KISAH PARA RASUL 5:12-42 (ALASAN PERTUMBUHAN GEREJA, SERANGAN DAN SIKAP TUHAN)

PDT. BUDI ASALI. M. DIV.
gadget, bisnis, otomotif
Kisah Para Rasul 5:12-42 - “(Kisah Para Rasul 5:12) Dan oleh rasul-rasul diadakan banyak tanda dan mujizat di antara orang banyak. Semua orang percaya selalu berkumpul di Serambi Salomo dalam persekutuan yang erat. (13) Orang-orang lain tidak ada yang berani menggabungkan diri kepada mereka. Namun mereka sangat dihormati orang banyak. (14) Dan makin lama makin bertambahlah jumlah orang yang percaya kepada Tuhan, baik laki-laki maupun perempuan, (15) bahkan mereka membawa orang-orang sakit ke luar, ke jalan raya, dan membaringkannya di atas balai-balai dan tilam, supaya, apabila Petrus lewat, setidak-tidaknya bayangannya mengenai salah seorang dari mereka. (16) Dan juga orang banyak dari kota-kota di sekitar Yerusalem datang berduyun-duyun serta membawa orang-orang yang sakit dan orang-orang yang diganggu roh jahat. Dan mereka semua disembuhkan. (17) Akhirnya mulailah Imam Besar dan pengikut-pengikutnya, yaitu orang-orang dari mazhab Saduki, bertindak sebab mereka sangat iri hati. (18) Mereka menangkap rasul-rasul itu, lalu memasukkan mereka ke dalam penjara kota. (19) Tetapi waktu malam seorang malaikat Tuhan membuka pintu-pintu penjara itu dan membawa mereka ke luar, katanya: (20) ‘Pergilah, berdirilah di Bait Allah dan beritakanlah seluruh firman hidup itu kepada orang banyak.’ (21) Mereka mentaati pesan itu, dan menjelang pagi masuklah mereka ke dalam Bait Allah, lalu mulai mengajar di situ. Sementara itu Imam Besar dan pengikut-pengikutnya menyuruh Mahkamah Agama berkumpul, yaitu seluruh majelis tua-tua bangsa Israel, dan mereka menyuruh mengambil rasul-rasul itu dari penjara. (22) Tetapi ketika pejabat-pejabat datang ke penjara, mereka tidak menemukan rasul-rasul itu di situ. Lalu mereka kembali dan memberitahukan, (23) katanya: ‘Kami mendapati penjara terkunci dengan sangat rapihnya dan semua pengawal ada di tempatnya di muka pintu, tetapi setelah kami membukanya, tidak seorangpun yang kami temukan di dalamnya.’ (24) Ketika kepala pengawal Bait Allah dan imam-imam kepala mendengar laporan itu, mereka cemas dan bertanya apa yang telah terjadi dengan rasul-rasul itu. (25) Tetapi datanglah seorang mendapatkan mereka dengan kabar: ‘Lihat, orang-orang yang telah kamu masukkan ke dalam penjara, ada di dalam Bait Allah dan mereka mengajar orang banyak.’ (26) Maka pergilah kepala pengawal serta orang-orangnya ke Bait Allah, lalu mengambil kedua rasul itu, tetapi tidak dengan kekerasan, karena mereka takut, kalau-kalau orang banyak melempari mereka. (27) Mereka membawa keduanya dan menghadapkan mereka kepada Mahkamah Agama. Imam Besar mulai menanyai mereka, (28) katanya: ‘Dengan keras kami melarang kamu mengajar dalam Nama itu. Namun ternyata, kamu telah memenuhi Yerusalem dengan ajaranmu dan kamu hendak menanggungkan darah Orang itu kepada kami.’ (29) Tetapi Petrus dan rasul-rasul itu menjawab, katanya: ‘Kita harus lebih taat kepada Allah dari pada kepada manusia. (30) Allah nenek moyang kita telah membangkitkan Yesus, yang kamu gantungkan pada kayu salib dan kamu bunuh. (31) Dialah yang telah ditinggikan oleh Allah sendiri dengan tangan kananNya menjadi Pemimpin dan Juruselamat, supaya Israel dapat bertobat dan menerima pengampunan dosa. (32) Dan kami adalah saksi dari segala sesuatu itu, kami dan Roh Kudus, yang dikaruniakan Allah kepada semua orang yang mentaati Dia.’ (33) Mendengar perkataan itu sangatlah tertusuk hati mereka dan mereka bermaksud membunuh rasul-rasul itu. (34) Tetapi seorang Farisi dalam Mahkamah Agama itu, yang bernama Gamaliel, seorang ahli Taurat yang sangat dihormati seluruh orang banyak, bangkit dan meminta, supaya orang-orang itu disuruh keluar sebentar. (35) Sesudah itu ia berkata kepada sidang: ‘Hai orang-orang Israel, pertimbangkanlah baik-baik, apa yang hendak kamu perbuat terhadap orang-orang ini! (36) Sebab dahulu telah muncul si Teudas, yang mengaku dirinya seorang istimewa dan ia mempunyai kira-kira empat ratus orang pengikut; tetapi ia dibunuh dan cerai-berailah seluruh pengikutnya dan lenyap. (37) Sesudah dia, pada waktu pendaftaran penduduk, muncullah si Yudas, seorang Galilea. Ia menyeret banyak orang dalam pemberontakannya, tetapi ia juga tewas dan cerai-berailah seluruh pengikutnya. (38) Karena itu aku berkata kepadamu: Janganlah bertindak terhadap orang-orang ini. Biarkanlah mereka, sebab jika maksud dan perbuatan mereka berasal dari manusia, tentu akan lenyap, (39) tetapi kalau berasal dari Allah, kamu tidak akan dapat melenyapkan orang-orang ini; mungkin ternyata juga nanti, bahwa kamu melawan Allah.’ Nasihat itu diterima. (40) Mereka memanggil rasul-rasul itu, lalu menyesah mereka dan melarang mereka mengajar dalam nama Yesus. Sesudah itu mereka dilepaskan. (41) Rasul-rasul itu meninggalkan sidang Mahkamah Agama dengan gembira, karena mereka telah dianggap layak menderita penghinaan oleh karena Nama Yesus. (42) Dan setiap hari mereka melanjutkan pengajaran mereka di Bait Allah dan di rumah-rumah orang dan memberitakan Injil tentang Yesus yang adalah Mesias.”.

I) Alasan pertumbuhan Gereja abad pertama.

1) Ada banyak mukzijat (Kisah Para Rasul 5: 12,15,16).
Kisah Para Rasul 5: 12,15,16: “(12) Dan oleh rasul-rasul diadakan banyak tanda dan mujizat di antara orang banyak. Semua orang percaya selalu berkumpul di Serambi Salomo dalam persekutuan yang erat. ... (15) bahkan mereka membawa orang-orang sakit ke luar, ke jalan raya, dan membaringkannya di atas balai-balai dan tilam, supaya, apabila Petrus lewat, setidak-tidaknya bayangannya mengenai salah seorang dari mereka. (16) Dan juga orang banyak dari kota-kota di sekitar Yerusalem datang berduyun-duyun serta membawa orang-orang yang sakit dan orang-orang yang diganggu roh jahat. Dan mereka semua disembuhkan.”.

Mujizat memang tidak mempertobatkan, tetapi setidaknya mukjizat menarik banyak orang untuk datang, sehingga mereka bisa mendengar Firman Tuhan / Injil dan bertobat.

2) Adanya kesatuan dalam gereja itu.
Ini sebetulnya bisa terlihat dari ay 12b, tetapi Kitab Suci Indonesia, yang hanya mengatakan mereka ‘selalu berkumpul’, salah terjemahan.

Kisah Para Rasul 5: 12: “Dan oleh rasul-rasul diadakan banyak tanda dan Mujizat di antara orang banyak. Semua orang percaya selalu berkumpul di Serambi Salomo dalam persekutuan yang erat.”.

NASB: ‘and they were all with one accord in Solomon’s portico’ (= dan mereka semua dengan satu hati / pikiran ada di serambi Salomo).

Kesatuan hati ini penting, karena menyebabkan orang krasan di gereja. Sudahkah saudara berjuang untuk bersatu, memperhatikan dan mengasihi jemaat yang lain?

3) Ada Pemberitaan Injil dan Firman Tuhan.
Dalam Kisah Para Rasul 5: 12 pada waktu mereka berkumpul, pasti juga ada pemberitaan Injil / Firman Tuhan. Ini menyebabkan banyak orang bertobat dan gereja bertumbuh.

4) Adanya disiplin Tuhan.
Kisah Para Rasul 5: 13: “Orang-orang lain tidak ada yang berani menggabungkan diri kepada mereka. Namun mereka sangat dihormati orang banyak.”.

Kisah Para Rasul 5: 13 mengatakan ‘orang-orang lain tidak ada yang berani menggabungkan diri’. Apa sebabnya? Karena disiplin yang Tuhan tunjukkan dalam Kis 5:1-11 (hukuman mati terhadap Ananias dan Safira). Ini menyebabkan orang-orang yang tidak sungguh-sungguh percaya menjadi takut untuk bergabung. Kelihatannya hal ini justru menghambat pertumbuhan gereja! Tetapi bukan demikian halnya. Justru karena orang-orang yang tidak sungguh-sungguh tidak berani bergabung, maka gereja menjadi murni. Gereja yang dipenuhi orang kristen KTP pasti akan memberikan kesaksian yang jelek terhadap dunia. Tetapi gereja abad pertama ini murni sehingga bisa memberikan kesaksian yang baik terhadap dunia. Apa akibatnya? Ay 13: mereka dihormati orang. Ini akhirnya mengakibatkan banyak orang yang justru datang kepada Tuhan.

Kisah Para Rasul 5: 14: “Dan makin lama makin bertambahlah jumlah orang yang percaya kepada Tuhan, baik laki-laki maupun perempuan,”.

Penerapan:
Disiplin yang Tuhan lakukan di sini memang jarang terjadi (sekalipun masih ada). Tetapi Tuhan memerintahkan kita untuk melakukan disiplin yang lain, yaitu siasat gerejani (Matius 18:15-17 1Korintus 5:1-13). Ada 2 hal yang perlu diketahui sehubungan dengan siasat gerejani ini:

a) Kalau saudara adalah pendeta / majelis, jangan takut untuk menegur jemaat yang berdosa. Kalau memang diperlukan, saudara bahkan harus berani melakukan siasat gerejani / pengucilan terhadap jemaat yang berdosa dengan cara yang tegar tengkuk, misalnya kalau mereka bercerai lalu kawin lagi, atau bahkan melakukan poligami.

Dan jangan hanya menyoroti peristiwa Ananias dan Safira dan lalu berpendapat bahwa disiplin gereja itu adalah hak Tuhan, bukan urusan kita. Ingat bahwa Tuhan sendiri memerintahkan hal itu (Mat 18:15-17 1Korintus 5:1-13).
Ini memurnikan gereja saudara. Mungkin kelihatannya ini akan menghambat pertumbuhan gereja, bahkan mungkin menyebabkan orang-orang tertentu lalu meninggalkan gereja karena menganggap gereja ‘tidak kasih’, tetapi pada akhirnya ini justru akan menumbuhkan gereja.

b) Saudara yang adalah jemaat biasa, jangan terlalu cepat menyalahkan pendeta / majelis kalau mereka menegur jemaat yang salah atau bahkan melakukan siasat gerejani terhadapnya. Memang, kalau pendeta / majelis itu mengucilkan orang yang justru injili dan alkitabiah (seperti yang banyak dilakukan dalam kalangan gereja yang liberal), maka tentu saja saudara harus menentangnya. Tetapi kalau orang yang dikucilkan / disiasat itu memang berdosa dengan cara yang tegar tengkuk, maka jangan menyalahkan pendeta / majelis yang mengucilkan orang itu! Sebaliknya, saudara harus mendukung pengucilan itu, karena kalau tidak demikian pengucilan itu tidak efektif.

II) Ada serangan.

1) Kisah Para Rasul 5: 17-18: “(17) Akhirnya mulailah Imam Besar dan pengikut-pengikutnya, yaitu orang-orang dari mazhab Saduki, bertindak sebab mereka sangat iri hati. (18) Mereka menangkap rasul-rasul itu, lalu memasukkan mereka ke dalam penjara kota.”.

a) Golongan Saduki ini adalah golongan mayoritas di dalam Sanhedrin / Mahkamah Agama. Mereka tidak percaya pada kebangkitan orang mati (bdk. Matius 22:23-33 Kis 23:6-10). Jadi jelas bahwa mayoritas dari Mahkamah Agama ternyata adalah orang sesat! Ini pasti akan menyesatkan seluruh ‘gereja’.

Penerapan:
Karena itu hati-hati dalam memilih majelis. Jangan mengangkat seseorang menjadi majelis hanya karena ia kaya dan mempunyai gelar! Majelis tentu tidak harus orang suci, tetapi setidaknya ia haruslah orang yang sungguh-sungguh percaya yang mempunyai pengertian Firman Tuhan yang baik, dan mempunyai hati seorang murid (mau belajar).

b) Kata Yunani yang diterjemahkan ‘iri hati’ (Kisah Para Rasul 5: 17) adalah ZELOS, yang artinya adalah sesuatu yang berkobar-kobar dalam hati [catatan: dari kata Yunani ini diturunkan kata bahasa Inggris ‘zeal’ (=semangat)]. Kata ini bisa diartikan secara positif seperti dalam Yohanes 2:17 2Korintus 7:7 2Korintus 11:2, tetapi juga bisa diartikan secara negatif seperti dalam Kisah Para Rasul 13:45 dan dalam ay 17 ini.

NIV/NASB/RSV: ‘jealousy’ (= kecemburuan / iri hati).
KJV: ‘indignation’ (= kejengkelan / kemarahan).

Mungkin kedua arti ini harus digabungkan. Mereka iri hati karena banyak orang mengikuti rasul-rasul itu, dan mereka marah / jengkel karena rasul-rasul berkhotbah tentang kebangkitan Yesus dan tidak memperdulikan larangan mereka dalam Kis 4.

Di sini terlihat bahwa orang-orang ini mempunyai semangat, tetapi pengetahuan / pengertian Firman Tuhannya kacau, sehingga akhirnya semangat mereka ditujukan untuk menentang kebenaran.
Bandingkan dengan Amsal 19:2 yang berkata: “tanpa pengetahuan, kerajinanpun tidak baik;”.
NIV: “It is not good to have zeal without knowledge” (= Adalah tidak baik mempunyai semangat tanpa pengetahuan).

Celakanya, ada banyak orang yang pengetahuan / pengertian Firman Tuhannya baik, tetapi loyo / tidak mempunyai semangat! Melayani Tuhan tidak mau, memberitakan Injil tidak mau, berdoa malas, memberi persembahan enggan, dsb. Apakah saudara adalah orang yang seperti itu?

c) Rasul-rasul ditangkap dan dipenjarakan (Kisah Para Rasul 5: 18).

Penerapan:
1. Kalau hal ini menimpa saudara, bagaimana sikap saudara? Berhenti memberitakan Injil? Kompromi dengan orang kafir? Marah / kecewa kepada Tuhan? Ingat bahwa Yesus sudah lebih dahulu menderita dan mati bagi saudara, karena itu saudara pun harus rela menderita, dan bahkan mati bagi Tuhan!

2. Kalau saudara mendengar ada orang yang masuk penjara karena memberitakan Injil, bagaimana sikap saudara? Maukah saudara mendukung dia / keluarganya? Atau saudara malah menghakimi orang itu dengan berkata: ‘Itu salahnya sendiri, dia terlalu fanatik sih!’? Celakalah saudara yang tidak mau mendukung / menolong orang yang masuk penjara / menderita karena melayani Tuhan / memberitakan Injil!

2) Kisah Para Rasul 5: 26-28: “(26) Maka pergilah kepala pengawal serta orang-orangnya ke Bait Allah, lalu mengambil kedua rasul itu, tetapi tidak dengan kekerasan, karena mereka takut, kalau-kalau orang banyak melempari mereka. (27) Mereka membawa keduanya dan menghadapkan mereka kepada Mahkamah Agama. Imam Besar mulai menanyai mereka, (28) katanya: ‘Dengan keras kami melarang kamu mengajar dalam Nama itu. Namun ternyata, kamu telah memenuhi Yerusalem dengan ajaranmu dan kamu hendak menanggungkan darah Orang itu kepada kami.’”.

Mujizat yang terjadi dalam Kisah Para Rasul 5: 19 itu jelas bagi mereka (perhatikan Kisah Para Rasul 5: 23).
Kis 5:19,23 - “(19) Tetapi waktu malam seorang malaikat Tuhan membuka pintu-pintu penjara itu dan membawa mereka ke luar, katanya: ... (23) katanya: ‘Kami mendapati penjara terkunci dengan sangat rapihnya dan semua pengawal ada di tempatnya di muka pintu, tetapi setelah kami membukanya, tidak seorangpun yang kami temukan di dalamnya.’”.

Tetapi mereka mengeraskan hati dan menangkap rasul-rasul itu lagi. Pada waktu menangkap mereka tidak menggunakan kekerasan karena takut kepada orang banyak. Mereka tidak takut kepada Allah, tetapi takut kepada manusia. Ini kebalikan dari apa yang Yesus katakan dalam Mat 10:28.

Matius 10:28 - “Dan janganlah kamu takut kepada mereka yang dapat membunuh tubuh, tetapi yang tidak berkuasa membunuh jiwa; takutlah terutama kepada Dia yang berkuasa membinasakan baik jiwa maupun tubuh di dalam neraka.”.

Akhirnya rasul-rasul lalu dihadapkan kepada Mahkamah Agama dan kepada mereka dituduhkan 2 hal:
a) Mereka tetap memberitakan Injil sekalipun telah dilarang (ay 28a).
b) Mereka menyebabkan tokoh-tokoh agama itu dianggap sebagai pembunuh Kristus (ay 28b).

3) Kisah Para Rasul 5: 33: “Mendengar perkataan itu sangatlah tertusuk hati mereka dan mereka bermaksud membunuh rasul-rasul itu.”.
Mereka menjadi sangat marah waktu mendengar ‘khotbah’ rasul-rasul dalam ay 29-32, dan mereka bahkan ingin membunuh rasul-rasul itu.

Penerapan: Seringkah / pernahkah saudara menjadi marah kepada pengkhotbah waktu saudara mendengar Firman Tuhan? Kalau ya, saudara segolongan / sekwalitet dengan orang-orang itu. Bertobatlah!

4) Kisah Para Rasul 5: 40: “Mereka memanggil rasul-rasul itu, lalu menyesah mereka dan melarang mereka mengajar dalam nama Yesus. Sesudah itu mereka dilepaskan.”.

a) Dalam Ulangan 25:1-3 dikatakan bahwa hukuman cambuk hanya boleh dilakukan sebanyak 40 x.
Ul 25:1-3: “(1) ‘Apabila ada perselisihan di antara beberapa orang, lalu mereka pergi ke pengadilan, dan mereka diadili dengan dinyatakannya siapa yang benar dan siapa yang salah, (2) maka jika orang yang bersalah itu layak dipukul, haruslah hakim menyuruh dia meniarap dan menyuruh orang memukuli dia di depannya dengan sejumlah dera setimpal dengan kesalahannya. (3) Empat puluh kali harus orang itu dipukuli, jangan lebih; supaya jangan saudaramu menjadi rendah di matamu, apabila ia dipukul lebih banyak lagi.”.

Tetapi pada praktiknya, supaya jangan terjadi kelebihan karena salah hitung, maka mereka hanya mencambuk sebanyak 39 x (bdk. 2Kointusr 11:24).

2 Korintus 11:24 - “Lima kali aku disesah orang Yahudi, setiap kali empat puluh kurang satu pukulan,”.

b) Kata ‘menyesah’ (Kisah Para Rasul 5: 40) dalam bahasa Yunaninya menggunakan kata yang paling keras untuk mencambuk.

c) Hal ini sudah dinubuatkan oleh Yesus (Matius 10:17).
Mat 10:17 - “Tetapi waspadalah terhadap semua orang; karena ada yang akan menyerahkan kamu kepada majelis agama dan mereka akan menyesah kamu di rumah ibadatnya.”.

III) Sikap Tuhan.

1) Menolong dengan mujijat (ay 19-20).
Kisah Para Rasul 5: 19-20: “(19) Tetapi waktu malam seorang malaikat Tuhan membuka pintu-pintu penjara itu dan membawa mereka ke luar, katanya: (20) ‘Pergilah, berdirilah di Bait Allah dan beritakanlah seluruh firman hidup itu kepada orang banyak.’”.

a) William Barclay (yang memang adalah orang yang anti mujijat) menganggap ini belum tentu merupakan mujijat karena kata Yunani ANGGELOS bisa diterjemahkan ‘malaikat’ atau ‘utusan’.
Tetapi ay 23 jelas menunjukkan bahwa itu adalah mujijat.

b) Ini adalah bagian yang bersifat descriptive (= menggambarkan apa yang terjadi saat itu), dan ini tidak boleh dianggap sebagai rumus. Tidak semua orang Kristen yang masuk penjara akan mengalami hal seperti itu. Yohanes Pembaptis juga masuk penjara dan akhirnya dipenggal.

c) Tujuan Allah melakukan Mujizat itu: supaya baik rasul-rasul / gereja maupun tokoh-tokoh Yahudi itu tahu bahwa Allah ada di pihak gereja / rasul-rasul.

2) Menolong dengan cara biasa / bukan Mujizat (ay 33-39).
Kisah Para Rasul 5: 33-39: “(33) Mendengar perkataan itu sangatlah tertusuk hati mereka dan mereka bermaksud membunuh rasul-rasul itu. (34) Tetapi seorang Farisi dalam Mahkamah Agama itu, yang bernama Gamaliel, seorang ahli Taurat yang sangat dihormati seluruh orang banyak, bangkit dan meminta, supaya orang-orang itu disuruh keluar sebentar. (35) Sesudah itu ia berkata kepada sidang: ‘Hai orang-orang Israel, pertimbangkanlah baik-baik, apa yang hendak kamu perbuat terhadap orang-orang ini! (36) Sebab dahulu telah muncul si Teudas, yang mengaku dirinya seorang istimewa dan ia mempunyai kira-kira empat ratus orang pengikut; tetapi ia dibunuh dan cerai-berailah seluruh pengikutnya dan lenyap. (37) Sesudah dia, pada waktu pendaftaran penduduk, muncullah si Yudas, seorang Galilea. Ia menyeret banyak orang dalam pemberontakannya, tetapi ia juga tewas dan cerai-berailah seluruh pengikutnya. (38) Karena itu aku berkata kepadamu: Janganlah bertindak terhadap orang-orang ini. Biarkanlah mereka, sebab jika maksud dan perbuatan mereka berasal dari manusia, tentu akan lenyap, (39) tetapi kalau berasal dari Allah, kamu tidak akan dapat melenyapkan orang-orang ini; mungkin ternyata juga nanti, bahwa kamu melawan Allah.’ Nasihat itu diterima.”.

a) Allah memakai Gamaliel (guru Paulus - bdk. Kis 22:3) untuk menolong rasul-rasul.

b) Sebetulnya lata-kata / nasehat Gamaliel dalam Kisah Para Rasul 5: 35-39 tidak sepenuhnya benar. Kesalahan kata-kata Gamaliel:

1. Ajaran yang bukan dari Allah tidak selalu hilang dengan sendirinya.
Lihatlah agama-agama lain, sekte-sekte dsb, yang sekalipun ada yang lalu hilang dengan sendirinya, tetapi juga ada banyak yang bukan hanya bisa bertahan, tetapi bahkan berkembang dengan hebat. Jelas bahwa apa yang bukan dari Allah tidak selalu hilang dengan sendirinya.

2. Gamaliel melihat suatu ajaran itu betul atau tidak bukan dengan membandingkan ajaran itu dengan Kitab Suci / Firman Tuhan, tetapi dengan melihat hasil akhirnya.

3. Gamaliel melarang untuk menghukum karena Allah akan menghukum. Bagaimana dengan perampok, pencuri, pembunuh, dsb? Apakah mereka juga tidak boleh dihukum?


c) Mahkamah Agama itu menerima kata-kata / nasehat Gamaliel.
1. Mereka menolak khotbah Petrus yang betul-betul adalah Firman Tuhan, tetapi menerima kata-kata Gamaliel yang penuh dengan kesalahan.

2. Aneh! Mengapa Mahkamah Agama yang mayoritas terdiri dari orang-orang Saduki itu mau menerima nasehat Gamaliel yang adalah orang Farisi? (Bdk. Kis 23:6-10). Pasti Allah yang bekerja sehingga mereka mau menerima kata-kata itu.

d) Pertolongan Allah melalui Gamaliel ini tidak kelihatan sebagai mujijat.

Penerapan: Kalau saudara minta tolong kepada Tuhan, jangan memaksa Tuhan / mendikte Tuhan untuk melakukan mujijat. Ia bisa menolong dengan atau tanpa Mujizat. Misalnya saudara sakit, jangan lalu menolak dokter / obat, dan menuntut kesembuhan ilahi. Tuhan bisa menyembuhkan saudara melalui mujijat / kesembuhan ilahi, tetapi Tuhan juga bisa menyembuhkan saudara melalui dokter, obat, olah raga, diet dsb.

3) Membiarkan mereka (Kisah Para Rasul 5: 40).
Ay 40: “Mereka memanggil rasul-rasul itu, lalu menyesah mereka dan melarang mereka mengajar dalam nama Yesus. Sesudah itu mereka dilepaskan.”.
Kali ini Tuhan tidak menolong rasul-rasul! Tuhan membiarkan mereka dicambuki. Mengapa? Karena salib harus ada dalam kehidupan Kristen.

IV) Sikap rasul-rasul.

1) Kisah Para Rasul 5: 21: mereka memberitakan Injil (mentaati perintah dalam Kisah Para Rasul 5: 20).

Kisah Para Rasul 5: 20-21: “(20) ‘Pergilah, berdirilah di Bait Allah dan beritakanlah seluruh firman hidup itu kepada orang banyak.’ (21) Mereka mentaati pesan itu, dan menjelang pagi masuklah mereka ke dalam Bait Allah, lalu mulai mengajar di situ. Sementara itu Imam Besar dan pengikut-pengikutnya menyuruh Mahkamah Agama berkumpul, yaitu seluruh majelis tua-tua bangsa Israel, dan mereka menyuruh mengambil rasul-rasul itu dari penjara.”.

Mereka tidak berhenti memberitakan Injil, mereka tidak menunda Pemberitaan Injil, mereka tidak mengurangi Pemberitaan Injil, mereka juga tidak memberitakan Injil secara diam-diam / sembunyi-sembunyi (ay 21,25). Padahal mereka baru dipenjarakan.

Bandingkan ini dengan sikap kebanyakan orang Kristen jaman ini, yang sekalipun tidak pernah dipenjara karena Injil, tetap takut untuk memberitakan Injil!

2) Kisah Para Rasul 5: 29-32: ini adalah jawaban terhadap kata-kata imam besar (Kisah Para Rasul 5: 28).
Imam besar mengatakan ay 28.

Kisah Para Rasul 5: 28: “katanya: ‘Dengan keras kami melarang kamu mengajar dalam Nama itu. Namun ternyata, kamu telah memenuhi Yerusalem dengan ajaranmu dan kamu hendak menanggungkan darah Orang itu kepada kami.’”.

a) Kisah Para Rasul 5: 29: “Tetapi Petrus dan rasul-rasul itu menjawab, katanya: ‘Kita harus lebih taat kepada Allah dari pada kepada manusia.”.

Ini berlawanan dengan sikap orang-orang Yahudi itu dalam Kisah Para Rasul 5: 26.
Ay 26: “Maka pergilah kepala pengawal serta orang-orangnya ke Bait Allah, lalu mengambil kedua rasul itu, tetapi tidak dengan kekerasan, karena mereka takut, kalau-kalau orang banyak melempari mereka.”.

b) Kisah Para Rasul 5: 30: “Allah nenek moyang kita telah membangkitkan Yesus, yang kamu gantungkan pada kayu salib dan kamu bunuh.”.
1. ‘Allah nenek moyang’. Ini untuk menunjukkan bahwa rasul-rasul itu tidak mengikuti allah lain.

2. Rasul-rasul itu memberitakan kebangkitan Yesus kepada orang-orang Saduki yang anti kebangkitan orang mati!

3. ‘Kamu gantungkan pada kayu salib dan kamu bunuh.’.
Kalau tadi dalam ay 28b terlihat bahwa mahkamah agama / imam besar marah karena gara-gara rasul-rasul itu mereka dianggap sebagai pembunuh Kristus, maka di sini rasul-rasul itu menegaskan bahwa memang mereka adalah pembunuh Kristus. Rasul-rasul itu tidak mau berkompromi dalam persoalan dosa. Mereka tidak mau mengatakan ‘dosa’ sebagai ‘tidak dosa’ ataupun menutup-nutupi dosa mahkamah agama itu!

c) Kisah Para Rasul 5: 31a: “Dialah yang telah ditinggikan oleh Allah sendiri dengan tangan kananNya menjadi Pemimpin dan Juruselamat, supaya Israel dapat bertobat dan menerima pengampunan dosa.”.

1. Yesus ditinggikan oleh Allah.

2. Yesus adalah ‘pemimpin’ [NIV/NASB: ‘prince’ (= pangeran)]. Ini menunjukkan Yesus sebagai orang yang berkuasa.

3. Yesus adalah ‘Juruselamat’.

Penerapan: jangan hanya memperkenalkan Yesus sebagai Penolong / pemberi berkat, tetapi terutama Yesus sebagai Juruselamat.

d) Ay 31b: ‘supaya Israel dapat bertobat dan menerima pengampunan dosa.’.
Kitab Suci Indonesia ini terjemahannya kurang tepat.
NASB: ‘to grant repentance to Israel and forgiveness of sins’ (= memberikan pertobatan kepada Israel dan pengampunan dosa-dosa).

NIV: ‘that he might give repentance and forgiveness of sins to Israel’ (= supaya Ia bisa memberikan pertobatan dan pengampunan dosa-dosa kepada Israel).
Dari terjemahan NIV maupun NASB terlihat bahwa baik ‘pertobatan’ maupun ‘pengampunan dosa’ adalah pemberian Yesus. Seluruh keselamatan kita adalah pemberian Tuhan!


e) Kisah Para Rasul 5: 32: “Dan kami adalah saksi dari segala sesuatu itu, kami dan Roh Kudus, yang dikaruniakan Allah kepada semua orang yang mentaati Dia.’”.
1. ‘kami adalah saksi’. Ini menunjukkan bahwa mereka tidak mau berhenti bersaksi bagi Tuhan / memberitakan Injil.
2. Dikatakan bahwa ‘Roh Kudus dikaruniakan kepada semua orang yang mentaati Dia’, karena ketaatan adalah bukti iman.
3. Roh Kudus juga adalah saksi. Jadi dalam bersaksi tentang Kristus mereka disertai oleh Roh Kudus.

3) Kisah Para Rasul 5: 41-42.

a) Mereka gembira (ay 41).
Kisah Para Rasul 5: 41: “Rasul-rasul itu meninggalkan sidang Mahkamah Agama dengan gembira, karena mereka telah dianggap layak menderita penghinaan oleh karena Nama Yesus.”.

Ini tidak berarti bahwa mereka tidak merasa sakit karena penyesahan itu. Mereka pasti merasa sakit, tetapi mereka tetap gembira, mungkin karena mereka ingat kata-kata Yesus dalam Matius 5:10-12 - “(10) Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga. (11) Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat. (12) Bersukacita dan bergembiralah, karena upahmu besar di sorga, sebab demikian juga telah dianiaya nabi-nabi yang sebelum kamu.’”.

b) Tiap hari mereka memberitakan Injil di Bait Allah dan dari rumah ke rumah (ay 42).
Kisah Para Rasul 5: 42: “Dan setiap hari mereka melanjutkan pengajaran mereka di Bait Allah dan di rumah-rumah orang dan memberitakan Injil tentang Yesus yang adalah Mesias.”.

Kesimpulan.

Sikap rasul-rasul tidak tergantung sikap Tuhan. Apakah Tuhan menolong melalui mujijat atau menolong dengan cara biasa, atau bahkan pada saat Tuhan tidak menolong dan membiarkan mereka menderita, mereka tetap taat dengan terus memberitakan Injil!

-AMIN-
Next Post Previous Post