Kasih Kristen Yang Sejati

Kasih Kristen Yang Sejati

Pendahuluan

Salah satu tanda paling nyata dari kekristenan sejati bukanlah besarnya pelayanan, bukanlah lamanya kita berjemaat, bukan pula banyaknya kemampuan rohani yang kita miliki. Tanda yang paling utama adalah kasih—kasih yang sejati, murni, dan memancarkan terang Kristus ke tengah dunia yang gelap. Alkitab menegaskan bahwa tanpa kasih, semuanya tidak berarti: “Sekalipun aku dapat berkata-kata dengan semua bahasa manusia dan bahasa malaikat, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama dengan gong yang berkumandang dan canang yang gemerincing” (1 Korintus 13:1).

Artikel ini menjelaskan hakikat kasih Kristen, yang telah dijabarkan sangat indah oleh Jonathan Edwards dalam karyanya “Christian Charity Explained”. Namun, kita juga memperkaya pemahaman ini sesuai pandangan para teolog Reformed lainnya: John Calvin, Charles Spurgeon, Louis Berkhof, dan Martyn Lloyd-Jones. Melalui penjelasan ekspositori dan teologis ini, kita akan melihat bahwa kasih Kristen bukanlah sekadar perasaan, tetapi buah dari kelahiran baru dan bukti nyata bahwa Roh Kudus bekerja di dalam kita.

1. Dasar Alkitabiah dari Kasih Kristen

Alkitab tidak hanya memerintahkan kita untuk mengasihi, tetapi juga menempatkan kasih sebagai hukum utama.

1) Kasih sebagai perintah terbesar

Yesus menegaskan:

“Kasihilah Tuhan, Allahmu… dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.”
(Matius 22:37–39)

Menurut Calvin, dua perintah ini adalah “ringkasan seluruh hukum Tuhan.” Artinya: hidup rohani tanpa kasih adalah hidup yang tidak taat.

2) Kasih sebagai identitas murid Kristus

Yesus berkata:

“Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi.”
(Yohanes 13:35)

Menurut Spurgeon, kasih bukan sekadar tanda, tetapi tanda utama yang membedakan gereja sejati dari gereja palsu.

3) Kasih adalah buah Roh

Paulus menuliskan:

“Buah Roh ialah kasih…”
(Galatia 5:22)

Berkhof menjelaskan bahwa kasih adalah “buah utama” yang kemudian melahirkan sukacita, damai sejahtera, kesabaran, dan seluruh kebajikan lainnya. Tidak ada buah Roh tanpa kasih Kristus.

2. Hakikat Kasih Kristen Menurut Jonathan Edwards

Dalam “Christian Charity Explained”, Edwards menjelaskan tiga karakter utama kasih Kristen:

A. Kasih Kristen berasal dari kelahiran baru

Edwards menegaskan bahwa kasih Kristen bukanlah hasil usaha manusia. Manusia berdosa tidak mampu menghasilkan kasih sejati karena natur manusia telah rusak.

Kasih yang sejati muncul dari:

  • hati yang dihidupkan kembali,

  • mata rohani yang terbuka terhadap keindahan Kristus,

  • dan jiwa yang dipenuhi Roh Kudus.

Kasih sejati tidak mungkin ada dari manusia alami; kasih sejati adalah karya anugerah.

B. Kasih Kristen berpusat pada Allah

Kasih Kristen bukanlah kasih sentimental manusia, tetapi kasih yang:

  • berakar pada siapa Allah itu,

  • memantulkan karakter-Nya,

  • dan bertujuan memuliakan-Nya.

Edwards menulis bahwa kasih Kristen terutama adalah kasih kepada Allah, dan kasih kepada sesama hanyalah “pemanjangan” dari kasih kepada Allah.

C. Kasih Kristen memiliki ekspresi nyata

Menurut Edwards, kasih Kristen bukanlah teori. Kasih sejati harus tampak dalam:

  • kerendahan hati,

  • kemauan melayani,

  • pengampunan,

  • kesabaran,

  • kemurahan hati,

  • dan kesediaan menanggung kelemahan orang lain.

Edwards berkata: “Kasih sejati bekerja; ia tidak diam.”

3. Pandangan Reformed Lain Tentang Kasih

A. John Calvin: Kasih adalah buah iman sejati

Calvin menegaskan bahwa iman sejati pasti menghasilkan kasih. Ia berkata:
“Iman tidak pernah sendirian — ia selalu disertai kasih.”

Karena itu, jika seseorang mengaku beriman tetapi hidupnya tidak dipenuhi kasih, imannya bukan iman yang hidup.

B. Charles Spurgeon: Kasih adalah roh Injil

Menurut Spurgeon:

  • Injil tanpa kasih adalah Injil yang kehilangan nadinya,

  • gereja tanpa kasih adalah gereja yang mati,

  • pelayanan tanpa kasih adalah pelayanan tanpa kuasa.

Spurgeon menekankan bahwa kasih bukanlah opsi, melainkan kewajiban moral bagi semua yang telah diselamatkan.

C. Louis Berkhof: Kasih adalah bagian dari keserupaan dengan Kristus

Berkhof menekankan bahwa kasih adalah unsur utama dalam proses pengudusan. Semakin seseorang serupa Kristus, semakin limpah kasihnya.

D. Martyn Lloyd-Jones: Kasih adalah pekerjaan Roh Kudus dalam hati

Lloyd-Jones menegaskan bahwa kasih Kristen muncul ketika:

  • hati dipenuhi pengertian akan salib,

  • seseorang menyadari betapa besar kasih Allah kepadanya,

  • dan Roh Kudus memperbaharui keinginannya.

4. Bagaimana Kasih Kristen Bekerja?

A. Kasih Kristen adalah kasih yang aktif

Kasih Kristen:

  • memberi,

  • melayani,

  • berkorban.

Kasih Kristen tidak menunggu dilayani.

Kristus adalah pola kasih aktif

Dia:

  • datang bukan untuk dilayani,

  • memberikan nyawa-Nya,

  • mengasihi kita ketika kita masih berdosa.

Kasih sejati selalu bergerak dari diri sendiri menuju orang lain.

B. Kasih Kristen adalah kasih yang rendah hati

Mengasihi berarti:

  • mengutamakan orang lain,

  • menyingkirkan ego,

  • mau mendengar,

  • mau mengampuni,

  • mau menerima kesalahan orang lain,

  • mau sabar terhadap kelemahan.

Edwards mengatakan bahwa tanda paling nampak dari kasih Kristen adalah kerendahan hati, karena manusia yang sombong tidak mampu mengasihi.

C. Kasih Kristen adalah kasih yang sabar

1 Korintus 13:4 berkata:

“Kasih itu sabar…”

Kasih sejati tidak hanya sabar ketika semua berjalan baik, tetapi sabar terhadap:

  • orang yang menyebalkan,

  • situasi sulit,

  • keadaan yang menyakitkan,

  • dosa dan kelemahan sesama.

D. Kasih Kristen adalah kasih yang berkorban

Kasih selalu berbiaya.
Tidak ada kasih yang sejati tanpa pengorbanan.

Kasih Kristen meniru Kristus:

  • menyerahkan diri,

  • mengorbankan kenyamanan,

  • bahkan mengampuni yang menyakitinya.

5. Bentuk-Bentuk Kasih Kristen yang Harus Tampak di Gereja

A. Mengasihi dengan perkataan yang membangun

Ephesians 4:29 berkata:

“Jangan ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik…”

Kasih Kristen terlihat dari:

  • kelembutan,

  • ketulusan,

  • ucapan syukur,

  • dan kata-kata yang memulihkan.

B. Mengasihi dengan memberi

Kasih yang sejati selalu memberi:

  • waktu,

  • tenaga,

  • perhatian,

  • penghiburan,

  • materi,

  • doa.

Edwards menegaskan bahwa seseorang tidak mengasihi jika ia hanya menyimpan kasih dalam pikiran, tetapi tidak diwujudkan dalam tindakan konkret.

C. Mengasihi dengan memikul beban bersama

Galatia 6:2:

“Bertolong-tolonganlah menanggung bebanmu!”

Kasih Kristen:

  • tidak membiarkan sesama berjalan sendirian,

  • ikut merasakan penderitaan orang lain,

  • dan menjadi tangan Kristus bagi mereka yang lemah.

D. Mengasihi dengan pengampunan

Efesus 4:32:

“Hendaklah kamu ramah… saling mengampuni, sebagaimana Allah telah mengampuni kamu di dalam Kristus.”

Tanpa pengampunan:

  • hubungan akan retak,

  • gereja akan hancur,

  • karya Kristus dalam diri kita menjadi kabur.

E. Mengasihi dengan kemurnian dan kebenaran

Kasih Kristen tidak buta. Kasih ini:

  • membenci dosa,

  • membela kebenaran,

  • menegur dengan lemah lembut,

  • mengarahkan orang kepada Kristus.

6. Motivasi Utama untuk Mengasihi

A. Karena Allah lebih dulu mengasihi kita

1 Yohanes 4:19:

“Kita mengasihi, karena Allah lebih dahulu mengasihi kita.”

Motivasi kita bukan:

  • agar dipuji,

  • agar dihargai,

  • atau agar dianggap rohani.

Motivasi kita adalah salib.

B. Karena kasih adalah bukti kelahiran baru

Edwards menegaskan bahwa kasih adalah bukti paling kuat bahwa seseorang:

  • telah dipilih,

  • telah dilahirkan kembali,

  • dan sedang berjalan dalam kekudusan.

Tanpa kasih, seseorang hanya memiliki agama luar, bukan kehidupan rohani sejati.

C. Karena kasih memuliakan Kristus

Ketika gereja mengasihi:

  • dunia melihat Kristus,

  • Injil diberitakan,

  • Nama Tuhan dipermuliakan.

7. Penerapan Praktis dalam Kehidupan Orang Percaya

A. Mengasihi dalam rumah tangga

  • suami isteri memperlakukan satu sama lain seperti Kristus mengasihi jemaat,

  • orang tua mendidik anak dengan kasih dan disiplin rohani,

  • anak-anak menghormati orang tua dalam Tuhan.

B. Mengasihi dalam gereja

  • tidak membicarakan kejelekan orang,

  • tidak memupuk akar pahit,

  • tahu meminta maaf,

  • tahu mengampuni,

  • tahu menopang pelayanan saudara seiman.

C. Mengasihi dalam dunia kerja

  • jujur,

  • adil,

  • rendah hati,

  • tidak memakai orang sebagai alat,

  • menghormati atasan dan bawahan.

D. Mengasihi musuh

Yesus memerintahkan:

“Kasihilah musuhmu…”

Mengasihi musuh adalah bukti tertinggi kasih Kristen.

8. Gambaran Kasih Kristus: Dasar dari Segala Kasih Kristen

Tidak ada kasih tanpa salib.
Di salib, Kristus:

  • mengasihi yang tidak layak dikasihi,

  • mengampuni pembunuh-Nya,

  • menyerahkan nyawa-Nya,

  • mematahkan kuasa dosa,

  • memperlihatkan kasih Bapa,

  • memanggil kita untuk meneladani-Nya.

Kasih Kristen bukanlah hasil kekuatan manusia, tetapi pantulan dari kasih Kristus.

Kesimpulan: Kasih sebagai Bukti Kekristenan Sejati

Saudara-saudara, dunia tidak membutuhkan lebih banyak argumen. Dunia membutuhkan lebih banyak kasih yang sejati—kasih yang lahir dari hati yang diperbaharui dan bersumber dari salib Kristus.

Kasih Kristen:

  • berasal dari kelahiran baru,

  • berakar dalam Kristus,

  • bekerja dengan nyata,

  • memulihkan hubungan,

  • memberi tanpa pamrih,

  • memikul beban sesama,

  • dan memancarkan kemuliaan Allah.

Marilah kita hidup dalam kasih, bukan karena kita mampu, tetapi karena Roh Kudus tinggal di dalam kita dan memampukan kita mengasihi seperti Kristus telah mengasihi kita.

“Segala sesuatu yang kamu lakukan, lakukanlah dengan kasih.”
(1 Korintus 16:14)

Next Post Previous Post