Mazmur 10:1-11 - Di Saat Allah Tampak Berdiam Diri

Mazmur 10:1-11 - Di Saat Allah Tampak Berdiam Diri

Pendahuluan: Ketika Doa Kita Seperti Tidak Didengar

Setiap orang percaya, di titik tertentu dalam hidup, pernah bertanya di dalam hati:
“Tuhan, di mana Engkau? Mengapa Engkau diam saat aku menderita?”

Mazmur 10:1-11 adalah salah satu teks paling jujur dalam Alkitab yang menggambarkan pergumulan ini. Tidak ada kepura-puraan, tidak ada kata-kata rohani yang palsu, tidak ada topeng kesalehan. Daud (atau pemazmur) berbicara terus terang kepada Tuhan: ia sedang melihat dunia yang tampak kacau, orang fasik seolah menang, dan Tuhan tampak tidak melakukan apa-apa.

Mazmur 10 adalah doa orang benar di tengah dunia yang tidak adil.

Menurut John Calvin, Mazmur 10 menunjukkan “bahwa iman sejati mengizinkan manusia berseru dengan kejujuran kepada Allah, bukan karena kurang percaya, tetapi justru karena kita percaya bahwa hanya Tuhan yang sanggup bertindak.”

Mazmur ini mengajar kita bagaimana merespons ketika:

  • doa kita belum dijawab,

  • kejahatan tampak menang,

  • orang fasik semakin kuat,

  • dan Tuhan tampak tersembunyi.

Mazmur 10 pas untuk zaman kita:
zaman ketika ketidakadilan merajalela, korupsi tampak aman, orang benar tertindas, dan kejahatan terlihat jaya.

Mari kita masuk dalam eksposisi ayat demi ayat.

I. Teriakan Iman: Ketika Tuhan Tampak Jauh (Mazmur 10:1)

“Mengapa Engkau berdiri jauh-jauh, ya TUHAN? Mengapa Engkau menyembunyikan diri-Mu dalam masa-masa kesesakan?”

Inilah seruan hati yang jujur.

1. Iman tidak memungkiri rasa sakit

Calvin menulis bahwa pemazmur bukan sedang memberontak, tetapi sedang mengungkapkan luka hatinya di hadapan Tuhan.

Iman tidak menuntut kita pura-pura baik-baik saja.
Iman tidak menuntut kita menutupi perasaan.

Iman membuat kita datang kepada Allah walaupun kita tidak mengerti apa yang Ia lakukan.

2. Mazmur 10 mengajarkan doa yang jujur

Spurgeon menyebut ayat ini sebagai “jeritan jiwa yang mencintai Allah, namun tersayat melihat kejahatan yang tidak segera dihukum.”

Kita boleh bertanya “mengapa?”
Pertanyaan ini bukan tanda lemahnya iman, melainkan tanda bahwa kita mengharapkan sesuatu dari Tuhan.

Hati yang tidak percaya tidak akan bertanya “di mana Tuhan?”
Hanya hati yang mengasihi Tuhan yang merasa kehilangan kehadiran-Nya.

3. Ketika Tuhan tampak tersembunyi

Pemazmur merasa bahwa:

  • Tuhan jauh,

  • doa tidak didengar,

  • pertolongan tertunda.

Namun, dalam perspektif Reformed, penyembunyian diri Allah bukan berarti Ia tidak bekerja. Dalam banyak kasus, Allah diam untuk:

  • menguji iman kita,

  • menyucikan hati kita,

  • atau menyatakan keadilan-Nya pada waktu yang tepat.

Mazmur 10 menunjukkan bahwa diamnya Tuhan bukan berarti Ia tidak hadir.

II. Gambaran Orang Fasik yang Mengintimidasi (Mazmur 10:2–11)

Ayat 2–11 adalah deskripsi paling detail tentang karakter orang fasik dalam seluruh Mazmur.

Orang fasik bukan hanya seseorang yang tidak percaya; mereka adalah orang yang sengaja memanfaatkan keadaan untuk menindas sesama.

Pemazmur menggambarkan mereka secara grafik, jujur, realistis—seperti kita membaca laporan kriminal.

Mari kita telaah ayat-ayatnya.

A. Orang Fasik Angkuh dan Sombong (Mazmur 10:2)

“Dengan angkuh orang fasik memburu orang sengsara; terperangkaplah mereka oleh daya upaya yang mereka rancangkan.”

1. Dosa pertama orang fasik: KEANGKUHAN

Menurut Calvin, akar semua dosa adalah kesombongan (pride), yaitu sikap yang menolak Allah dan mengagungkan diri.

Orang fasik:

  • merasa lebih kuat,

  • merasa lebih pintar,

  • merasa superior,

  • dan merasa berhak menindas.

2. Keangkuhan menghasilkan penindasan

Pemazmur berkata orang fasik “memburu” orang sengsara.
Ini adalah bahasa berburu—seperti singa mengejar mangsa.

Di zaman modern, bentuknya bisa berupa:

  • manipulasi ekonomi,

  • kebohongan publik,

  • penyalahgunaan kuasa,

  • menipu demi keuntungan,

  • atau mencemarkan nama baik di media.

Keangkuhan adalah pintu menuju segala bentuk kejahatan.

B. Orang Fasik Menyombongkan Keinginannya (Mazmur 10:3)

“Sebab orang fasik memuji-muji keinginannya, orang yang loba mengutuki dan menista TUHAN.”

1. Mereka memuja keinginan mereka

Menurut Berkhof, dosa membuat kehendak manusia “melenceng kepada diri sendiri”.
Manusia rusak memuja apa yang ia inginkan.

Orang fasik tidak menyembah Allah.
Mereka menyembah:

  • ambisi,

  • uang,

  • posisi,

  • keberhasilan,

  • dan kenikmatan.

2. Loba membuat orang menghina Allah

Dalam teks Ibrani, “mengutuki Tuhan” adalah ekspresi perlawanan batin—suatu kedegilan yang menolak otoritas ilahi.

Orang fasik tidak pernah puas, dan ketidakpuasan itu membuat mereka membenci batasan Allah.

Mereka ingin menjadi tuhan atas hidup mereka sendiri.

C. Orang Fasik Tidak Mengakui Allah (Mazmur 10:4)

“Dalam kecongkakannya, orang fasik berkata: ‘Allah tidak akan menghukum!’ … Tuhan tidak ada.”

Ini bukan ateisme intelektual, melainkan ateisme moral.

1. Orang fasik tidak mau ada Allah di hati mereka

Calvin berkata bahwa natur manusia adalah “pabrik berhala”—kita selalu menciptakan ilah sendiri yang nyaman bagi kita.

Orang fasik berkata Tuhan tidak mempedulikan dunia.
Karena jika Tuhan mempedulikan, mereka harus bertobat.

2. Penolakan terhadap Allah adalah alasan moral, bukan alasan intelektual

Pemazmur tahu bahwa orang fasik menyangkal Allah bukan karena tidak ada bukti, tetapi karena:

  • mereka tidak mau bertanggung jawab,

  • mereka ingin hidup bebas dalam dosa.

Kebohongan terbesar manusia adalah bahwa Allah tidak memperhatikan.

D. Jalan Orang Fasik Tampak Lancar (Mazmur 10:5)

“Tiap-tiap jalannya berhasil; segala hukuman-Mu jauh daripada dia…”

Ini adalah salah satu misteri kehidupan:
sering kali orang fasik tetap sukses.

1. Keberhasilan sementara bukan bukti restu Allah

Dalam perspektif Reformed, Allah sering menunda hukuman agar:

  • kebenaran kelihatan dengan jelas,

  • umat-Nya belajar percaya,

  • dan orang fasik dikumpulkan untuk hari penghakiman.

2. Orang fasik salah menafsirkan diamnya Tuhan

Mereka mengira:

  • Tuhan tidak peduli,

  • Tuhan tidak melihat,

  • atau Tuhan tidak berani bertindak.

Tetapi sebenarnya Allah sabar—bukan karena mengabaikan dosa, tetapi karena ingin menyatakan keadilan-Nya secara lebih sempurna.

E. Perkataannya Penuh Kutuk dan Kekerasan (Mazmur 10:7)

“Mulutnya penuh dengan sumpah serapah, penipuan, dan pemerasan; di lidahnya ada kelaliman dan kejahatan.”

Perkataan orang fasik bukan netral. Mereka memakai kata-kata untuk:

  • memanipulasi,

  • memfitnah,

  • menyakiti,

  • menipu,

  • dan menghancurkan reputasi.

1. Kata-kata adalah cermin hati

Yesus berkata:
“Dari isi hati keluar perkataan…” (Matius 12:34)

Jika hati penuh kebencian, mulut penuh kekerasan.

2. Orang fasik memakai kata-kata sebagai senjata

Dalam dunia digital sekarang:

  • hoaks,

  • ujaran kebencian,

  • fitnah,

  • tipu daya manipulative,

adalah senjata orang fasik.
Mazmur 10 menggambarkan situasi yang sama meski tertulis 3.000 tahun yang lalu.

F. Mereka Menyergap Orang Tak Berdaya (Mazmur 10:8–10)

Ayat 8–10 menggambarkan orang fasik seperti singa yang mengintai mangsa.

1. Orang fasik merencanakan kejahatan dengan cermat

Di ayat 8 dikatakan mereka bersembunyi di tempat-tempat strategis.

Ini menggambarkan:

  • tipu daya,

  • strategi jahat,

  • manipulasi yang sudah disusun,

  • dan pola kerja yang sangat rapi.

2. Mereka menyergap yang lemah

Orang fasik sengaja mencari korban:

  • janda,

  • yatim,

  • orang miskin,

  • pekerja yang tidak punya suara,

  • orang sederhana yang mudah ditipu.

Tindakan mereka bukan spontan, tetapi sistematis.

3. Mereka yakin bahwa Allah tidak peduli

“Allah melupakan; Ia menyembunyikan wajah-Nya; Ia tidak akan melihatnya untuk selamanya.” (Mazmur 10:11)

Inilah puncak kesombongan orang fasik:
mereka percaya bahwa tidak ada konsekuensi moral dalam dunia ini.

Spurgeon berkata:

“Orang fasik merasa aman hanya karena Allah diam untuk sementara.”

Namun Allah tidak pernah lupa.
Diam bukan berarti absen.
Sabarnya bukan ketidakpedulian.

III. PERSPEKTIF REFORMED TENTANG KETIDAKADILAN DAN KEJAHATAN

Mazmur 10 memberikan fondasi bagi teologi Reformed tentang keadilan Allah.

1. Kesabaran Allah adalah anugerah

Bavinck menulis bahwa Allah menunda hukuman sebagai bagian dari kemurahan-Nya.
Ia memberi waktu bagi manusia bertobat.

2. Kedaulatan Allah tetap berkuasa meskipun kejahatan tampak menang

Reformed theology meyakini bahwa:

  • Allah berdaulat,

  • Allah mengatur sejarah,

  • Allah mengizinkan kejahatan hanya sejauh rencana-Nya digenapi.

Calvin berkata:

“Allah sering bekerja di balik layar, ketika manusia melihat seolah Ia tidak bekerja sama sekali.”

3. Orang fasik tidak akan bertahan

Keberhasilan mereka hanya sementara.
Ada penghakiman yang pasti datang.

Mazmur 73 menegaskan bahwa Allah hanya “menaruh mereka di tempat licin” sebelum menjatuhkan mereka.

IV. APLIKASI ROHANI DARI MAZMUR 10:1–11

1. Jangan menilai Allah dari situasi

Ketika keadaan kacau, keadilan tertunda, dan doa belum dijawab, itu bukan berarti Allah tidak bekerja.

Tuhan bekerja—meski kita tidak melihat.

2. Ketidakadilan bukan tanda kekalahan orang benar

Allah sering membiarkan umat-Nya menderita agar iman mereka murni seperti emas.

3. Orang fasik hanya bersinar sebentar

Jangan iri pada keberhasilan mereka.
Masa depan mereka gelap.

4. Tuhan mengundang kita untuk menaikkan keluhan kepada-Nya

Mazmur 10 mendorong kita untuk:

  • jujur dalam doa,

  • membawa luka hati kepada Tuhan,

  • dan tidak menyimpan kepahitan.

5. Dunia ini butuh orang Kristen yang menegakkan keadilan

Iman tidak boleh pasif.
Mazmur 10 memanggil kita untuk:

  • membela yang tertindas,

  • menyuarakan kebenaran,

  • menegur kejahatan,

  • dan menjadi garam terang di tengah dunia gelap.

V. PENUTUP: DIAMNYA ALLAH BUKAN TUJUAN AKHIR

Mazmur 10:1–11 adalah bagian pertama dari pergumulan iman.
Bagian kedua (ayat 12–18) adalah jawaban iman atas keadilan Allah.

Namun fokus kita hari ini adalah pergumulan itu sendiri—pergumulan ketika Tuhan tampak jauh.

Tetapi:

  • Ia tidak melupakan.

  • Ia tidak diam selamanya.

  • Ia tidak menyerahkan umat-Nya kepada musuh.

  • Ia tidak membiarkan kejahatan menang.

Mazmur 10 menegaskan satu kebenaran inti Reformed theology:

Allah sering tersembunyi, tetapi Ia tidak pernah absen.

Ia sedang bekerja dalam diam untuk menyatakan keadilan-Nya pada waktu yang sempurna.

Next Post Previous Post