Bintang-bintang Akan Berjatuhan Markus 13:25

Bintang-bintang Akan Berjatuhan: Markus 13:25

Pendahuluan

Markus 13:25 berbunyi:

“Bintang-bintang akan berjatuhan dari langit dan kuasa-kuasa yang di langit akan goncang.”

Ayat ini merupakan bagian dari pengajaran eskatologis Yesus, sering disebut sebagai Khotbah di Bukit Zaitun (Olivet Discourse). Dalam ayat ini, Yesus memberikan nubuat yang mengguncang: benda-benda langit akan berjatuhan, dan seluruh tatanan surgawi akan terguncang.

Bagaimana seharusnya ayat ini dipahami? Apakah ini bahasa simbolik atau literal? Apa makna teologis dari peristiwa ini? Dalam artikel ini, kita akan membedah Markus 13:25 menurut tafsiran tokoh-tokoh Reformed, mengeksplorasi makna profetis dan praktisnya bagi gereja masa kini.

I. Konteks Markus 13

Pasal ini adalah tanggapan Yesus atas pertanyaan murid-murid-Nya mengenai kapan Bait Allah akan diruntuhkan dan apa tanda akhir zaman. Yesus memberikan gambaran panjang mengenai penderitaan, penganiayaan, penyesatan, dan akhirnya, kedatangan Anak Manusia.

Ayat 24–25 berbicara tentang peristiwa yang mendahului kedatangan Kristus:

“Tetapi pada masa itu, sesudah siksaan itu, matahari akan menjadi gelap dan bulan tidak akan memberi cahayanya, dan bintang-bintang akan berjatuhan dari langit…”

Ayat 25 menggambarkan krisis kosmis—perubahan besar-besaran dalam tatanan langit sebagai tanda kedatangan Tuhan.

II. Eksposisi Markus 13:25

A. “Bintang-bintang akan berjatuhan dari langit”

John Calvin dalam komentarnya terhadap Injil Markus menjelaskan bahwa ungkapan ini tidak harus dipahami secara literal, melainkan sebagai metafora apokaliptik yang biasa digunakan dalam sastra nubuatan Ibrani.

Dalam Yesaya 34:4 dan Yehezkiel 32:7-8, bahasa serupa digunakan untuk menggambarkan kehancuran bangsa-bangsa besar. Maka menurut Calvin, "bintang-bintang" bisa melambangkan kekuatan-kekuatan dunia yang tampak stabil—raja, bangsa, dan kekuasaan politik.

R.C. Sproul mengingatkan bahwa dalam konteks apokaliptik Yahudi, benda-benda langit sering digunakan sebagai simbol kuasa dan otoritas, terutama yang berhubungan dengan kekuatan duniawi atau supranatural. Maka jatuhnya bintang menunjuk pada keruntuhan sistem dunia yang menolak Tuhan.

Namun sebagian penafsir Reformed juga mengakui bahwa bahasa ini bisa memiliki penggenapan literal, terutama dalam kaitan dengan akhir zaman yang sesungguhnya. Bavinck dalam Gereformeerde Dogmatiek menyatakan bahwa krisis kosmis sungguh akan terjadi pada parousia (kedatangan Kristus), di mana penciptaan lama akan dilenyapkan dan diganti dengan langit dan bumi yang baru (bdk. 2 Petrus 3:10-13).

B. “Kuasa-kuasa yang di langit akan goncang”

Frasa ini menyiratkan instabilitas semesta yang menyertai kedatangan Tuhan. Teolog Reformed seperti Sinclair Ferguson melihat ini sebagai tanda bahwa Allah sedang mengguncang ciptaan lama agar yang tidak tergoncangkan (Kerajaan Allah) tetap berdiri. (Lihat Ibrani 12:26-27)

“Kuasa-kuasa langit” juga bisa merujuk pada kekuatan supranatural—baik malaikat, atau dalam konteks Perjanjian Baru, bisa mengacu pada “penguasa dunia gelap ini” (Efesus 6:12). Maka, guncangan itu bisa menunjuk pada kekalahan kuasa-kuasa kegelapan ketika Kristus datang dalam kemuliaan.

III. Tafsiran Reformed tentang Markus 13:25

1. Aspek Apokaliptik dalam Bahasa Nubuat

Calvin dan Sproul menekankan bahwa dalam pengajaran Yesus, bahasa apokaliptik seperti "matahari gelap", "bintang jatuh", bukan semata deskripsi astronomis, tetapi gambaran runtuhnya sistem-sistem dunia. Ini melambangkan krisis teologis dan historis: transisi dari dunia lama menuju zaman Mesianik.

Dalam hal ini, Markus 13:25 bisa memiliki dua lapisan penggenapan:

  • Penggenapan historis: Runtuhnya Yerusalem dan Bait Allah (tahun 70 M) yang merupakan simbol berakhirnya perjanjian lama.

  • Penggenapan eskatologis: Kedatangan Kristus secara literal dan akhir dari dunia ini.

2. Penghakiman dan Pembaruan Kosmis

Herman Bavinck menulis bahwa seluruh ciptaan turut bersungut-sungut menantikan pembebasan (Roma 8:22). Maka pada kedatangan Kristus, ciptaan yang telah jatuh akan mengalami pembaruan total. Markus 13:25 berbicara tentang pembersihan total dari ciptaan lama.

Guncangan langit adalah tindakan eskatologis Allah untuk menghapuskan ciptaan yang dicemari dosa dan membangun langit baru dan bumi baru yang dijanjikan.

3. Kristus sebagai Pusat Eskatologi

R.C. Sproul menyebut bahwa pusat dari seluruh tanda ini bukan pada kejadian luar biasa, tetapi pada pribadi Anak Manusia yang akan datang dengan awan (Markus 13:26). Semua peristiwa ini bertujuan menunjuk kepada kemuliaan Kristus dan mengarahkan umat kepada pertobatan dan pengharapan.

IV. Aplikasi Teologis dan Praktis

A. Krisis Dunia: Sementara

Markus 13:25 mengajarkan bahwa segala sesuatu di dunia ini, betapapun stabil dan megah, bisa “jatuh” ketika Allah menghendaki. Sistem politik, budaya populer, bahkan kestabilan kosmis, semua bisa diguncangkan. Hanya Kerajaan Allah yang tidak tergoncangkan (Ibrani 12:28).

Bagi orang percaya, ini adalah penghiburan. Saat dunia mengalami krisis—perang, bencana, atau kekacauan moral—kita tahu bahwa ini bukan akhir. Kristus akan datang dan memperbarui segalanya.

B. Hidup dengan Perspektif Kekal

Martyn Lloyd-Jones berkata bahwa orang Kristen sejati adalah mereka yang “hidup di dunia ini dengan mata tertuju pada dunia yang akan datang.” Markus 13:25 mengajarkan kita untuk tidak membangun harapan pada dunia sekarang, melainkan menantikan dunia yang akan datang.

Kekudusan dan kesiapan menjadi hal utama. Yesus sendiri berulang kali berkata dalam pasal ini: “Berjaga-jagalah!” (Markus 13:33, 35, 37).

C. Pekabaran Injil sebagai Urgensi Eskatologis

Jika bintang-bintang akan jatuh dan langit tergoncang, maka misi gereja menjadi sangat penting. Keselamatan jiwa lebih penting dari stabilitas sosial. Sebelum langit dan bumi lenyap, Injil harus diberitakan kepada segala bangsa (Markus 13:10).

V. Kontras dengan Teologi Populer

Banyak pengajaran populer tentang akhir zaman terfokus pada spekulasi waktu, antikristus, dan kejadian-kejadian fisik. Namun teologi Reformed menekankan:

  • Kristus sebagai pusat sejarah dan akhir zaman

  • Tanda-tanda zaman menunjuk pada kebobrokan dunia dan kebutuhan akan keselamatan

  • Hidup kudus dan penginjilan lebih penting daripada kalender profetik

Markus 13:25 bukan untuk menakut-nakuti, tetapi untuk membangkitkan kekudusan, iman, dan pengharapan.

VI. Kesimpulan

Markus 13:25 memberikan gambaran dramatis tentang akhir zaman: bintang-bintang berjatuhan, langit tergoncang. Namun di balik gambaran itu ada kebenaran mendalam:

  • Dunia ini tidak abadi, dan hanya Kristus yang kekal.

  • Kekuasaan duniawi akan runtuh, hanya Kerajaan Allah yang bertahan.

  • Kita dipanggil bukan untuk ketakutan, tetapi untuk berjaga, percaya, dan memberitakan Injil.

Sebagaimana ditulis dalam Ibrani 10:37:

"Sebab: ‘Sedikit, bahkan sangat sedikit waktu lagi, dan Ia yang akan datang sudah akan datang dan tidak akan menunda-nunda.’”

Marilah kita hidup dalam kekudusan dan pengharapan, menanti kedatangan Anak Manusia yang akan mengguncang langit dan bumi—untuk menggenapi janji-Nya yang agung.

Next Post Previous Post