Markus 8:10–13 - Tanda dari Surga dan Hati yang Tidak Percaya

Markus 8:10–13 - Tanda dari Surga dan Hati yang Tidak Percaya

PENDAHULUAN

Salah satu bahaya terbesar dalam kehidupan rohani bukanlah dosa yang jelas terlihat, melainkan ketidakpercayaan yang dibungkus sikap rohani. Banyak orang terlihat religius, rajin melakukan kegiatan keagamaan, tetapi hatinya jauh dari Tuhan. Inilah yang kita lihat dalam Markus 8:10–13: sekelompok orang yang mengaku pemimpin rohani, namun menuntut “tanda dari surga” bukan untuk percaya, tetapi untuk menghakimi Tuhan sendiri.

Perikop singkat ini mengungkapkan salah satu penyakit rohani paling berbahaya: ketidakpercayaan yang keras dan degil, bahkan ketika seseorang melihat karya Allah secara langsung.

Teks ini juga menunjukkan bagaimana Yesus menanggapi permintaan tanda yang lahir dari ketegaran hati. Dan respons Yesus itu sangat tajam: “Tidak akan diberikan tanda kepada angkatan ini.”

Mari kita masuk ke dalam Firman Tuhan dan mendalami kebenaran yang sangat relevan ini bagi gereja Tuhan.

I. PEMBACAAN TEKS – MARKUS 8:10–13

(10) Lalu Ia segera naik ke perahu dengan murid-murid-Nya dan berangkat ke daerah Dalmanuta.
(11) Maka datanglah orang-orang Farisi dan mulai bersoal jawab dengan Dia. Untuk mencobai Dia mereka meminta dari-Nya suatu tanda dari sorga.
(12) Maka Ia mengeluh dalam hati-Nya dan berkata: “Mengapa angkatan ini meminta tanda? Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kepada angkatan ini sekali-kali tidak akan diberikan tanda.”
(13) Lalu Ia meninggalkan mereka; Ia naik pula ke perahu dan bertolak ke seberang.

II. KONTEKS PERIKOP

Markus 8:10–13 terjadi setelah Yesus memberi makan empat ribu orang (Markus 8:1–9). Ini adalah mukjizat luar biasa—roti diadakan dari tangan-Nya sendiri, menunjukkan bahwa Yesus adalah Musa baru yang memberi “manna dari sorga”.

Namun, ketika Yesus tiba di Dalmanuta (mungkin dekat Magdala), orang-orang Farisi langsung menghadang-Nya. Mereka tidak datang sebagai pencari kebenaran, tetapi sebagai musuh yang ingin menjatuhkan Yesus.

William Hendriksen berkata:

“Permintaan tanda itu bukanlah penghormatan kepada Yesus, melainkan serangan kepada otoritas dan identitas-Nya.”
(New Testament Commentary)

Demikianlah latar perikop ini: hati yang keras datang menantang Tuhan.

III. EKSPLANASI AYAT DEMI AYAT

Markus 8:10 – “Yesus tiba di Dalmanuta”

Setelah mukjizat memberi makan empat ribu orang, Yesus segera meninggalkan tempat itu.

Beberapa pengamat mengatakan bahwa tindakan ini menunjukkan:

1. Yesus Menolak Popularitas Semu

Yesus tidak membiarkan diri-Nya diidolakan karena pemberian fisik. Ia tidak mau dianggap hanya sebagai penyedia makanan.

Calvin menulis:

“Kristus menghindar dari pujian kosong, karena misi-Nya bukan mencari ketenaran, tetapi menyatakan kerajaan Allah.”

2. Setiap Pekerjaan Allah Mengundang Konfrontasi

Mukjizat besar sering diikuti konfrontasi besar. Sebelum ini, Yesus menghadapi Herodes. Kini Ia menghadapi Farisi.

Markus 8:11 – “Orang Farisi meminta tanda dari surga untuk mencobai Dia”

Inilah inti persoalan.

Mereka tidak puas dengan:

  • Yesus menyembuhkan orang kusta

  • Yesus mengusir setan

  • Yesus membangkitkan orang mati

  • Yesus memberi makan ribuan orang

  • Yesus meredakan badai

  • Yesus membuka mata orang buta

  • Yesus membuat orang lumpuh berjalan

Padahal semua itu jelas merupakan tanda ilahi.

Namun mereka meminta sesuatu yang lain: tanda dari surga.

Apa itu “tanda dari surga”?

  • Kilat di langit

  • Awan yang terbelah

  • Suara dari langit

  • Gerhana mendadak

  • Fenomena kosmik
    Mereka ingin sesuatu yang eskatologis—seperti yang dilakukan Musa atau Elia.

B.B. Warfield berkata:

“Permintaan tanda dari surga adalah penolakan terang-terangan terhadap semua tanda yang telah diberikan Kristus.”

Tujuan mereka bukan percaya—tetapi mencobai.

Kata “mencobai” (πειράζοντες – peirazontes) sama dengan yang dilakukan Iblis dalam pencobaan di padang gurun.

Ini bukan pencarian iman, tetapi ujian yang mengandung permusuhan, provokasi, dan pemberontakan.

John MacArthur menyatakan:

“Ini bukan keinginan untuk bukti, tetapi upaya untuk menjebak Yesus: jika Ia gagal, mereka menang; jika Ia berhasil, mereka tetap tidak mau percaya.”

Markus 8:12 – “Yesus mengeluh dalam hati-Nya”

Inilah satu-satunya catatan dalam Injil di mana Yesus mengeluh dalam-dalam (ἀναστενάξας).

Apa arti keluhan ini?

1. Kesedihan Yesus atas kerasnya hati manusia

Yesus bukan marah karena diserang, tetapi sedih karena ketegaran hati manusia terhadap kebenaran.

J.C. Ryle menulis:

“Tidak ada yang lebih menyedihkan Kristus selain ketidakpercayaan.”

2. Kesedihan atas religiusitas tanpa iman

Orang Farisi bukan ateis; mereka sangat religius. Tetapi hati mereka mati secara rohani.

Louis Berkhof berkata:

“Religiusitas tanpa kelahiran baru akan menghasilkan sikap menuntut bukti dari Allah, bukan tunduk kepada-Nya.”

3. Ketidakpercayaan mereka bukan karena kurang bukti—tetapi karena kurang kemauan

William Lane (“NICNT”) mengatakan:

“Masalahnya bukan pada kurangnya tanda, tetapi ketidakmampuan moral untuk menerima tanda.”

Dengan kata lain: mereka tidak melihat bukan karena tidak ada cahaya, tetapi karena mereka menutup mata.

Markus 8:12b – “Tidak akan diberikan tanda kepada angkatan ini”

Ungkapan ini sangat keras. Dalam bahasa Yunani sangat tegas:

εἰ δοθήσεται τῇ γενεᾷ ταύτῃ σημεῖον
“Jika suatu tanda diberikan kepada angkatan ini…”

Kalimatnya berhenti mendadak, seperti sumpah yang tidak diselesaikan.

Ini gaya bahasa yang menekankan:

ABSOLUTELY NO SIGN!

Mengapa?

1. Karena mereka bukan mencari kebenaran

Tanda tidak akan mengubah hati yang keras.

2. Karena Yesus sendiri adalah tanda terbesar dari surga

Mereka meminta tanda… padahal Tanda itu berdiri tepat di depan mereka.

Yesus adalah:

  • Firman menjadi manusia

  • Kemuliaan Allah yang turun

  • Roti dari surga

  • Air hidup

  • Terang dunia

Namun mereka tidak melihatnya.

3. Karena Allah tidak tunduk pada tuntutan manusia

Allah tidak membiarkan diri-Nya diuji atau dipaksa oleh manusia yang berdosa.

Calvin menulis:

“Permintaan tanda dari surga adalah bentuk kesombongan yang ingin menempatkan Allah di kursi terdakwa.”

4. Satu-satunya tanda yang akan diberikan adalah kematian dan kebangkitan (Matius 12:39 – ‘Tanda Yunus’)

Markus tidak mencatat "tanda Yunus", tetapi secara teologis prinsipnya sama: tanda terbesar adalah salib dan kebangkitan.

Markus 8:13 – “Yesus meninggalkan mereka”

Ini adalah salah satu ayat paling mengerikan dalam Injil.

Yesus meninggalkan mereka.

Tindakan ini bukan sekadar berpindah tempat, tetapi:

Yesus menarik diri dari mereka secara rohani.

Matthew Henry mengatakan:

“Yesus meninggalkan mereka sebagai lambang penghukuman ilahi atas hati yang keras.”

Ini gambaran mengerikan dari:

  • penolakan terang

  • penghakiman rohani

  • Allah tidak lagi berbicara kepada hati yang menolak kebenaran**

Yesus tidak memaksa mereka untuk percaya.

Ia tidak mengejar mereka.

Ia hanya pergi.

Dan itu adalah hukuman paling besar.

IV. PENGAJARAN TEOLOGIS MENURUT PANDANGAN REFORMED

1. Total Depravity – Hati manusia secara total rusak

Orang Farisi bukan kurang bukti, tetapi mati rohani.

Reformed theology menekankan:

“Masalah iman bukan kurangnya bukti, tetapi matinya manusia dalam dosa.”
(Efesus 2:1)

Mereka menolak tanda bukan karena logika, tetapi karena kebencian terhadap Allah.

2. Inisiatif Allah diperlukan untuk membuka mata manusia

Ketidakmampuan mereka untuk melihat tanda membuktikan:

  • manusia tidak dapat datang kepada Allah tanpa anugerah

  • akal manusia tidak cukup

  • bukti tidak mengubah hati

Hanya Roh Kudus yang membuka mata rohani.

3. Kristus adalah pusat pewahyuan Allah

Dalam Reformed Christology:

  • semua wahyu Allah berpusat pada Kristus

  • semua tanda Perjanjian Lama mengarah kepada-Nya

  • Injil bukan sekadar pesan, tetapi Pribadi

Orang Farisi mencari tanda di luar Kristus, padahal Kristus adalah tanda itu sendiri.

4. Kekerasan hati adalah bentuk penghukuman Allah

Roma 1 mengajarkan:

  • Allah “menyerahkan” orang berdosa pada kebutaannya

  • ketika manusia menolak terang, Tuhan menarik diri

Markus 8:13 adalah ilustrasi ini: Yesus meninggalkan mereka.

5. Iman bukan hasil keinginan manusia, tetapi anugerah (Efesus 2:8)

Jika iman adalah hasil logika atau tanda, maka semua orang Farisi akan percaya. Tetapi iman lahir dari:

  • lahir baru

  • Roh Kudus

  • Injil Kristus

V. APLIKASI PRAKTIS BAGI KITA

1. Jangan Menuntut Bukti, Tetapi Tunduk pada Firman

Banyak orang Kristen hari ini masih berkata:

  • “Kalau Tuhan ada, tunjukkan mujizat.”

  • “Kalau Tuhan sayang, buktikan.”

  • “Kalau firman-Mu benar, berilah tanda.”

Ini bukan iman—ini kesombongan rohani.

Iman sejati berkata:

“Tuhan, Engkau telah memberikan Firman. Itu cukup.”

2. Bahaya Menjadi Religius Tanpa Pertobatan

Seperti orang Farisi:

  • aktif

  • berdoa

  • mengajar

  • melayani

  • berpuasa

Tetapi hati tidak percaya.

Gereja penuh dengan orang yang sibuk tetapi tidak mengenal Kristus.

3. Kristus adalah tanda terbesar—jangan mencari yang lain

Jangan mendasarkan iman pada:

  • pengalaman supranatural

  • perasaan

  • tanda-tanda ajaib

Dasarkan iman pada:

  • pribadi Kristus

  • salib-Nya

  • kebangkitan-Nya

  • Firman-Nya

4. Ketika Yesus meninggalkan, itu adalah tragedi terbesar

Seseorang bisa:

  • tetap religius

  • tetap aktif di gereja

  • tetap berdoa

  • tetap memberi persembahan

Tetapi Yesus mungkin sudah meninggalkan hati itu.

Sering kali, penghakiman terbesar adalah ketika Tuhan tidak lagi menegur kita.

5. Carilah Tuhan selagi Ia berkenan (Yesaya 55:6)

Ketika Yesus masih berbicara, tanggapi Firman dengan cepat. Jangan menunda.

VI. PENUTUP

Markus 8:10–13 mengungkapkan:

  • Hati manusia yang keras

  • Kesedihan Yesus atas ketidakpercayaan

  • Keengganan Allah memberikan tanda kepada hati yang sombong

  • Bahaya ketika Yesus meninggalkan manusia

  • Dan keindahan Injil: Kristus sendiri adalah tanda terbesar dari surga

Kiranya kita menjadi orang yang tidak menuntut tanda, tetapi percaya kepada Kristus, Sang Tanda Agung.

Next Post Previous Post