PAULUS DI MALTA DAN ROMA (KISAH PARA RASUL 28:1-16)

PDT. BUDI ASALI, M. DIV.
PAULUS DI MALTA DAN ROMA (KISAH PARA RASUL 28:1-16). Kisah Para Rasul 28:1-16 - “(1) Setelah kami tiba dengan selamat di pantai, barulah kami tahu, bahwa daratan itu adalah pulau Malta. (2) Penduduk pulau itu sangat ramah terhadap kami. Mereka menyalakan api besar dan mengajak kami semua ke situ karena telah mulai hujan dan hawanya dingin. (3) Ketika Paulus memungut seberkas ranting-ranting dan meletakkannya di atas api, keluarlah seekor ular beludak karena panasnya api itu, lalu menggigit tangannya. (4) Ketika orang-orang itu melihat ular itu terpaut pada tangan Paulus, mereka berkata seorang kepada yang lain: ‘Orang ini sudah pasti seorang pembunuh, sebab, meskipun ia telah luput dari laut, ia tidak dibiarkan hidup oleh Dewi Keadilan.’ (5) Tetapi Paulus mengibaskan ular itu ke dalam api, dan ia sama sekali tidak menderita sesuatu. (6) Namun mereka menyangka, bahwa ia akan bengkak atau akan mati rebah seketika itu juga. Tetapi sesudah lama menanti-nanti, mereka melihat, bahwa tidak ada apa-apa yang terjadi padanya, maka sebaliknya mereka berpendapat, bahwa ia seorang dewa. (7) Tidak jauh dari tempat itu ada tanah milik gubernur pulau itu. Gubernur itu namanya Publius. Ia menyambut kami dan menjamu kami dengan ramahnya selama tiga hari. (8) Ketika itu ayah Publius terbaring karena sakit demam dan disentri. Paulus masuk ke kamarnya; ia berdoa serta menumpangkan tangan ke atasnya dan menyembuhkan dia. (9) Sesudah peristiwa itu datanglah juga orang-orang sakit lain dari pulau itu dan merekapun disembuhkan juga. (10) Mereka sangat menghormati kami dan ketika kami bertolak, mereka menyediakan segala sesuatu yang kami perlukan. (11) Tiga bulan kemudian kami berangkat dari situ naik sebuah kapal dari Aleksandria yang selama musim dingin berlabuh di pulau itu. Kapal itu memakai lambang Dioskuri. (12) Kami singgah di Sirakusa dan tinggal di situ tiga hari lamanya. (13) Dari situ kami menyusur pantai, lalu sampai ke Regium. Sehari kemudian bertiuplah angin selatan dan pada hari kedua sampailah kami di Putioli. (14) Di situ kami berjumpa dengan anggota-anggotajemaat, dan atas undangan mereka kami tinggal tujuh hari bersama-sama mereka. Sesudah itu kami berangkat ke Roma. (15) Saudara-saudara yang di sana telah mendengar tentang hal ihwal kami dan mereka datang menjumpai kami sampai ke Forum Apius dan Tres Taberne. Ketika Paulus melihat mereka, ia mengucap syukur kepada Allah lalu kuatlah hatinya. (16) Setelah kami tiba di Roma, Paulus diperbolehkan tinggal dalam rumah sendiri bersama-sama seorang prajurit yang mengawalnya.”.
PAULUS DI MALTA DAN ROMA (KISAH PARA RASUL 28:1-16)
gadget, otomotif, bisnis
Pendahuluan:

I) Paulus di Malta (Kisah Para Rasul 28: 1-10).

1) Mereka tiba di pantai, selamat dari badai (Kisah Para Rasul 28: 1), sesuai dengan Firman Tuhan yang diberikan melalui seorang malaikat kepada Paulus (Kisah Para Rasul 27:22-25).

Memang bagaimanapun tidak masuk akalnya firman / janji yang Tuhan berikan, firman / janji itu pasti terjadi. Tuhan yang setia itu tidak bisa berdusta (Ibrani 6:18), dan Ia mahakuasa untuk melaksanakan semua firman / janjiNya.

2) Keramahan penduduk Malta (Kisah Para Rasul 28: 2).

Kisah Para Rasul 28: 2: “Penduduk pulau itu sangat ramah terhadap kami. Mereka menyalakan api besar dan mengajak kami semua ke situ karena telah mulai hujan dan hawanya dingin.”.

Kalau orang kafir bisa punya hospitality / keramahan seperti ini, maka adalah sesuatu yang memalukan kalau orang kristen tidak mempunyainya!

Adalah penting bagi kita untuk belajar doktrin yang tinggi, tetapi kalau hal praktis yang sederhana seperti ini tidak ada pada kita, kita betul-betul menjadi seperti orang Farisi dan ahli Taurat!

3) Paulus dan ular di Malta (Kisah Para Rasul 28: 3-6).

Kisah Para Rasul 28: 3-6: “(3) Ketika Paulus memungut seberkas ranting-ranting dan meletakkannya di atas api, keluarlah seekor ular beludak karena panasnya api itu, lalu menggigit tangannya. (4) Ketika orang-orang itu melihat ular itu terpaut pada tangan Paulus, mereka berkata seorang kepada yang lain: ‘Orang ini sudah pasti seorang pembunuh, sebab, meskipun ia telah luput dari laut, ia tidak dibiarkan hidup oleh Dewi Keadilan.’ (5) Tetapi Paulus mengibaskan ular itu ke dalam api, dan ia sama sekali tidak menderita sesuatu. (6) Namun mereka menyangka, bahwa ia akan bengkak atau akan mati rebah seketika itu juga. Tetapi sesudah lama menanti-nanti, mereka melihat, bahwa tidak ada apa-apa yang terjadi padanya, maka sebaliknya mereka berpendapat, bahwa ia seorang dewa.”.

a) Paulus mau ikut mengumpulkan ranting (Kisah Para Rasul 28: 3), menunjukkan kerendahan hati dan kerajinannya!

Penerapan: maukah saudara melakukan pelayanan yang rendah / sederhana? Atau saudara merasa gengsi saudara diusik kalau saudara melakukan itu? Atau kemalasan saudara menyebabkan saudara lebih senang membiarkan orang lain yang melakukan pelayanan itu?

b) Peristiwa dimana Paulus ‘digigit’ ular.

Dalam Kitab Suci Indonesia, Kisah Para Rasul 28: 3 akhir berbunyi: “... keluarlah seekor ular beludak karena panasnya api itu, lalu menggigit tangannya.”.

Ada banyak penafsir yang mengatakan bahwa ular itu betul-betul menggigit Paulus. Ini memang memungkinkan. Dan kalau ular itu memang menggigit Paulus, dan Paulus tidak menderita apa-apa akibat gigitan itu, maka peristiwa ini merupakan penggenapan dari janji Tuhan dalam Luk 10:19 dan Mark 16:18 (tetapi ayat terakhir ini termasuk dalam bagian yang diragukan keasliannya).

Tetapi sebetulnya dalam text ini tidak ada kata yang secara jelas menunjukkan bahwa ular berbisa itu menggigit Paulus.

Kata Yunani yang diterjemahkan ‘menggigit’ dalam akhir Kisah Para Rasul 28: 3 adalah KATHEPSEN, yang sebetulnya berarti ‘To join one’s self to’ [= menggabungkan diri sendiri pada], to touch [= menyentuh], to adhere to [= melekat / menempel pada].

Perhatikan juga terjemahan dari beberapa Kitab Suci bahasa Inggris:

KJV: ‘fastened itself on his hand ... the venomous beast hang on his hand’ [= melekat / mengaitkan dirinya sendiri pada tangannya ... binatang berbisa itu tergantung pada tangannya].

NIV: ‘fastened itself on his hand ... the snake hanging from his hand’ [= melekat / mengaitkan dirinya sendiri pada tangannya ... ular itu bergantung dari tangannya].

RSV/NASB: ‘fastened on his hand ... the creature hanging from his hand’ [= melekat / mengaitkan diri pada tangannya ... makhluk itu bergantung dari tangannya].

Jadi, bisa saja sebetulnya ular itu cuma melingkari tangan Paulus, tetapi orang-orang mengira bahwa ular itu menggigit Paulus.

Adam Clarke: “Though the viper fastened on Paul’s hand, it does not appear that it really bit him; but the Maltese supposed that it had, because they saw it fasten on his hand.” [= Sekalipun ular beludak itu melekat pada tangan Paulus, kelihatannya ular itu tidak betul-betul menggigitnya; tetapi orang-orang Malta itu mengira bahwa ular itu menggigitnya karena mereka melihat ular itu melekat pada tangannya.].

c) Akibat ‘gigitan’ ular pada tangan Paulus itu, orang-orang Malta itu mengira bahwa Paulus adalah seorang pembunuh, yang sekalipun lepas dari badai, tetapi tetap dikejar oleh Dewi Keadilan (Kisah Para Rasul 28: 4).

1. ‘Dewi keadilan’ seharusnya adalah ‘justice’ (NASB), tetapi diterjemahkan dengan huruf besar oleh NIV (‘Justice’), dan Ironside menganggap bahwa ini adalah nama dewi.

2. Tanggapan orang-orang Malta ini menunjukkan bahwa orang pada umumnya menganggap bahwa orang benar itu mujur dan orang jahat itu pasti kena bencana. Pandangan yang salah ini didasarkan pada pandangan bahwa seluruh pahala dan hukuman diterima seseorang dalam dunia ini! Padahal sebetulnya, baik pahala maupun hukuman yang diterima seseorang dalam dunia ini, hanyalah sebagian kecil (cicipan) dari seluruh hukuman / pahala. Nanti pada pengadilan akhir jaman barulah seluruh hukuman / pahala diberikan kepada manusia. Dan karenanya, dalam dunia ini bisa saja ada orang yang benar tetapi rasanya terus kena bencana, dan sebaliknya, bisa saja ada orang yang jahat yang rasanya terus ‘diberkati’. Bdk. Mazmur 73:1-20 Lukas 16:19-26.

Penerapan: kalau saudara sadar bahwa hidup saudara tidak benar di hadapan Tuhan, janganlah menghibur diri hanya karena hidup saudara tidak kena bencana. Sadarilah bahwa seluruh hukuman saudara menantikan saudara pada akhir jaman, kecuali saudara mau bertobat dan percaya kepada Kristus, yang telah mati untuk membayar hutang dosa saudara!

Sebaliknya, kalau saudara sudah percaya dan ikut Tuhan Yesus dengan sungguh-sungguh, tetapi saudara merasa bahwa hidup saudara terus kena bencana, maka teruslah bertekun dalam mengikut Tuhan. Percayalah bahwa kalau Tuhan mengijinkan semua bencana itu menimpa saudara, itu pasti membawa manfaat bagi saudara. Dan percayalah bahwa seluruh pahala saudara menantikan saudara pada akhir jaman, dan pasti akan menjadi milik saudara, asal saudara terus bertekun dalam iman saudara kepada Tuhan Yesus.

3. Orang-orang Malta itu terlalu cepat menyimpulkan! Belajarlah dari hal ini untuk tidak jump to the conclusion [= meloncat pada kesimpulan / menyimpulkan terlalu cepat], apalagi kalau itu berhubungan dengan kesimpulan yang negatif tentang diri seseorang.

Penerapan:

a. Ada orang laki-laki mendekati seorang perempuan, dan kita langsung menganggap orang laki-laki itu ‘naksir’!

b. Ada orang laki-laki menggoncengkan perempuan yang bukan istrinya, kita anggap orang itu main gila. Siapa tahu orang laki-laki itu hanya sekedar menolong si perempuan pada saat ia menjumpai si perempuan kegembosan ban?

c. Khususnya, jangan jump to the conclusion pada waktu mendengar gossip! Misalnya ada desas desus tentang Pendeta tertentu, kita langsung menganggap Pendeta itu brengsek! (bdk. 1Tim 5:19).

1Timotius 5:19 - “Janganlah engkau menerima tuduhan atas seorang penatua kecuali kalau didukung dua atau tiga orang saksi.”.

Ironside memberikan cerita tentang adanya gossip tentang seorang pendeta yang katanya istrinya menghadiri kebaktian gereja sesat, dan pendeta itu lalu marah dan mendatangi kebaktian itu lalu menarik / menyeret istrinya pada rambutnya. Pendeta itu lalu menjelaskan di mimbar bahwa istrinya tak pernah pergi ke kebaktian gereja sesat, dan ia tak pernah menyeret istrinya pada rambutnya, dan bahkan ia belum pernah punya istri!

d) Melihat bahwa Paulus tidak apa-apa, penduduk pulau itu sekali lagi jump to the conclusion secara salah, yaitu dimana mereka menganggap Paulus sebagai dewa (Kisah Para Rasul 28: 6).

Penerapan: orang yang sering jump to the conclusion akan sering harus mengubah pendapat / konklusinya, dan ini kadang-kadang bisa memalukan. Karena itu jangan jump to the conclusion!!

4) Paulus menyembuhkan penyakit di Malta (Kisah Para Rasul 28: 7-10).

Kisah Para Rasul 28: 7-10: “(7) Tidak jauh dari tempat itu ada tanah milik gubernur pulau itu. Gubernur itu namanya Publius. Ia menyambut kami dan menjamu kami dengan ramahnya selama tiga hari. (8) Ketika itu ayah Publius terbaring karena sakit demam dan disentri. Paulus masuk ke kamarnya; ia berdoa serta menumpangkan tangan ke atasnya dan menyembuhkan dia. (9) Sesudah peristiwa itu datanglah juga orang-orang sakit lain dari pulau itu dan merekapun disembuhkan juga. (10) Mereka sangat menghormati kami dan ketika kami bertolak, mereka menyediakan segala sesuatu yang kami perlukan.”.

a) Gubernur pulau itu juga sangat ramah! (Kisah Para Rasul 28: 7).

b) Keramahan gubernur itu dibalas oleh Tuhan dengan menyembuhkan ayah gubernur itu melalui Paulus (Kisah Para Rasul 28: 8).

c) Penyembuhan Paulus terhadap ayah gubernur menyebabkan banyak orang sakit di Malta datang kepada Paulus dan merekapun disembuhkan (Kisah Para Rasul 28: 9).

Tetapi ingat bahwa Paulus tidak selalu bisa melakukan ini pada seadanya orang sakit. Bandingkan dengan ayat-ayat ini:

1Timotius 5:23 - “Janganlah lagi minum air saja, melainkan tambahkanlah anggur sedikit, berhubung pencernaanmu terganggu dan tubuhmu sering lemah.”.

2Timotius 4:20 - “Erastus tinggal di Korintus dan Trofimus kutinggalkan dalam keadaan sakit di Miletus.”.

d) Mereka membalas kebaikan Paulus dengan menyediakan semua keperluan Paulus dan rombongannya (Kisah Para Rasul 28: 10).

Aneh, biasanya orang yang menerima kesembuhan / berkat jasmani, lebih berterima kasih dari pada orang yang menerima kesembuhan / berkat rohani! Apakah saudara lebih mementingkan berkat jasmani dari pada berkat rohani?

II) Paulus sampai di Roma (Kisah Para Rasul 28: 11-16).

1) Setelah 3 bulan, rombongan Paulus berangkat (Kisah Para Rasul 28: 11).

Kisah Para Rasul 28: 11: “Tiga bulan kemudian kami berangkat dari situ naik sebuah kapal dari Aleksandria yang selama musim dingin berlabuh di pulau itu. Kapal itu memakai lambang Dioskuri.”.

Mereka naik kapal yang ‘memakai lambang DIOSKURI’ (ay 11b).

KJV: ‘Castor and Pollux’ [= Castor dan Pollux].

RSV/NASB/NKJV: ‘the Twin Brothers’ [= saudara kembar].

NIV: ‘the twin gods Castor and Pollux’ [= dewa kembar Castor dan Pollux].

Mengapa terjemahannya bisa kacau dan sangat berbeda seperti ini? Karena kata Yunani yang dipakai adalah DIOSKOUROIS, yang artinya adalah the twin sons of Zeus [DIOS adalah bentuk genitive dari Zeus {= milik Zeus}; KOUROI adalah bentuk jamak dari KOUROS, yang artinya adalah son / boy {= anak laki-laki}]. Dan dalam kepercayaan kafir saat itu dipercaya bahwa dewa Zeus punya anak kembar yang bernama Castor dan Pollux (Catatan: orang Romawi menyebut Zeus ini Jupiter).

Jadi jelaslah bahwa Paulus naik suatu kapal yang berlambangkan berhala / dewa. Hal ini tidak memberikan kerugian apa-apa terhadap Paulus, karena hal ini ada di luar kekuasaannya.

Penerapan:

a) Jangan takut pada berhala yang ada di rumah saudara kalau itu memang di luar kekuasaan saudara. Misalnya kalau orang tua saudara yang memiliki / memelihara berhala itu. Jangan menganggap bahwa berhala itu dihuni roh jahat yang bisa menyebabkan saudara dikutuk Tuhan, tidak bertumbuh dalam iman, dsb.

Tetapi kalau berhala itu ada di dalam kekuasaan saudara, saudara harus menghancurkannya. Saudara tidak boleh menyimpannya (Ul 7:25-26) ataupun memberikannya kepada orang lain atau menjualnya (bdk. Kisah Para Rasul 19:19).

Ulangan 7:25-26 - “(25) Patung-patung allah mereka haruslah kamu bakar habis; perak dan emas yang ada pada mereka janganlah kauingini dan kauambil bagi dirimu sendiri, supaya jangan engkau terjerat karenanya, sebab hal itu adalah kekejian bagi TUHAN, Allahmu. (26) Dan janganlah engkau membawa sesuatu kekejian masuk ke dalam rumahmu, sehingga engkaupun ditumpas seperti itu; haruslah engkau benar-benar merasa jijik dan keji terhadap hal itu, sebab semuanya itu dikhususkan untuk dimusnahkan.’”.

Kisah Para Rasul 19:19 - “Banyak juga di antara mereka, yang pernah melakukan sihir, mengumpulkan kitab-kitabnya lalu membakarnya di depan mata semua orang. Nilai kitab-kitab itu ditaksir lima puluh ribu uang perak.”.

b) Bagaimana kalau gereja kita mengadakan Camp / Retreat di vila yang penuh dengan gambar berhala? Sebaiknya jangan, karena bisa menjatuhkan orang lain ke dalam dosa, dan bisa merugikan kalau dilihat / dibicarakan orang!
PAULUS DI MALTA DAN ROMA (KISAH PARA RASUL 28:1-16)
gadget, otomotif, bisnis
Bdk. 1Korintus 8:7-13 - “(7) Tetapi bukan semua orang yang mempunyai pengetahuan itu. Ada orang, yang karena masih terus terikat pada berhala-berhala, makan daging itu sebagai daging persembahan berhala. Dan oleh karena hati nurani mereka lemah, hati nurani mereka itu dinodai olehnya. (8) ‘Makanan tidak membawa kita lebih dekat kepada Allah. Kita tidak rugi apa-apa, kalau tidak kita makan dan kita tidak untung apa-apa, kalau kita makan.’ (9) Tetapi jagalah, supaya kebebasanmu ini jangan menjadi batu sandungan bagi mereka yang lemah. (10) Karena apabila orang melihat engkau yang mempunyai ‘pengetahuan,’ sedang duduk makan di dalam kuil berhala, bukankah orang yang lemah hati nuraninya itu dikuatkan untuk makan daging persembahan berhala? (11) Dengan jalan demikian orang yang lemah, yaitu saudaramu, yang untuknya Kristus telah mati, menjadi binasa karena ‘pengetahuan’ mu. (12) Jika engkau secara demikian berdosa terhadap saudara-saudaramu dan melukai hati nurani mereka yang lemah, engkau pada hakekatnya berdosa terhadap Kristus. (13) Karena itu apabila makanan menjadi batu sandungan bagi saudaraku, aku untuk selama-lamanya tidak akan mau makan daging lagi, supaya aku jangan menjadi batu sandungan bagi saudaraku.”.

2) Pada waktu mereka sampai di Putioli, mereka bertemu dengan orang-orang kristen di sana, yang mengundang mereka untuk tinggal selama 7 hari bersama-sama mereka.

Kisah Para Rasul 28: 14: “Di situ kami berjumpa dengan anggota-anggota jemaat, dan atas undangan mereka kami tinggal tujuh hari bersama-sama mereka. Sesudah itu kami berangkat ke Roma.”.

Lalu pada waktu mereka berangkat dari Putioli ke Roma, orang-orang kristen Roma datang menjumpai mereka sampai di Forum Apius dan Tres Taberne (ay 15), padahal jarak Roma - Tres Taberne kira-kira sepertiga jarak Roma - Putioli, sedangkan jarak Roma - Forum Apius kira-kira setengah dari jarak Roma - Putioli.

Kisah Para Rasul 28: 15: “Saudara-saudara yang di sana telah mendengar tentang hal ihwal kami dan mereka datang menjumpai kami sampai ke Forum Apius dan Tres Taberne. Ketika Paulus melihat mereka, ia mengucap syukur kepada Allah lalu kuatlah hatinya.”.

Sebagai perbandingan pada jaman ini, kalau ada hamba Tuhan mau datang dari Malang ke Surabaya, dimana ada jemaat Surabaya yang mau menjemput hamba Tuhan itu sampai ke Pandaan / Porong?

Orang-orang kristen Putioli dan Roma mau melakukan hal-hal ini bagi Paulus, padahal:

a) Mereka tidak segereja / tidak kenal Paulus secara pribadi!

b) Pada saat itu, diketahui sebagai orang Kristen bisa sangat berbahaya / merugikan!

Perhatikan juga effek positif kunjungan orang Roma itu terhadap Paulus (Kisah Para Rasul 28: 15b), dan ini menunjukkan bahwa kasih, kesatuan, saling mempedulikan, mau repot / berkorban demi orang kristen yang lain, adalah sesuatu yang mutlak penting!

Penerapan:

Apakah saudara betul-betul merasakan kesatuan dengan sesama orang Kristen yang lain?

Bagaimana sikap saudara kalau ada jemaat sakit / masuk rumah sakit? Atau kalau ada jemaat yang kematian anggota keluarganya? Maukah menolong / menyumbang dan mengunjungi / menghibur?

-AMIN-
Next Post Previous Post