Surga: Dunia Kasih dan Cinta yang Sempurna

PENDAHULUAN
Topik tentang surga sering kali dipahami secara sentimental atau dangkal. Banyak orang memikirkan surga sebagai tempat emas, mutiara, musik, atau ketenangan. Semua itu benar, tetapi dalam teologi Reformed, surga jauh lebih dari sekadar tempat indah—surga adalah suasana, realitas, dan dunia yang dipenuhi kasih Allah secara sempurna.
Jonathan Edwards, seorang teolog Puritan yang tegas, menulis sebuah karya monumental berjudul “Heaven, A World of Charity or Love”. Di sana ia menegaskan bahwa sifat utama surga bukanlah cahaya, bukan nyanyian, bukan malaikat, melainkan kasih. Surga adalah tempat di mana kasih Allah mengalir sempurna, memurnikan segala hubungan, menyatukan seluruh umat Allah, dan menyingkirkan semua kebencian, iri, dendam, atau perselisihan.
Edwards berkata:
“Surga adalah dunia kasih karena Allah adalah kasih; di sana kasih ilahi mengalir tanpa hambatan ke seluruh ciptaan yang sudah dipermuliakan.”
Dengan latar itu, khotbah ini mengajak kita menggali Alkitab, melihat pendapat para teolog Reformed, dan merenungkan bagaimana surga sebagai dunia kasih memengaruhi kehidupan kita hari ini.
I. SURGA ADALAH REFLEKSI SEMPURNA DARI KASIH ALLAH
Teks: 1 Yohanes 4:8 – “Allah adalah kasih.”
Alkitab tidak hanya mengatakan bahwa Allah mengasihi—tetapi bahwa Allah adalah kasih. Ini menunjuk pada esensi dan natur Allah. Dengan kata lain, kasih bukanlah sifat tambahan; kasih adalah diri Allah itu sendiri.
A. Kasih adalah sumber seluruh sifat Allah yang lain
Calvin menegaskan bahwa keadilan, kekudusan, dan kebaikan Allah tidak dapat dipisahkan dari kasih-Nya. Bahkan murka Allah adalah ekspresi kasih-Nya terhadap kekudusan-Nya.
Ketika Allah menghakimi dosa, itu karena Ia mengasihi kebenaran.
Ketika Allah menyelamatkan orang berdosa, itu karena Ia mengasihi manusia.
B. Jika Allah adalah kasih, maka tempat kediaman Allah adalah dunia kasih
Surga bukanlah sekadar lokasi geografis. Surga adalah realitas di mana Allah hadir sepenuhnya, dan karena Allah adalah kasih, maka surga adalah atmosfer kasih tanpa batas.
Jonathan Edwards berkata:
“Surga dipenuhi kasih sebagaimana matahari dipenuhi cahaya.”
C. Kasih surga tidak tercemar dosa
Pada dunia ini, kasih kita timpang dan bercacat:
-
kasih bercampur ego
-
kasih disertai luka
-
kasih disertai takut
-
kasih bercampur sedih
-
kasih bercampur kepentingan
Tetapi di surga, kasih itu:
-
murni
-
sempurna
-
stabil
-
penuh sukacita
-
tidak mementingkan diri sendiri
-
tidak berubah
Surga adalah dunia di mana kasih Allah menjadi cahaya yang menerangi seluruh ciptaan yang dipermuliakan.
II. KASIH KRISTUS: INTI DARI SURGA
Teks: Yohanes 17:24
Yesus berkata, “Engkau telah mengasihi Aku sebelum dunia dijadikan.”
Ini membuka rahasia terdalam tentang surga: Surga adalah tempat di mana kasih Bapa dan Anak telah mengalir kekal sebelum penciptaan.
Teologi Reformed memandang relasi Tritunggal sebagai dasar dari kasih di surga.
A. Kasih Tritunggal adalah sumber sukacita kekal
Herman Bavinck mengatakan bahwa kasih Tritunggal adalah “tarikan magnetik primordial yang mengalir tanpa berhenti.” Di dalam keintiman itu tidak ada kesalahpahaman, tidak ada kecemburuan, tidak ada persaingan, melainkan harmoni absolut.
B. Orang percaya diundang masuk ke dalam kasih Tritunggal
Ini merupakan misteri paling agung:
-
Kita tidak hanya diselamatkan dari neraka
-
Kita tidak hanya diampuni
-
Tetapi kita diundang masuk ke dalam pengalaman kasih Tritunggal itu
Yesus berdoa agar kita berada di mana Ia berada, “supaya mereka memandang kemuliaan-Ku yang telah Engkau berikan kepada-Ku.”
Dengan kata lain, surga adalah undangan untuk menikmati kasih Allah yang sempurna.
C. Kristus adalah pintu masuk ke dunia kasih
Tanpa Kristus, tidak ada surga.
Tanpa darah-Nya, tidak ada akses.
Tanpa salib-Nya, tidak ada perdamaian.
Ini sebabnya John Owen menulis:
“Kasih Allah paling mulia dalam diri Kristus, karena melalui Dialah kita masuk kepada kasih yang kekal itu.”
Surga adalah milik orang-orang yang telah dipersatukan oleh Kristus, oleh kasih yang melampaui akal.
III. KASIH DI SURGA DIPENUHI KEHADIRAN ROH KUDUS
Teks: Ibrani 12:22–24
Di surga kita tidak hanya melihat Bapa dan Anak; Roh Kudus juga memenuhi semuanya dengan kasih-Nya.
A. Roh Kudus adalah Roh kasih
Roma 5:5: “Kasih Allah telah dicurahkan oleh Roh Kudus dalam hati kita.”
Jika di bumi saja Roh Kudus mampu mencurahkan kasih Allah, apalagi kelak di surga!
Edwards mengungkapkan:
“Roh Kudus adalah aliran kasih Allah yang mengalir ke seluruh surga.”
B. Roh Kudus akan menyatukan seluruh umat Allah
Di dunia ini:
-
denominasi terpisah
-
perselisihan terjadi
-
motivasi bercampur
-
relasi rusak
-
keluarga berpecah
Namun di surga:
-
tidak ada iri
-
tidak ada dendam
-
tidak ada pertengkaran
-
tidak ada kesalahpahaman
-
tidak ada ego
-
tidak ada perpecahan
Kasih Roh Kudus memenuhi semuanya.
C. Roh Kudus menyingkirkan segala hambatan yang mengotori kasih
Di bumi, kita mengasihi tetapi dicampuri:
-
trauma
-
ketakutan
-
luka batin
-
pengalaman buruk
-
memori pahit
Di surga, Roh Kudus akan menyembuhkan semuanya sehingga kita dapat mengasihi dengan hati yang sempurna.
IV. SURGA ADALAH PERSEKUTUAN KASIH ORANG-ORANG YANG SUDAH DIPERMULIAKAN
A. Orang-orang kudus akan mengasihi satu sama lain tanpa cacat
Tidak ada lagi:
-
kepahitan
-
kesombongan
-
perbedaan yang melukai
-
persaingan
-
sikap membandingkan
-
kesalahpahaman
Semua itu hilang, digantikan dengan:
-
kerendahan hati murni
-
cinta persaudaraan
-
saling menghormati
-
sukacita yang terus bertumbuh
-
kekaguman terhadap karya Allah dalam sesama
B. Kasih di surga aktif, bukan pasif
Kasih di surga bukan hanya perasaan, tetapi tindakan:
-
saling menolong
-
saling memuji karya Allah
-
saling menguatkan
-
saling menyanyikan pujian
-
saling memuliakan Allah bersama
Edwards berkata:
“Setiap jiwa di surga adalah seperti lilin yang menyala; tetapi seluruh lilin itu disatukan, menghasilkan cahaya mahaindah yang tidak terkatakan.”
C. Kasih di surga tidak pernah berkurang atau berhenti
Di dunia, kasih kita naik turun, berubah, lemah.
Di surga, kasih tidak pernah:
-
bosan
-
surut
-
dingin
-
memudar
Karena sumbernya bukan perasaan, tetapi Allah sendiri.
V. KEMULIAAN SURGA ADALAH KEMULIAAN KASIH
Jika Alkitab menggambarkan surga sebagai terang, maka terang itu adalah terang kasih. Jika surga digambarkan sebagai damai, maka damai itu muncul dari kasih. Jika surga digambarkan sebagai sukacita, maka sukacita itu lahir dari kasih.
A. Kasih memurnikan seluruh aktivitas surga
Baik:
-
menyembah
-
melayani
-
menyanyi
-
bersukacita
-
memuji
semua dilakukan dengan motivasi yang sama: kasih kepada Allah.
B. Kasih membuat surga menjadi surga
Tanpa kasih, bahkan tempat terindah pun tidak akan menjadi surga.
Neraka bukan hanya tempat tanpa kehadiran Allah; neraka adalah tempat tanpa kasih.
Di neraka hanya ada ego, kebencian, penolakan, dan putus asa.
Surga adalah kebalikannya—kasih memenuhi semuanya.
C. Kasih adalah bahasa universal surga
Di sana:
-
tidak ada salah komunikasi
-
tidak ada ketegangan budaya
-
tidak ada perbedaan standar moral
-
tidak ada bahasa yang memisahkan
Semua berbicara dalam bahasa: kasih yang sempurna.
VI. HUBUNGAN KASIH DI SURGA
A. Kasih kepada Allah
Orang-orang kudus akan mengasihi Allah:
-
tanpa hambatan
-
tanpa rasa malu
-
tanpa ragu
-
tanpa gangguan dosa
-
tanpa kecemasan
-
tanpa rasa bersalah
Kita akan melihat Dia “muka dengan muka.”
B. Kasih kepada Kristus
Pengagungan kepada Kristus sebagai Anak Domba akan menjadi inti pujian di surga (Wahyu 5).
C. Kasih orang kudus satu kepada yang lain
Orang percaya akan saling mengenali, tetapi dalam kemuliaan rohani, bukan duniawi. Kita akan melihat karya anugerah Allah dalam hidup orang-orang kudus dan bersukacita dalam itu.
D. Kasih dalam hubungan baru tanpa luka lama
Semua luka lama disembuhkan.
Semua air mata dihapuskan (Wahyu 21:4).
VII. BAGAIMANA PENGHARAPAN SURGA MEMPENGARUHI HIDUP KITA DI BUMI?
Jika surga adalah dunia kasih, maka hidup kita di bumi harus menjadi bayangannya.
1. Kita dipanggil mengasihi seperti orang yang menuju surga
Orang yang tidak mengasihi sesamanya menunjukkan bahwa ia tidak memahami surga.
2. Kasih adalah bukti kelahiran baru
1 Yohanes 4:7
Yang lahir dari Allah pasti mengasihi.
3. Gereja adalah miniatur surga
Ketika gereja mengasihi:
-
persekutuan hangat
-
pengampunan menjadi nyata
-
perbedaan tidak memecah belah
-
pelayanan saling melengkapi
4. Kita harus membuang kebencian, karena kebencian bukan dari surga
Iri, dendam, perlombaan ego — semuanya tidak ada tempatnya dalam hidup orang yang menantikan surga.
5. Penderitaan dunia tidak menghapus sukacita, karena surga mendekat
Orang Kristen yang mengerti surga tidak hancur oleh penderitaan.
Ia tahu: rumah saya bukan di sini.
6. Kasih memampukan kita hidup seperti Kristus
Kita mencicipi surga di bumi melalui kasih yang kita berikan.
VIII. PUNCAK DUNIA KASIH: MELIHAT ALLAH
Kasih terbesar di surga adalah kita akan melihat wajah Allah.
Yesus berkata: “Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah.” (Mat. 5:8).
Ini adalah puncak kebahagiaan orang percaya—melihat Allah dalam kemuliaan-Nya yang penuh.
Jonathan Edwards menyebutnya:
“Visi beatifik – pemandangan indah kasih Allah yang tidak terhingga.”
Melihat Allah adalah:
-
sukacita terbesar
-
kebahagiaan terbesar
-
kemurnian terbesar
-
kedamaian terbesar
-
cinta terbesar
dan itu berlangsung selama-lamanya.
KESIMPULAN
Surga bukan hanya tempat, tetapi dunia kasih:
-
Kasih Allah Bapa
-
Kasih Kristus Anak
-
Kasih Roh Kudus
-
Kasih orang-orang kudus
-
Kasih yang tanpa dosa
-
Kasih yang tanpa henti
-
Kasih yang memuliakan Allah
Surga adalah dunia di mana kasih mengalir tanpa batas, tanpa gangguan, tanpa cacat.
Karena itu, marilah kita:
-
hidup dalam kasih
-
berjalan dalam kasih
-
melayani dalam kasih
-
memaafkan dalam kasih
-
menantikan surga dengan hati yang penuh kerinduan
Sebab ketika kita mengasihi, kerajaan surga sudah mulai bekerja dalam diri kita.
Amin.