Pembenaran, Pendamaian, dan Keselamatan dalam Perspektif Reformed

Pembenaran, Pendamaian, dan Keselamatan dalam Perspektif Reformed

Pendahuluan

Tiga konsep besar dalam soteriologi Reformed—pembenaran (justification), pendamaian (reconciliation), dan keselamatan (salvation)—merupakan rangkaian karya Allah yang tak terpisahkan, namun memiliki penekanan teologis yang berbeda. Ketiganya bukan hanya doktrin abstrak, melainkan suara Injil itu sendiri. Dari awal sampai akhir, Alkitab menyatakan bahwa manusia yang berdosa sama sekali tidak mampu menyelamatkan dirinya. Allah-lah yang memulai, mengerjakan, dan menyempurnakan keselamatan bagi umat pilihan-Nya melalui karya Kristus yang sempurna dan kasih karunia yang efektif.

Para teolog Reformed seperti John Calvin, Martin Luther, Charles Hodge, Louis Berkhof, John Murray, hingga R.C. Sproul memberikan kontribusi mendalam untuk memahami tiga konsep ini. Artikel ini akan memaparkan eksposisi ayat-ayat Alkitab yang relevan serta pendapat beberapa pakar Reformed untuk menunjukkan bahwa pembenaran, pendamaian, dan keselamatan adalah karya konsisten dalam rencana kekal Allah.

I. JUSTIFICATION (PEMBENARAN)

Hakim Ilahi yang Menyatakan Orang Berdosa sebagai Benar

1. Pengertian Dasar Pembenaran

Kata justification berasal dari bahasa Yunani δικαιόω (dikaioō) yang berarti “menyatakan benar”, bukan “membuat seseorang menjadi benar secara moral”. Ini adalah istilah hukum. Paulus dalam Roma 3–5 memakai bahasa pengadilan untuk menggambarkan cara Allah menyatakan orang berdosa benar berdasarkan karya Kristus.

Calvin menyebut pembenaran sebagai "poros di mana agama berputar". Menurutnya, tidak ada doktrin lain yang memberikan ketenteraman batin dan kepastian keselamatan selain pembenaran oleh iman.

Luther bahkan menyebutnya sebagai articulus stantis et cadentis ecclesiae—artikel yang menentukan berdirinya atau runtuhnya gereja.

2. Eksposisi Alkitabiah Tentang Pembenaran

Roma 3:23–24 — Pembenaran Hanya oleh Anugerah

“Karena semua orang telah berbuat dosa… dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus.”

Dalam teks ini:

  • semua telah berbuat dosa → universalitas masalah manusia

  • dibenarkan dengan cuma-cuma (dōrean) → tanpa harga, tanpa kontribusi manusia

  • karena penebusan (apolutrōsis) → menunjuk pada karya Kristus menggantikan manusia di kayu salib

John Murray menekankan bahwa pembenaran bukan sekadar pengampunan, tetapi deklarasi Ilahi yang memberikan status benar berdasarkan kebenaran Kristus yang “diimputasikan”.

Roma 5:1 — Hasil Pembenaran: Damai dengan Allah

“Sebab itu, kita yang dibenarkan karena iman, kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah oleh karena Tuhan kita, Yesus Kristus.”

Paulus mengajarkan bahwa:

  • Pembenaran menghasilkan shalom: bukan sekadar perasaan damai, tetapi hubungan yang dipulihkan dengan Allah.

  • Dasarnya tetap iman, bukan kerja.

  • Mediatornya hanya Yesus Kristus.

Louis Berkhof menyatakan bahwa iman adalah “alat penerima anugerah”, bukan penyebab keselamatan. Yang menyelamatkan adalah objek iman yaitu Kristus.

3. Dua Aspek Pembenaran: Pengampunan dan Atribusi Kebenaran

Dalam teologi Reformed, pembenaran memiliki dua aspek:

  1. Pengampunan dosa → penghapusan murka Allah

  2. Imputasi kebenaran Kristus → status benar di hadapan Allah

Ini sesuai 2 Korintus 5:21:

“Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah.”

R.C. Sproul menyebut ayat ini sebagai “pertukaran terbesar dalam sejarah”—Kristus menanggung dosa kita, kita menerima kebenaran-Nya.

II. RECONCILIATION (PENDAMAIAN)

Musuh Allah yang Dipulihkan menjadi Sahabat-Nya

1. Pengertian Pendamaian

Pendamaian (reconciliation) berasal dari kata Yunani καταλλάσσω (katallassō) yang berarti “mengubah dari permusuhan menjadi persahabatan”. Jika pembenaran adalah istilah hukum, pendamaian adalah istilah relasional.

Menurut Charles Hodge, pendamaian adalah “pemulihan hubungan yang sebelumnya hancur oleh dosa.”
Sementara John Murray menegaskan bahwa pendamaian bukan usaha manusia menuju Allah, tetapi Allah yang mendamaikan manusia melalui Kristus.

2. Eksposisi Alkitabiah Tentang Pendamaian

Roma 5:10 — Pendamaian saat Kita Masih Musuh

“Sebab jikalau kita, ketika masih seteru, diperdamaikan dengan Allah oleh kematian Anak-Nya…”

Yang menonjol dari ayat ini:

  • Manusia secara natur bukan netral, tetapi musuh Allah.

  • Pendamaian terjadi ketika kita belum bertobat.

  • Dasarnya hanya kematian Kristus.

  • Pendamaian menghasilkan keselamatan final (“lebih-lebih lagi kita pasti diselamatkan”).

Calvin berkata:
"Tidak ada satu pun dari pihak kita yang dapat memulai pemulihan hubungan ini; semuanya dimulai dari belas kasihan Allah."

2 Korintus 5:18-19 — Allah Adalah Sumber Pendamaian

“Dan semuanya ini dari Allah, yang dengan perantaraan Kristus telah mendamaikan kita dengan diri-Nya…”

Dari teks ini:

  • Pendamaian adalah inisiatif Allah, bukan manusia.

  • Kristus adalah perantara pendamaian.

  • Kabar pendamaian adalah misi gereja.

John Stott, sekalipun bukan teolog Reformed klasik, menggemakan konsep Reformed ketika berkata bahwa pada salib, “Allah sendiri dalam kasih mendamaikan Allah sendiri dalam murka-Nya dengan manusia yang bersalah.”

III. SALVATION (KESELAMATAN)

Rangkaian Pekerjaan Allah dari Kekekalan ke Kekekalan

Soteriologi Reformed memahami keselamatan bukan hanya satu momen, tetapi rantai emas keselamatan (ordo salutis) berdasarkan Roma 8:29–30:

  • Dipilih (predestination)

  • Dipanggil (calling)

  • Dibuat benar (justification)

  • Dimuliakan (glorification)

Keselamatan mencakup seluruh pekerjaan Allah, bukan hanya pembenaran atau pendamaian.

1. Eksposisi Alkitabiah Tentang Keselamatan

Efesus 2:8–9 — Keselamatan oleh Anugerah, bukan Perbuatan

“Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman… itu bukan hasil pekerjaanmu…”

Dari ayat ini:

  • Keselamatan bersifat kasih karunia

  • Iman adalah karunia, bukan kemampuan manusia

  • Tidak ada kontribusi manusia

  • Keselamatan menghapus kesombongan rohani

Berkhof menekankan bahwa keselamatan bukan hanya awal pertobatan, tetapi seluruh rangkaian pekerjaan Roh Kudus dalam diri orang percaya.

Titus 3:5 — Regenerasi sebagai Dasar Keselamatan

“Dia menyelamatkan kita, bukan karena perbuatan benar yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmat-Nya oleh permandian kelahiran kembali…”

Ayat ini menunjukkan:

  • Keselamatan bukan respons terhadap kebaikan manusia

  • Kelahiran baru mendahului iman (doktrin Reformed regeneration precedes faith)

  • Roh Kudus adalah agen pembaruan spiritual

Calvin menulis bahwa kelahiran baru adalah pekerjaan Roh yang “mengubah hati batu menjadi hati daging”.

Filipi 2:12–13 — Keselamatan dalam Proses Kekudusan

“Kerjakanlah keselamatanmu… karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan…”

Keselamatan memiliki dua sisi:

  • Aspek tanggung jawab manusia → mengerjakan keselamatan

  • Aspek kedaulatan Allah → Allah yang mengerjakan di dalam kita

John Murray menyebut kekudusan ini sebagai “kerjasama yang sepenuhnya bergantung pada Allah”.

IV. HUBUNGAN ANTARA PEMBENARAN, PENDAMAIAN, DAN KESELAMATAN

1. Pembenaran adalah dasar legal keselamatan

Pada saat seseorang dibenarkan:

  • dosa diampuni

  • kebenaran Kristus diimputasikan

  • status hukum berubah dari terhukum menjadi benar

Pembenaran menghapus status legal sebagai musuh Allah.

2. Pendamaian adalah pemulihan relasional

Setelah status hukum berubah, hubungan manusia dengan Allah dipulihkan.

Pembenaran menjawab murka Allah.
Pendamaian menjawab permusuhan manusia.

3. Keselamatan adalah rangkaian lengkap karya Allah

Keselamatan mencakup:

  • pemilihan

  • penebusan

  • regenerasi

  • pembenaran

  • pengangkatan sebagai anak

  • pendamaian

  • pengudusan

  • pemuliaan

Baik pembenaran maupun pendamaian adalah elemen penting dari keselamatan itu sendiri.

V. PANDANGAN PARA PAKAR TEOLOGI REFORMED

1. John Calvin

Calvin menekankan bahwa:

  • pembenaran adalah pusat Injil

  • pendamaian adalah bukti kasih Allah yang aktif

  • keselamatan adalah karya Allah dari awal hingga akhir

2. Charles Hodge

Hodge menekankan bahwa:

  • dasar pembenaran adalah kebenaran Kristus

  • pendamaian berarti Allah menghapus permusuhan

  • keselamatan adalah aplikasi objektif dari karya Kristus oleh Roh Kudus

3. Louis Berkhof

Berkhof memberikan penjelasan sistematis:

  • pembenaran dibedakan dari pengudusan

  • pendamaian adalah perubahan hubungan, bukan perubahan karakter

  • keselamatan mencakup aspek objektif dan subjektif

4. John Murray

Dalam Redemption Accomplished and Applied, Murray menjelaskan:

  • penebusan Kristus mencakup pembenaran dan pendamaian

  • keselamatan diterapkan secara berurutan oleh Roh Kudus

  • regenerasi mendahului iman

5. R.C. Sproul

Sproul menekankan:

  • pembenaran adalah deklarasi forensik Allah

  • pendamaian terjadi karena Kristus menanggung hukuman dosa

  • keselamatan bukan keputusan manusia tetapi karya Allah

VI. IMPLIKASI PRAKTIS BAGI ORANG PERCAYA

1. Kepastian Keselamatan

Karena pembenaran bersifat deklaratif, bukan progresif, orang percaya dapat memiliki kepastian bahwa Allah sudah menyatakan dia benar.

2. Hidup dalam Damai dengan Allah

Pendamaian membawa kepada:

  • damai batin

  • relasi intim dengan Allah

  • keberanian menghadap takhta kasih karunia

3. Hidup dalam Kekudusan

Keselamatan tidak berhenti pada pembenaran, tetapi berlanjut dalam:

  • pertumbuhan rohani

  • ketaatan

  • pengudusan yang berkelanjutan

4. Mengabarkan Injil Pendamaian

Gereja dipanggil menjadi “duta-duta Kristus” yang membawa pesan pendamaian kepada dunia.

VII. PENUTUP

Pembenaran, pendamaian, dan keselamatan adalah tiga permata utama dalam mahkota Injil. Ketiganya menggambarkan kasih Allah yang:

  • mendeklarasikan orang berdosa benar

  • memulihkan hubungan yang hancur

  • menyempurnakan orang percaya sampai kemuliaan

Semua itu terjadi bukan karena usaha manusia, melainkan karena:

  • karya Kristus di salib

  • inisiatif Allah yang penuh kasih

  • pekerjaan Roh Kudus yang efektif

Melalui doktrin-doktrin inilah kita dapat melihat keagungan anugerah Allah dan menikmati kepastian bahwa keselamatan kita “dari Dia, oleh Dia, dan kepada Dia”.

Next Post Previous Post