Ibrani 13:8: Yesus Kristus Tetap Sama

Ibrani 13:8: Yesus Kristus Tetap Sama

Pendahuluan

Dalam dunia yang terus berubah, baik secara budaya, moral, maupun spiritual, orang percaya sering mencari pegangan yang tidak tergoyahkan. Dalam konteks itulah, Ibrani 13:8 berbicara dengan kekuatan yang luar biasa:

“Yesus Kristus tetap sama, baik kemarin maupun hari ini dan sampai selama-lamanya.” (Ibrani 13:8, TB)

Ayat ini bukan sekadar pernyataan poetis; ini adalah deklarasi teologis yang menjadi fondasi iman Kristen, khususnya dalam perspektif Reformed. Di tengah relativisme moral, perubahan sosial, dan ketidakpastian hidup, ayat ini menyuarakan keabadian dan ketetapan Sang Juruselamat.

Artikel ini akan menyelidiki Ibrani 13:8 secara ekspositoris dan teologis, berdasarkan pendapat beberapa pakar teologi Reformed seperti John Owen, John Calvin, R.C. Sproul, dan lainnya. Kita akan melihat bagaimana ayat ini mengangkat tema kekekalan Kristus, relevansi-Nya, dan bagaimana kebenaran ini memengaruhi iman, pengharapan, dan kehidupan umat percaya.

1. Konteks Historis dan Sastra Ibrani 13:8

Surat kepada orang Ibrani ditulis untuk jemaat Yahudi Kristen yang sedang mengalami penganiayaan dan tergoda untuk kembali kepada Yudaisme. Penulis surat ini, yang dalam tradisi Reformed umumnya dianggap anonim (walau beberapa menganggap Paulus), menegaskan keunggulan Kristus atas semua sistem Perjanjian Lama.

Ibrani 13 merupakan bagian penutup yang bersifat praktis dan pastoral. Ayat 7 dan 9 di sekitarnya berbicara tentang pemimpin rohani dan ajaran yang sehat:

  • Ayat 7: Mengenang dan meneladani pemimpin rohani yang telah wafat.

  • Ayat 9: Peringatan terhadap ajaran sesat.

Ibrani 13:8 menjadi jembatan teologis, menegaskan bahwa pusat iman dan teladan adalah Yesus Kristus, yang tidak pernah berubah meskipun para pemimpin datang dan pergi, dan ajaran palsu terus bermunculan.

2. Eksposisi Ayat: "Yesus Kristus tetap sama..."

a. "Yesus Kristus"

Nama lengkap ini menekankan identitas ilahi dan mesianik dari pribadi ini. Yesus adalah nama manusia-Nya; Kristus adalah gelar-Nya sebagai Mesias. Dalam tradisi Reformed, keunikan pribadi Kristus yang adalah Allah sejati dan manusia sejati ditegaskan melalui ajaran tentang hypostatic union.

John Owen menulis dalam komentarnya:

“Nama ini memadukan seluruh karya penyelamatan Allah dalam pribadi Sang Anak: sebagai penggenapan janji dan sebagai pengantara kekal.”

b. "Tetap Sama" (Gr. ho autos estin)

Frasa ini menekankan ketetapan hakikat Kristus. Dalam teologi Reformed, ini berkaitan erat dengan atribut Allah yaitu immutabilitas — Allah tidak berubah.

R.C. Sproul menjelaskan:

“Immutabilitas bukan berarti Kristus tidak bertindak dalam waktu, tetapi bahwa sifat, karakter, dan kehendak moral-Nya tidak berubah oleh waktu.”

John Calvin juga mencatat:

“Karakter Kristus tidak berubah karena Dia adalah gambar sempurna dari Allah yang tidak berubah.”

c. "Kemarin, Hari Ini, dan Sampai Selama-lamanya"

Frasa ini menjangkau waktu secara menyeluruh: masa lalu, masa kini, dan masa depan. Ini paralel dengan pernyataan tentang Allah dalam Wahyu 1:8: "yang ada dan yang sudah ada dan yang akan datang."

Theologi Reformed menekankan bahwa karya Kristus di masa lalu (penebusan), kuasa-Nya saat ini (pengantara dan pemelihara), dan janji masa depan-Nya (kedatangan kedua) semuanya berdasarkan natur yang tidak berubah.

3. Aplikasi Teologis dari Ketetapan Kristus

a. Kristus yang Tidak Berubah dalam Pekerjaan Penebusan

Penebusan Kristus tidak membutuhkan pembaruan atau pengulangan. Seperti yang dijelaskan dalam Ibrani 9:12, Kristus masuk satu kali untuk selama-lamanya ke dalam tempat kudus dengan darah-Nya sendiri. Karena natur-Nya tidak berubah, maka karya-Nya pun bersifat kekal dan efektif.

John Owen menegaskan:

“Kristus tidak seperti imam besar lainnya yang perlu mempersembahkan kurban setiap tahun; kurban-Nya cukup karena Dia tidak berubah dalam kuasa, kasih, dan kesucian.”

b. Kristus yang Tidak Berubah dalam Perantaraan-Nya

Ibrani 7:25 menyatakan bahwa Kristus senantiasa hidup untuk menjadi Pengantara. Teologi Reformed mengajarkan bahwa pengantaraan Kristus adalah aspek penting dari pemeliharaan iman orang percaya.

Sebagaimana dikatakan Louis Berkhof:

“Karena Yesus tidak berubah, maka doa syafaat-Nya bagi umat-Nya pun tidak pernah gagal.”

c. Kristus yang Tidak Berubah dalam Pengajaran dan Kebenaran-Nya

Dalam zaman yang menolak kebenaran mutlak, sifat kekal dari ajaran Kristus menjadi jangkar bagi gereja. Teologi Reformed menolak relativisme dan menekankan supremasi dan finalitas wahyu dalam Yesus Kristus.

John Calvin berkata:

“Sama seperti Kristus tidak berubah, demikian juga ajaran-Nya. Kita tidak boleh menambah atau menguranginya, karena Ia adalah Firman yang kekal.”

4. Implikasi Pastoral dan Praktis

a. Penghiburan di Tengah Penderitaan

Bagi jemaat Ibrani yang sedang menderita, penegasan tentang Yesus yang tidak berubah menjadi sumber kekuatan. Dalam kesulitan, manusia dan keadaan bisa berubah, tetapi Kristus tidak.

Bagi kita hari ini, hal ini memberikan penghiburan saat mengalami sakit, kehilangan, atau krisis iman. Kita percaya kepada Tuhan yang tidak goyah oleh keadaan.

b. Ketetapan dalam Pelayanan dan Panggilan

Pelayanan Kristen seringkali dilanda kekecewaan atau perubahan situasi. Namun, karena Kristus tetap sama, penginjilan, pemuridan, dan panggilan kita tidak kehilangan makna.

c. Peringatan terhadap Ajaran yang Menyesatkan

Ibrani 13:9 memperingatkan agar kita tidak disesatkan oleh berbagai ajaran asing. Ketetapan Kristus menjadi standar untuk menilai setiap ajaran. Bila sebuah pengajaran tidak berakar pada karakter dan karya Kristus yang kekal, maka itu patut dicurigai.

5. Kontribusi Para Pakar Reformed Lainnya

a. B.B. Warfield

Warfield menekankan bahwa ketetapan Kristus adalah jaminan bahwa iman Kristen bersifat historis dan objektif. Ia berkata:

“Karena Kristus tidak berubah, maka iman kita tidak berdiri atas kesan atau emosi, melainkan pada fakta yang kokoh.”

b. Herman Bavinck

Dalam Reformed Dogmatics, Bavinck menulis:

“Yesus Kristus adalah Allah yang kekal, dan karena itu, iman Kristen memiliki dasar yang kokoh, tidak seperti agama-agama yang berubah mengikuti budaya.”

c. Sinclair Ferguson

Ferguson menunjukkan bahwa iman kepada Kristus yang tidak berubah melahirkan kepastian keselamatan. Ia menyatakan:

“Jika Yesus berubah, maka kita bisa meragukan apakah Dia tetap mengasihi kita hari ini. Tetapi karena Dia tidak berubah, maka janji-Nya tetap berlaku.”

6. Hubungan dengan Doktrin Reformed Lainnya

Ketetapan Kristus berkaitan erat dengan doktrin-doktrin Reformed lainnya:

  • Providensia Allah: Allah memelihara segala sesuatu karena Dia tidak berubah (Mazmur 102:27).

  • Pemilihan dan Ketekunan Orang Kudus: Dalam Roma 8:29-30, mereka yang dipanggil akan dimuliakan, karena Kristus tidak berubah.

  • Solus Christus: Hanya Kristus satu-satunya jalan keselamatan yang tidak berubah dari zaman ke zaman.

Kesimpulan

Ibrani 13:8 bukan sekadar pernyataan teologis yang indah. Ini adalah pilar dari iman Reformed: bahwa di tengah dunia yang terus berubah, Yesus Kristus adalah jangkar kekal bagi jiwa kita.

Bagi umat percaya, kebenaran ini memberikan:

  • Penghiburan dalam penderitaan

  • Keyakinan dalam pelayanan

  • Kejelasan dalam doktrin

  • Kepastian dalam keselamatan

Sebagaimana dinyatakan dalam pengakuan iman Westminster:

“Kristus adalah sama dari kekekalan dan sampai kekekalan, dan Dialah satu-satunya Pengantara antara Allah dan manusia.”

Kiranya kita semua semakin diteguhkan dalam iman kepada Kristus yang tidak berubah — kemarin, hari ini, dan sampai selama-lamanya.

Next Post Previous Post