2 Tesalonika 2:9–10 - Dosa yang Mendukakan Tuhan

PENDAHULUAN
Surat Paulus kepada jemaat Tesalonika merupakan salah satu teks Perjanjian Baru yang paling kuat berbicara tentang akhir zaman, khususnya tentang “si pendurhaka” atau “man of lawlessness” (ho anthrōpos tēs anomias). Bagian dalam 2 Tesalonika 2:9–10 berbicara mengenai kedatangan si fasik (Antikristus) dan bagaimana Iblis bekerja melalui tipu daya, tanda-tanda, serta mukjizat palsu untuk menyesatkan mereka yang tidak menerima kasih akan kebenaran.
Tema utama bagian ini adalah pertentangan antara dua kuasa:
-
Kebenaran Allah yang menyelamatkan, dan
-
Kejahatan Iblis yang menyesatkan melalui tanda-tanda yang mengagumkan.
Banyak orang memahami teks ini secara dangkal: seolah-olah Antikristus hanyalah tokoh masa depan. Namun para teolog Reformed secara konsisten melihat bahwa:
-
“Roh antikristus” sudah bekerja di sepanjang zaman.
-
Namun akan ada klimaks manifestasi sebelum kedatangan Kristus yang kedua.
Artikel ini akan menguraikan eksposisi mendalam ayat 2 Tesalonika 2:9–10, dengan merujuk pada pemikiran John Calvin, John Owen, Herman Bavinck, Louis Berkhof, serta beberapa tokoh Reformed lain. Semua dilakukan dalam format argumentatif yang sistematis.
I. TERJEMAHAN BEBAS 2 TESALONIKA 2:9–10
Sebelum masuk ke eksposisi, berikut terjemahan khusus yang menekankan nuansa kata aslinya:
“Kedatangan si fasik itu adalah menurut pekerjaan Iblis, dengan segala kuasa, tanda-tanda, dan mukjizat-mukjizat palsu, serta dengan segala tipu daya kejahatan bagi mereka yang sedang binasa, karena mereka tidak menerima kasih akan kebenaran supaya mereka diselamatkan.”
Dua frasa penting:
-
kata energeia (pekerjaan) → berarti operasi aktif, kekuatan yang efektif.
-
frasa sēmeiois kai terasin pseudous (tanda-tanda dan mukjizat palsu) → bukan berarti mukjizatnya tidak terjadi, tetapi berasal dari kebohongan, yaitu dari kuasa gelap.
Kedua ayat ini membuka mata kita tentang karakter akhir zaman: bukan sekadar moral yang merosot, tetapi tipu daya spiritual yang luar biasa kuat.
II. KONTEKS TEOLOGIS: PERTEMPURAN ANTARA KEBENARAN DAN KEBOHONGAN
Paulus menulis surat ini karena jemaat Tesalonika menjadi bingung akibat ajaran palsu yang menyatakan bahwa “hari Tuhan telah tiba.” Karena itu, 2 Tesalonika 2 menguraikan empat hal penting:
-
Hari Tuhan belum datang, karena akan ada kemurtadan besar.
-
Akan muncul si pendurhaka (Antikristus).
-
Ada “penahan” yang menunda penyataan Antikristus sampai waktu Allah.
-
Allah akan membinasakan si fasik itu dengan kedatangan Kristus.
2 Tesalonika 2:9–10 adalah inti dari bagian ini: bagaimana si fasik bekerja dan mengapa banyak orang tertipu.
III. EKSPLANASI AYAT DEMI AYAT
2 Tesalonika 2:9: “Kedatangan si fasik itu adalah menurut pekerjaan Iblis...”
Kata kunci: kata kerja “adalah menurut” (kata Yunani: kat’ energeian tou satana).
Artinya:
-
Antikristus bukan sekadar manusia,
-
tetapi alat Iblis, suatu manifestasi kuasa gelap yang nyata.
Pendapat Calvin
Calvin menegaskan:
“Antikristus tidak hanya adalah musuh Kristus, tetapi representasi dari pekerjaan Iblis yang paling intens, yang diberikan untuk menipu dunia.”
Calvin melihat Antikristus bukan hanya figur eskatologis, tetapi juga sistem yang:
-
melawan Injil
-
mengaburkan kebenaran
-
mengangkat manusia ke posisi ilahi
-
menghancurkan iman sejati.
Pendapat John Owen
Dalam The Nature of Apostasy, Owen menyatakan:
“Pekerjaan Iblis paling utama ialah meniru karya Allah, demi menciptakan kebingungan dan memikat orang kepada kebohongan yang terasa rohani.”
Dengan kata lain, Iblis tidak menyerang iman melalui kejahatan yang jelas. Ia menggunakan:
-
tanda
-
mukjizat
-
kesalehan palsu
-
doktrin yang tampak saleh
Owen menyebutnya “imitasi keilahian.”
2 Tesalonika 2:9b: “...dengan segala kuasa, tanda-tanda, dan mukjizat-mukjizat palsu”
Ini adalah ayat paling penting dalam teologi akhir zaman.
Tiga kata yang digunakan Paulus:
-
Dynamis (kuasa)
-
Sēmeia (tanda, bukti rohani)
-
Teras (mukjizat yang menimbulkan rasa kagum)
Ini menunjukkan bahwa:
-
Iblis sungguh dapat melakukan karya supranatural,
-
Iblis menghasilkan fenomena yang tampak rohani,
-
dan orang-orang akan terkagum-kagum.
Kesalahpahaman Umum
Banyak orang berkata:
“Kalau ada mukjizat, berarti itu dari Tuhan.”
Paulus mematahkan semua itu.
Pandangan Bavinck
Herman Bavinck dalam Dogmatika Reformed menulis:
“Kitab Suci menunjukkan bahwa tanda dan mukjizat pada dirinya sendiri bukan bukti penyataan Allah, sebab Iblis dan Antikristus pun akan melakukannya.”
Ini selaras dengan:
-
Matius 24:24
-
Wahyu 13:13
-
Keluaran 7 (tukang sihir Firaun juga meniru mujizat Musa)
Pandangan Louis Berkhof
Berkhof menekankan bahwa:
“Mukjizat palsu” bukan berarti peristiwa bohong, tetapi “bukan berasal dari terang.” Peristiwa supranatural itu nyata, tetapi tujuannya menipu.”
Jadi, Paulus sedang menegaskan bahwa pada akhir zaman:
-
fenomena supranatural akan meningkat
-
tetapi bukan semuanya dari Allah
-
bahkan sebagian besar berasal dari Iblis
IV. TUJUAN PAULUS: BUKAN MENAKUTI, TETAPI MEMPERINGATKAN
Paulus hendak menunjukkan bahwa:
-
Antikristus bekerja meniru Allah
-
Iblis memakai keajaiban untuk menipu orang religius
-
Bukan semua yang supranatural itu rohani
-
Orang Kristen harus mengenali kebenaran, bukan hanya mencari pengalaman
Jonathan Edwards berkata:
“Karya Roh Kudus dapat dibedakan bukan dari fenomenanya, tetapi dari kebenaran yang ditinggikan dan buah kekudusan yang dihasilkan.”
V. SIAPA YANG TERSERET DALAM TIPU DAYA ANTIKRISTUS? (2 Tesalonika 2:10)
Ayat 10 menjawab hal ini:
“...bagi mereka yang sedang binasa, karena mereka tidak menerima kasih akan kebenaran supaya mereka diselamatkan.”
Poin Utama
Mereka disesatkan bukan karena Iblis terlalu kuat,
tetapi karena hati mereka menolak kebenaran.
Ini yang sangat penting!
Paulus mengungkapkan kebenaran Reformed yang fundamental:
-
Manusia tidak netral terhadap kebenaran.
-
Mereka menolak kebenaran karena kebencian terhadap terang.
-
Mereka lebih menyukai kejahatan daripada Tuhan (Yohanes 3:19).
Pendapat John Gill
Gill menulis:
“Penolakan terhadap Injil bukan masalah intelektual, tetapi masalah moral: tidak adanya kasih kepada kebenaran.”
Kebenaran yang dimaksud adalah:
-
Injil
-
Pengenalan akan Allah
-
Doktrin keselamatan
-
Panggilan untuk pertobatan
Mereka Tidak “Menerima Kasih Akan Kebenaran”
Frasa Yunani:
τὴν ἀγάπην τῆς ἀληθείας (“agapēn tēs alētheias”)
Bukan hanya “menolak kebenaran”, tetapi menolak untuk mengasihi kebenaran.
Ini adalah inti kerusakan manusia:
-
Mereka tahu kebenaran,
-
Mereka mengerti tuntutan moral Allah,
-
Tetapi mereka tidak mau mengasihinya.
Paulus berkata dalam Roma 1:18:
“Manusia menindas kebenaran dengan kelaliman.”
Dan para teolog Reformed menyatakan bahwa:
Tanda kehancuran rohani terbesar bukanlah kejahatan, melainkan penolakan terhadap kebenaran Allah.
VI. ANTIKRISTUS MENYESATKAN MEREKA YANG HATINYA SUKA KEBOHONGAN
2 Tesalonika 2:10 mengandung dua kebenaran paralel:
-
Orang yang binasa mudah disesatkan
-
Orang yang mengasihi kebenaran tidak akan disesatkan
Mengapa?
A. Karena orang berdosa mencari tanda, bukan kebenaran
Yesus berkata dalam Matius 12:39:
“Angkatan yang jahat dan tidak setia menuntut suatu tanda.”
Iblis menyediakan banyak tanda karena ia tahu manusia suka tanda, bukan kebenaran.
B. Karena hati yang menolak kebenaran akan mencari pengganti
Ini yang disebut oleh Calvin:
“Hati manusia adalah pabrik berhala.”
Jika manusia menolak Allah yang benar, mereka otomatis mencari “Allah lain”:
-
pengalaman supranatural
-
tokoh rohani palsu
-
ajaran spiritualisme
-
kuasa gaib
-
penghiburan palsu
C. Karena Allah menyerahkan mereka kepada kesesatan
Dalam ayat berikutnya (2 Tesalonika 2:11), Paulus berkata bahwa Allah sendiri mengizinkan tipu daya itu bagi mereka yang menolak kebenaran.
Ini yang disebut “penghakiman penyerahan” (reprobation).
Berkhof menulis:
“Penghakiman Allah yang paling mengerikan adalah ketika Ia melepaskan seseorang kepada keinginan hatinya.”
VII. APLIKASI TEOLOGIS DALAM KEHIDUPAN ORANG PERCAYA
Bagian ini bukan hanya eskatologi, tetapi merupakan peringatan praktis bagi gereja sepanjang zaman.
1. Gereja harus berhati-hati terhadap fenomena supranatural
Fenomena supranatural tidak otomatis rohani.
Gereja Reformed selalu menekankan:
-
Bereaksilah berdasarkan firman, bukan sensasi.
-
Ujilah segala roh (1 Yoh. 4:1).
-
Lihat buahnya, bukan fenomenanya.
2. Pencobaan terakhir gereja bukanlah penganiayaan, tetapi penyesatan
Yesus berkata:
Matius 24:24 – “Mereka akan melakukan tanda-tanda yang dahsyat sedemikian rupa sehingga seandainya mungkin, mereka menyesatkan orang pilihan.”
Artinya:
-
Penyesatan akan mirip dengan kebenaran.
-
Ajaran palsu akan tampak alkitabiah.
-
Pemimpin palsu akan tampak saleh.
-
Mukjizat palsu akan tampak dari Tuhan.
Teolog Reformed memahami bahwa musuh terbesar gereja bukanlah ateisme, melainkan agama palsu.
3. Mereka yang mengasihi kebenaran akan dipelihara
Kata “mengasihi” adalah kunci.
Bukan hanya:
-
mengetahui kebenaran,
-
mengajarkan kebenaran,
-
mendengar kebenaran,
tetapi mengasihi kebenaran.
Kasih itu membuat seseorang:
-
bertahan dalam penganiayaan
-
tidak terseret tanda palsu
-
membenci dosa
-
rela dikoreksi firman
-
hidup dalam ketaatan
4. Keamanan orang percaya bukan pada kecerdasan, tetapi pada kasih kepada kebenaran
Ini penting.
Paulus berkata bahwa yang binasa adalah mereka yang tidak menerima kasih akan kebenaran.
Jadi pertanyaannya:
-
Apakah kita mengasihi firman lebih daripada pengalaman?
-
Apakah kita mengasihi Kristus lebih daripada keinginan pribadi?
-
Apakah kita mengasihi Injil lebih daripada budaya?
VIII. PENUTUP: KEBENARAN ALLAH AKAN MENANG
2 Tesalonika 2:9–10 adalah peringatan serius, tetapi bukan untuk membuat kita takut. Paulus menulis untuk meneguhkan:
✔ Iblis adalah peniru murah
✔ Antikristus hanya alat sementara
✔ Mukjizat palsu akan runtuh
✔ Orang percaya akan dipelihara kebenaran
✔ Kristus akan membinasakan si fasik dengan napas mulut-Nya (ayat 8)
Dalam perspektif teologi Reformed, seluruh bagian ini menegaskan:
Kebenaran Allah tidak dapat dikalahkan oleh tanda palsu apa pun.
Akhirnya, peperangan antara terang dan gelap ditutup oleh kemenangan Kristus. Kebenaran menang bukan karena manusia, tetapi karena:
-
Allah berdaulat
-
Kristus datang kembali
-
Roh Kudus memelihara umat pilihan
Dunia bisa tertipu, tetapi umat Allah tidak akan dibiarkan jatuh. Kasih terhadap kebenaran adalah kekuatan terbesar orang percaya.