Kejadian 3:1-24: Dosa Pertama dan Harapan Pertama

Kejadian 3:1-24: Dosa Pertama dan Harapan Pertama

Pendahuluan

Kejadian 3:1-24 adalah salah satu pasal paling penting dalam seluruh Kitab Suci karena mencatat momen jatuhnya manusia ke dalam dosa. Dalam pandangan teologi Reformed, pasal ini menjelaskan akar masalah manusia, kondisi total depravity (kerusakan total), serta awal dari janji Injil (proto-Evangelium). Dalam artikel ini, kita akan menggali pasal ini secara ayat per ayat dengan pandangan teolog Reformed seperti John Calvin, Herman Bavinck, R.C. Sproul, hingga modernis seperti John Piper dan Michael Horton.

I. Konteks dan Teks Kejadian 3:1-24

(Silakan merujuk langsung ke teks Alkitab Kejadian 3:1-24 dari versi resmi, misalnya AYT atau TB. Karena panjang, tidak dituliskan ulang di sini. Ayat akan dikutip sepanjang eksposisi.)

II. Ular sebagai Agen Godaan (Kejadian 3:1-5)

Kejadian 3:1: “Ular itu lebih cerdik dari segala binatang di darat …”

John Calvin menjelaskan bahwa ular di sini menjadi alat iblis, dan kelicikannya menggambarkan bagaimana dosa masuk bukan secara frontal, tetapi lewat kelicikan. Iblis memulai dengan menanam keraguan: “Apakah Allah benar-benar berfirman...?”

Poin Reformed:

  • Iblis adalah musuh Allah dan manusia, bukan kekuatan yang setara dengan Allah (tidak dualisme).

  • Godaan dimulai dengan meragukan kebenaran Firman Allah.

R.C. Sproul mengatakan, dosa bukan hanya pelanggaran terhadap hukum, tetapi juga penolakan terhadap karakter Allah yang benar.

Kejadian 3:2-3: Respon Hawa yang Mengaburkan Firman

Hawa menambahkan kata-kata (“jangan menyentuhnya”) yang tidak dikatakan Allah secara eksplisit. Ini menjadi tanda awal bahwa kebenaran Allah sudah mulai dimanipulasi.

Michael Horton menyatakan bahwa ketika manusia mulai menambahkan atau mengurangi Firman, saat itulah pintu kompromi terbuka.

Kejadian 3:4-5: Janji palsu iblis

Iblis mengkontraskan perkataan Allah dengan kebohongan yang memikat: “Kamu tidak akan mati... kamu akan menjadi seperti Allah.”

Analisa Bavinck:

  • Dosa manusia pertama bukan sekadar pelanggaran hukum, melainkan pemberontakan terhadap otoritas Allah.

  • Iblis menggoda manusia untuk mengambil posisi Allah—akar dari semua dosa adalah keinginan menjadi Allah.

III. Kejatuhan dan Kesadaran Dosa (Kejadian 3:6-7)

Kejadian 3:6: “Maka perempuan itu melihat … dan memakannya.”

John Piper menekankan bahwa dosa berasal dari ketidakpuasan akan Allah. Buah itu “baik untuk dimakan, sedap dipandang, dan diinginkan”—inilah hasrat daging, mata, dan keangkuhan hidup (1 Yoh 2:16).

Kejadian 3:7: “Maka terbukalah mata mereka … dan mereka tahu bahwa mereka telanjang.”

Sebelumnya mereka telanjang tetapi tidak malu (Kej. 2:25), sekarang rasa malu datang karena dosa. Kesadaran moral bangkit, tetapi bukan menghasilkan pertobatan—melainkan usaha menyembunyikan diri.

Teologi Reformed menekankan:

  • Dosa membawa keterasingan spiritual secara langsung.

  • Total depravity: sejak saat itu, manusia memiliki kecenderungan bawaan untuk menyembunyikan diri dari Allah, bukan mencari Dia.

IV. Konfrontasi dan Kutukan Allah (Kejadian 3:8-19)

Kejadian 3:8-9: Allah mencari manusia

Pertanyaan “Di manakah engkau?” bukan karena Allah tidak tahu, tetapi sebagai bentuk kasih karunia: Allah mengambil inisiatif.

Calvin: Allah yang mencari manusia, bukan sebaliknya—inilah gambaran awal Injil. Allah adalah Pribadi yang mencari yang hilang.

Kejadian 3:10-13: Manusia menyalahkan

  • Adam menyalahkan Hawa.

  • Hawa menyalahkan ular.

Sproul: Hasil dosa adalah manusia mencari pembenaran diri, menyalahkan, dan lari dari tanggung jawab.

Kejadian 3:14-15: Kutukan atas ular dan Injil pertama

Kejadian 3:15 adalah pusat dari seluruh pasal: proto-Evangelium (Injil pertama).

“Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya … ia akan meremukkan kepalamu …”

John Calvin dan Bavinck menyatakan bahwa inilah benih pertama dari pengharapan Mesianik—Yesus Kristus, keturunan perempuan yang akan menghancurkan kuasa dosa dan Iblis.

Kejadian 3:16: Kutuk terhadap perempuan

  • Penderitaan dalam persalinan

  • Relasi dengan suami menjadi tegang

John Piper: Dosa merusak desain ilahi dalam relasi keluarga. Dominasi dan pemberontakan adalah konsekuensi dosa.

Kejadian 3:17-19: Kutuk atas Adam dan alam

Tanah menjadi terkutuk, kerja menjadi penderitaan.

Michael Horton menyebut ini sebagai awal dari kehancuran kosmos—dosa tidak hanya berdampak moral, tapi juga ekologis dan eksistensial.

V. Pengusiran dan Penebusan dalam Simbol (Kejadian 3:20-24)

Kejadian 3:20: “Adam menamai istrinya Hawa…”

Ini tindakan iman: meskipun kutukan telah jatuh, Adam mempercayai janji Allah bahwa “keturunan perempuan” akan datang.

Kejadian 3:21: Allah membuat pakaian dari kulit binatang

Typologi Reformed: ini adalah simbol pertama dari korban penebusan. Allah sendiri yang menyembelih binatang sebagai perlindungan bagi manusia berdosa.

Herman Bavinck: Ini prefigurasi dari pengorbanan Kristus—penggantian, darah yang dicurahkan demi menutupi dosa manusia.

Kejadian 3:22-24: Pengusiran dari Eden

Allah mengusir manusia bukan karena kebencian, tetapi untuk menghalangi mereka memakan pohon kehidupan dalam keadaan berdosa. Ini adalah tindakan kasih agar rencana penebusan dapat tergenapi.

Teologi Reformed melihat ini sebagai awal dari penantian Mesias. Eden tertutup, tetapi jalan menuju Allah akan dibuka kembali melalui salib.

VI. Aplikasi dan Relevansi Teologi Reformed

1. Pemahaman tentang Total Depravity

Pasal ini adalah dasar dari doktrin Kerusakan Total (Total Depravity) dalam TULIP (lima poin Calvinisme). Manusia bukan hanya tidak mau datang kepada Allah—tetapi tidak mampu tanpanya.

2. Allah sebagai Pribadi Penebus

Allah tidak menyerah pada ciptaan-Nya. Dalam kasih-Nya, Ia memberi janji, pakaian, dan rencana keselamatan.

3. Injil sudah dimulai sejak awal

Kejadian 3:15 menandakan bahwa Injil bukan rencana B, melainkan tertanam dalam rencana kekal Allah (Efesus 1:4-5).

4. Kebutuhan akan Kristus

Semua kutuk ini hanya bisa ditebus oleh satu Pribadi: Yesus Kristus, Adam yang terakhir (1 Korintus 15:45).

Kesimpulan

Kejadian 3 bukan hanya kisah sejarah tentang dosa pertama, tetapi fondasi dari seluruh narasi penebusan dalam Alkitab. Dalam pandangan Reformed, dosa bukan sekadar tindakan keliru, melainkan pemberontakan terhadap Allah yang kudus. Tetapi dari tengah kegelapan, muncul secercah terang pengharapan yang menjadi tema besar Injil: bahwa Allah sendiri yang akan menyediakan penebusan melalui keturunan perempuan—Yesus Kristus.

Melalui eksposisi ini, kita menyadari betapa dalamnya kejatuhan manusia, tetapi juga betapa dalamnya kasih karunia Allah. Tidak ada pemulihan sejati tanpa pengakuan akan dosa, dan tidak ada keselamatan tanpa Kristus.

Next Post Previous Post