HENDAKLAH TERANGMU BERCAHAYA DI DEPAN ORANG

Pdt.Samuel T. Gunawan, M.Th.
HENDAKLAH TERANGMU BERCAHAYA DI DEPAN ORANG
HENDAKLAH TERANGMU BERCAHAYA DI DEPAN ORANG. Matus 5:13 "Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang. 5:14 Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi. 5:15 Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu. 5:16 Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga." (Matius 5:13-16)

Ayat-ayat ini ditujukan kepada murid-murid Kristus, dan hari ini ayat ini ditujukan bagi semua orang percaya. Kita mengetahui bahwa identitas orang Kristen dikenal lewat dua kualitas transformatif yang secara metaforis dinyatakan sebagai “garam” dan “terang” dunia (Matius 5:13,14). 

Kedua metafora ini mengacu kepada “perbedaan” dan “pengaruh” yang harus dimanifestasikan murid-murid Yesus kepada dunia ini. Lebih jauh, implikasi ini bukan sekedar penegasan, tetapi merupakan sebuah panggilan bagi orang Kristen untuk melibatkan diri dan memberi solusi dalam masalah-masalah seperti: masalah kenakalan remaja, penyimpangan dan kejahatan seksual, kekerasan dalam rumah tangga, aborsi, perusakan lingkungan, korupsi, dan lain sebagainya. Secara khusus pada saat ini kita akan membicarakan kualitas transformatif ”terang”. 

PENDAHULUAN: HENDAKLAH TERANGMU BERCAHAYA DI DEPAN ORANG

Apakah yang dimaksud dengan terang ? Kata Yunani “terang (light)” dalam ayat tersebut di atas adalah “φως-phôs” yang berasal dari kata kerja “φαινω-phainô,” yang berarti “menyinarkan dan atau bercahaya”. 

Menurut kamus bahasa Indonesia, yang dimaksud dengan terang adalah : (1) Yang menyebabkan segala sesuatu dapat kelihatan; (2) Cerah, tidak gelap, tidak kelam; (3) nyata dan jelas kelihatan. Dengan demikian terang dapat diartikan sebagai : (1) yang menyebabkan segala sesuatu dapat dilihat dengan jelas; (2) Ketiadaan kegelapan. 

Kenapa terang itu disebut sebagai ketiadaan kegelapan? Sebab 

(1) Kegelapan berarti absennya atau ketiadaan dari terang. Hal ini sama seperti kejahatan kejahatan yang berarti absennya atau ketiadaan dari sesuatu yang baik. kejahatan merupakan kerusakan atau devisiasi (penyimpangan) dari apa yang sebenarnya. kejahatan ada sebagai kerusakan dari sesuatu yang baik. Demikian juga dengan kegelapan merupakan akibat dari ketiadaan terang. 

(2) Kegelapan tidak memiliki esensi dari dirinya sendiri. Kegelapan tidak eksis secara sendirinya, ia ada di dalam sesuatu dan bukan di dalam dirinya sendiri. Misalnya, lubang itu riil, tapi hanya ada dalam sesuatu yang lain. Kita bisa katakan tidak adanya tanah sebagai sebuah lubang, tapi lubang tidak bisa dipisahkan dari tanah. Misalnya, kelapukan pada pohon terjadi karena adanya pohon. Tidak ada kelapukan jika tidak ada pohon. Kebusukan pada gigi hanya dapat terjadi selama gigi itu ada. Demikian juga dengan kegelapan, tidak akan ada kegelapan jika ada terang. 

Setiap orang Kristen perlu menjadi terang di setiap aspek kehidupan dan di pilar-pilar yang menopang suatu masyarakat. Setidaknya ada tujuh pilar utama yang menopang masyarakat, yaitu : (1) Pilar spiritual dan sosial; (2) Pilar ekonomi dan bisnis; (3) Pilar politik, hukum dan pemerintahan; (4) Pilar pendidikan dan olah raga; (5) Pilar seni dan budaya; (6) Pilar media dan teknologi; dan (7) Pilar keluarga dan rumah tangga. 

Tetapi bagaiamana caranya agar kita bisa menjadi terang bercahanya di depan orang ?

Pertama, kita menjadi terang bercahaya karena kesatuan kita dengan Kristus. Orang-orang yang percaya kepada Kristus telah berarti telah diselamatkan. Artinya mereka sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup (Yohanes 5:27) dan dari kegelapan kepada terang (Yohanes 8:12). 

Mari kita perhatikan kedua ayat tersebut. Yesus mengatakan, “Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa mendengar perkataan-Ku dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal dan tidak turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup” (Yohanes 5:24). 

Disini Yesus dengan jelas mengajarkan bahwa orang-orang percaya yang telah memilki hidup yang kekal tidak akan dihukum karena dosa-dosanya, karena secara permanen ia telah berpindah dari dalam maut ke dalam hidup. Kata Yunani untuk “berpindah” adalah “metabebēken” yang berasal dari kata kerja “metabainō” yang berarti “menyeberang”. 

Kata kerja ini memakai bentuk perfect tense yang mendeskripsikan kegiatan di waktu lampau dengan hasil yang tetap ada sampai sekarang. Tindakan ini digambarkan sebagai sesuatu yang final dan tidak bisa dibatalkan lagi. Seperti seorang yang telah membakar jembatan setelah ia menyeberanginya, maka tidak mungkin bagi orang percaya sejati akan menyeberang kembali dari kehidupan kepada maut. 

Selanjutnya, dalam Yohanes 8:12 dikatakan “Maka Yesus berkata pula kepada orang banyak, kata-Nya: ‘Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup." 

Ketika Yesus berkata "I am the light of the world (Akulah terang dunia. KJV)” atau dalam kata Yunani “egô eimi to phôs tou kosmou” (akulah terang bagi manusia yang ada di dunia)” maka yang Yesus maksudkan adalah bahwa hanya Dia yang dapat memberi terang pada semua orang di dunia yang gelap ini. 

Kata Yunani “φως-phôs” yang diterjemahkan dengan "terang", berasal dari kata kerja “φαινω-phainô, yang berarti "menyinarkan" dan senantiasa berhubungan dengan berkas-berkas cahaya. Sedangkan kata "dunia" adalah Yunani “kosmos” yaitu umat manusia di dunia. Tuhan Yesus menyatakan dirinya dengan kalimat “Akulah Terang dunia". Ayat ini Sesuai dengan Yohanes 1:4-5 yang menulis "Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia. Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya". Orang Kristen disebut sebagai terang karena persatuannya dengan Kristus (union of Christ). 

Diluar Kristus semua manusia berada dalam kegelapan. Untuk mendapatkan terang maka setiap orang harus datang kepada Kristus dan menerimaNya. Hanya melalui Tuhan Yesus, orang berdosa dan terhilang dapat datang kepada Allah (Yohanes 14: 1; 2 Korintus 4: 4), dan menemukan jalan mereka ke kehidupan yang benar (Efesus 5:8-9).

Kedua, kita adalah terang bercahaya karena identitas kita dalam Kristus. Orang-orang yang percaya kepada Kristus sekarang ini disebut sebagai anak-anak terang, karena mereka sudah berpindah dari kegelapan kepada terang (1 Petrus 2:9). 

Dalam Efesus 5:8-10 dikatakan, “Memang dahulu kamu adalah kegelapan, tetapi sekarang kamu adalah terang di dalam Tuhan (For ye were sometimes darkness, but now are ye light in the Lord: walk as children of light) Sebab itu hiduplah sebagai anak-anak terang, karena terang hanya berbuahkan kebaikan dan keadilan dan kebenaran, dan ujilah apa yang berkenan kepada Tuhan”. 

Orang-orang percaya ini berbagi tempat dalam terang kerajaan Allah (Kolose 1:12) dan bahkan menjadi terang di dunia yang gelap ini. Yesus menyebut para muridNya sebagai terang, ketika Ia berkata dalam Matius 5:14a “kamu adalah terang dunia (You are the light of the world)”. Perhatikan bahwa dalam ayat ini Yesus tidak mengatakan “kamu akan menjadi terang dunia”, tetapi “kamu adalah terang dunia”. Dengan demikian identitas oranng percaya itu jelas bahwa mereka itu terang di dalam Kristus. 


Ketiga, kita adalah terang yang perlu bercahaya di depan orang lain. Tuhan Yesus mengatakan, “Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi. Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu” (Matius 5:14b-15). 

Hal ini dikatakannya untuk menegaskan kepada para muridNya fungsi mereka sebagai terang. Melalui perbuatan-perbuatan baik orang-orang yang tidak percaya akan melihat terang Kristu di dalam kita. Itulah sebabnya Yesus menegaskan, “Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga." (Matius 5:16). Kata Yunani “kalá erga” menunjuk kepada perbuatan baik dalam pengertian moral, kualitas dan manfaat. Perbuatan baik adalah cermin dari kualitas hidup seseorang. Kehidupan yang baru dalam Kristus dimaksudkan untuk menghasilkan perbuatan baik yang bermanfaat bagi kehidupan

Tuhan yang telah menyelamatkan menginginkan kita melakukan pekerjaan-pekerjaan yang baik di semua aspek kehidupan kita dan di semua pilar masyarakat. Pernyataan klasik tentang keselamatan hanya “karena kasih karunia oleh iman” adalah frase Yunani “tê gar khariti este sesôsmenoi dia tês pisteôs” yang diterjemahkan “Sebab adalah karena kasih karunia kamu telah diselamatkan melalui iman”, langsung diikuti oleh pernyataan ini “Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya” (Efesus 2:10). 

Frase Yunani “pekerjaan baik” dalam ayat ini adalah “ergois agathois” diterjemahkan “perbuatan-perbuatan yang baik”. Kata “agathois” berasal dari kata “agathos” yaitu kata Yunani biasa untuk menerangkan gagasan yang “baik” sebagai kualitas jasmani atau moral. Kata ini dapat berarti “baik, mulia, patut, yang terhormat, dan mengagumkan”. Menurut Mark L. Bailey, “Perbuatan baik (agothos) dapat didefinisikan sebagai perbuatan-perbuatan yang dilakukan dalam Allah seperti yang dinyatakan dalam Yohanes 321. Perbuatan-perbuatan itu bisa juga dikategorikan sebagai pekerjaan iman (1 Tesalonoka 1:3)”. 


Lawan dari perbuatan baik (agathos) adalah perbuatan tidak baik (phaulos), yaitu perbuatan-perbuatan yang tidak ada harganya dihadapan Tuhan. Perbuatan-perbuatan semacam itu bisa juga disebut perbuatan-perbuatan yang mati atau perbuatan kedagingan. Bahaya menghasilkan perbuatan kedagingan adalah kesia-siaan (1 Korintus 15:58), kehampaan (1 Timotius 6:20; 2 Timotius 2:16), dan tidak berguna (Galatia 4:9; Titus 3:9; Yakobus 1:26). 

Perbuatan-perbuatan jahat tidak memenuhi standar, dan karena itu dikarakterisasi sebagai kayu, jerami, dan limbah kayu, benda-benda yang kecil nilainya maupun kegunaannya. Itulah perbuatan-perbuatan semacam itu dihasilkan oleh tenaga kedagingan, terlepas dari kuasa Roh. Karya-karya pelayanan juga bisa menjadi buruk jika dilakukan dengan motivasi yang salah. Paul Enns mengatakan, “Disana orang percaya akan dibalas untuk segala perbuatannya, yang baik atau yang sia-sia. Hidup orang percaya akan direfleksikan pada penghakiman ini (1 Korintus 3:12-15). 

PENUTUP: 

Kristus berkata, “Demikianlah setiap pohon yang baik menghasilkan buah yang baik, sedang pohon yang tidak baik menghasilkan buah yang tidak baik. Tidak mungkin pohon yang baik itu menghasilkan buah yang tidak baik, ataupun pohon yang tidak baik itu menghasilkan buah yang baik” (Matius 7:17-18). 

Ketika kita diselamatkan, Allah mengubah kita dari orang berdosa menjadi orang benar, dari orang jahat menjadi orang kudus, dari musuh Allah menjadi anak-anak Allah. Ia memberi kita hidup yang kekal yang menghasilkan buah-buah yang baik dan memuliakanNya. Hidup baru dalam Kristus adalah akar sedang perbuatan-perbuatan baik adalah buah-buahnya. Karena terang menurut rasul Paulus “hanya berbuahkan kebaikan dan keadilan dan kebenaran” (Efesus 5:9). 

Amin!
Next Post Previous Post