Keunggulan Harta Surgawi: Matius 6:19–20
Pendahuluan
Dalam dunia yang materialistik, manusia mengejar kekayaan, popularitas, dan kenyamanan hidup. Namun, firman Tuhan mengingatkan kita untuk mengejar hal-hal yang kekal—harta surgawi. Kristus sendiri memberikan peringatan yang jelas:
“Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya. Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di surga…”
(Matius 6:19–20)
Apa makna dari harta surgawi? Mengapa harta ini lebih unggul dari harta duniawi? Dan bagaimana seharusnya hidup orang Kristen dalam terang kebenaran ini?
Artikel ini akan membahas tema “The Excellency of Heavenly Treasures” dengan eksposisi Matius 6:19–21 dan ayat-ayat lainnya, serta tafsiran dari teolog-teolog Reformed seperti John Calvin, Jonathan Edwards, Herman Bavinck, dan lainnya. Di akhir artikel, Anda akan melihat bagaimana pandangan tentang harta surgawi dapat membentuk hidup Kristen yang sejati, memuliakan Allah, dan menantikan kekekalan.
I. Eksposisi Matius 6:19–21
A. Jangan Mengumpulkan Harta di Bumi
“Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi...” (Matius 6:19)
Yesus tidak melarang penggunaan harta atau kepemilikan materi secara mutlak, tetapi melarang hidup yang terfokus untuk mengumpulkan harta duniawi sebagai tujuan hidup.
Dalam teologi Reformed, ini ditegaskan oleh John Calvin:
“Di mana ambisi dan keserakahan menguasai, di sana kasih Allah menjadi dingin.”
– Commentary on Matthew 6
Calvin mengingatkan bahwa harta duniawi mudah rusak dan tidak dapat diandalkan. Mengandalkannya adalah bentuk penyembahan berhala modern.
B. Kumpulkanlah Harta di Surga
“Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di surga…” (Matius 6:20)
Yesus mengajak umat-Nya untuk mengalihkan fokus kepada harta surgawi. Ini termasuk iman, kasih, kebenaran, pelayanan kepada sesama, dan upah kekal yang disediakan oleh Allah. Harta ini tidak dapat dicuri, tidak bisa rusak, dan dijaga oleh Allah sendiri.
Jonathan Edwards, dalam khotbah terkenalnya “The Excellency of Christ,” menjelaskan bahwa segala hal surgawi memancarkan keindahan Kristus. Harta surgawi terutama adalah Dia sendiri dan segala berkat rohani yang ada di dalam Dia.
C. Di Mana Hartamu Berada, di Situ Hatimu Berada
“Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada.” (Matius 6:21)
Ini adalah prinsip spiritual yang mendalam. Hati manusia mengikuti arah keinginan dan nilainya. Jika hatimu tertambat pada dunia, maka kehidupan rohanimu akan kering. Namun jika hartamu adalah Kristus dan kerajaan-Nya, maka seluruh hidupmu akan diarahkan untuk kemuliaan Allah.
II. Perbandingan: Harta Duniawi vs. Harta Surgawi
Aspek | Harta Duniawi | Harta Surgawi |
---|---|---|
Ketahanan | Sementara, bisa rusak atau hilang | Kekal, tidak bisa binasa |
Nilai rohani | Tidak memberi keselamatan | Menjadi sarana pertumbuhan iman |
Sumber sukacita | Palsu dan cepat berlalu | Sukacita sejati dalam Tuhan |
Akhirnya | Ditanggalkan saat mati | Dimiliki untuk kekekalan |
III. Harta Surgawi dalam Perjanjian Baru
1. Kolose 3:1–2
“Karena itu, kalau kamu dibangkitkan bersama dengan Kristus, carilah perkara yang di atas, di mana Kristus ada, duduk di sebelah kanan Allah. Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi.”
Ayat ini menekankan bahwa mereka yang telah diselamatkan seharusnya memusatkan hati dan pikirannya pada perkara surgawi—bukan duniawi.
2. 1 Petrus 1:4
“...untuk menerima suatu bagian yang tidak dapat binasa, yang tidak dapat cemar dan yang tidak dapat layu, yang tersimpan di sorga bagi kamu.”
Petrus menyatakan bahwa orang percaya memiliki warisan surgawi yang kekal dan murni.
3. Matius 13:44–46 – Perumpamaan tentang Harta Terpendam dan Mutiara yang Berharga
Yesus menggambarkan Kerajaan Surga seperti harta yang begitu berharga hingga seseorang menjual segala miliknya untuk mendapatkannya. Ini menunjukkan nilai tak terbandingkan dari harta rohani.
IV. Teologi Reformed tentang Keutamaan Harta Surgawi
A. John Calvin – Hidup di Dunia sebagai Peziarah
Calvin menulis bahwa orang Kristen adalah pilgrims (peziarah) di dunia ini. Harta sejati mereka bukan di dunia, tetapi di surga bersama Kristus.
“The Lord intends that we should be strangers on the earth, content with little, seeking the things above.”
B. Jonathan Edwards – Visi Kekekalan
Dalam tulisannya “Heaven Is a World of Love,” Edwards menyatakan bahwa surga adalah tempat di mana kasih ilahi memenuhi segala sesuatu, dan bahwa harta surgawi yang terbesar adalah Allah sendiri.
C. R.C. Sproul – Kesetiaan kepada Kristus Lebih Mulia dari Dunia
Sproul berkata bahwa orang percaya tidak boleh menyimpan harapan utama mereka pada sistem dunia, tetapi pada janji kekal dalam Kristus.
“The treasures of this world are fleeting. Only Christ is of infinite and lasting value.”
– Essential Truths of the Christian Faith
V. Praktik Mengumpulkan Harta Surgawi
Bagaimana secara praktis orang percaya dapat mengumpulkan harta surgawi?
1. Menghidupi Firman Allah
Setiap ketaatan kepada Firman adalah investasi kekal. Matius 7:24 menyamakan orang yang melakukan Firman dengan orang bijak yang membangun di atas batu.
2. Memberi dengan Sukacita
Yesus berkata: “Lebih berbahagia memberi daripada menerima” (Kisah Para Rasul 20:35). Memberi untuk pekerjaan Tuhan, membantu sesama, dan bermurah hati adalah bentuk nyata dari mengumpulkan harta di surga.
3. Pelayanan kepada Sesama
Pelayanan yang dilakukan dalam nama Yesus akan menerima upah. Bahkan secangkir air sekalipun tidak akan luput dari perhatian Allah (Matius 10:42).
4. Bertekun dalam Penderitaan demi Kristus
2 Korintus 4:17 berkata bahwa penderitaan ringan sekarang menghasilkan “kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya.” Penderitaan demi Kristus adalah investasi surgawi.
VI. Aplikasi Pribadi: Mengarahkan Hati kepada Kekekalan
1. Pemeriksaan Diri: Apa yang Menjadi Harta Anda?
Tanyakan kepada diri Anda: di mana hatimu tertambat? Uang? Reputasi? Keluarga? Atau Kristus? Renungkan kembali prinsip bahwa “di mana hartamu berada, di situ hatimu berada.”
2. Mengatur Prioritas Rohani
Waktu, uang, dan energi kita mencerminkan nilai-nilai kita. Apakah prioritas Anda mencerminkan fokus pada Kerajaan Allah?
3. Hidup Sebagai Warga Surga
Filipi 3:20 berkata: “Karena kewargaan kita adalah di dalam sorga…” Hidup kita di bumi adalah sementara. Maka, hendaklah kita hidup dengan orientasi kekal.
VII. Kesimpulan: Nilai Tertinggi Ada di Surga
Harta dunia mungkin memberikan kenikmatan sementara, tetapi harta surgawi memberi sukacita kekal. Kristus memanggil kita untuk meninggalkan ketergantungan pada dunia dan mengejar apa yang bernilai kekal.
“Apa yang dapat seorang peroleh, jika ia mendapatkan seluruh dunia tetapi kehilangan jiwanya?”
(Markus 8:36)
Sebagai orang percaya dalam tradisi Reformed, kita diajar untuk memandang segala sesuatu dalam terang kekekalan. Harta sejati bukanlah emas atau kekuasaan, tetapi Kristus sendiri dan semua berkat rohani yang ada di dalam Dia. Kiranya kita semua hidup dengan mata tertuju kepada upah kekal, dan menjadikan harta surgawi sebagai harta utama dalam hati kita.
Soli Deo Gloria – Segala kemuliaan hanya bagi Allah.