Nikodemus Menemui Yesus: Eksposisi Yohanes 3:1-21

Pdt.Budi Asali, M.Div.
Nikodemus Menemui Yesus: Eksposisi Yohanes 3:1-21. Cerita dalam Yohanes 3:1-8 ini berhubungan dengan Yohanes 2:23-25. Tujuannya adalah untuk menunjukkan kesia-siaan orang yang menjadi pengikut / murid Kristus (bdk. Yohanes 3:2 - Rabi), hanya karena melihat tanda (bdk. Yoh 3:2b), karena tanpa kelahiran baru semua tidak akan masuk surga. Jadi tujuan cerita ini adalah mengajar bahwa untuk menjadi murid / pengikut Kristus yang sejati, seseorang harus mengalami kelahiran baru.
Nikodemus Menemui Yesus: Eksposisi Yohanes 3:1-21
gadget, bisnis, otomotif
Yohanes 3: 1-2:

1) Nikodemus disebut sebagai:

· Seorang Farisi (Yohanes 3: 1).

· Seorang ‘pemimpin agama Yahudi’ (Yohanes 3: 1).

NIV: a member of the Jewish ruling council (= anggota dewan pemerintah Yahudi).

NASB/Lit: a ruler of the Jews (= seorang penguasa Yahudi).

Ini berarti bahwa Nikodemus adalah anggota Sanhedrin / Mahkamah Agama Yahudi.

Jabatan / kedudukan Nikodemus ini sengaja disebutkan untuk:

a) Menunjukkan kepada orang-orang Yahudi bahwa ada orang Farisi / Sanhedrin yang percaya bahwa Yesus adalah Mesias / Anak Allah (bdk. Yohanes 7:50,51 19:39). Hal ini penting supaya merekapun mau percaya kepada Yesus.

b) Menunjukkan bahwa kalau orang seperti ini saja tidak mengerti (bdk. Yohanes 3: 10), apalagi yang lain.

c) Menunjukkan bahwa kalau orang seperti ini saja membutuhkan kela- hiran baru, apalagi yang lain (Ingat: orang Farisi sangat menekan­kan kesucian).

Penerapan:

Kalau saudara adalah orang yang merasa diri saudara baik / saleh, maka sadarilah bahwa tanpa kelahiran baru, bagaima­napun salehnya saudara hidup, saudara tidak akan masuk surga!

d) Menunjukkan bahwa jabatan / kedudukan sering menjadi halangan bagi seseorang untuk datang kepada Kristus (bdk. Yohanes 3: 2 - ‘datang pada waktu malam’).

Penerapan:

Kalau jabatan / kedudukan / pekerjaan saudara mengha­langi saudara untuk datang / mendekat kepada Tuhan dan hidup bagi Tuhan, maka saudara sudah menyalah-gunakan jabatan / kedudukan / pekerjaan saudara itu!

2) Nikodemus datang kepada Yesus pada waktu malam (Yohanes 3: 2).

a) Ini tidak boleh dialegorikan (= diartikan sebagai lambang) sebagai berikut: Nikodemus datang dari kegelapan rohaninya kepada Yesus yang adalah Terang dunia. Ingat bahwa bagian ini merupakan suatu historical narrative (= cerita sejarah), sehingga kata ‘malam’ harus diartikan secara hurufiah.

b) Mengapa Ia datang pada waktu malam?

· mungkin sekali karena takut diketahui orang Farisi / anggota Sanhedrin yang lain. Nikodemus disebut lagi dalam Yohanes 7:50-52 dan Yohanes 19:39 dan secara implicit selalu menunjukkan bahwa dia ikut Yesus dengan takut-takut. Jadi mungkin sekali di sini ia datang pada waktu malam juga karena takut.

· ada juga yang berpendapat bahwa ia datang pada waktu malam karena kalau siang / pagi selalu ada banyak orang mengikuti Yesus sehingga tidak bisa berbicara secara pribadi / dengan tenang.

Kalau ini alasannya untuk datang pada waktu malam, maka tentu saja ia tidak bisa disalahkan.

3) Kata-kata Nikodemus (Yohanes 3: 2).

a) ‘Rabi / Guru’.

Bahwa Nikodemus, yang adalah seorang pengajar (Yohanes 3: 10), mau menye­but Yesus, yang tidak pernah belajar (bdk. Yohanes 7:15 - artinya Yesus tak pernah masuk ‘sekolah theologia’ saat itu), sebagai ‘guru’, menunjukkan:

· kerendahan hati Nikodemus!

Kerendahan hati adalah sesuatu yang sangat penting dalam belajar Firman Tuhan!

· ketundukannya kepada Allah.

Kata-kata ‘guru yang diutus Allah’ menunjukkan hal itu! Jadi sekalipun Yesus tidak pernah belajar (dalam ‘sekolah theologia’ saat itu), tetapi karena Nikodemus tahu / yakin bahwa Allah yang mengutus Yesus sebagai guru, maka ia mau belajar kepada Yesus!

Penerapan:

Maulah mendengarkan semua hamba Tuhan yang betul-betul adalah hamba Tuhan, tidak peduli apakah ia masih muda, sekolahnya kurang tinggi, orangnya tidak terlalu pandai, dsb.

Tetapi, sebutan ini juga menunjukkan bahwa pengenalan Nikodemus terhadap Yesus ini masih kurang, karena ia hanya mengenali Yesus sebagai guru, bukan / belum sebagai Allah / Mesias.

Renungkan: sampai dimana pengenalan saudara terhadap Yesus? 

b) ‘Kami tahu’.

Kata ‘kami’ menunjuk pada Nikodemus dan grupnya. Tetapi anehnya, yang lain tidak mau diajar oleh Yesus! Banyak orang yang hanya tahu tentang Yesus tetapi tidak mau datang kepada Yesus!

c) ‘tanda-tanda’.

Ini menunjuk pada tanda yang Yesus lakukan dalam Yohanes 2:1-11,23. Nikodemus melihat Yesus melakukan tanda, dan itu mendorongnya untuk datang kepada Yesus, belajar dari Yesus, dan akhirnya per­caya kepada Yesus! Ini reaksi yang benar dari orang yang melihat tanda! (kontras dengan orang-orang dalam 2:23-25).

d) ‘Engkau datang sebagai guru yang diutus Allah, sebab tidak ada seorangpun yang dapat mengadakan tanda-tanda yang Engkau adakan itu, jika Allah tidak menyertainya’ (ay 2b).

Kata-kata ini tidak sepenuhnya / selalu benar karena:

· orang yang diutus Allah belum tentu bisa mengadakan mujijat (bdk. Yohanes 10:41).

· orang yang bisa mengadakan mujijat belum tentu diutus Allah (bdk. Ulangan 13:1-3 Matius 7:22-23 Matius 24:24 2Tesalonika 2:9 Wahyu 13:11-18 Wahyu 16:13-14). Juga bandingkan dengan tukang sihir Mesir yang meniru tanda yang dibuat Musa (Kel 7:22 8:7).

Penerapan:

Kalau saudara adalah orang yang tergila-gila pada tanda / mujijat, maka renungkan baik-baik ayat-ayat tersebut di atas sebelum saudara disesatkan oleh nabi-nabi palsu yang bisa melakukan mujijat!

Yohanes 3: 3:

1) Yesus menjawab Nikodemus.

Yesus selalu mau meluangkan waktu untuk menunjukkan jalan keselamatan kepada siapa saja yang mau mendengar, sekalipun orang itu mempunyai kelemahan-kelemahan (seperti datang pada malam dsb)!

Penerapan:

Maukah saudara mengorbankan waktu, tenaga, pikiran untuk menunjukkan jalan keselamatan kepada orang lain? Atau saudara lebih mempersoalkan kelemahan-kelemahannya? Atau saudara acuh tak acuh?

2) Apa hubungannya kata-kata Nikodemus dalam ay 2 dengan jawaban Yesus dalam Yohanes 3: 3?

Mungkin Yesus sudah tahu bahwa Nikodemus bermaksud bertanya tentang Kerajaan Allah, dan karena itu Yesus mendahuluinya dengan memberi syarat untuk bisa masuk Kerajaan Allah.

Dengan demikian Yesus mengatakan: sekalipun engkau menganggap Aku sebagai guru, tetapi kalau engkau tidak mengalami kelahiran baru, engkau tidak akan masuk Kerajaan Allah.

3) ‘Sesungguhnya’.

NASB: Truly, truly.

KJV: Verily, verily.

Kata bahasa Yunaninya adalah AMEN, AMEN.

Ini dianggap sebagai suatu sumpah, dan tujuannya untuk membangkitkan perhatian yang serius dalam diri Nikodemus.

Penerapan:

Jangan memberitakan Injil / Firman Tuhan dengan cara guyonan. Usahakanlah untuk melakukan hal itu dengan serius, supaya orang yang saudara injili itu juga mendengar dengan serius! Memang lelucon dalam khotbah kadang-kadang diperlukan, supaya orang kafir / orang kristen KTP / orang kristen yang masih bayi mau mendengar. Tetapi terlalu banyak lelucon bisa menyebabkan para pendengar kehilangan keseriusannya! Ingat bahwa kita dipanggil untuk menjadi pemberita Injil / Firman Tuhan, bukan untuk menjadi pelawak!

4) ‘dilahirkan kembali’.

a) Ada 2 alasan mengapa Yesus mempersoalkan kelahiran baru kepada Nikodemus di sini:

· Karena Nikodemus adalah orang Farisi yang keistimewaannya adalah melahiriahkan agama / menekankan hal-hal lahiriah, maka Yesus justru menekankan kelahiran baru!

· Karena orang Yahudi saat itu menganggap orang non Yahudi yang dibaptis (masuk ke Yudaisme) sebagai anak yang baru lahir. Tetapi Yesus berkata bahwa semua orang (termasuk orang Yahudi) harus mengalami kelahiran baru, dan kelahiran baru itu adalah pekerjaan Allah / Roh Kudus (jadi bukan karena baptisan yang merupakan pekerjaan manusia).

Penerapan:

Dalam memberitakan Injil, kita harus menyelidiki kesa­lahan utama dari orang itu, lalu ‘menyerangnya’ disitu! Jadi jangan asal ‘menembak’!

b) NIV/NASB/KJV: born again (= dilahirkan lagi).

RSV: born anew (= dilahirkan sekali lagi).

Footnote NIV/RSV: born from above (= dilahirkan dari atas).

Kata Yunani yang diterjemahkan ‘kembali’ dalam Kitab Suci Indone­sia adalah ANOTHEN yang bisa berarti:

· from above (= dari atas).

Contoh: Matius 27:51 Markus 15:38 Yakobus 1:17 Yakobus 3:15,17 Yohanes 3:31 Yoh 19:11,23.

· again (= lagi).

Contoh: Galatia 4:9.

· from the first / beginning (= dari semula).

Contoh: Lukas 1:3 (‘dari asal mulanya’); Kis 26:5 (‘sudah lama’).

Arti ke 3 dianggap tak mungkin, atau dianggap menjadi sama dengan arti ke 2 (dilahirkan dari semula = dilahirkan kembali / lagi).

Argumentasi yang mendukung arti ke 2:

Calvin mengatakan bahwa jawaban Nikodemus dalam Yohanes 3: 4 menunjukkan bahwa yang dimaksud dalam ay 3 adalah born again (= dilahirkan lagi).

Argumentasi yang mendukung arti ke 1:

¨ Dalam Kitab Suci kata ANOTHEN hampir selalu diterjemahkan from above (= dari atas). Satu-satunya yang diterjemahkan again (= lagi) adalah Galatia 4:9.

¨ Terjemahan from above (= dari atas) cocok dengan konsep Yohanes tentang kelahiran baru yang selalu menekankan kelahiran dari Allah / Roh Kudus (Yohanes 1:13 1Yohanes 2:29 3:9 4:7 5:1,4,18).

Ada juga orang yang menggabungkan arti ke 1 dan ke 2, karena kelahiran dari atas / Allah memang merupakan kelahiran kembali / lagi.

c) Kelahiran baru.

· Karena manusia itu rusak secara total (Total Depravity), maka yang dibutuhkan bukanlah proses pembetulan sedikit demi sedikit bagian-bagian yang salah dalam hidup kita (seperti yang dilaku­kan semua agama lain), tetapi kelahiran baru.

Illustrasi: pakaian yang sobek memang bisa ditambal, tetapi kalau pakaian itu hancur, atau sudah memet, maka tidak mungkin bisa ditambal lagi, tetapi harus diganti baru!

· Kelahiran baru merupakan peristiwa / pekerjaan Roh Kudus yang berlangsung seketika, dimana Ia menghidupkan kembali manusia yang tadinya mati dalam dosa. Orang yang sudah mengalami kelahiran baru, pasti akan mengalami pembaharuan dalam seluruh segi kehidupannya (Catatan: ini merupakan buah dari kelahiran baru).

Bandingkan dengan kata-kata seorang Pendeta Liberal sebagai berikut:

“Kelahiran kembali sebagai karya Roh Kudus adalah mengenakan manusia yang baru dan menanggalkan manusia yang lama. Ini adalah suatu proses yang terus menerus, suatu pergumulan yang berlang­sung seumur hidup kita. Kelahiran kembali berarti bahwa kita senantiasa bergumul melawan dosa, belajar menyangkal diri, makin lama makin disucikan, mengangkat salib dan mengikut Yesus”.

Komentar terhadap kata-kata tersebut:

* ia mencampur adukkan / menyamakan kelahiran baru dengan pengu­dusan. Kita tidak perlu merasa heran kalau ia mendefinisikan kelahiran baru seperti itu, karena orang Liberal selalu berusa­ha untuk membuang hal-hal yang bersifat supranatural (seperti kelahiran baru).

* sekalipun ia mengatakan bahwa kelahiran baru adalah ‘karya Roh Kudus’, tetapi ia lalu menggambarkan kelahiran baru sebagai tindakan kita (pergumulan melawan dosa, menyangkal diri, dsb). Dengan demikian ada kontradiksi dalam ajarannya.

* kelahiran baru jelas bukan proses, tetapi merupakan peristiwa yang terjadi seketika.

· Kelahiran baru adalah sesuatu yang harus terjadi lebih dulu sebelum seseorang bisa mengerti dan menerima Injil dan percaya kepada Kristus.

Calvin: “We must always keep in remembrance the design of Christ, which we have already explained; namely that he intended to exhort Nicodemus to newness of life, because he was not capable of receiving the Gospel, until he began to be a new man” (= kita harus selalu mengingat tujuan Kristus yang sudah kami jelaskan, yaitu bahwa Ia bermaksud untuk mendesak Nikodemus pada pembaha­ruan hidup, karena ia tidak mampu menerima Injil sampai ia mulai menjadi manusia yang baru).

· Karena itu, maka kelahiran baru menjadi syarat mutlak supaya orang bisa selamat / masuk surga (ay 3,5).

Adam Clarke: “Every man must have 2 births, one from heaven, the other from earth - one of his body, the other of his soul: without the first he cannot see nor enjoy this world, without the last he cannot see nor enjoy the kingdom of God” (= setiap manusia harus mempunyai 2 kelahiran, satu dari surga, yang lain dari bumi - satu untuk tubuhnya, yang lain untuk jiwanya: tanpa yang pertama ia tidak bisa melihat maupun menikmati dunia ini, tanpa yang terakhir ia tidak dapat melihat maupun menikmati Kerajaan Allah).

Juga ada orang yang mengatakan: kalau kita dilahirkan 2 x maka kita hanya akan mati 1 x, tetapi kalau kita dilahirkan hanya 1 x maka kita akan mati 2 x!

Renungkan: berapa kali saudara pernah dilahirkan? Sudahkah saudara mengalami kelahiran baru?

5) ‘Melihat Kerajaan Allah’.

· kata ‘melihat’ dalam ay 3 sebetulnya sama saja dengan kata ‘masuk’ dalam ay 5. Kalau melihat saja tidak bisa apalagi masuk.

· Kata ‘Kerajaan Allah’ di sini diartikan bermacam-macam:

* surga.

* gereja.

* kehidupan rohani.

* keselamatan / hidup kekal (bdk. Markus 9:43,45,47).

Yohanes 3: 4:

Ada beberapa penafsiran dari kata-kata Nikodemus ini:

1) Ada yang menganggap bahwa Nikodemus mengira bahwa dalam ay 3 Yesus memaksudkan kelahiran jasmani. Jadi pertanyaan ini betul-betul menunjukkan kebodohan Nikodemus.

2) Ada juga yang menganggap bahwa jawaban Nikodemus ini hanya menunjuk­kan betapa tidak masuk akalnya kelahiran baru itu bagi Nikodemus.

Saya lebih setuju pada pandangan ke 2 ini.

Yohanes 3: 5:

1) ‘Dilahirkan dari air dan Roh’.

‘Dilahirkan dari Roh’ jelas menunjuk pada kelahiran baru, tetapi apa artinya ‘dilahirkan dari air’?

Ada bermacam-macam penafsiran tentang bagian ini:

a) ‘Air’ menunjuk pada baptisan (bdk. Efesus 5:26 Titus 3:5).

Ini terbagi lagi menjadi 2 golongan:

· Mereka yang menganggap bahwa ini adalah dasar dari ajaran yang mengatakan bahwa baptisan itu melahirbarukan dan menyelamatkan seseorang.

· Mereka yang menganggap bahwa baptisan hanya merupakan tanda lahiriah dari kasih karunia rohani yang dikerjakan oleh Roh Kudus dalam diri seseorang. Jadi baptisan dipercaya bukan sebagai cara untuk mendapatkan kelahiran baru, tetapi hanya merupakan tanda lahiriah dan peneguhan / pengesahan dari kelahi­ran baru.

Keberatan terhadap ajaran ini:

¨ khusus untuk yang no 1, perlu diingat bahwa baptisan jelas bukan merupakan syarat untuk selamat, dan baptisan juga tidak menjamin keselamatan. Ini terlihat dari:

* penjahat yang bertobat di kayu salib tidak pernah dibaptis, tetapi toh selamat (Lukas 23:42-43).

* ada orang-orang yang dibaptis, tetapi tidak selamat karena tidak sungguh-sungguh percaya (bdk. Kis 8:13-23).

* ada orang-orang yang mengalami kelahiran baru sebelum baptisan (Kisah Para Rasul 10:44-48).

¨ Baptisan kristen belum ada pada saat itu. Sukar dibayangkan bahwa Yesus berbicara kepada Nikodemus tentang sesuatu yang saat itu belum ada.

b) ‘Air’ menunjuk pada Roh Kudus.

Calvin menafsirkan bahwa kata ‘air dan Roh’ artinya adalah ‘air, yaitu Roh Kudus’. Jadi, kata bahasa Yunani KAI yang biasanya diterjemahkan and (= dan), oleh Calvin diartikan ‘yaitu’ (seperti dalam Roma 1:5).

Sebuah kamus Yunani - Inggris yang disusun oleh Barclay M. Newman, Jr. mengatakan bahwa KAI bisa diartikan sebagai:

· and (= dan).

· also (= juga).

· but (= tetapi).

· even (= yaitu).

· that is (= yaitu).

· namely (= yaitu).

Jadi jelas bahwa ditinjau dari sudut bahasa Yunani, penafsiran Calvin bukannya tanpa dasar.

c) ‘Air’ menunjuk pada purification (= penyucian).

Alasan / dasar pandangan ini:

· dalam Perjanjian Lama, air sering menunjuk pada pembasuhan dan penyucian dari polusi dosa (Yeh 36:25 Zakh 13:1).

· dalam baptisan Yohanes, air juga melambangkan penyucian dosa (Markus 1:4 Lukas 3:3).

· dalam baptisan Yesus, air juga dianggap melambangkan penyucian dosa (Yohanes 3:22-26).

d) Leon Morris (NICNT) memberikan penafsiran yang menarik tentang bagian ini sebagai berikut:

Ia mengatakan bahwa kata-kata:

· water (= air).

· rain (= hujan).

· dew (= embun).

· drop (= tetes).

sering digunakan untuk menunjuk pada male semen (= air mani laki-laki).

Kalau di sini air diartikan seperti itu, maka ada 2 kemungkinan:

· ‘dilahirkan dari air’ menunjuk pada kelahiran jasmani, sedangkan ‘dilahirkan dari Roh’ menunjuk pada kelahiran baru / rohani. Jadi maksud ay 5 itu adalah: setelah mengalami kelahiran jasma­ni, kita harus mengalami kelahiran rohani, baru bisa selamat.

· ‘air dan Roh’ digabung dan dianggap menunjuk pada spiritual seed (= benih rohani), sehingga istilah ‘air dan Roh’ sebetulnya sama saja dengan ‘Roh’ (bdk. Yohanes 3: 6,8).

Leon Morris lebih condong pada arti ke 2 ini.

Yohanes 3: 6:

1) ‘Daging’ dan ‘roh’.

a) Kata ‘daging’ (bahasa Yunani: SARX) menunjuk pada manusia (bukan hanya tubuhnya, tetapi juga termasuk jiwa / rohnya). Kadang-ka­dang, kata ‘daging’ ini digunakan tanpa mengandung arti negatif seperti dalam Yoh 1:14. Tetapi di sini kata ‘daging’ itu jelas mengandung arti negatif (seperti dalam Yoh 6:63). Jadi artinya adalah: manusia yang dikuasai dosa.

b) Sedangkan kata ‘roh’ yang dikontraskan dengan daging, jelas menun­juk pada manusia yang dikuasai oleh Roh Kudus.

2) Clarke mengatakan bahwa Yohanes 3: 6 ini diucapkan oleh Yesus untuk menjawab kata-kata Nikodemus dalam ay 4. Jadi seakan-akan Yesus berkata: seandainya seseorang bisa masuk ke dalam rahim ibunya untuk dilahir­kan kembali, itu tidak ada gunanya, karena ia tetap akan lahir sebagai ‘daging’, yaitu manusia yang dikuasai oleh dosa.

Ada agama-agama yang percaya / mengajarkan bahwa kalau seseorang hidup jelek, maka ia bisa memperbaikinya dalam hidup / reinkarnasi yang akan datang. Tetapi ingat kata-kata Yesus di sini: apa yang dilahir­kan dari daging adalah daging! Karena itu, andaikata reinkarnasi itu memang ada (Catatan: ingat bahwa kekristenan menolak adanya reinkar­nasi - bdk. Ibrani 9:27), tidak peduli berapa ribu kali seseorang dilahirkan kembali (oleh manusia), ia akan tetap lahir sebagai ‘daging’!

Seorang yang bernama Hoskyns mengatakan:

“There is no evolution from flesh to spirit” (= tidak ada evolusi dari daging menjadi roh).

Memang, tanpa kelahiran baru dari Roh Kudus, tidak ada harapan bagi manusia, baik dalam hal memperbaiki diri, maupun dalam hal keselamatan / masuk surga!

3) Ada juga yang berpendapat bahwa ay 6 ini diucapkan oleh Yesus karena orang Yahudi beranggapan bahwa kelahiran mereka sebagai orang Yahudi secara otomatis menyebabkan mereka masuk Kerajaan Allah / selamat. Jadi dengan kata-kata ini Yesus mengatakan bahwa orang Yahudipun lahir sebagai daging / manusia yang dikuasai oleh dosa, dan membu­tuhkan kelahiran baru dari Roh Kudus supaya bisa masuk ke dalam Kerajaan Allah.

4) Yohanes 3: 6 ini juga menunjukkan bahwa bayi yang baru lahir, sudah adalah ‘daging’, yaitu manusia yang dikuasai oleh dosa (bdk. Ayub 14:4 25:4 Mazmur 51:7 58:4).

Penerapan:

Ini perlu diingat oleh setiap orang tua! Anak / cucu saudara, sekalipun lucu dan mungil dan kelihatan tanpa dosa, tetapi ia tetap adalah orang berdosa yang dikuasai dosa, yang membutuhkan kelahiran baru dari Roh Kudus, dan iman kepada Yesus Kristus, supaya bisa diselamatkan dari murka Allah. Karena itu banyaklah mendoakan keselamatannya dan memberitakan Injil kepadanya!

5) Ay 6b: Orang yang dilahirkan oleh Roh, bukan lagi ‘daging’ (manusia yang dikuasai dosa), tetapi ‘roh’ (manusia yang dikuasai oleh Roh Kudus). Ini jelas menunjukkan bahwa orang yang sudah mengalami kelahiran baru pasti mengalami penyucian / pengudusan.

Kalau saudara menganggap diri saudara sudah lahir baru / selamat, pikirkanlah: apakah saudara sudah mengalami pengudusan dalam hidup saudara? Kalau tidak, saudara mempunyai anggapan yang salah tentang keselamatan saudara!

Yohanes 3: 7:

1) Kalau dalam Yohanes 3: 3 Yesus menyebut ‘seorang’, dalam Yohanes 3: 5 juga ‘seo­rang’, dalam Yohanes 3: 6 ‘apa’, maka dalam Yohanes 3: 7 Yesus menggunakan kata ‘kamu’.

Ini menunjukkan bahwa dalam memberitakan Injil / Firman Tuhan, kita harus mempribadikan pemberitaan itu, sehingga orang yang mendengar itu sadar / tahu bahwa Firman itu betul-betul untuk dia.

2) Kata ‘harus’ (must) dalam ay 7 tidak boleh diartikan seakan-akan ay 7 ini adalah suatu perintah! (bdk. Yohanes 3:14 12:34).

Ay 7 ini bukanlah suatu perintah, tetapi hanya menunjukkan bahwa kelahiran baru merupakan syarat mutlak yang sudah ditetapkan Allah supaya orang bisa selamat / masuk surga.

William Hendriksen: “It does not refer to the realm of moral duty, but to that of the divine decree” (= itu tidak menunjuk pada kewajiban moral, tetapi pada ketetapan ilahi).

Illustrasi:

Kata-kata ‘untuk bisa jadi tentara tingginya harus 170 cm’, tentu tidak memerintahkan seseorang supaya tingginya menjadi 170 cm. Ini hanya merupakan syarat bagi setiap orang yang mau menjadi tenta­ra.

Kelahiran baru adalah pekerjaan Roh Kudus secara mutlak, dan tidak ada hal apapun yang bisa dilakukan oleh manusia supaya hal itu bisa terjadi [bandingkan dengan buku tulisan Billy Graham yang berjudul ‘How to be born again’ (= bagaimana caranya supaya dilahirkan kemba­li) yang jelas menunjukkan pengertiannya yang salah tentang kelahiran baru!], dan juga tidak ada hal yang kita lakukan dalam peristiwa kelahiran baru itu! Sama seperti kita tidak melakukan apapun pada saat kita dilahirkan secara jasmani, maka kitapun tidak melakukan apapun pada saat kita dilahirkan kembali oleh Roh Kudus!

Karena itu tidak mungkin hal ini diperintahkan kepada kita! (beda dengan kepenuhan Roh Kudus, yang sekalipun merupakan pekerjaan Roh Kudus, tetapi ada hal-hal yang bisa kita lakukan supaya hal itu terjadi. Karena itu, hal itu diperintahkan (Efesus 5:18).

Catatan: kelahiran baru memang tidak diperintahkan, tetapi ‘percaya kepada Yesus’ adalah sesuatu yang diperintahkan kepada manusia!

Yohanes 3: 8:

1) Terjemahan ay 8.

Kata ‘angin’ dalam Yohanes 3: 8a berasal dari kata bahasa Yunani PNEUMA. Kata ini memang bisa berarti ‘roh, nafas, angin’. Mengapa bisa demikian? Karena kalau nafas hilang, orangnya mati, nyawa / rohnya hilang. Juga nafas adalah udara yang bergerak / angin. Karena itu digunakan 1 istilah / kata untuk menyatakan ke 3 hal tersebut.

Ada yang berpendapat bahwa kata PNEUMA dalam ay 8a ini harus tetap diterjemahkan ‘roh’, dengan alasan bahwa kata PNEUMA muncul 370 x dalam Perjanjian Baru, dan tidak pernah diartikan ‘angin’ (kata ‘angin’ dalam Perjanjian Baru biasanya berasal dari kata bahasa Yunani yang lain, yaitu ANEMOS). Jadi menurut mereka ay 8a seharusnya diterje­mahkan ‘The Spirit breathes where He wills’ (= Roh bernafas / menghirup / bertiup kemana Ia mau).

Keberatan terhadap pendapat ini:

· Kata-kata ‘demikian halnya’ pada awal Yohanes 3: 8b jelas menunjukkan suatu perbandingan. Adalah aneh untuk membandingkan ‘pekerjaan Roh Kudus’ dengan ‘pekerjaan Roh Kudus’. Lebih logis kalau kita membandingkan ‘apa yang dilakukan oleh angin’ dengan ‘apa yang dilakukan oleh Roh’.

Illustrasi: tidak ada orang yang berkata: kamu itu bodoh seperti orang bodoh! Tetapi orang mungkin akan berkata: kamu itu bodoh seperti keledai.

· Dalam Ibrani 1:7, yang merupakan kutipan dari Mazmur 104:4, kata ‘badai’ (diterjemahkan ‘winds’ oleh NIV / NASB), dalam bahasa Yunaninya adalah PNEUMATA (bentuk plural dari PNEUMA).

Jadi, kalau dikatakan bahwa dalam Perjanjian Baru kata bahasa Yunani PNEUMA tidak pernah diterjemahkan sebagai ‘angin’, itu jelas merupakan pernyataan yang salah.

· Kata kerjanya, yaitu PNEO (= blow / bertiup) keluar 5 x dalam Perjanjian Baru, yaitu Mat 7:25,27 Lukas 12:55 Yohanes 6:18 Kisah Para Rasul 27:40 Wah 7:1.

· Juga dalam Septuaginta / LXX, kata PNEUMA sering digunakan untuk menunjuk pada ‘angin’.

2) Yohanes 3: 8 mengajarkan beberapa hal tentang kelahiran baru:

a) Kedaulatan Roh Kudus dalam bekerja / melahirbarukan.

Bahwa Roh Kudus bekerja / melahirbarukan sesukaNya, dinyatakan dengan kata-kata ‘angin bertiup kemana ia mau’.

b) Pekerjaan Roh Kudus dalam kelahiran baru itu tidak terlihat dan bersifat misterius. Ini dinyatakan dengan kata-kata ‘engkau tidak tahu dari mana ia datang, atau kemana ia pergi’. Bdk. Pengkhotbah 11:5.

c) Sekalipun kelahiran baru itu tidak terlihat dan bersifat misterius, tetapi buahnya terlihat! Ini dinyatakan dengan kata-kata ‘engkau mendengar bunyinya’.

d) Kelahiran baru tidak bisa ditahan.

Sama seperti angin tak bisa ditahan, demikian juga pekerjaan Roh Kudus dalam melahirbarukan tidak bisa ditahan. Kalau Roh Kudus mau melahir-barukan seseorang, Ia pasti berhasil.

Ini tercakup dalam point ke 4 dari 5 point Calvinisme, yaitu Irresistible Grace (= kasih karunia yang tidak bisa ditahan / dito­lak).

Penerapan:

Kita harus bersyukur dan memuji Tuhan atas hal ini, karena seandainya kita bisa menolak pekerjaan Roh Kudus dalam melahir-barukan kita, maka kita, sebagai orang berdosa yang con­dong kepada dosa, pasti menolak kelahiran baru itu!

Yohanes 3: 9:

Tentang ketidak-mengertian Nikodemus ini, William Barclay berkomentar sebagai berikut:

“There are two kinds of misunderstanding. There is the misunderstand­ing of the man who misunderstands because he has not yet reached a stage of knowledge and of experience at which he is able to grasp the truth. ... There is also the misunderstanding of the man who is un­willing to understand; there is a failure to see which comes from the refusal to see. A man can deliberately shut his mind to truth which he does not wish to accept” (= ada 2 macam kesalah-mengertian. Ada kesa­lah-mengertian dari orang yang salah mengerti karena ia belum mencapai tingkat pengetahuan dan pengalaman dimana ia bisa mengerti kebenaran. ... Ada juga kesalah-mengertian dari orang yang tidak mau mengerti; ada kegagalan untuk melihat yang datang dari penolakan untuk melihat. Seseorang bisa secara sengaja menutup pikirannya terhadap kebenaran yang tidak ingin ia terima).

A. T. Robertson juga memberi komentar yang serupa:

“There are none so dull as those who will not see. Preoccupation prevents insight. Literally one must often empty his mind to receive new truth” (= tidak ada orang yang bodohnya seperti mereka yang tidak mau melihat. Pikiran yang sudah terisi menghalangi pengertian. Secara hurufiah seseorang harus sering mengosongkan pikir-annya untuk menerima kebenaran yang baru).

Penerapan:

· kalau saudara mendengar / membaca suatu pelajaran Firman Tuhan, dan saudara tidak mengerti, coba pikirkan: apakah saudara betul-betul tidak mengerti, atau tidak mau mengerti / tidak mau melihat?

· ini berlaku bukan hanya dalam pengertian tentang Injil, tetapi juga kebenaran yang lain, seperti Doktrin Providence of God. Banyak orang tidak mau menerima doktrin ini karena otaknya sudah dipenuhi dengan ajaran Arminian!

Yohanes 3: 10-13:

1) Yohanes 3: 10:

Ayat ini, dan juga Yohanes 3: 12, jelas menunjukkan kecaman Yesus terhadap ketidak-percayaan Nikodemus. Apapun alasannya, ketidak-percayaan adalah dosa!

2) Yohanes 3: 11:

a) Kata ‘kami’ dalam ay 11 diartikan bermacam-macam:

· sama seperti orang Indonesia sering berkata ‘kami’ pada saat memak-sudkan hanya dirinya sendiri.

Keberatan terhadap pandangan ini adalah: dalam awal ay 11 Ia masih menggunakan ‘Aku’, dan pada ay 12 Ia kembali menggunakan ‘Aku’. Kalau memang kebiasaan untuk menggunakan kata ‘kami’ pada waktu memaksudkan dirinya sendiri itu ada, maka Ia pasti akan terus menggunakan kata ‘kami’.

· Yesus dan Bapa dan Roh Kudus (Allah Tritunggal).

· Yesus dan Yohanes Pembaptis.

· Yesus dan nabi-nabi Perjanjian Lama.

· Yesus dan murid-muridNya.

Saya setuju pada pandangan yang terakhir ini.

b) Kata-kata ‘kami tahu’ dan ‘kami lihat’ dalam Yohanes 3: 11 ini dikatakan oleh Yesus untuk menjamin bahwa apa yang Ia ajarkan tentang kelahiran baru tadi adalah benar.

c) Kata ‘kamu’ pada akhir ay 11 ada dalam bentuk jamak, dan menunjuk­kan bahwa bukan hanya Nikodemus yang tidak percaya, tetapi juga orang Farisi / anggota Sanhedrin yang lain.

3) Yohanes 3: 12:

a) Kata ‘kamu’ di sini ada dalam bentuk tunggal!

Ini lagi-lagi menunjukkan bahwa dalam pemberitaan Injil / Firman Tuhan, kita perlu mempribadikan ajaran kita kepada orang yang mendengarnya!

b) ‘Hal-hal duniawi’ menunjuk pada ajaran tentang kelahiran baru yang baru saja diajarkan oleh Yesus. Disebut ‘hal-hal duniawi’ karena terjadi di dunia, atau karena baru diilustrasikan dengan hal duniawi, yaitu angin (Yohanes 3: 8).

c) ‘Hal-hal surgawi’ bisa menunjuk pada:

· ajaran yang lebih tinggi dari kelahiran baru.

· ketetapan kekal tentang penebusan.

· jawaban terhadap pertanyaan ‘bagaimana’ dalam Yohanes 3: 9.

Yang manapun yang benar, ini jelas menunjukkan adanya ajaran yang sangat sukar!

Penerapan:


Apakah saudara adalah orang yang maunya hanya mempelajari hal-hal yang gampang, dan tidak mau mempelajari hal-hal yang sukar dalam Kitab Suci? Kalau ya, itu berarti bahwa saudara hanya mau mempelajari sebagian Kitab Suci, padahal Tuhan jelas menghendaki saudara mempelajari seluruh Kitab Suci (bdk. Kis 20:27)! Ingat juga bahwa bayi yang terus-menerus hanya diberi susu, tidak mungkin tumbuh dengan baik. Ia membutuhkan makanan keras (bdk. 1Korintus 3:1-2 Ibrani 5:11-14).

4) Yohanes 3: 13:

a) Ada yang menafsirkan ay 13 ini sebagai sesuatu yang bersifat figurative / kiasan. Jadi, ‘naik ke surga’ diartikan ‘hubungan / persekutuan yang dekat dengan Allah’.

Tetapi saya lebih setuju dengan kebanyakan penafsir yang berpenda­pat bahwa Yohanes 3: 13 ini harus diartikan secara hurufiah.

b) Kata-kata ‘tidak seorangpun yang telah naik ke sorga’ artinya adalah: tidak ada orang yang naik ke sorga lalu kembali ke dunia untuk mengajar-kan hal-hal sorgawi (Yohanes 3: 12).

Jadi, Henokh dan Elia juga tidak dikecualikan oleh ayat ini, karena mereka hanya naik ke sorga tetapi tidak kembali ke dunia untuk mengajarkan hal-hal surgawi.

c) Yesus tinggal di surga, dan lalu turun ke dunia. Karena itu, Ia adalah satu-satunya yang bisa mengajarkan hal-hal surgawi.

d) Yohanes 3: 13 (KJV): “And no man hath ascended up to heaven, but he that came down from heaven, even the Son of man which is in heaven” (= dan tidak seorangpun yang telah naik ke surga selain Dia yang telah turun dari surga, yaitu Anak manusia yang ada di surga).

NKJV dan footnote NIV memberikan terjemahan yang mirip dengan terjemahan KJV ini.

Terjemahan ay 13 ini bisa berbeda karena adanya perbedaan manuscript.

Kalau kata-kata ‘which / who is in heaven’ itu memang ada dalam auto-graph (= Kitab Suci asli) nya, maka itu menunjukkan bahwa Yesus turun dari surga, tanpa meninggalkan surga. Ini menunjukkan kemaha-adaan Yesus!

Agustinus: “Born of a mother, not quitting the Father” (= lahir dari seorang ibu, tidak meninggalkan Bapa).

Leon Morris: “The incarnation represents not a diminution of His functions, but an addition to them” (= inkarnasi tidak menunjukkan / menggambarkan pengurangan fungsi-fungsi / pekerjaan-pekerjaan­Nya, tetapi suatu penambahan terhadap fungsi-fungsi / pekerjaan-pekerjaanNya).

Yohanes 3: 14-15:

1) Ay 14-15 ini berhubungan dengan Bilangan 21:4-9.

2) ‘Anak Manusia harus ditinggikan’:

a) Calvin mengatakan bahwa istilah ‘ditinggikan’ tidak menunjuk pada penyaliban Yesus. Ia berkata bahwa peninggian Yesus analog dengan peninggian ular tembaga, yaitu supaya dilihat banyak orang. Karena itu ia berpendapat bahwa peninggian Yesus menunjuk pada pemberi­taan Injil.

Tetapi saya lebih setuju dengan pandangan dari mayoritas penafsir yang mengatakan bahwa peninggian Yesus ini menunjuk pada penyaliban Yesus, karena itulah arti yang diberikan oleh Yohanes sendiri tentang istilah ‘ditinggikan’ ini (Yohanes 8:28 12:32-34).

b) Bahwa di sini dikatakan ‘Anak Manusia harus ditinggikan’ menunjuk­kan bahwa salib bukanlah salah satu obat, tetapi satu-satunya obat.

Seperti dikatakan oleh William Hendriksen: “Not a remedy, but the only remedy” (= bukan suatu obat, tetapi satu-satunya obat).

c) Sekalipun di sini istilah ‘ditinggikan’ itu menunjuk pada penyaliban Kristus, tetapi Kitab Suci juga menggunakan istilah itu untuk menunjuk pada pemuliaan Kristus, seperti dalam Kisah Para Rasul 2:33 5:31 Filipi 2:9.

Tentang hal ini William Barclay memberikan komentar sebagai berikut:

“There was a double lifting up in Jesus’s life - the lifting on the Cross and the lifting into glory. And the two are inextricably connected. The one could not have happened without the other. For Jesus the Cross was the way to glory; had he refused it, had he evaded it, had he taken steps to escape it, as he might so easily have done, there would have been no glory for him. It is the same for us. We can, if we like, choose the easy way; we can, if we like, refuse the cross that every Christian is called to bear; but if we do, we lose the glory. It is an unalterable law of life that if there is no cross, there is no crown” (= ada peninggian dobel dalam kehidupan Yesus - peninggian pada salib dan peninggian ke dalam kemuliaan. Dan keduanya berhubungan secara tak bisa dilepas­kan. Yang satu tidak akan bisa terjadi tanpa yang lain. Untuk Yesus, salib adalah jalan menuju kemuliaan; andaikata Ia menolak­nya, andaikata ia mengambil langkah untuk menghindarinya, yang dengan mudah bisa Ia lakukan, maka tidak akan ada kemuliaan bagi Dia. Sama halnya dengan kita. Kita bisa, kalau kita mau, memilih jalan yang mudah; kita bisa, kalau kita mau, menolak salib yang harus dipikul oleh setiap orang kristen; tetapi kalau kita melaku­kan hal itu, kita kehilangan kemuliaan. Merupakan suatu hukum kehidupan yang tidak bisa berubah bahwa kalau tidak ada salib, tidak ada mahkota).

3) Cara untuk mendapatkan keselamatan memang sangat mudah!

Yohanes 3: 14-15 menunjukkan bahwa kalau pada jaman Musa orang yang digigit ular bisa mendapat kesembuhan dengan sangat mudah, yaitu dengan hanya memandang pada ular tembaga, maka pada jaman sekarangpun orang bisa mendapatkan keselamatan dari dosa dengan sangat mudah, yaitu hanya dengan percaya kepada Yesus!

Tetapi sayang sekali bahwa justru karena caranya begitu mudah, ada banyak orang yang lalu meremehkan / menolak cara ini!

Yohanes 3: 16-21:

Ada penafsir yang beranggapan bahwa bagian ini sudah bukan merupakan kata-kata Yesus, tetapi kata-kata rasul Yohanes (penulis Injil Yo­hanes), tetapi kebanyakan penafsir beranggapan bahwa bagian ini masih merupakan kata-kata Yesus.

1) Yohanes 3: 16:

a) Allah mengasihi dunia.

· Ini diucapkan untuk menentang pandangan Yahudi yang mengatakan bahwa Allah hanya mengasihi orang Yahudi saja.

· Agustinus: “God loves each one of us as if there was only one of us to love” (= Allah mengasihi setiap orang di antara kita seakan-akan disana hanya ada satu orang untuk dicintai).

b) Kasih Allah kepada dunia itu diwujudkan dengan Ia mau memberikan AnakNya yang tunggal, sebagai korban untuk menebus dosa dunia (bdk. kasih Abraham kepada Allah sehingga mau mempersembahkan Ishak - Kejadian 22).

Penerapan:

Pada waktu mengalami penderitaan / kesukaran apapun, ingatlah bahwa Allah rela memberikan AnakNya yang tunggal bagi saudara, dan tetaplah percaya akan kasihNya kepada saudara!

c) Kata-kata ‘setiap orang yang percaya’ diucapkan lagi-lagi untuk menen­tang pandangan Yahudi yang mengatakan bahwa hanya orang Yahudi yang akan selamat. Dengan kata-kata ini jelaslah bahwa orang non Yahudi yang percaya akan selamat, dan sebaliknya, orang Yahudi yang tidak percaya tidak akan selamat.

d) Kata ‘binasa’ bukan hanya menunjuk pada kematian, tetapi pada perpi-sahan kekal dengan Allah (2Tesalonika 1:9), dan pada hukuman kekal di neraka (Wahyu 20:10,15 21:8 Matius 25:46).

e) ‘Hidup yang kekal’.

· Kata ‘hidup’ kontras dengan ‘binasa’.

· Kata ‘kekal’ di sini sebetulnya menjamin bahwa keselamatan tidak mungkin hilang. Allah bukan memberikan hidup bersyarat, tetapi hidup yang kekal (bdk. Yohanes 10:28 11:25-26).

2) Yohanes 3: 17-18:

a) Yohanes 3: 17 diucapkan lagi-lagi untuk menentang pandangan Yahudi yang mengatakan bahwa Mesias akan datang untuk menghukum dan menghan­curkan orang-orang kafir / non Yahudi.

b) Yohanes 3: 17 ini mengajar bahwa kedatangan Yesus yang pertama bukan untuk menghakimi, tetapi untuk menyelamatkan.

Tetapi mengapa ada ayat-ayat seperti Yohanes 9:39 Lukas 2:34 1Petrus 2:7? Karena sekalipun Ia datang untuk memberi keselamatan, tetapi orang-orang menolakNya sehingga mereka akan mendapat hukuman / penghakiman (Yohanes 3: 18).

Barclay memberi illustrasi sebagai berikut: kalau kita mengajak seseorang untuk nonton concert (= pagelaran musik). Tujuan kita supaya orang itu bisa senang. Tetapi ternyata orang itu tidak senang musik, sehingga selama dalam concert itu ia malah jadi sumpek / menderita.

c) Yohanes 3: 18 mengatakan bahwa:

· orang yang percaya (kepada Yesus) tidak akan dihukum (bdk. Roma 8:1).

· orang yang tidak percaya kepada Yesus sudah ada di bawah hukuman (bdk. ay 36).


Ini menunjukkan bahwa sejak lahir semua orang ada di bawah murka / hukuman Allah, dan hanya bisa bebas kalau percaya kepada Yesus.

Illustrasi:

Seorang yang anti kristen bertemu dengan seorang anak sekolah minggu, dan ia menggoda anak itu dengan bertanya: ‘Nak, mana jalan menuju neraka?’. Entah apa yang didengar oleh anak itu (rupanya ia salah dengar), tetapi ia menjawab: ‘Teruskan saja jalanmu, engkau dengan sendirinya akan sampai disana’.

Tanpa disadari, anak itu memberikan jawaban yang tepat! Semua orang, kalau mereka meneruskan jalan yang sudah mereka tempuh sejak lahir (tanpa mau percaya kepada Yesus), dengan sendirinya akan sampai di neraka!

Jadi, untuk bisa masuk ke neraka, saudara tidak perlu membunuh, berzinah, menyembah berhala, menghujat Allah, atau melakukan dosa-dosa lain lebih dulu. Dengan meneruskan begitu saja hidup saudara selama ini dan tidak datang kepada Yesus, maka saudara akan secara otomatis masuk ke neraka. Sebaliknya, kalau saudara mau masuk ke surga, saudara harus datang dan percaya kepada Yesus sebagai Juruselamat dan Tuhan.

3) Yohanes 3: 19-21:

a) Yohanes 3: 19: ‘inilah hukuman itu’.

Ada yang menafsirkan artinya adalah: ‘inilah alasan mengapa mereka dihukum’.

Tetapi bisa juga ditafsirkan persis seperti kata-kata ay 19 itu, karena Allah bisa menghukum manusia berdosa dengan membiarkannya mencintai dosa dan lari ke dalam dosa (seperti dalam Roma 1:24-32).

b) Yohanes 3: 19-21 menunjukkan kontras antara orang kristen / percaya dengan orang non kristen / tak percaya.

· orang percaya akan mencari dan datang kepada terang.

· orang yang tidak percaya membenci terang dan tidak mau datang pada terang, supaya kejahatannya tidak tampak.

Penerapan:

Apakah saudara senang pada Firman Tuhan atau justru menjauhi Firman Tuhan, supaya dosa saudara tidak kelihatan?

Kalau ada orang yang saleh, apakah saudara senang dekat dengan dia, atau sebaliknya saudara merasa tidak enak dekat dengan dia, karena hal itu akan menunjukkan kejelekan saudara? 


Catatan: Pdt. Budi Asali, M.Div:  meraih gelar Master of Divinity (M.Div) dari Reformed Theological Seminary (RTS), Jackson, Mississippi, United States of America
-Amin.
Next Post Previous Post