Kekudusan Injili dalam Hati dan Hidup

Pendahuluan
Istilah Gospel Holiness atau Kekudusan Injili menunjuk pada bentuk kekudusan yang tidak lahir dari moralitas diri atau legalisme, tetapi dari transformasi oleh Injil Kristus. Kekudusan dalam hati dan hidup merupakan buah dari anugerah Allah, bukan hasil usaha manusia. Ini adalah topik sentral dalam teologi Reformed yang memadukan keadilan Allah, kasih karunia, dan transformasi hidup melalui Roh Kudus.
Artikel ini akan membahas:
-
Pengertian Kekudusan Injili menurut Alkitab
-
Eksposisi beberapa ayat kunci
-
Pendapat dan tafsiran dari tokoh-tokoh teologi Reformed
-
Perbedaan dengan kekudusan moralistik atau legalistik
-
Relevansi bagi kehidupan pribadi dan gereja saat ini
Pengertian Kekudusan Injili (Gospel Holiness)
Kekudusan Injili adalah kekudusan yang bersumber dari karya Kristus dan diterapkan dalam hidup oleh Roh Kudus. Bukan hanya “tidak berdosa”, tetapi hidup serupa Kristus karena telah diubah oleh kasih karunia.
Menurut The Westminster Confession of Faith pasal XIII:
"Mereka yang dipanggil secara efektif dan dilahirkan kembali, dikuduskan secara progresif... sehingga manusia semakin dimatikan dalam dosa dan dihidupkan dalam kebenaran."
Dalam kerangka Reformed, kekudusan bukan cara untuk mendapatkan keselamatan, tetapi bukti bahwa seseorang telah diselamatkan.
Ayat Kunci untuk Eksposisi Kekudusan Injili
1. Roma 6:22
"Tetapi sekarang, setelah kamu dimerdekakan dari dosa dan menjadi hamba Allah, kamu beroleh buah yang membawa kamu kepada pengudusan dan, pada akhirnya, hidup yang kekal."
John Calvin menekankan bahwa pengudusan adalah hasil langsung dari pembebasan oleh Injil. Calvin menyebut kekudusan sebagai "buah dari pembenaran", bukan syaratnya. Iman yang sejati akan menghasilkan hidup yang kudus sebagai respon, bukan sebagai alat untuk mencapai surga.
2. Ibrani 12:14
"Berusahalah hidup damai dengan semua orang dan kejarlah kekudusan, sebab tanpa kekudusan tidak seorang pun akan melihat Tuhan."
R.C. Sproul dalam bukunya The Holiness of God, menekankan bahwa kekudusan adalah karakter Allah yang paling menakutkan dan mulia. Orang Kristen, yang telah dibenarkan, dipanggil untuk terus mengejar kekudusan, bukan sebagai paksaan, tetapi sebagai kerinduan untuk semakin serupa dengan Kristus.
3. Efesus 4:22-24
"Kamu telah diajarkan... untuk menanggalkan manusia lama... dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya."
John Owen, dalam karyanya The Mortification of Sin, menyatakan bahwa membunuh dosa (mortifikasi) adalah bagian integral dari hidup Kristen. Kekudusan tidak terjadi otomatis, tetapi dengan bergantung pada Roh Kudus, orang percaya bertumbuh dan menang atas dosa.
Dimensi Kekudusan: Hati dan Hidup
1. Kekudusan dalam Hati
Kekudusan Injili dimulai dari hati yang diubahkan oleh Roh Kudus:
-
Yeremia 31:33: "Aku akan menaruh Taurat-Ku dalam batin mereka..."
-
Titus 3:5: "...Ia menyelamatkan kita oleh pembaruan oleh Roh Kudus."
Herman Bavinck menekankan bahwa regenerasi (kelahiran baru) adalah titik awal kehidupan kudus. Tidak ada perubahan hidup sejati tanpa pembaruan hati oleh kuasa Injil.
2. Kekudusan dalam Hidup
Kekudusan hati akan terwujud dalam hidup yang nyata:
-
Yakobus 2:17: "Iman tanpa perbuatan adalah mati."
-
1 Petrus 1:15-16: "Kuduslah kamu dalam seluruh hidupmu."
Sinclair Ferguson menjelaskan bahwa kekudusan bukanlah ideal yang tidak realistis, tetapi bagian dari identitas orang percaya. Kekudusan dalam hidup adalah "identitas yang dihidupi", bukan performa yang ditampilkan.
Kekudusan Injili vs Legalistik
1. Legalisme: Berbuat supaya diterima
Teologi legalistik melihat kekudusan sebagai syarat untuk diterima Allah. Ini adalah kekudusan yang penuh ketakutan, yang berusaha menyenangkan Allah agar tidak dihukum.
Bahaya:
-
Menghasilkan kesombongan rohani
-
Menolak kasih karunia
-
Meletakkan beban berat pada orang percaya
2. Kekudusan Injili: Berbuat karena sudah diterima
Dalam kekudusan Injili, kita bertumbuh dalam ketaatan karena telah dikasihi. Ini menumbuhkan kerendahan hati dan sukacita dalam ketaatan.
Jonathan Edwards menyatakan bahwa cinta kepada Kristus adalah pendorong terbesar kekudusan:
“Ketaatan yang sejati tidak lahir dari rasa takut akan neraka, tetapi dari cinta akan kemuliaan Kristus.”
Pendapat Tokoh Reformed tentang Kekudusan Injili
1. John Calvin
“Keselamatan bukan hanya pembebasan dari hukuman, tetapi juga pembebasan dari kuasa dosa.”
Calvin percaya bahwa Allah bukan hanya mengampuni, tetapi memperbarui, karena tujuan akhir keselamatan adalah persekutuan dengan Allah yang kudus.
2. John Owen
Dalam bukunya Holiness, Owen menekankan:
-
Kekudusan bukan pilihan, tetapi panggilan
-
Tanpa pembunuhan dosa, tidak ada kemajuan rohani
-
Roh Kudus adalah satu-satunya kekuatan untuk hidup kudus
3. R.C. Sproul
Dalam The Holiness of God, ia menulis:
“Kita ingin Tuhan yang baik hati, bukan Tuhan yang kudus.”
Sproul menantang gereja untuk kembali melihat Allah dalam kemuliaan-Nya yang kudus, karena kekudusan Allah menuntut kekudusan umat-Nya.
4. Martyn Lloyd-Jones
Dalam khotbah-khotbahnya, Lloyd-Jones menekankan bahwa hidup Kristen adalah:
-
Hidup baru dari atas
-
Hidup yang dibentuk oleh Firman
-
Hidup yang terpisah dari dunia
Relevansi Kekudusan Injili Bagi Gereja Masa Kini
1. Menanggapi Kekacauan Moral
Di tengah dunia yang penuh kompromi moral, gereja dipanggil untuk menyatakan hidup kudus. Bukan karena merasa lebih baik, tetapi karena memantulkan kekudusan Kristus.
2. Mengoreksi Ajaran Salah
Ada banyak ajaran yang memisahkan iman dan perbuatan. Kekudusan Injili mengembalikan keseimbangan: iman sejati akan menghasilkan hidup kudus.
3. Membangun Disiplin Rohani
Kekudusan tidak terjadi otomatis. Diperlukan disiplin rohani: membaca Firman, doa, persekutuan, dan ketaatan sehari-hari. Semua ini dilakukan bukan untuk “menjadi orang Kristen”, tetapi karena sudah menjadi milik Kristus.
Kesimpulan
Kekudusan Injili adalah panggilan dan buah dari keselamatan. Bukan upaya mencapai surga, tetapi hasil dari pengenalan akan Yesus Kristus. Teologi Reformed mengajarkan bahwa:
-
Allah tidak hanya membenarkan, tapi juga menguduskan
-
Kekudusan lahir dari kasih karunia, bukan usaha manusia
-
Roh Kudus adalah kuasa utama dalam kehidupan kudus
-
Kekudusan dalam hati akan mengalir ke dalam hidup sehari-hari
"Kuduslah kamu, sebab Aku kudus" (1 Petrus 1:16) bukan sekadar perintah, tetapi janji Allah bahwa umat-Nya akan dijadikan serupa dengan Putra-Nya.