Yesus Kristus, Bapa yang Kekal

Yesus Kristus, Bapa yang Kekal

Pendahuluan

Dalam nubuat Yesaya 9:5 (atau 9:6 dalam Alkitab Inggris), terdapat satu sebutan bagi Sang Mesias yang membingungkan banyak orang:

“Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putra telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahu-Nya, dan nama-Nya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai.” (Yesaya 9:5, AYT)

Salah satu gelar dalam ayat ini adalah “Bapa yang Kekal” (Everlasting Father) — dan yang menjadi pertanyaan besar adalah, bagaimana mungkin Yesus Kristus, Sang Anak dalam Tritunggal, disebut “Bapa yang Kekal”?

Artikel ini akan menjelaskan:

  1. Konteks Alkitabiah dari gelar “Bapa yang Kekal”

  2. Pandangan teolog Reformed tentang relasi antara Kristus dan gelar ini

  3. Penjelasan sistematis dan historis dalam kerangka doktrin Tritunggal

  4. Implikasi rohani dan praktis dalam hidup orang percaya

1. Konteks Alkitabiah: Yesaya 9:5 dan Mesianisme

Yesaya 9 adalah nubuat yang diberikan di tengah situasi Israel yang penuh kegelapan, menjanjikan hadirnya seorang Anak yang akan membawa terang dan kelepasan. Dalam ayat 5, Anak ini diberi empat gelar:

  • Penasihat Ajaib

  • Allah yang Perkasa

  • Bapa yang Kekal

  • Raja Damai

Konteks ayat ini adalah Mesianis — mengacu pada pribadi Yesus Kristus yang akan datang sebagai Mesias. Namun, yang membingungkan banyak pembaca adalah bagaimana mungkin Yesus, Sang Anak, disebut “Bapa yang Kekal”?

Apakah ini berarti Yesus adalah Bapa dalam pengertian Tritunggal?

2. Pemahaman Teologi Reformed: Kristus dan “Bapa yang Kekal”

Dalam tradisi teologi Reformed, penafsiran Yesaya 9:5 memerlukan pembedaan antara “fungsi atau karakter” dan “pribadi ilahi” dalam Tritunggal.

a. Bukan Tentang Pribadi dalam Tritunggal

Teologi Reformed klasik dengan teguh menyatakan bahwa Yesus Kristus adalah Pribadi Kedua dalam Tritunggal, bukan Bapa secara pribadi. Oleh karena itu, gelar “Bapa yang Kekal” tidak berbicara tentang posisi atau pribadi dalam Trinitas, tetapi menyampaikan kualitas atau karakter Mesias.

b. “Bapa” sebagai Figur Pemelihara

Menurut tokoh Puritan Matthew Henry, gelar ini menunjukkan fungsi pengasuhan Kristus terhadap umat-Nya:

“Dia adalah Bapa yang Kekal bagi umat-Nya, yang mengasihi, memelihara, dan memimpin mereka seperti seorang bapa kepada anak-anaknya.”

Dengan kata lain, Yesus disebut “Bapa” bukan karena Ia adalah Pribadi Bapa dalam Tritunggal, tetapi karena Ia memperlihatkan cinta dan tanggung jawab seperti Bapa terhadap anak-anak rohani-Nya.

c. “Kekal” sebagai Atribut Ilahi

Kata “kekal” menunjukkan bahwa otoritas dan kasih Kristus tidak akan pernah berakhir. Ia adalah Raja dan Penjaga umat-Nya selamanya.

John Calvin mengomentari Yesaya 9:5 sebagai berikut:

“Gelar-gelar ini dimaksudkan untuk menunjukkan siapa Dia bagi kita. Ia adalah Bapa dalam arti bahwa Ia mengadopsi kita dan merawat kita dalam kekekalan.”

3. Sistematika Tritunggal dan Kristologi

Untuk menghindari kebingungan, kita harus meninjau kembali doktrin Tritunggal dalam teologi Reformed.

a. Doktrin Tritunggal

Dalam pengakuan iman Kristen:

  • Allah adalah satu dalam esensi

  • Tiga dalam pribadi: Bapa, Anak, dan Roh Kudus

Yesus Kristus adalah Pribadi Kedua, Anak Allah, yang kekal adanya bersama Bapa dan Roh Kudus.

Menyebut Yesus sebagai “Bapa yang Kekal” tidak berarti Dia adalah Bapa dalam Tritunggal, melainkan bahwa Ia bertindak sebagai bapa rohani yang kekal bagi umat-Nya.

b. Penegasan dalam Pengakuan Iman

Pengakuan Iman Westminster (Westminster Confession of Faith) menyatakan:

“Dalam kesatuan Ketuhanan ini ada tiga Pribadi satu substansi, kuasa, dan kekekalan: Allah Bapa, Allah Anak, dan Allah Roh Kudus.”

Jadi, meski Yesus disebut “Bapa yang Kekal”, itu tidak mengaburkan posisi pribadi-Nya sebagai Anak dalam Tritunggal.

4. Penjelasan Para Teolog Reformed

a. R.C. Sproul: Kristus Sebagai Pelindung dan Penuntun

Sproul dalam bukunya Knowing Scripture, menjelaskan bahwa Yesus, walaupun adalah Anak, menjalankan peran Bapa secara relasional terhadap umat-Nya:

“Dia tidak menjadi Pribadi Bapa, tetapi Dia menjadi pengayom dan pembimbing seperti Bapa, yang kasih-Nya tidak pernah berakhir.”

b. Herman Bavinck: Kristus sebagai Representasi Ilahi

Dalam Reformed Dogmatics, Herman Bavinck menjelaskan bahwa gelar-gelar Mesianik dalam Yesaya mencerminkan peran fungsional dari Mesias, bukan identitas pribadi dalam Tritunggal.

“Kristus adalah Bapa umat-Nya dalam arti bahwa Dia adalah asal dan kepala hidup kekal mereka.”

c. John MacArthur: Figur Bapa dalam Hubungan Gembala

Dalam khotbahnya tentang Yesaya 9:5, MacArthur menyatakan bahwa Kristus sebagai “Bapa yang Kekal” adalah:

“Sumber hidup, pelindung, pemelihara, dan yang tidak pernah meninggalkan anak-anak-Nya.”

5. Dimensi Relasional: Kristus dan Umat-Nya

Sebutan “Bapa yang Kekal” juga menggambarkan hubungan kasih yang intim antara Kristus dan umat-Nya.

a. Kristus Mengadopsi Umat-Nya

Melalui karya penebusan, Kristus mengangkat kita menjadi anak-anak Allah (Yohanes 1:12). Namun, dalam konteks hubungan yang personal, Ia juga disebut sebagai pemimpin rohani kita, seperti seorang bapa yang memimpin rumah tangga.

b. Kristus Tidak Pernah Meninggalkan Kita

Sebagai “Bapa yang Kekal”, Yesus tidak akan pernah meninggalkan atau mengabaikan umat-Nya (Ibrani 13:5). Kekekalan kasih dan pemeliharaan-Nya adalah sumber penghiburan besar bagi setiap orang percaya.

6. Aplikasi Praktis: Apa Artinya bagi Kita?

a. Identitas yang Aman

Mengetahui bahwa Yesus adalah “Bapa yang Kekal” memberikan kita identitas yang kokoh sebagai anak-anak yang dikasihi dan dilindungi-Nya. Tidak ada yang dapat memisahkan kita dari kasih-Nya (Roma 8:38-39).

b. Pengharapan Kekal

Yesus sebagai Bapa yang Kekal berarti bahwa pemeliharaan-Nya berlangsung bukan hanya di bumi, tetapi sampai kekekalan. Kita hidup bukan dengan ketakutan, tapi dalam pengharapan.

c. Meneladani Kristus dalam Kasih

Karena Kristus memperlakukan kita dengan kasih seperti seorang Bapa, kita dipanggil untuk memperlihatkan kasih yang sama kepada sesama, terutama dalam komunitas gereja.

7. Kesimpulan: Sang Anak yang Menjadi Bapa Rohani Kekal

Yesus Kristus disebut “Bapa yang Kekal” bukan karena Ia adalah Pribadi Bapa dalam Tritunggal, melainkan karena Ia adalah sumber kehidupan, pengayom, pelindung, dan pemelihara umat-Nya.

Teologi Reformed menjelaskan bahwa gelar ini berkaitan dengan fungsi Kristus sebagai Raja Mesias, bukan perubahan identitas pribadi dalam Ketuhanan. Ia adalah Bapa yang Kekal dalam relasi dan kasih, bukan dalam struktur Trinitas.

Melalui pengajaran para teolog seperti Calvin, Bavinck, dan Sproul, kita memahami bahwa gambaran ini menambah kedalaman kasih Kristus kepada kita. Ia tidak hanya Juruselamat dan Raja, tetapi juga pengasuh kekal jiwa kita.

Epilog

Gelar “Bapa yang Kekal” bagi Yesus Kristus adalah pernyataan kekayaan kasih dan pemeliharaan yang Dia nyatakan kepada kita. Dalam dunia yang penuh ketidakpastian, kita dapat bernaung di bawah kasih yang kekal itu.

“Ia akan menjadi Bapa bagiku selamanya, dan aku tidak akan kekurangan sesuatu pun.” — Para penulis Puritan

Kiranya kita mengenal Yesus bukan hanya sebagai Tuhan dan Penebus, tetapi juga Bapa rohani yang memelihara kita sampai kekekalan.

Next Post Previous Post