Kisah Para Rasul 3:1–8 - Kuasa Yesus yang Menyembuhkan dan Mengubahkan

Kisah Para Rasul 3:1–8 - Kuasa Yesus yang Menyembuhkan dan Mengubahkan

I. Pendahuluan

Mujizat adalah salah satu tanda otoritas apostolik dan bukti kehadiran Kerajaan Allah. Kisah Para Rasul 3:1-8 mencatat salah satu mujizat pertama yang dilakukan para rasul setelah turunnya Roh Kudus pada hari Pentakosta. Melalui tindakan Petrus dan Yohanes, kuasa Kristus bekerja untuk menyembuhkan seorang lumpuh sejak lahir. Ayat-ayat ini bukan sekadar kisah tentang penyembuhan fisik, tetapi menggambarkan transformasi rohani, kuasa nama Yesus, dan mandat gereja untuk membawa pemulihan dalam dunia yang rusak oleh dosa.

Mari kita gali eksposisi ini berdasarkan Kitab Suci dan didukung oleh pandangan beberapa teolog Reformed.

II. Teks Alkitab: Kisah Para Rasul 3:1–8

AYT
1 Pada suatu hari, Petrus dan Yohanes pergi ke Bait Allah pada waktu doa, yaitu jam tiga sore.2 Di situ ada seorang laki-laki yang lumpuh sejak lahir, yang tiap hari dibawa ke gerbang Bait Allah yang disebut Gerbang Indah, untuk meminta sedekah dari orang-orang yang masuk ke dalam Bait Allah.3 Ketika orang itu melihat Petrus dan Yohanes yang hendak masuk ke Bait Allah, ia meminta sedekah.4 Petrus menatap dia bersama Yohanes dan berkata, “Lihatlah kami.”5 Lalu, orang itu memandang mereka, dengan harapan akan mendapat sesuatu dari mereka.6 Akan tetapi, Petrus berkata, “Emas dan perak tidak ada padaku, tetapi apa yang kupunyai, kuberikan kepadamu: Dalam Nama Yesus Kristus, orang Nazaret itu, berdirilah dan berjalanlah!”7 Kemudian, Petrus memegang tangan kanannya dan mengangkatnya. Seketika itu juga, kaki dan mata kakinya menjadi kuat.8 Ia melonjak berdiri, lalu berjalan. Ia masuk bersama-sama mereka ke dalam Bait Allah, sambil berjalan, melompat-lompat, dan memuji Allah.

III. Eksposisi Ayat per Ayat

Kisah Para Rasul 3:1: “Pada suatu hari…” — Ketaatan dalam Kehidupan Rohani

Petrus dan Yohanes menaati waktu doa tradisional Yahudi, yakni pada pukul tiga sore. Ini menunjukkan bahwa para rasul tidak serta-merta meninggalkan kebiasaan ibadah Yahudi, namun menghidupkannya dengan pengertian yang baru dalam Kristus.

Matthew Henry menyatakan bahwa "kesalehan sejati tidak menghapuskan disiplin ibadah, melainkan menghidupkannya." Dalam kerangka Reformed, disiplin rohani merupakan sarana anugerah (means of grace), dan Petrus-Yohanes memberi teladan bahwa kehidupan doa adalah fondasi pelayanan yang sejati.

Kisah Para Rasul 3:2: “Lumpuh sejak lahir…” — Gambaran Kondisi Manusia dalam Dosa

Orang lumpuh ini tidak hanya mengalami cacat fisik, tetapi secara simbolis merepresentasikan kondisi rohani manusia yang tidak berdaya oleh karena dosa. Ia tidak bisa masuk ke dalam Bait Allah sendiri, tetapi harus bergantung pada belas kasihan orang lain.

John Calvin dalam komentarnya menegaskan bahwa mujizat ini bukan hanya menyatakan kuasa Allah, tetapi menunjukkan "betapa manusia itu tidak berdaya dan tidak memiliki jalan keselamatan kecuali oleh anugerah Tuhan."

Dalam teologi Reformed, lumpuh ini mencerminkan total depravity—ketidakmampuan total manusia untuk menyelamatkan dirinya sendiri.

Kisah Para Rasul 3:3-5: “Ia meminta sedekah…” — Harapan yang Terbatas

Orang lumpuh itu berharap akan menerima uang. Ia mengira bahwa kebutuhan terbesarnya adalah fisik dan finansial. Namun Petrus memberinya sesuatu yang jauh lebih besar.

R.C. Sproul mencatat bahwa "banyak dari kita datang ke gereja seperti pengemis ini—mengharapkan bantuan duniawi, sementara Allah ingin memberikan pembaruan total."

Hal ini mengingatkan kita bahwa harapan manusia sering kali terlalu kecil, dan hanya Injil yang mampu melampaui harapan tersebut.

Kisah Para Rasul 3:6: “Dalam Nama Yesus Kristus, orang Nazaret itu…” — Kuasa Nama Yesus

Ini adalah puncak dari bagian ini. Bukan kekuatan Petrus, bukan juga kuasa doa semata, tetapi "dalam nama Yesus" terjadi mujizat. Nama Yesus bukan sekadar kata, melainkan representasi otoritas dan hadirat-Nya.

John Stott menyatakan, “Nama Yesus adalah ringkasan dari seluruh pribadi, karya, dan otoritas-Nya. Ketika Petrus menggunakan nama itu, ia bertindak sebagai utusan Kristus yang sah."

Bagi teologi Reformed, ini memperlihatkan bagaimana Kristus tetap berkarya dalam dunia ini melalui Gereja-Nya.

Kisah Para Rasul 3:7-8: “Ia melonjak berdiri…” — Pemulihan Total dan Respons Penyembahan

Setelah disembuhkan, respon orang lumpuh ini adalah berjalan, melompat-lompat, dan memuji Allah. Ini adalah respons spontan dari jiwa yang dijamah kuasa Allah.

Jonathan Edwards, dalam tulisannya tentang Religious Affections, menjelaskan bahwa kasih karunia sejati akan menghasilkan sukacita dan pujian yang meluap kepada Allah. Emosi bukanlah tanda utama keselamatan, tetapi tidak mungkin seseorang mengalami anugerah sejati tanpa perubahan dalam hati dan sikap.

IV. Tema Teologis Utama

1. Kuasa Injil untuk Mengubah Hidup

Kisah ini menggambarkan bahwa Injil tidak hanya menyelamatkan secara rohani, tetapi membawa pemulihan total—fisik, sosial, dan rohani. Injil Kristus menyembuhkan luka terdalam umat manusia dan memulihkan martabat yang hilang karena dosa.

2. Nama Yesus sebagai Otoritas Ilahi

Dalam konteks budaya Yahudi, “nama” melambangkan otoritas dan kehadiran seseorang. “Dalam nama Yesus” berarti kuasa Yesus bekerja secara langsung. Dalam ajaran Reformed, ini menegaskan solus Christus—hanya Kristus yang dapat menyelamatkan dan memulihkan.

3. Gereja sebagai Saluran Anugerah

Petrus dan Yohanes adalah contoh bagaimana gereja menjadi perpanjangan tangan Kristus di dunia. Mereka tidak memiliki emas atau perak, tetapi memiliki Injil yang jauh lebih berharga. Gereja bukanlah lembaga filantropi belaka, melainkan tempat di mana Kristus bekerja dan menyatakan kuasa-Nya.

V. Aplikasi Praktis Bagi Gereja Masa Kini

1. Prioritaskan Kuasa Injil di atas Bantuan Sosial

Meskipun gereja perlu melayani kebutuhan sosial, panggilan utama adalah memberitakan Injil. Seperti Petrus yang berkata “emas dan perak tidak ada padaku…,” kita harus menyadari bahwa kebutuhan terdalam manusia bukanlah ekonomi, melainkan penebusan.

2. Waspadai Fokus yang Terlalu Duniawi

Seperti pengemis yang hanya berharap uang, banyak orang mencari Tuhan untuk keuntungan duniawi. Gereja perlu membimbing mereka untuk memahami bahwa anugerah terbesar adalah pengampunan dosa dan pemulihan dengan Allah.

3. Ijinkan Kristus Menyentuh Orang yang “Terlupakan”

Lelaki lumpuh ini biasa duduk di luar gerbang, tidak diperhatikan dan tidak bisa masuk. Gereja masa kini dipanggil untuk melihat mereka yang “di luar,” mereka yang terpinggirkan secara sosial dan rohani.

VI. Perspektif Reformed

Total Depravity dan Ketidakberdayaan

Pengemis ini lumpuh sejak lahir — sebuah metafora sempurna untuk doktrin total depravity dalam teologi Reformed. Seperti manusia dalam dosa, ia tidak bisa mengubah dirinya sendiri dan harus menerima pertolongan dari luar.

Efektivitas Panggilan Injil

Seruan Petrus dalam nama Yesus dan reaksi instan dari orang lumpuh menunjukkan kuasa panggilan efektif. Ketika Allah memanggil dengan kuasa Roh Kudus, respons terjadi secara nyata dan menghasilkan buah.

Anugerah yang Membawa Puji-pujian

Respon orang yang sembuh menunjukkan hasil dari anugerah: pujian, ibadah, dan transformasi. Dalam pandangan soli Deo gloria, semua keselamatan dan penyembuhan membawa kemuliaan hanya kepada Allah.

VII. Kesaksian Para Bapa Gereja dan Reformator

  • John Calvin:

    “Kekuatan bukan dari manusia, tetapi dari Kristus yang hidup. Petrus hanyalah perantara yang merendahkan dirinya dan meninggikan Kristus dalam segala hal.”

  • Matthew Henry:

    “Kristus adalah penyembuh sejati. Orang lumpuh masuk ke dalam Bait Allah bukan karena kekuatannya sendiri, tetapi karena kuasa Kristus.”

  • John Stott:

    “Mukjizat ini adalah ilustrasi Injil: dari ketidakberdayaan total kepada sukacita dan pemulihan penuh. Kuasa yang sama masih bekerja dalam pemberitaan Injil hari ini.”

VIII. Kesimpulan

Kisah Para Rasul 3:1-8 bukan sekadar laporan sejarah tentang mukjizat. Ini adalah penggambaran teologis tentang bagaimana Kristus bekerja melalui gereja-Nya untuk membawa pemulihan sejati. Pengemis lumpuh menjadi simbol dari manusia yang tanpa Kristus, tidak berdaya, tanpa harapan, dan terpisah dari hadirat Allah.

Namun, dalam nama Yesus, ada kuasa untuk berdiri, berjalan, dan memuji Allah. Kuasa Injil yang menyembuhkan tidak hanya untuk masa lalu, tetapi untuk setiap orang percaya hari ini.

Doa Penutup:

Tuhan Yesus, seperti Engkau menyembuhkan orang lumpuh melalui para rasul-Mu, sembuhkanlah juga kami dari kelumpuhan rohani kami. Bangkitkan kami dalam iman, dan jadikan kami saluran anugerah-Mu bagi dunia ini. Amin.

Next Post Previous Post