Tertusuk Hati oleh Injil: Kisah Para Rasul 2:37

Pendahuluan: Respons Ilahi atas Khotbah Injil
Kisah Para Rasul 2:37 mencatat respons pertama dari massa yang mendengar khotbah Petrus pada hari Pentakosta. Reaksi itu bukan berupa tepuk tangan atau kekaguman, tetapi tertusuk hati:
“Ketika mereka mendengar hal itu, hati mereka tertusuk dan mereka berkata kepada Petrus dan rasul-rasul yang lain: ‘Saudara-saudara, apa yang harus kami lakukan?’” (AYT)
Ayat ini sering menjadi acuan utama dalam diskusi tentang regenerasi, pertobatan, dan panggilan Injil yang efektif. Dalam tradisi teologi Reformed, ini bukan sekadar reaksi emosional, melainkan buah dari karya Roh Kudus yang memimpin seseorang kepada kelahiran baru.
I. Konteks Kisah 2:37
Ayat ini muncul setelah Petrus:
-
Memberitakan Yesus sebagai Mesias (ay. 22–36),
-
Menyalahkan mereka karena telah menyalibkan Dia,
-
Menyatakan bahwa Allah telah menjadikan-Nya Tuhan dan Kristus (ay. 36).
Petrus menyampaikan penginjilan yang tajam dan konfrontatif. Ini bukan khotbah motivasi, tetapi deklarasi kebenaran yang menuntut respons ilahi.
II. Eksposisi Frasa demi Frasa
1. “Ketika mereka mendengar hal itu...”
Yang dimaksud “hal itu” adalah seluruh khotbah Petrus, terutama ayat 36 yang menyatakan:
“Yesus yang kamu salibkan itu, telah dijadikan Tuhan dan Kristus oleh Allah.”
Reaksi pendengar menunjukkan bahwa mereka sungguh-sungguh memahami implikasi dari berita tersebut.
John Calvin: “Berita Injil tidak dapat didengar dengan benar kecuali itu menghancurkan kebanggaan manusia terlebih dahulu.”
2. “Hati mereka tertusuk...”
Frasa Yunani: katanusso (κατενύγησαν), artinya ditusuk dalam-dalam secara emosional dan spiritual. Ini adalah kata yang kuat, menyiratkan:
-
Perasaan bersalah
-
Kesadaran akan dosa
-
Takut akan penghakiman
R.C. Sproul: “Ini bukan sekadar respons psikologis. Ini adalah respons ilahi karena pekerjaan Roh Kudus dalam hati yang mati.”
Menurut teologi Reformed:
-
Manusia tidak dapat menyadari dosanya sendiri tanpa karya regeneratif dari Roh Kudus.
-
Kesadaran dosa ini adalah bagian dari panggilan efektif (effectual calling).
3. “...dan mereka berkata: ‘Apa yang harus kami lakukan?’”
Pertanyaan ini adalah puncak dari pertobatan sejati:
-
Mereka tidak membela diri
-
Mereka tidak menyalahkan
-
Mereka menyerah kepada otoritas kebenaran
Ini paralel dengan pertanyaan serupa dalam Kisah 16:30 (jailer Filipi): “Apa yang harus aku lakukan supaya aku diselamatkan?”
Louis Berkhof: “Respons seperti ini adalah tanda bahwa Roh Kudus telah membuka mata mereka terhadap kejahatan dan kebutuhan akan keselamatan.”
III. Pandangan Teologi Reformed terhadap Kisah 2:37
1. Respons terhadap Injil adalah karya anugerah, bukan keputusan otonom
Teologi Reformed menolak bahwa manusia dalam keadaan berdosa dapat dengan kehendak bebas “memilih” Allah. Sebaliknya, respons seperti dalam Kisah 2:37 adalah:
-
Bukti regenerasi lebih dahulu
-
Tanda bahwa Roh Kudus sudah bekerja
Efesus 2:1 – “Kamu dahulu mati karena pelanggaran-pelanggaranmu...”
John Calvin: “Tidak ada orang yang bertanya ‘Apa yang harus aku lakukan?’ kecuali Allah sudah lebih dulu bekerja di hatinya.”
2. Injil yang menusuk adalah Injil yang sejati
Khotbah Petrus bersifat:
-
Kristosentris (berpusat pada Yesus)
-
Ekspositoris (menguraikan Kitab Suci)
-
Konfrontatif (mengungkapkan dosa)
Dalam tradisi Reformed, pewartaan Injil haruslah:
-
Mengungkapkan kebenaran yang menyakitkan sebelum menawarkan pengharapan
-
Menyatakan dosa dan menuntun kepada pertobatan
Herman Bavinck: “Injil adalah kekuatan Allah karena ia pertama-tama menghancurkan manusia sebelum membangunnya kembali dalam Kristus.”
IV. Regenerasi dan Panggilan Efektif dalam Kisah 2:37
1. Regenerasi Mendahului Pertobatan
Yohanes 3:3 – “Jika seseorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah.”
Dalam teologi Reformed:
-
Pertobatan adalah buah dari kelahiran baru, bukan penyebabnya
-
Kisah 2:37 adalah bukti bahwa hati mereka telah diperbarui
2. Panggilan Umum vs. Panggilan Efektif
-
Panggilan umum: semua orang mendengar Injil
-
Panggilan efektif: hanya mereka yang dipilih akan menanggapi dengan iman sejati
Westminster Confession of Faith XI.1:
“Mereka yang dipanggil secara efektif oleh Roh dan Firman, Ia juga memperbarui hati mereka, memberi iman kepada mereka agar dapat menerima Kristus.”
V. Aplikasi Praktis dari Kisah 2:37
1. Khotbah harus menusuk hati, bukan hanya menyentuh pikiran
Pengkhotbah Injili sejati dalam tradisi Reformed:
-
Tidak takut menyinggung dosa
-
Menyampaikan penghakiman Allah dengan kasih
-
Menuntun kepada pertobatan, bukan sekadar perasaan bersalah
2. Bertobat adalah respons terhadap karya Allah
Ketika seseorang sadar akan dosanya, dia harus:
-
Bertanya: “Apa yang harus saya lakukan?”
-
Mendengar Injil selanjutnya: “Bertobat dan dibaptislah...” (Kisah 2:38)
Tidak cukup dengan merasa bersalah. Harus ada pertobatan sejati yang aktif.
3. Keselamatan adalah karya Roh Kudus dari awal sampai akhir
-
Dari kesadaran dosa
-
Kepada kepercayaan pada Kristus
-
Hingga transformasi hidup
Filipi 1:6 – “Dia yang memulai pekerjaan baik di antara kamu, akan menyelesaikannya sampai akhir.”
VI. Pandangan Teolog Reformed terhadap Kisah 2:37
Teolog | Pandangan |
---|---|
John Calvin | Reaksi “tertusuk hati” menunjukkan pekerjaan regeneratif Roh Kudus. Tidak mungkin timbul secara natural. |
R.C. Sproul | Ini adalah momen panggilan efektif – ketika Roh Kudus menaklukkan hati yang keras. |
Louis Berkhof | Ayat ini mengilustrasikan bahwa iman dan pertobatan adalah buah dari karya anugerah, bukan kehendak bebas. |
Herman Bavinck | Pewartaan yang menusuk hati adalah pewartaan sejati, yang menciptakan umat yang bertobat. |
VII. Kesimpulan: Pertobatan Dimulai Saat Hati Ditusuk oleh Injil
Kisah 2:37 adalah bukti bahwa Injil yang disampaikan dengan kuasa Roh Kudus akan menghasilkan respons yang sejati:
-
Kesadaran akan dosa
-
Rasa takut akan penghakiman
-
Keinginan untuk berubah
-
Penerimaan akan Kristus
Ini bukan hasil persuasi manusia, tetapi anugerah Allah yang membangkitkan jiwa yang mati.
FAQ SEO – Pertanyaan Umum Terkait Kisah Para Rasul 2:37
Apa makna “tertusuk hati” dalam Kisah 2:37?
Ini menunjukkan kesadaran dosa yang dalam dan respons pertobatan akibat pekerjaan Roh Kudus.
Apakah ini berarti keselamatan tergantung pada respons manusia?
Dalam teologi Reformed, respons itu sendiri adalah hasil dari anugerah Allah. Manusia tidak bisa merespons tanpa kelahiran baru.
Bagaimana seorang pengkhotbah bisa menyampaikan Injil seperti Petrus?
Dengan setia kepada Firman, fokus pada Kristus, dan berdoa agar Roh Kudus bekerja dalam hati pendengar.
Apa yang harus dilakukan setelah merasa tertusuk oleh Injil?
Bertobat, percaya kepada Kristus, dan berjalan dalam ketaatan sebagai murid-Nya (Kisah 2:38–42).