2 Tesalonika 2:3–5 - Kejatuhan Besar Dan Manusia Durhaka

Pendahuluan
Jemaat yang dikasihi Tuhan, perikop 2 Tesalonika 2:3–5 adalah salah satu teks eskatologis paling serius dalam Perjanjian Baru. Rasul Paulus menulis kepada jemaat yang sedang bingung dan gelisah oleh ajaran palsu yang mengatakan bahwa hari Tuhan telah tiba. Kebingungan itu mengacaukan iman mereka, mengganggu ketenangan rohani mereka, dan membuka celah bagi penyesat.
Karena itu Paulus mengoreksi mereka dengan tegas:
“Janganlah kamu memberi dirimu disesatkan dengan cara yang bagaimanapun juga! Sebab sebelum hari itu haruslah datang dahulu murtad dan haruslah dinyatakan dahulu manusia durhaka, yang harus binasa.”
(2 Tesalonika 2:3)
2 Tesalonika 2:4–5 kemudian menjelaskan karakter manusia durhaka itu serta mengingatkan jemaat agar tidak lupa ajaran yang pernah Paulus sampaikan kepada mereka.
Dalam teologi Reformed, perikop ini sangat penting karena berbicara tentang:
-
Masa sebelum kedatangan Kristus
-
Bahaya besar kesesatan
-
Kenyataan Antikristus
-
Tanggung jawab gereja menjaga kemurnian doktrin
-
Keteguhan orang percaya di tengah godaan dan penipuan rohani
Para teolog seperti John Calvin, Matthew Henry, John Owen, Geerhardus Vos, dan R.C. Sproul memberikan penjelasan yang kaya mengenai teks ini.
Dalam khotbah ini kita akan membahas tiga pokok besar:
-
Peringatan Paulus: Jangan Disesatkan!
-
Dua Tanda Sebelum Kedatangan Kristus: Murtad dan Munculnya Manusia Durhaka
-
Panggilan bagi Gereja: Ingat, Waspada, dan Tetap Setia
1. Peringatan Paulus: Jangan Disesatkan!
(2 Tesalonika 2:3a)
Paulus membuka ayat ini dengan seruan keras:
“Janganlah kamu memberi dirimu disesatkan dengan cara yang bagaimanapun juga!”
Dalam bahasa Yunani, kata exapatēsē menunjukkan penyesatan yang halus dan memikat. Artinya, penyesatan tidak selalu datang dalam bentuk kasar, tetapi sering:
-
Terselubung
-
Melembutkan kebenaran
-
Mencampuradukkan ajaran
-
Mengutip Alkitab secara keliru
-
Datang dari orang yang tampaknya rohani
A. Penyesatan Adalah Ancaman Nyata bagi Gereja
Calvin dalam komentarnya mengatakan:
“Roh jahat berusaha menggoncangkan jemaat bukan hanya melalui penganiayaan, tetapi juga melalui ajaran palsu yang mengaburkan Injil.”
Kesalahan dalam doktrin bukan hal kecil; ia dapat meruntuhkan iman seseorang. Karena itu Paulus mengulang seruan ini berkali-kali dalam surat-suratnya (Efesus 4:14; 1 Timotius 4:1; Kolose 2:8).
B. Penyesatan Bisa Datang dari Dalam Gereja
John Owen dalam The Nature of Apostasy berkata:
“Banyak penyesatan besar dalam sejarah gereja berasal dari mereka yang mengaku sebagai pemimpin rohani.”
Sebelum kedatangan Kristus, Alkitab menubuatkan bahwa akan muncul:
-
Guru palsu
-
Nabi palsu
-
Pemimpin rohani yang menyesatkan banyak orang
Karena itu Paulus menekankan: waspadalah terhadap setiap ajaran yang tidak sesuai dengan Injil Kristus.
C. Jemaat Tesalonika Panik Karena Ajaran Sesat
Ada yang berkata bahwa Hari Tuhan sudah tiba. Dampaknya:
-
Jemaat menjadi takut
-
Mereka mengira mereka telah melewatkan rapture
-
Mereka bingung terhadap penderitaan yang terjadi
-
Iman mereka mulai goyah
Paulus menenangkan mereka: Hari Tuhan belum datang, karena ada dua hal yang harus terjadi terlebih dahulu.
Dan inilah masuk ke poin kedua.
2. Dua Tanda Besar: Murtad dan Munculnya Manusia Durhaka
(2 Tesalonika 2:3b–4)
Paulus menjelaskan dua peristiwa besar sebelum kedatangan Kristus:
-
Murtad Besar (apostasia)
-
Munculnya manusia durhaka (man of lawlessness), anak kebinasaan
Kedua hal ini saling berkaitan, seperti awan gelap dan badai yang mengikutinya.
A. Murtad Besar (Apostasia)
Kata “murtad” berarti:
-
Meninggalkan iman yang benar
-
Memberontak terhadap otoritas Allah
-
Memutarbalikkan kebenaran
1. Murtad Bukan Sekadar Individu Jatuh Dalam Dosa
Ini bukan sekadar orang Kristen yang jatuh lalu bertobat kembali. Ini adalah peninggalan besar-besaran terhadap injil, suatu gerakan global yang memuncak pada kedatangan Antikristus.
R.C. Sproul menjelaskan:
“Apostasia adalah pembalikan besar-besaran terhadap Injil, masuknya ajaran palsu yang dipeluk begitu luas hingga hampir seluruh dunia tertipu.”
2. Murtad Terjadi Ketika Gereja Mengikuti Dunia
Geerhardus Vos berkata:
“Apostasia terjadi ketika gereja kehilangan identitas surgawinya dan menjadi serupa dengan dunia.”
Tanda-tandanya:
-
Injil diputarbalikkan
-
Salib tidak lagi menjadi pusat
-
Kekudusan digantikan kebebasan moral
-
Otoritas Alkitab diragukan
-
Firman ditafsirkan sesuai budaya, bukan kebalikannya
Dengan kata lain: Banyak gereja akan berbalik dari kebenaran.
3. Murtad Adalah Lahan Subur Munculnya Manusia Durhaka
Seperti tanah retak yang siap ditumbuhi gulma beracun, demikian dunia yang apostat siap menerima pemimpin palsu yang menentang Allah.
B. Munculnya Manusia Durhaka (2 Tesalonika 2:3b–4)
Paulus menyebutnya:
-
“Manusia durhaka” (man of lawlessness)
-
“Anak kebinasaan”
-
“Dia yang meninggikan diri”
-
“Yang duduk di bait Allah”
Para teolog Reformed umumnya sepakat bahwa ini menunjuk pada Antikristus, figur akhir zaman yang mempersonifikasikan pemberontakan terhadap Allah.
1. Karakter Utama Manusia Durhaka
Menurut John Calvin:
“Antikristus adalah mereka yang merampas kemuliaan Kristus dan menempatkan dirinya dalam posisi yang hanya layak bagi Allah.”
2 Tesalonika 2:4 berkata:
“Ia menentang dan meninggikan diri di atas segala yang disebut atau disembah sebagai Allah.”
Ini bukan sekadar pemimpin politik; ia adalah tokoh rohani yang:
-
Menuntut penyembahan
-
Menawarkan keselamatan palsu
-
Mengotori ibadah yang kudus
2. “Duduk di Bait Allah” — Apa Artinya?
Ada beberapa pandangan Reformed:
a. Secara simbolis – menurut banyak teolog Puritan
Bait Allah melambangkan gereja. Antikristus akan menyesatkan dunia dari dalam ranah religius.
b. Secara literal – menurut sebagian penafsir Reformed modern
Mengacu pada pemulihan bait fisik di Yerusalem.
c. Secara final – menurut Geerhardus Vos dan Herman Bavinck
Bahwa Antikristus akan menempatkan dirinya di posisi yang menuntut ketundukan rohani manusia.
Tetapi apa pun bentuknya, kesimpulannya jelas: manusia durhaka menuntut tempat Allah.
3. Ia Mengerahkan Kuasa dan Penyesatan
Ayat berikutnya (ayat 9–12) — meski bukan fokus utama hari ini — menjelaskan bahwa ia akan tampil dengan:
-
Kuasa setan
-
Tanda dan mujizat palsu
-
Kebohongan rohani
-
Kemampuan memikat dunia
Karena itu Paulus memberi peringatan serius: kedatangan Kristus tidak mungkin terjadi tanpa munculnya tokoh ini.
C. Paulus Pernah Mengajar Mereka Mengenai Hal Ini
2 Tesalonika 2:5:
“Tidakkah kamu ingat, bahwa hal itu telah kerapkali kukatakan kepadamu, ketika aku masih bersama-sama dengan kamu?”
Ini menunjukkan:
1. Doktrin Eskatologi Adalah Bagian Penting Pengajaran Gereja
Paulus mengajarkannya bukan hanya sebagai:
-
Informasi masa depan
-
Teori akhir zaman
-
Bahan perdebatan
Tetapi sebagai peneguhan iman.
2. Jemaat Mudah Melupakan Ajaran Yang Benar
Seperti Israel di padang gurun, kita pun cepat lupa akan firman jika:
-
Tidak terus memperhatikan
-
Tidak memegang teguh pengajaran yang benar
-
Mudah dipengaruhi suara luar
3. Paulus Menegur dengan Kasih
Nada ayat ini adalah:
-
Mengingatkan
-
Mengoreksi
-
Menghibur
Bukan memarahi tanpa tujuan. Ia sebagai gembala ingin meneguhkan mereka agar tidak terbawa arus.
3. Panggilan Bagi Gereja: Ingat, Waspada, dan Tetap Setia
Dari 2 Tesalonika 2:3–5, ada tiga respons yang harus dimiliki gereja sepanjang zaman.
A. Gereja Harus Mengingat Ajaran yang Benar
Paulus berkata: “Tidakkah kamu ingat?”
Artinya: kebenaran harus terus diingat, bukan hanya didengar.
Menurut R.C. Sproul:
“Kebenaran yang tidak diingat, akan lenyap. Ajaran yang tidak dipertahankan, akan digantikan oleh kesesatan.”
Karena itu gereja harus:
-
Mengajarkan doktrin dengan jelas
-
Mengulang firman tanpa bosan
-
Mengisi ibadah dengan pengajaran Alkitab yang mendalam
-
Menolak ajaran yang berlawanan dengan injil
-
Menyiapkan jemaat menghadapi penyesatan
B. Gereja Harus Waspada terhadap Kesalahan
Paulus berkata: “Janganlah kamu memberi dirimu disesatkan.”
Kewaspadaan adalah tanda gereja yang sehat.
Gereja harus waspada terhadap:
-
Ajaran yang memuliakan manusia, bukan Allah
-
Kabar-kabar sensasional tentang akhir zaman
-
Pemimpin rohani yang menempatkan diri sebagai otoritas mutlak
-
Fenomena rohani yang tidak diuji oleh Alkitab
-
Gaya hidup yang kompromistis
John Owen menekankan:
“Kesesatan selalu berawal dari kelalaian akan kewaspadaan rohani.”
C. Gereja Harus Tetap Setia di Tengah Kesulitan
Spurgeon berkata:
“Menunggu kedatangan Kristus bukan alasan untuk ketakutan, tetapi dorongan untuk kesetiaan.”
Walaupun:
-
Murtad besar terjadi
-
Antikristus muncul
-
Dunia semakin gelap
-
Iblis bekerja dengan kuasa besar
Tetapi:
-
Kristus tetap memerintah
-
Firman tetap menang
-
Gereja sejati tidak akan hancur
-
Orang pilihan tidak akan disesatkan
Bagi gereja Reformed, keteguhan ini bukan karena kemampuan manusia, tetapi karena pemeliharaan Allah yang berdaulat.
Penutup: Kristus Tetap Menang
Jemaat yang dikasihi Tuhan, perikop ini bukan ditulis untuk membuat kita takut, tetapi untuk menguatkan kita.
Murtad akan terjadi.
Manusia durhaka akan datang.
Penyesatan akan merajalela.
Tetapi ingat:
-
Kristus sudah merencanakan semuanya
-
Gereja dunia mungkin goyah, tetapi Gereja sejati tetap teguh
-
Injil tidak akan digantikan
-
Antikristus hanyalah bayangan singkat sebelum Raja datang
Dan akhirnya:
Kristus akan mengalahkan manusia durhaka hanya dengan napas mulut-Nya (ay. 8).
Kita tidak perlu takut.
Kita hanya perlu setia.
Tetap berpegang pada Injil.
Tetap hidup dalam kekudusan.
Tetap tinggal dalam firman.
Sebab Dia yang memanggil kita adalah setia, dan Ia akan datang kembali dalam kemuliaan.
Amin.