Kisah Para Rasul 8:24 - Doa yang Tidak Menyelamatkan

PENDAHULUAN: DOA YANG TIDAK BERUBAH HATI
Ada banyak orang di dunia yang meminta doa. Mereka ingin kelepasan dari masalah, ingin berkat finansial, ingin terhindar dari penyakit, dan ingin hidup nyaman. Tetapi tidak semua orang yang meminta doa benar-benar ingin dilepaskan dari dosa. Kisah Para Rasul 8:24 memperlihatkan kisah seorang pria bernama Simon—bukan Simon Petrus—melainkan Simon si Tukang Sihir, yang pernah membuat seluruh Samaria terkagum-kagum oleh kuasa gaibnya. Dia telah mengaku percaya, dibaptis, dan mengikuti Filipus. Namun ketika Petrus menegur dosa hatinya yang busuk, Simon tidak meminta pertobatan, tetapi ia meminta doa perlindungan, “Supaya jangan menimpa aku hukuman itu.”
Di sinilah letak peringatan teologis yang sangat penting.
Tidak semua permintaan doa muncul dari hati yang sudah dilahirkan kembali.
Para teolog Reformed melihat ayat ini bukan sebagai cerita biasa, tetapi sebagai cermin yang mengungkap bahaya terbesar dalam kehidupan rohani: percaya tanpa dilahirkan kembali, agama tanpa pertobatan, ritual tanpa hati yang diubah.
Mari kita masuk ke dalam teks ini dengan kacamata para Bapa Gereja Reformed dan mendengarkan peringatan Roh Kudus bagi gereja masa kini.
I. KONTEKS AYAT: IMAN SIMON YANG TIDAK MENYELAMATKAN
1. Ia percaya—tetapi tidak lahir baru
Kisah Para Rasul 8:13 mengatakan:
“Simon sendiri percaya dan ia dibaptis.”
Namun para teolog Reformed seperti John Calvin, John Owen, R.C. Sproul, dan Matthew Henry sepakat bahwa kata “percaya” di sini bukanlah iman penyelamat, melainkan faith of assent—iman yang hanya menyetujui fakta, bukan iman yang mempercayakan diri kepada Kristus.
Calvin menulis:
“Imannya adalah kekaguman yang dangkal, bukan kelahiran baru; ia mengikuti Filipus karena kagum, bukan karena bertobat.”
Dengan kata lain, Simon percaya pada mujizat, bukan pada Mesias.
Ia menyukai kuasa, bukan kesucian.
Ia tertarik pada tanda-tanda, bukan pertobatan.
2. Ia dibaptis—tetapi tidak disucikan
Baptisan tidak otomatis menyelamatkan seseorang. Teologi Reformed menegaskan bahwa sakramen tidak memiliki kuasa tanpa kelahiran baru dan iman sejati.
Seperti dikatakan Westminster Confession of Faith, Bab 28:
“Efektivitas baptisan bukan terletak pada tindakan baptisan itu sendiri, tetapi pada karya Roh dan iman yang sejati.”
Simon dibaptis… tetapi hatinya tetap mati.
3. Ia mengikuti Filipus—tetapi hatinya mengejar keuntungan
Banyak orang terlihat rohani dari luar: rajin ibadah, suka pelayanan, senang hal-hal gerejawi. Tetapi motivasinya bisa salah.
Matthew Henry berkata:
“Simon mengikuti Filipus bukan untuk memikul salib, tetapi agar mendapatkan keuntungan dari kuasa Roh.”
Ia ingin membeli kuasa Roh Kudus dengan uang (ayat 18–19). Inilah yang kemudian disebut simoni (simony) dalam sejarah gereja: membeli jabatan atau kuasa rohani.
Ketika Petrus menegur, Simon tidak bertobat. Ia hanya takut hukuman.
Dan dari sinilah kita tiba pada ayat 24.
II. PANGGILAN PERTOBATAN YANG DITOLAK SIMON
Ketika Petrus mengatakan bahwa hatinya busuk, doanya salah, dan ia berada dalam “ikatan kejahatan,” Petrus memberikan solusi yang jelas:
“Bertobatlah dari kejahatanmu ini dan berdoalah kepada Tuhan.” (ayat 22)
Perhatikan dua perintah:
-
Bertobatlah → perubahan hati
-
Berdoalah → permohonan pribadi kepada Allah
Tetapi Simon tidak melakukan keduanya.
Ia tidak bertobat.
Ia tidak berdoa.
Ia hanya berkata kepada Petrus:
“Berdoalah untuk aku…”
Ia ingin orang lain berdoa, tetapi ia sendiri tidak mau berdiri di hadapan Allah.
III. ANALISIS AYAT MENURUT PAKAR REFORMED
Mari kita masuk ke eksposisi Kisah 8:24 berdasarkan pandangan beberapa teolog Reformed.
1. John Calvin: “Simon takut hukuman, bukan takut dosa.”
Calvin menulis dalam Commentary on Acts:
“Simon tidak meminta agar hatinya disucikan; ia hanya meminta agar hukuman dijauhkan. Ini bukan pertobatan, tetapi ketakutan seorang penjahat.”
Bagi Calvin, ini bentuk repentance of Esau—air mata tanpa perubahan hati.
Simon bukan ingin diselamatkan dari dosanya,
tetapi ingin diselamatkan dari konsekuensi dosanya.
2. Matthew Henry: “Ia meminta syafaat manusia ketika seharusnya ia memohon belas kasihan Allah.”
Henry mengatakan:
“Ia tidak mau berdoa sendiri, padahal Petrus telah memerintahkannya. Ia lebih takut akan penderitaan daripada takut akan dosa.”
Ini adalah gambaran orang religius yang:
-
mau didoakan
-
mau ke gereja
-
mau perlindungan Tuhan
-
tetapi tidak mau menyerahkan hidup kepada Kristus
-
tidak mau meninggalkan dosa
-
tidak mau mengakui kebusukan hati
3. John Owen: “Tidak ada keinginan untuk dilahirkan kembali.”
Owen menekankan bahwa tanda orang lahir baru adalah ia membenci dosanya.
Simon? Tidak.
Owen menulis:
“Ia tidak meminta hati yang baru. Ia tidak meminta Roh Kudus. Ia meminta bebas dari hukuman tanpa meminta anugerah.”
Inilah tanda ketidak-lahiran-baru.
4. R.C. Sproul: “Ini bukan iman; ini adalah utilitarianisme rohani.”
Sproul berkata bahwa banyak orang beragama karena ingin “manfaat.”
“Agama utilitarian adalah agama Simon. Dia ingin Roh Kudus, bukan untuk kekudusan, tetapi untuk kekuatan.”
Doanya adalah doa yang tidak menyelamatkan:
-
bukan doa penyerahan
-
bukan doa pertobatan
-
bukan doa iman
-
tetapi doa menghindari masalah
Sproul menyebut ini sebagai false conversion.
IV. MENGAPA SIMON MEMINTA DOA?
Sekarang mari kita jawab pertanyaan inti eksposisi ini.
Mengapa Simon meminta Petrus berdoa baginya?
1. Karena ia takut hukuman, bukan takut Tuhan.
Perhatikan kalimatnya:
“Supaya jangan menimpa aku apa yang kamu katakan itu.”
Dia takut neraka…
tetapi tidak takut dosa.
Ia takut murka Allah…
tetapi tidak mau tunduk kepada Allah.
Ini adalah ketakutan psikologis, bukan ketakutan yang kudus.
2. Karena ia percaya bahwa doa orang lain lebih efektif daripada pertobatannya sendiri.
Namun Injil mengatakan:
-
Allah tidak menerima perantara manusia selain Kristus.
-
Kita harus datang langsung kepada TUHAN.
Petrus sudah memerintahkan: “Berdoalah kepada Tuhan.”
Tetapi Simon ingin outsourcing rohani.
Ia ingin rohani tanpa komitmen.
3. Karena ia menolak untuk mengakui dosanya.
Jika ia berdoa sendiri, ia harus berkata:
-
“Tuhan, aku berdosa.”
-
“Hatiku busuk.”
-
“Aku penuh kejahatan.”
-
“Aku ingin bertobat.”
Tetapi ia tidak mau.
Maka ia meminta Petrus melakukannya.
4. Karena ia masih terikat pada pola pikir penyihir.
Penyihir percaya pada:
-
ritual
-
jimat
-
perantara
-
formula
-
kekuatan gaib eksternal
Ia tidak mengerti bahwa kekristenan adalah relasi pribadi antara manusia berdosa dan Allah yang kudus.
V. APLIKASI TEOLOGIS BAGI GEREJA MASA KINI
Kisah Simon bukan sekadar sejarah; ini adalah potret gereja abad ke-21.
1. Banyak orang percaya tanpa dilahirkan kembali
Seperti Simon:
-
mereka dibaptis
-
ikut ibadah
-
melayani
-
mendengar firman
-
bahkan ikut pelayanan misi
Tetapi hati mereka tidak pernah diubahkan.
Mereka seperti:
-
tanah berbatu
-
semak duri
-
benih yang tidak pernah bertumbuh
Jika gereja hanya menilai “aktivitas,” kita akan terkecoh seperti orang Samaria yang terkagum pada Simon.
2. Banyak yang berdoa untuk berkat, tetapi tidak berdoa untuk kekudusan
Doa paling populer di dunia:
-
“Tuhan, sembuhkan aku.”
-
“Tuhan, berkati pekerjaanku.”
-
“Tuhan, lindungi keluarga kami.”
-
“Tuhan, jauhkan masalah ini.”
Tetapi jarang:
-
“Tuhan, sucikan hatiku.”
-
“Tuhan, ubah aku.”
-
“Tuhan, matikan dosaku.”
-
“Tuhan, pakailah aku.”
Inilah doa Simon—doa tanpa pertobatan.
3. Banyak orang takut neraka, tetapi tidak takut dosa
Simon tidak ingin neraka.
Tetapi ia juga tidak ingin Kristus.
Untuk banyak orang, neraka hanyalah sesuatu yang menakutkan…
bukan sesuatu yang adil.
Dosa hanyalah kesenangan…
bukan pemberontakan terhadap Allah yang kudus.
4. Banyak orang mau didoakan, tetapi tidak mau berdoa
Sebagian besar orang mau didoakan.
Ini baik.
Tetapi… sering kali mereka tidak mau datang sendiri kepada Kristus.
Gereja tidak dapat menyelamatkan mereka.
Pendeta tidak dapat menyelamatkan mereka.
Doa orang lain tidak dapat menyelamatkan mereka.
5. Banyak orang mengejar kuasa Allah tanpa mengejar anugerah Allah
Inilah bahaya zaman modern:
-
mengejar mujizat
-
mengejar kuasa
-
mengejar kesuksesan
-
mengejar karunia-karunia spektakuler
-
mengejar pengalaman rohani
Tetapi tidak mengejar:
-
salib
-
pertobatan
-
kekudusan
-
kerendahan hati
-
pengorbanan
-
kesetiaan seumur hidup
Ini adalah kekristenan Simon.
VI. APA YANG SEHARUSNYA DILAKUKAN SIMON?
Menurut Paulus, Petrus, dan teologi Reformed, Simon harus melakukan 3 hal:
1. Bertobat dari hati
Petrus berkata:
“Bertobatlah dari kejahatanmu.” (ayat 22)
Pertobatan bukan sekadar menyesal, tetapi:
-
membenci dosa
-
melepaskan dosa
-
meninggalkan dosa
-
mengakui dosa
-
berbalik kepada Kristus
2. Berdoa kepada Tuhan secara pribadi
Petrus berkata:
“Berdoalah kepada Tuhan.”
Doa sejati adalah doa yang:
-
mengakui dosa
-
memohon belas kasihan
-
mencari anugerah
-
meminta hati yang baru
-
mau diubah oleh Roh Kudus
Doa Simon? Hanya ingin bebas dari hukuman.
3. Memohon hati yang baru
Jika Simon bertanya: “Apa yang harus aku lakukan?”
Jawabannya adalah:
“Minta Tuhan melahirkan engkau kembali.”
Pertobatan sejati hanya terjadi jika Roh Kudus mengubah hati.
Tidak ada pertobatan tanpa kelahiran baru.
VII. INJIL BAGI ORANG SEPERTI SIMON
Meskipun Simon gagal bertobat, bagian ini menyampaikan kabar baik:
Masih ada pengampunan bagi orang yang hatinya busuk.
Masih ada anugerah bagi orang yang motivasinya salah.
Masih ada harapan bagi orang yang takut hukuman tetapi belum mencintai Allah.
Allah dapat mengubah hati:
-
hati rakus seperti Simon
-
hati keras seperti Firaun
-
hati munafik seperti Yudas
-
hati sombong seperti Saul
-
hati cemar seperti Daud
Tidak ada hati yang terlalu gelap untuk diterangi oleh Roh Kudus.
VIII. PESAN BAGI GEREJA: JANGAN JADI SIMON
Kesimpulan besar teolog Reformed terhadap Kisah Para Rasul 8:24 adalah:
“Jangan puas dengan iman yang tidak menyelamatkan.”
Jangan puas dengan:
-
baptisan tanpa Kristus
-
agama tanpa pertobatan
-
doa tanpa kelahiran baru
-
pelayanan tanpa hati yang baru
-
kekristenan tanpa salib
-
iman tanpa ketaatan
Gereja dipanggil untuk membangun murid, bukan sekadar pendatang gereja.
PENUTUP: DOA YANG MENGUBAH HIDUP
Doa Simon tidak menyelamatkan karena ia tidak mau berubah.
Tetapi hari ini, Tuhan mengundang kita untuk berdoa doa yang benar:
-
doa pertobatan
-
doa penyerahan
-
doa kelahiran baru
-
doa pengudusan
-
doa kesetiaan
Doa yang berkata:
“Tuhan, bukan hanya selamatkan aku dari hukuman, tetapi selamatkan aku dari dosa. Bukan hanya jauhkan aku dari murka-Mu, tetapi ubahlah hatiku agar aku mencintai-Mu.”
Jangan menjadi seperti Simon—yang takut neraka tetapi tidak cinta kemuliaan Allah.
Datanglah kepada Kristus.
Bertobatlah.
Berdoalah kepada Tuhan.
Dan mintalah Roh Kudus memberikan hati yang baru.