutes berkata:
“Tanpa wahyu dari Allah, manusia hanya akan tersesat dalam kebingungan dan penyembahan berhala.”
b. Allah Tak Terpahami Sepenuhnya
Meski kita dapat mengenal Allah, kita tidak akan pernah bisa memahami-Nya secara penuh. Ia adalah yang tak terbatas dan kita yang terbatas.
“Sesungguhnya, Allah itu besar dan kita tidak dapat memahami-Nya.” (Ayub 36:26)
2. Keberadaan Allah: Ada dengan Sendiri dan Tanpa Awal
Allah tidak diciptakan, tidak memiliki permulaan, dan tidak tergantung pada siapa pun.
“Akulah yang ada.” (Keluaran 3:14)
Teologi Reformed menyebut sifat ini sebagai aseity—Allah ada dengan sendirinya.
Herman Bavinck menulis:
“Allah adalah dasar dari segala yang ada, namun Ia tidak memiliki dasar selain diri-Nya sendiri.”
3. Atribut Allah: Siapa Dia dalam Diri dan Karya-Nya
Teologi Reformed membagi atribut Allah menjadi dua kategori:
a. Atribut yang Tidak Dibagikan (Incommunicable Attributes)
-
Kemahakuasaan
Allah berkuasa penuh atas segala sesuatu. Tidak ada satu pun yang terjadi di luar kendali-Nya (Mazmur 115:3). -
Ketidaktergantungan (Aseity)
Allah tidak membutuhkan apa pun untuk hidup, termasuk ciptaan-Nya (Kisah 17:25). -
Ketidakterubahan (Immutability)
Allah tidak berubah dalam sifat atau rencana-Nya (Maleakhi 3:6). -
Kekekalan (Eternality)
Allah tidak terikat oleh waktu; Ia adalah Alfa dan Omega (Mazmur 90:2).
b. Atribut yang Dibagikan (Communicable Attributes)
-
Kebijaksanaan
Allah menggunakan pengetahuan-Nya dengan cara yang terbaik (Roma 11:33). -
Kekudusan
Allah itu murni dan terpisah dari dosa (Yesaya 6:3). -
Keadilan dan Kebenaran
Allah melakukan segala sesuatu dengan benar dan adil (Mazmur 89:14). -
Kasih dan Belas Kasihan
Allah mengasihi umat-Nya dengan kasih yang kekal dan menyelamatkan (Yohanes 3:16). -
Kesabaran
Allah menunda penghukuman untuk memberi waktu kepada pertobatan (2 Petrus 3:9).
R.C. Sproul mengatakan:
“Allah adalah satu-satunya makhluk yang keadilan-Nya sempurna, kasih-Nya sempurna, dan kekudusan-Nya sempurna—tanpa cacat.”
4. Allah sebagai Tritunggal: Satu Hakikat, Tiga Pribadi
a. Definisi Doktrin Tritunggal
-
Satu Allah dalam tiga pribadi: Bapa, Anak, dan Roh Kudus
-
Ketiganya memiliki hakikat ilahi yang sama, tetapi berbeda dalam pribadi dan peran
“Baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus.” (Matius 28:19)
b. Kesaksian Reformed
John Calvin menulis:
“Siapa pun yang berusaha memahami Tritunggal tanpa Alkitab akan jatuh dalam bidat.”
Teologi Reformed menerima Tritunggal sebagai wahyu, bukan hasil logika manusia.
5. Karya Allah dalam Dunia
a. Penciptaan
Allah menciptakan segala sesuatu dari ketiadaan (ex nihilo) melalui Firman-Nya.
“Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi.” (Kejadian 1:1)
Teologi Reformed menekankan bahwa:
-
Penciptaan adalah baik
-
Allah berbeda dari ciptaan (transenden)
-
Allah tetap memelihara ciptaan-Nya (imanen)
b. Pemeliharaan (Providence)
Allah tidak hanya menciptakan dunia, tetapi mengatur dan menopangnya setiap saat.
“Semua hal bekerja untuk kebaikan bagi mereka yang mengasihi Allah.” (Roma 8:28)
Louis Berkhof menulis:
“Providensia Allah mencakup pelestarian, kerja sama, dan pengaturan segala sesuatu untuk memenuhi rencana-Nya.”
6. Hubungan Allah dengan Manusia: Perjanjian dan Anugerah
a. Allah Berelasi Melalui Perjanjian
-
Perjanjian Karya: antara Allah dan Adam (Kejadian 2)
-
Perjanjian Anugerah: setelah kejatuhan, Allah berjanji menyelamatkan umat-Nya melalui Mesias
Teologi Reformed adalah teologi perjanjian (covenantal theology), yang melihat seluruh Alkitab sebagai satu kesatuan karya Allah menyelamatkan umat-Nya.
b. Allah Menyelamatkan oleh Kasih Karunia
-
Manusia jatuh dalam dosa (Roma 5)
-
Allah memilih dan menyelamatkan orang berdosa melalui Kristus (Efesus 1)
-
Keselamatan adalah anugerah, bukan karena usaha manusia (Efesus 2:8–9)
John Owen menulis:
“Setiap aspek keselamatan berasal dari Allah, dan hanya Allah yang layak menerima kemuliaan.”
7. Allah dan Kekudusan-Nya
Allah adalah Allah yang kudus. Ini adalah atribut-Nya yang paling sering ditegaskan dalam Alkitab (Yesaya 6:3; Wahyu 4:8). Kekudusan berarti:
-
Terpisah dari dosa
-
Mahamurni dalam semua jalan-Nya
Karena itu, manusia berdosa tidak bisa mendekat kepada-Nya tanpa pengantara.
8. Allah dalam Pribadi Yesus Kristus
Teologi Reformed menyatakan bahwa dalam Kristus:
-
Keilahian Allah dinyatakan sepenuhnya (Yohanes 1:14)
-
Kasih dan keadilan Allah bertemu di salib (Roma 3:25–26)
-
Pengenalan Allah mencapai puncaknya (Ibrani 1:3)
R.C. Sproul berkata:
“Jika kita ingin mengenal Allah, lihatlah kepada Yesus Kristus.”
9. Mengapa Doktrin Allah Penting bagi Hidup Kristen
a. Dasar Iman yang Benar
Iman yang sehat berasal dari pengenalan yang benar akan Allah.
“Orang yang mengenal nama-Mu akan menaruh kepercayaan kepada-Mu.” (Mazmur 9:10)
b. Menentukan Cara Menyembah
Cara kita menyembah menunjukkan siapa Allah yang kita sembah. Penyembahan otentik hanya mungkin jika kita mengenal Allah yang benar.
c. Menentukan Cara Hidup
-
Jika Allah mahakudus → kita harus hidup kudus
-
Jika Allah penuh kasih → kita belajar mengasihi
-
Jika Allah berdaulat → kita percaya dan berserah
10. Penutup: Menyembah Allah yang Kita Kenal
Doktrin tentang Allah bukanlah teori semata. Ia adalah fondasi iman, kehidupan, penyembahan, dan pengharapan kita.
John Calvin menyimpulkan:
“Seluruh hikmat sejati terdiri dari dua hal: mengenal Allah dan mengenal diri sendiri.”
Teologi Reformed mengajak kita untuk tidak hanya belajar tentang Allah, tetapi juga hidup bagi Allah, menyembah Dia dalam roh dan kebenaran, dan menyerahkan seluruh hidup kepada-Nya.