HIDUP DALAM KEBAIKAN TUHAN (RESPON, SIFAT DAN SIKAP KITA)

Pdt. Esra Alfred Soru, MPdK.
HIDUP DALAM KEBAIKAN TUHAN (RESPON, SIFAT DAN SIKAP KITA)
Tema kita ini adalah “KEBAIKAN TUHAN”. Alkitab banyak berbicara tentang kebaikan Tuhan ini.

Mazmur 27:4 - Satu hal telah kuminta kepada TUHAN, itulah yang kuingini: diam di rumah TUHAN seumur hidupku, menyaksikan kemurahan TUHAN dan menikmati bait-Nya.

Mazmur 90:17 - Kiranya kemurahan Tuhan, Allah kami, atas kami, dan teguhkanlah perbuatan tangan kami, ya, perbuatan tangan kami, teguhkanlah itu.

Roma 2:4 - Maukah engkau menganggap sepi kekayaan kemurahan-Nya, kesabaran-Nya dankelapangan hati-Nya? Tidakkah engkau tahu, bahwa maksud kemurahan Allah ialah menuntun engkau kepada pertobatan?

Lalu apa sebenarnya arti dari “kebaikan/kemurahan” itu? Ini perlu dijelaskan karena tidak semua orang memahaminya. Pernah dalam acara tanya jawab “Kutahu Yang Kupercaya” di radio, seorang bertanya pada saya : “Pak, apa arti kata-kata dalam doa "Ya Bapa yang Maha murah." Kalaukata 'murah' saja sudah rendah lalu kita bilang “Bapa yang Maha murah”, apa ini tidak menunjukkan sikap kurang sopan kepada Tuhan?” 

Kata “murah” di sini bukan sebagai kontras dengan kata “mahal” karena kalau demikian bagaimana kita mengartikan kata-kata dalam Roma 2:4 di atas : “kekayaan kemurahan-Nya”. Kata Yunani yang diterjemahkan dengan “kemurahan” adalah “CHRESTOTES” yang secara hurufiah bisa diartikan sebagai kebaikan. Itulah sebabnya kata “CHRESTOTES” ini kadang diterjemahkan kemurahan, kadang diterjemahkan kebaikan.

Roma 2:4 - Maukah engkau menganggap sepi kekayaan kemurahan-Nya, kesabaran-Nya dankelapangan hati-Nya? Tidakkah engkau tahu, bahwa maksud kemurahan Allah ialah menuntun engkau kepada pertobatan?

Titus 3:4 - Tetapi ketika nyata kemurahan Allah, Juruselamat kita, dan kasihNya kepada manusia,

KJV - But after that the kindness and love of God our Saviour toward man appeared

CEV - God our Savior showed us how good and kind he is

Karena itu “kemurahan Tuhan” sama artinya dengan “kebaikan Tuhan”. Kemurahan Tuhan ini adalah salah satu sifat Tuhan di mana Dia menyatakan kebaikan-kebaikan-Nya kepada makhluk ciptaan-Nya. Nah, dalam Ibadah Kunci Tahun ini kita akan sejenak memikirkan tentang kebaikan Tuhan ini.

Ada beberapa hal yang akan saya bahas :

I. KEBAIKAN TUHAN.

Kita semua percaya bahwa Tuhanlah yang menciptakan dunia ini. Dan ia menciptakan semuanya dalam 6 hari. Setelah itu dikatakan bahwa Allah berhenti dan beristirahat.

Kejadian 31:17 – “…sebab enam hari lamanya TUHAN menjadikan langit dan bumi, dan pada hari yang ketujuh Ia berhenti bekerja untuk beristirahat."

Apakah ini berarti bahwa Allah kehabisan energi? Tidak! Itu hanya bahasa antropomorfisme saja. Apakah ini berarti bahwa setelah itu Allah tidak ada pekerjaan lagi alias menganggur? Tidak! Kekristenan tidak berpandangan seperti Deisme yang percaya bahwa setelah penciptaan dunia ini Tuhan lalu tidak lagi ikut campur dalam perjalanan dunia ini melainkan membiarkan dunia ini berjalan sesuai dengan hukum-hukumnya. 

Tuhan menciptakan dunia ini tetapi setelah itu Ia terus bekerja memegang kendali perjalanan dunia dan memenuhi dunia ini dengan kemurahan / kebaikan-Nya. Kemurahan dan kebaikan Tuhan ini dinyatakan dalam seluruh makhluk ciptaan-Nya. Kita akan melihat kemurahan / kebaikan Tuhan ini dinyatakan pada apa dan siapa saja?

a. Tuhan menyatakan kebaikan-Nya kepada tumbuh-tumbuhan.

Kebaikan Tuhan pada tumbuhan nampak melalui pemeliharaan-Nya terhadap tumbuhtumbuhan sehingga tetap hidup.

Mazmur 104:16 - Kenyang pohon-pohon TUHAN, pohon-pohon aras di Libanon yang ditanam-Nya

BIS - Pohon-pohon TUHAN mendapat hujan berlimpah pohon cemara Libanon yang ditanam-Nya sendiri.

Berarti tercurahnya hujan yang menumbuhkan pohon-pohon juga adalah kebaikan Tuhan. Kemurahan Tuhan juga nampak di mana Ia membuat tumbuh-tumbuhan / bunga-bunga yang sangat indah.

Matius 6:30 – Jadi jika demikian Allah mendandani rumput di ladang, yang hari ini ada dan besok dibuang ke dalam api,…

TL : Jikalau sedemikian Allah menghiasi rumput di padang, yang ada pada hari ini dan esoknya dibuangkan ke dalam dapur api, apatah lagi Ia melebihkan kamu, hai orang yang kurang percaya?

FAYH - Dan jika Allah sedemikian mempedulikan bunga-bunga yang hari ini mekar dan besok layu, bukankah pasti Ia akan mempedulikan kalian, hai orang yang kurang beriman?

Berarti bunga-bunga indah bermekaran dengan warna warni cemerlang, semuanya karena tangan Tuhan. Saudara mungkin suka bunga, pernah katakan cinta dengan bunga, pernah berpacaran di antara bunga-bunga seperti lagu ”Di puncak bukit hijau tempat indah kita datang berjumpa, harum wangi bunga beraneka warna seakan menyambut cinta kita berdua....” tetapi pernahkah saudara sadari bahwa di antara indah dan wanginya bungabunga, ada kemurahan Tuhan di dalamnya? 

Salah satu lagu Kidung Jemaat yang biasa kita nyanyikan adalah ”Alangkah indah pagi merekah; bermandi cahya surya nan cerah; ditingkah kicau burung tak henti; bunga pun bangkit harum berseri.... Itu semua berkat karunia Allah yang agung Mahakuasa”. Jadi boleh dikatakan bahwa semua tumbuhan mendapatkan kemurahan / kebaikan Tuhan. Atau kemurahan Tuhan dinyatakan juga di dalam tumbuh-tumbuhan.

b. Tuhan menyatakan kebaikan-Nya kepada binatang-binatang.

Kebaikan Tuhan kepada binatang-binatang nampak pemberian makan dan minum kepada mereka dan juga memberikan mereka tempat berteduh.

Mazmur 104:10-28 – (Mazmur 10:10) Engkau yang melepas mata-mata air ke dalam lembah-lembah, mengalir di antara gunung-gunung, (11) memberi minum segala binatang di padang, memuaskan haus keledai-keledai hutan; (12) di dekatnya diam burung-burung di udara, bersiul dari antara daun-daunan. (14) Engkau yang menumbuhkan rumput bagi hewan …(16) …pohon-pohon aras di Libanon yang ditanam-Nya, (17) di mana burung-burung bersarang, burung ranggung yang rumahnya di pohon-pohon sanobar; (18) gunung-gunung tinggi adalah bagi kambing-kambing hutan, bukit-bukit batu adalah tempat perlindungan bagi pelanduk. (21) Singa-singa muda mengaum-aum akan mangsa, dan menuntut makanannya dari Allah. (25) Lihatlah laut itu, besar dan luas wilayahnya, di situ bergerak, tidak terbilang banyaknya, binatang-binatang yang kecil dan besar. (27) Semuanya menantikan Engkau, supaya diberikan makanan pada waktunya. (Mazmur 104:28) Apabila Engkau memberikannya, mereka memungutnya; apabila Engkau membuka tangan-Mu, mereka kenyang oleh kebaikan.

Mazmur 147:9 - Dia, yang memberi makanan kepada hewan, kepada anak-anak burung gagak, yang memanggil-manggil.

Matius 6:26 - Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga….

Ayat-ayat ini menunjukkan bahwa Tuhan menyatakan kemurahan / kebaikan-Nya kepada keledai, burung, pelanduk, singa, ikan, udang, cumi-cumi, ubur-ubur, dan semua binatang di darat atau laut dan udara dari terkecil sampai yang terbesar. Ia bahkan melengkapi binatang-binatang dengan kemampuan-kemampuan yang luar biasa untuk mencari makanan, menyimpan makanan, membuat tempat tinggal, dsb. Jadi kemurahan Tuhan dinyatakan juga pada binatang-binatang.

Jikalau pada tumbuh-tumbuhan dan binatang saja Tuhan menyatakan kemurahan-Nya, tidak mungkin Ia tidak menyatakan kemurahan-Nya kepada manusia, makhluk yang tertinggi, mahkota dari seluruh ciptaan-Nya. Karena itu pasti ia juga menyatakan kemurahan-Nya bahkan jauh lebih tinggi dan banyak daripada kemurahan-Nya kepada tumbuhan dan binatang.

Matius 6:26 - Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu?

Matius 6:30 - Jadi jika demikian Allah mendandani rumput di ladang, yang hari ini ada dan besok dibuang ke dalam api, tidakkah Ia akan terlebih lagi mendandani kamu, hai orang yang kurang percaya?

c. Tuhan menyatakan kebaikan-Nya kepada manusia secara umum.

Kepada manusia secara umum, Tuhan menyatakan kemurahan-Nya secara luar biasa. Bahkan sebenarnya kalau kita bisa hidup dengan kondisi dan kapasitas kita sebagai manusia saja, itu sudah merupakan kemurahan Tuhan yang luar biasa. Tuhan mendesain tubuh kita dan bagian-bagiannya secara luar biasa demi kepentingan dan kebaikan kita.

Contoh :

Anonim – Keunikan Atas Penciptaan Tubuh Kita Sebagai Manusia. (1) Setiap jam satu milyar sel di dalam tubuh harus diganti. (2) Mata manusia bisa membedakan 500 warna abu-abu. (3) Tulang paha manusia lebih kuat dari beton. (4) Hati manusia mampu menciptakan tekanan yang cukup untuk menyemprotkan darah sejauh 30 kaki (9 m). (4) Mata kita selalu berukuran sama sejak lahir, tapi hidung dan telinga kita tidak pernah berhenti tumbuh. (5) Batuk rata-rata yang keluar dari mulut kita berkecepatan 60 mil (96,5 km) per jam. (6) Janggut adalah bulu yang tumbuhnya paling cepat pada manusia. Jika pria rata-rata tidak pernah memangkas janggutnya, makan hal ini akan membuatnya tumbuh hingga hampir 30 kaki dalam hidup. (7) Mata bayi tidak menghasilkan air mata sampai si bayi berumur sekitar enam atau delapan minggu. (8) Setiap orang memiliki bentuk lidah yang berbeda. (9) Bersin dapat melampaui kecepatan 100 km/jam. (10) Sel-sel mati dalam tubuh kita akhirnya dibawa ke ginjal untuk eksresi. (11) Senyum adalah ekspresi wajah yang paling sering digunakan. Senyum dapat dilakukan di mana saja dari5 hingga 53 pasang otot wajah. (12) Satu dari 20 orang memiliki tulang rusuk lebih. (13) Orang-orang dengan kulit gelap tidak akan mengkerut secepat orang dengan kulit terang. (14) Darah manusia melalui perjalanan 60.000 (96.540 km) per hari pada perjalanan melalui tubuh. (15) 85% dari populasi dapat menekuk lidah mereka ke dalam sebuah tabung. (16) Dibutuhkan tujuh detik untuk makanan untuk pergi dari mulut ke lambung melalui kerongkongan. (17) Hati wanita berdetak lebih cepat daripada laki-laki. (18) Dalam satu hari, jantung kita berdenyut 100.000 kali. (19) Rambut terbuat dari bahan yang sama seperti kuku.

Esra Alfred Soru : Tuhan menciptakan kita dengan bentuk gigi-gigi yang berbeda dan ditempatkan pada posisi yang tepat. Ini ada tujuan! Gigi depan dikasih yang tajam, sehingga kita bisa menggigit apel dengan mudah. Bagaimana jika gigi gigi geraham berada di depan? Demikian pula halnya, jika gigi depan kita ada di belakang, kita tidak akan bisa mengunyah makanan yang kita makan. Ini luar biasa! (Jesus is the Way, hal.57)

Esra Alfred Soru : Tuhan menciptakan tulang di dalam seluruh tubuh kita sebanyak 206 tulang. Khusus di telapak tangan, Ia menempatkan 28 potongan tulang yang disambungsambung. (1 jari 3 tulang kecuali ibu jari 2 tulang). Mengapa? Kalau Ia hanya menempatkan 1 jari 1 tulang sehingga ada 10 tulang saja maka saudara tidak akan bias makan, minum, tulis, pegang buku, dll. 206 tulang dalam tubuh kita ini disambung-sambung pada titik-titik tertentu yang memungkinkan kita menekuk tangan, mengangkat kaki, dll. 

Bayangkan kalau tidak ada sambungan-sambungan itu, kita tidak beda dengan tiang listrik karena robotpun untuk bergerak butuh sambungan. Menarik lagi adalah tulang-tulang itu bisa bertambah panjang dengan sendirinya seiring dengan bertambah dewasanya seseorang. Dan dalam hal bertambah panjang ini, pertambahannya terjadi secara seimbang dan merata. (Bandingkan panjang tulang-tulang jari tangan kiri dan kanan saudara). Semua ini pasti hasil karya dari Allah. (Jesus is the Way, hal.57-58)

Esra Alfred Soru : Dari semua rambut manusia, hanya rambut pada kepala saja yang tumbuh terus. Bayangkan kalau semua rambut di seluruh tubuh terus memanjang, itu pasti sangat memusingkan! Misalnya bulu hidung. Bayangkan kalau ia bertambah panjang menjadi 1 meter. (Jesus is the Way, hal.58)

Esra Alfred Soru : Tuhan memberikan bulu di hidung bukan tanpa tujuan. Ingat bahwa kita menghirup udara lewat hidung dan tiap kali hirupan udara itu masuk, ada sekitar 20 milyar partikel asing dan bakteri-bakteri ikut masuk dan ini membahayakan tubuh kita. Nah, Tuhan memberikan bulu hidung untuk menjadi saringan udara. Bulu-bulu ini mengolah udara yang tercemar atau dingin menjadi udara yang cocok untuk paru-paru. 

Berkat bulu-bulu inilah udara yang kita hirup tersaring, dibersihkan, dilembabkan, dihangatkan, dan dimurnikan dari bakteri-bakteri. Luar biasa bukan? Bagaimana bias bulu hidung saja mengenali dan mencegah 20 milyar partikel yang masuk? Karena itu jangan cabut bulu hidung (kecuali mofak). (Jesus is the Way, hal.58)

Bahkan tubuh kita didesain untuk terus berfungsi / beraktifitas bahkan pada saat kita tidak sadar / merasakannya.

Anonim – Menurut hasil penelitian ilmu kedokteran, jika seorang dewasa dengan bobot tubuh rata-rata, maka selama 24 jam ia memiliki kesibukan : (1) Jantung berdenyut 103.689 kali. (2) Darah menempuh perjalanan 168.000.000 mil. (3) Bernafas sebanyak 23.040 kali. (4) Menghirup udara sebanyak 483 meter kubik. (5) Menelan 1,5 kg makanan. (6) Meminum 3,5 liter cairan. (7) Berkata-kata sebanyak 25.000 kata (termasuk kata-kata yang tidak perlu diucapkan). (8) Menggerakkan 750 otot. (9) Kuku bertumbuh 0,00012 cm. (10) Rambut memanjang 0,94353 cm (11) Sel otak sebanyak 7.000.000 terus bekerja. (www.sahruldupen.blogspot.com).

Setelah memberikan kehidupan seperti itu, sudah pasti Tuhan juga memberikan segala yang diperlukan untuk menjamin keberlangsungan kehidupan itu.

Matius 6:25 - "Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian.

Nah, jika hidup dan tubuh yang lebih penting sudah Dia berikan pada kita, masakan Dia tidak memberikan makanan dan pakaian untuk hidup dan tubuh kita? Jikalau yang besar sudah diberikan, pasti yang kecil juga Dia berikan. Karena itu Tuhan lalu menyediakan dan menjaminkan semua keperluan hidup manusia yang paling utama yakni makanan, minuman, pakaian, dan juga hal-hal lainnya.

Mazmur 104:14-15 – (14) Engkau yang menumbuhkan….tumbuh-tumbuhan untuk diusahakan manusia, yang mengeluarkan makanan dari dalam tanah (15) dan anggur yang menyukakan hati manusia, yang membuat muka berseri karena minyak, dan makanan yang menyegarkan hati manusia.

Ia juga mengatur sehingga setiap hari matahari diberikan pada semua yang hidup. Juga hujan pada musimnya. Bukan hanya kepada yang beriman dan saleh, tetapi bahkan kepada orang-orang yang jahat / tak beriman. Semua bukti kemurahan hati-Nya.

Matius 5:45 - Karena dengan demikianlah kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di sorga, yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar”.

Lukas 6:35-36 - (35) “…sebab Ia baik terhadap orang-orang yang tidak tahu berterima kasih dan terhadap orang-orang jahat. (36) Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu adalah murah hati.’”.

Bahkan dalam hal-hal yang sangat serius bagi kehidupan kita yang tidak pernah kita sadari dan pikirkan, Ia lakukan itu bagi kita. Misalnya :

Dia menjaga agar putaran bola bumi pada porosnya memiliki kecepatan yang tetap. Kalau bumi berputar dengan kecepatan sepersepuluh dari yang sekarang ini, maka waktu untuk pagi / siang dan malam akan menjadi sepuluh kali lebih panjang, sehingga pada pagi / siang hari tanaman akan terbakar, dan malam hari akan menjadi begitu dingin sehingga tanaman tidak bisa hidup.

Dia juga menjaga agar jarak bumi dan bulan tetap 240.000 mil. Andaikata bulan menjadi dekat dengan bumi sampai 50.000 mil, air laut akan merendam seluruh benua yang ada 2 kali sehari!

Dia juga mengatur komposisi atmosfir kita yakni 21 % oksigen dan 78 % nitrogen. Kerapatan udara bisa berbeda antara di gunung dan di pantai, tetapi perbandingan oksigen dan nitrogen itu selalu tetap. Kalau nitrogennya atau oksigennya dinaikkan manusia akan mati.

Sungguh betapa besarnya kemurahan Tuhan atas hidup kita. Singkatnya, semua berkat jasmani di dalam hidup ini datangnya dari kemurahan Tuhan. Kesehatan, kecukupan uang / pekerjaan yang diberkati, keluarga / anak, rumah, mobil, dan sebagainya. Semua adalah kemurahan Tuhan bagi kita.

Mazmur 27:1 - Jikalau bukan TUHAN yang membangun rumah, sia-sialah usaha orang yang membangunnya; jikalau bukan TUHAN yang mengawal kota, sia-sialah pengawal berjaga-jaga.

Bahkan jabatan atau menjadi orang terkenal / berkedudukan tinggi, itu juga karena kemurahan Tuhan.

Mazmur 18:36 - Kauberikan kepadaku perisai keselamatanMu, tangan kananMu menyokong aku, kemurahanMu membuat aku besar”.

Lalu apa di dalam hidup ini yang bukan kemurahan Tuhan? Tidak ada! Benarlah kata Firman Tuhan :

Kis 17:28 - Sebab di dalam Dia kita hidup, kita bergerak, kita ada,….” Ini semua adalah kemurahan / kebaikan Tuhan.

A.W. Tozer – Kebaikan Allahlah yang mendorong-Nya untuk memberikan berkat yang setiap hari dilimpahkan-Nya kepada kita. (Mengenal Yang Maha Kudus, hal. 116).

d. Tuhan menyatakan kebaiakan-Nya kepada orang-orang beriman.

Memang orang-orang beriman sudah termasuk manusia dan karenanya sudah menikmati kebaikan Tuhan atas semua manusia secara umum. Tetapi sebagai orang-orang beriman, Tuhan juga memberikan sejumlah kemurahan-Nya yang special. Dan ini tidak dimiliki oleh orang-orang yang tidak percaya. 

Kebaikan Tuhan untuk orang beriman itu ditandai dengan pemberian-pemberian yang bersifat rohani. Dan mengingat bahwa semua yang jasmani hanya bersifat sementara, sedangkan yang rohani itu bersifat kekal, maka jelas bahwa berkat dan kebaikan Tuhan yang bersifat rohani, adalah lebih besar dibandingkan dengan berkat / kemurahan Tuhan yang bersifat jasmani.

Lalu apa saja kebaikan Tuhan bagi orang percaya? Yang paling pertama dan utama dan terbesar sudah pasti adalah penyelamatan kita. Ini diawali dengan pemilihan-Nya atas kita (predestinasi) di mana kita ditentukan menjadi orang-orang yang akan diselamatkan jauh sebelum kita ada di dunia ini bahkan sebelum dunia dijadikan.

Efesus 1:4,5 - (4) Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapanNya. (5) Dalam kasih Ia telah menentukan kita dari semula oleh Yesus Kristus untuk menjadi anak-anakNya, sesuai dengan kerelaan kehendakNya, ...”

2 Tesalonika 2:12-13 – “….sebab Allah dari mulanya telah memilih kamu untuk diselamatkan dalam Roh yang menguduskan kamu dan dalam kebenaran yang kamu percayai”.

Kalau pemilihan ini terjadi sebelum dunia dijadikan, berarti kita juga belum ada. Kita juga belum percaya. Lalu atas dasar apa Dia memilih kita? Atas dasar kemurahan-Nya.

Roma 9:15-16 - (15) Sebab Ia berfirman kepada Musa: ‘Aku akan menaruh belas kasihan kepada siapa Aku mau menaruh belas kasihan dan Aku akan bermurah hati kepada siapa Aku mau bermurah hati.’ (16) Jadi hal itu tidak tergantung pada kehendak orang atau usaha orang, tetapi kepada kemurahan hati Allah”.

Setelah itu Allah akan mengatur sedemikian rupa sehingga kita mendengar Injil. Pada waktu kita mendengar Injil, Dia lalu memberikan kepada kita iman sehingga kita bias percaya kepada Yesus.

Filipi 1:29 - Sebab kepada kamu dikaruniakan….untuk percaya kepada Kristus…”

Kisah Para Rasul 11:18 - "….Jadi kepada bangsa-bangsa lain juga Allah mengaruniakan pertobatan yang memimpin kepada hidup."

Oleh iman ini kita lalu diselamatkan oleh Yesus Kristus. Bukan karena perbuatan kita, melainkan oleh kasih karunia / rahmat Tuhan yang bersumber dari kemurahan-Nya.

Titus 3:4-7 - (4) Tetapi ketika nyata kemurahan Allah, Juruselamat kita, dan kasihNya kepada manusia, (5) pada waktu itu Dia telah menyelamatkan kita,bukan karena perbuatan baik yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmatNya…. (6) yang sudah dilimpahkanNya kepada kita oleh Yesus Kristus, Juruselamat kita, (Titus 3:7) supaya kita, sebagai orang yang dibenarkan oleh kasih karuniaNya, berhak menerima hidup yang kekal, sesuai dengan pengharapan kita”.

Seandainya kita selamat karena perbuatan baik kita, maka itu tidak menunjukkan kemurahan / belas kasihan Allah. Tetapi dari teks di atas terutama kata-kata yang saya garis bawahi jelas menunjukkan bahwa kita diselamatkan oleh ‘iman saja’, bukan oleh ‘perbuatan baik’ atau ‘iman dan perbuatan baik’.

John Calvin - Karena itu, merupakan sesuatu kegilaan untuk mengatakan bahwa seseorang mendekati Allah oleh ‘persiapan-persiapan’nya sendiri, sebagaimana mereka menyebut-nya.

Dan siapapun dari saudara yang sudah betul-betul diselamatkan secara rohani, pasti menyadari bahwa keselamatan rohani ini merupakan berkat / kemurahan / wujud kasih yang terbesar dari Allah kepada saudara! Apa artinya semua berkat jasmani, kalau saudara akhirnya masuk neraka? Kalau harus memilih, apakah saudara memilih jadi orang kayanya atau jadi Lazarusnya? (Lukas 16:19-31). Jadi keselamatan kita sebenarnya adalah kemurahan Allah yang terbesar bagi kita.

Selanjutnya, apakah setelah beriman kepada Yesus kita lalu stop berbuat dosa? Tidak! Kita masih banyak dosa, setiap hari selalu ada dosa yang kita buat sekalipun kita tidak menginginkannya. Tetapi lagi-lagi kemurahan Allah nampak dengan menyediakan pengampunan untuk segala dosa kita itu.

1 Yohanes 2:1-2 – (1) Anak-anakku, hal-hal ini kutuliskan kepada kamu, supaya kamu jangan berbuat dosa, namun jika seorang berbuat dosa, kita mempunyai seorang pengantara pada Bapa, yaitu Yesus Kristus, yang adil. (2) Dan Ia adalah pendamaian untuk segala dosa kita, …”

Bukankah ini kebaikan Tuhan yang tidak kalah luar biasa? Coba bayangkan seandainya setiap kali kita berdosa, keselamatan kita hilang, kira-kira siapa di antara kita yang bias yakin bahwa dia pasti akan masuk surga? Tidak ada! Tetapi karena adanya kemurahan Tuhan dalam bentuk pengampunan untuk dosa-dosa kita setiap hari ini membuat kita bias yakin akan keselamatan kita.

Apakah sampai di sini saja kebaikan Tuhan untuk orang percaya? Tidak! Boleh dikatakan bahwa semua berkat rohani adalah wujud dari kemurahan Tuhan itu. Misalnya adanya kemajuan dalam pengertian Firman Tuhan (Matius 13:10-17), adanya kesempatan melayani

2 Korintus 4:1a - Oleh kemurahan Allah kami telah menerima pelayanan ini”.

adanya tempat untuk berbakti, dan juga kalau suatu gereja bisa bertahan hidup, maka itu juga merupakan kemurahan Tuhan, dll. Demikianlah kemurahan Tuhan bagi orang-orang beriman.

Jika kita memfokuskan perhatian kita pada kebaikan Tuhan untuk semua manusia secara umum dan juga untuk orang beriman, sekarang pikirkan, adakah satu hal di dalam hidup saudara yang bukan kemurahan Tuhan? Tidak ada! Bahkan setiap hembuskan nafas, setiap gerakan tangan, setiap kedipan mata, adalah kemurahan-Nya.

Satu hal yang perlu ditambahkan adalah bahwa kebaikan Tuhan ini bukan bersifat musiman. Kemurahan Tuhan ini tetap ada apalagi untuk orang beriman.

Mazmur 23:6 - Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku, seumur hidupku; dan aku akan diam dalam rumah TUHAN sepanjang masa.

Mazmur 30:6 - Sebab sesaat saja Ia murka, tetapi seumur hidup Ia murah hati; sepanjang malam ada tangisan, menjelang pagi terdengar sorak-sorai”.

Tidakkah semua ini adalah sesuatu yang luar biasa? Ya, kita hidup dalam kemurahan Tuhan

yang kekal.

II. RESPON KITA TERHADAP KEBAIKAN TUHAN.

Setelah kita melihat kebaikan Tuhan yang begitu besar dalam hidup kita, baik yang bersifat jasmani dalam kaitan dengan semua manusia maupun yang bersifat rohani dalam kapasitas sebagai orang beriman, sudah pasti kita tidak bisa balas semuanya itu. Lalu apa yang harus kita lakukan? Saya kira ada 2 hal yang perlu lakukan :

a. Kita harus banyak bersyukur kepada Tuhan.

Pada bagian pendahuluan sudah saya jelaskan bahwa kebaikan Tuhan bisa diartikan kebaikan Tuhan. Dan salah satu respon yang paling umum dalam Alkitab terhadap kebaikan Tuhan adalah bersyukur. Konsep ini memenuhi kitab Mazmur.

Mazmue 52:11 - Aku hendak bersyukur kepada-Mu selama-lamanya, sebab Engkaulah yang bertindak; karena nama-Mu baik, aku hendak memasyhurkannya di depan orang-orang yang Kaukasihi

Mazmur 106:1 - Haleluya! Bersyukurlah kepada TUHAN, sebab Ia baik! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya.

Apalagi untuk berkat keselamatan dari Tuhan, terlebih kita harus mensyukurinya.

2 Tesalonika 2:13 - Akan tetapi kami harus selalu mengucap syukur kepada Allah …. Sebab Allah dari mulanya telah memilih kamu untuk diselamatkan dalam Roh yang menguduskan kamu dan dalam kebenaran yang kamu percayai.

Ya, kalau kita sadari bahwa seluruh hidup kita penuh dengan kebaikan Tuhan, tidak bisa tidak jiwa kita akan bersyukur / berterima kasih kepada Tuhan. Lihatlah seberapa banyak kebaikan Tuhan di dalam diri / hidup saudara sepanjang tahun 2013, dan bersyukur kepada-Nya. Jangan pandang berkat orang lain, jangan pandang kebaikan Tuhan atas hidup orang lain, nanti saudara akan mengeluh dan iri hati sehingga lupa bersyukur. Pandang saja kebaikan Tuhan untuk hidup saudara sendiri. Di penghujung tahun 2013 ini, hari yang terakhir, adalah momen terbaik untuk memikirkan kembali semua kemurahan Tuhan dalam hidup saudara.

b. Kita harus banyak memuji dan menyembah Tuhan.

Respon yang lain yang harus diberikan untuk kebaikan Tuhan adalah memuji nama- Nya. Di bagian awal saya mengutip Mazmur 104 yang berisi perbuatan-perbuatan kemurahan Tuhan yang ditujukan pada tumbuhan, binatang dan manusia. Dan Maz 104 itu menarik karena dibuka dan ditutup dengan pujian kepada Tuhan.

Mazmur 104:1,31 – (1) Pujilah TUHAN, hai jiwaku! TUHAN, Allahku, Engkau sangat besar! (31) Biarlah kemuliaan TUHAN tetap untuk selama-lamanya, biarlah TUHAN bersukacita karena perbuatan-perbuatan-Nya

Selanjutnya di sepanjang kitab Mazmur, pujian kepada Tuhan juga diberikan sebagai respon akan kemurahan / kebaikan Tuhan itu.

Mazmur 103:1-5 – (1) Pujilah TUHAN, hai jiwaku! Pujilah nama-Nya yang kudus, hai segenap batinku! (2) Pujilah TUHAN, hai jiwaku, dan janganlah lupakan segala kebaikan-Nya! (3) Dia yang mengampuni segala kesalahanmu, yang menyembuhkan segala penyakitmu, (4) Dia yang menebus hidupmu dari lobang kubur, yang memahkotai engkau dengan kasih setia dan rahmat, (5) Dia yang memuaskan hasratmu dengan kebaikan, sehingga masa mudamu menjadi baru seperti pada burung rajawali.

Karena itu setiap kita yang menyadari bahwa seluruh hidupnya karena kemurahan Tuhan, harus bersedia untuk memuji, menyembah Tuhan dari hati yang paling tulus.

Ya, itulah 2 respon yang harus kita berikan atas segala kebaikan Tuhan dalam hidup kita. Hari ini kita ada di penghujung tahun 2013, ini adalah moment terbaik untuk merenungkan setiap kemurahan Tuhan bagi kita, dan mengambil keputusan untuk bersyukur, memuji dan menyembah Dia. 

Bahwa saudara bisa sampai pada hari ini saja dan akan melewatinya, itu pun kebaikan Tuhan. Ada banyak orang yang tak bisa mencapai hari ini. Karena ini kuncilah tahun ini, bukalah tahun yang baru bukan dengan foya-foya, bukan dengan pesta pora, bukan dengan kemabukan, bukan dengan membuat kekacauan / keonaran, tetapi dengan hati yang bersyukur dan mulut yang memuji Tuhan.
--
III. SIFAT DARI KEBAIKAN TUHAN.

Mazmur 23:6 - Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku, seumur hidupku; dan aku akan diam dalam rumah TUHAN sepanjang masa.

Mazmur 30:6 - Sebab sesaat saja Ia murka, tetapi seumur hidup Ia murah hati; sepanjang malam ada tangisan, menjelang pagi terdengar sorak-sorai”.

Adanya 2 ayat ini yang menunjukkan bahwa kemurahan Tuhan bersifat kekal lalu dihubungkan dengan Tit 3:4 yang berbunyi :

Titus 3:4 - Tetapi ketika nyata kemurahan Allah, Juruselamat kita, dan kasih-Nya kepada manusia…

maka ada orang yang lalu menyimpulkan bahwa kemurahan Tuhan itu selalu nyata / tetap nyata di dalam hidup manusia.

Nah, apakah benar bahwa kebaikan Tuhan tetap / selalu nyata? Tergantung definisi dari kata “nyata” itu sendiri. Dan menurut Kamus Bahasa Indonesia, arti utama dari kata “nyata” adalah “terang (kelihatan, kedengaran, dsb); jelas sekali; kentara”. Jikalau definisinya semacam ini, apakah kita bisa berkata bahwa kebaikan Tuhan selalu nyata? Dalam artian selalu kelihatan atau selalu jelas bagi kita? 

Ingat, tekanannya di sini bukan pada kata “nyata” melainkan pada kata “selalu” atau “tetap” yang dikaitkan dengan kata “nyata”. Menurut saya tidak! Ada banyak kasus di mana kebaikan Tuhan adakalanya tidak nyata atau tidak terlihat dalam kehidupan kita. Ada banyak kasus di mana seseorang, bahkan yang adalah anak Tuhan, dan bahkan yang saleh dan sangat beriman, pada saat-saat tertentu dari hidupnya, tidak bisa melihat kemurahan Tuhan. Contoh :

Ada orang yang masuk Rumah Sakit umur 3 tahun dan keluar dari sana umur 103 tahun setelah dia jadi almarhum. Apakah kebaikan Tuhan selalu nyata atas dia dalam artian selalu kelihatan? Tidak!

Ada sebuah keluarga di Surabaya yang piknik ke Malang dan seluruh keluarga kecelakaan dan mati kecuali salah 1 anak. Jadi pada hari itu ada 5 peti mati di rumah duka itu. Apakah kebaikan Tuhan selalu nyata atas keluarga ini dalam artian selalu kelihatan? Tidak!

Pernahkah saudara berdoa untuk kesembuhan seseorang dan ternyata dia bukan sembuh malah mati? Apakah kemurahan Tuhan selalu nyata dalam artian selalu kelihatan? Tidak! Lalu bagaimana dengan ayat-ayat seperti yang sudah kita baca di atas?

Mazmur 23:6 - Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku, seumur hidupku; dan aku akan diam dalam rumah TUHAN sepanjang masa.

Mazmur 30:6 - Sebab sesaat saja Ia murka, tetapi seumur hidup Ia murah hati; sepanjang malam ada tangisan, menjelang pagi terdengar sorak-sorai”.

Menurut saya ayat-ayat ini menunjukkan bahwa kebaikan Tuhan itu selalu ada, tetap ada. Tetapi bukannya selalu nyata / tetap nyata. Ini sama dengan matahari yang selalu ada / tetap ada, tetapi tidak selalu / tetap nyata. Pada saat mendung, atau pada saat malam, atau pada saat ada gerhana matahari total, matahari tidak nyata / tidak terlihat, tetapi matahari itu tetap ada.

Sekarang coba kita lihat ke dalam Kitab Suci. Ada beberapa kasus di mana kebaikan Tuhan tidak dapat dilihat bahkan oleh orang-orang saleh / beriman.

a. Kasus Ayub.

Kita tahu bahwa Ayub adalah seorang beriman yang sangat saleh di hadapan Tuhan. Tetapi justru karena kesalehannya itu ia dicobai oleh Iblis (tentu atas seizin Tuhan) dengan berbagai macam penderitaan.

Hartanya ludes dalam seketika.

Ayub 1:14-17 – (14) datanglah seorang pesuruh kepada Ayub dan berkata: "Sedang lembu sapi membajak dan keledai-keledai betina makan rumput di sebelahnya, (15) datanglah orang-orang Syeba menyerang dan merampasnya serta memukul penjaganya dengan mata pedang. Hanya aku sendiri yang luput, sehingga dapat memberitahukan hal itu kepada tuan." (16) Sementara orang itu berbicara, datanglah orang lain dan berkata: "Api telah menyambar dari langit dan membakar serta memakan habis kambing domba dan penjaga-penjaga. Hanya aku sendiri yang luput, sehingga dapat memberitahukan hal itu kepada tuan." (Ayub 1:17) Sementara orang itu berbicara, datanglah orang lain dan berkata: "Orang-orang Kasdim membentuk tiga pasukan, lalu menyerbu unta-unta dan merampasnya serta memukul penjaganya dengan mata pedang. Hanya aku sendiri yang luput, sehingga dapat memberitahukan hal itu kepada tuan."

Pada waktu itu belum ada asuransi yang menjamin harta benda.

Anak-anaknya (10 orang) mati dalam sehari bersamaan dengan ludesnya semua harta benda.

Ayub 1:18-19 – (18) Sementara orang itu berbicara, datanglah orang lain dan berkata: "Anak-anak tuan yang lelaki dan yang perempuan sedang makan-makan dan minum anggur di rumah saudara mereka yang sulung, (19) maka tiba-tiba angin ribut bertiup dari seberang padang gurun; rumah itu dilandanya pada empat penjurunya dan roboh menimpa orang-orang muda itu, sehingga mereka mati. Hanya aku sendiri yang luput, sehingga dapat memberitahukan hal itu kepada tuan."

Waktu itu belum ada asuransi jiwa / kematian.

Ia sendiri terkena penyakit yang sangat hebat.

Ayub 2:7-8 – (7) Kemudian Iblis pergi dari hadapan TUHAN, lalu ditimpanya Ayub denganbarah yang busuk dari telapak kakinya sampai ke batu kepalanya. (8) Lalu Ayub mengambil sekeping beling untuk menggaruk-garuk badannya, sambil duduk di tengah-tengah abu.

Waktu itu belum ada Prudential untuk bisa klaim ganti rugi pengobatan.

Isterinya sendiri bukan mendukungnya dia malah menjadi batu sandungan yang seolah-olah hendak menghancurkan imannya.

Ayub 2:9-10 – (9) Maka berkatalah isterinya kepadanya: "Masih bertekunkah engkau dalam kesalehanmu? Kutukilah Allahmu dan matilah!" (10) Tetapi jawab Ayub kepadanya: "Engkau berbicara seperti perempuan gila! Apakah kita mau menerima yang baik dari Allah, tetapi tidak mau menerima yang buruk?" Dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa dengan bibirnya.

Note : Sedikit menyimpang, perhatikan bahwa dalam ayat 10 Ayub menggunakan kata “gila” kepada isterinya. Tetapi dalam ayat yang sama dikatakan bahwa Ayub tidak berdosa dengan bibirnya. Itu berarti mengatakan seseorang “gila” belum tentu adalah sebuah dosa. Tergantung orang itu memang layak mendapatkan kata “gila” itu atau tidak.

Memang awalnya Ayub kuat menghadapi semua penderitaan ini, tetapi lama kelamaan ia jatuh pada kondisi di mana ia tidak bisa melihat kemurahan Allah.

Ayub 3:23 - kepada orang laki-laki yang jalannya tersembunyi, yangdikepung Allah?

Ayub 6:4,13 – (4) Karena anak panah dari Yang Mahakuasa tertancap pada tubuhku, dan racunnya diisap oleh jiwaku; kedahsyatan Allah seperti pasukan melawan aku. (13) Bukankah tidak ada lagi pertolongan bagiku, dan keselamatan jauh dari padaku?

Ayub 7:20-21 - (20) Kalau aku berbuat dosa, apakah yang telah kulakukan terhadap Engkau, ya Penjaga manusia? Mengapa Engkau menjadikan aku sasaranMu, sehingga aku menjadi beban bagi diriku? (21) Dan mengapa Engkau tidak mengampuni pelanggaranku, dan tidak menghapuskan kesalahanku? Karena sekarang aku terbaring dalam debu, lalu Engkau akan mencari aku, tetapi aku tidak akan ada lagi.”

Ayub 9:17-18 - (17) Dialah yang meremukkan aku dalam angin ribut, yangmemperbanyak lukaku dengan tidak semena-mena, (18) yang tidak membiarkan aku bernafas, tetapi mengenyangkan aku dengan kepahitan”.

Ayub 13:15,24 – (15) Lihatlah, Ia hendak membunuh aku, tak ada harapan bagiku, namun aku hendak membela perilakuku di hadapan-Nya (24) Mengapa Engkau menyembunyikan wajahMu, dan menganggap aku sebagai musuhMu?

Ayub 16:9,12-14 - (9) MurkaNya menerkam dan memusuhi aku, Ia menggertakkan giginya terhadap aku; lawanku memandang aku dengan mata yang berapi-api. ... (12) Aku hidup dengan tenteram, tetapi Ia menggelisahkan aku, aku ditangkapNya pada tengkukku, lalu dibantingNya,dan aku ditegakkanNya menjadi sasaranNya. (13) Aku dihujani anak panah,ginjalku ditembusNya dengan tak kenal belas kasihan, empeduku ditumpahkanNya ke tanah. (14) Ia merobek-robek aku, menyerang akulaksana seorang pejuang.

Ayub 19:11 - MurkaNya menyala terhadap aku, dan menganggap aku sebagai lawanNya.

Kemurahan Tuhan sudah pasti pernah dinyatakan pada Ayub, tetapi fakta bahwa dia pernah tidak melihat kemurahan Tuhan menunjukkan bahwa kemurahan Tuhan tidak selalu nyata dalam hidupnya.

b. Kasus Yakub.

Kita tahu bahwa karena kejahatan anak-anak Yakub, mereka lalu menjual Yusuf ke Mesir tetapi mereka berbohong kepada Yakub sehingga Yakub mengira bahwa Yusuf anak kesayangannya itu telah mati. Dalam kunjungan anak-anak Yakub ke Mesir, Simeon ternyata ditahan oleh Yusuf yang sudah menjadi Perdana Menteri di Mesir. Setelah itu Benyamin pun diminta untuk dibawa ke Mesir oleh Yusuf yang belum diketahui oleh saudara-saudaranya. Akibat semua ini maka Yakub mengucapkan sebuah kalimat di dalam Kejadian 42:36 :

Kej 42:36 - Dan Yakub, ayah mereka, berkata kepadanya: ‘Kamu membuat aku kehilangan anak-anakku: Yusuf tidak ada lagi, dan Simeon tidak ada lagi, sekarang Benyaminpun hendak kamu bawa juga. Aku inilah yang menanggung segala-galanya itu!’”.

Kata-kata ‘Aku inilah yang menanggung segala-galanya itu’ tidak tepat terjemahannya.

TL - Maka kata Yakub, bapanya, kepada mereka itu: Kamu membuluskan aku, karena Yusuf sudah tiada dan Simeonpun tiada, sekarang kamu hendak mengambil Benyamin pula. Segala perkara ini ada melawan aku.

KJV - And Jacob their father said unto them, Me have ye bereaved of my children: Joseph is not, and Simeon is not, and ye will take Benjamin away: all these things are against me. (semua hal ini menentang aku).

NIV - Their father Jacob said to them, "You have deprived me of my children. Joseph is no more and Simeon is no more, and now you want to take Benjamin.Everything is against me!" (Segala sesuatu menentang aku).

Kata-kata Yakub ini menunjukkan bahwa ia tidak melihat kebaikan Tuhan pada saat itu. Mengapa Yakub bisa sampai menjadi seperti itu? Karena begitu banyak penderitaan / bencana menimpa dia. Ia kehilangan Yusuf yang merupakan anak yang paling ia cintai, lalu ada bahaya kelaparan, lalu kehilangan Simeon, dan sekarang ia dituntut untuk menyerahkan Benyamin.

Kebaikan Tuhan sudah pasti pernah dinyatakan pada Yakub, tetapi fakta bahwa dia pernah tidak melihat kemurahan Tuhan menunjukkan bahwa kemurahan Tuhan tidak selalu nyata dalam hidupnya.

c. Kasus Naomi.

Gara-gara ada kelaparan di Israel, maka Elimelekh, Naomi, dan kedua anak laki-lakinya, pindah ke Moab. Tetapi di sana, Elimelekh mati. Lalu kedua anak laki-lakinya kawin dengan perempuan Moab. Tetapi kedua anak laki-lakinya itu lalu mati juga. Dan Naomi tertinggal bersama kedua menantu perempuannya. Lalu ia mendengar kabar bahwa di Israel bahaya kelaparan sudah lewat dan ia ingin kembali ke Israel (Rut 1:1-6).

Rut 1:13,18-21 - (13) masakan kamu menanti sampai mereka dewasa? Masakan karena itu kamu harus menahan diri dan tidak bersuami? Janganlah kiranya demikian, anak-anakku, bukankah jauh lebih pahit yang aku alami dari pada kamu, sebab tangan TUHAN teracung terhadap aku?’ ... (18) Ketika Naomi melihat, bahwa Rut berkeras untuk ikut bersama-sama dengan dia, berhentilah ia berkata-kata kepadanya. (19) Dan berjalanlah keduanya sampai mereka tiba di Betlehem. Ketika mereka masuk ke Betlehem, gemparlah seluruh kota itu karena mereka, dan perempuan-perempuan berkata: ‘Naomikah itu?’ (20) Tetapi ia berkata kepada mereka: ‘Janganlah sebutkan aku Naomi;sebutkanlah aku Mara, sebab Yang Mahakuasa telah melakukan banyak yang pahit kepadaku. (21) Dengan tangan yang penuh aku pergi, tetapi dengan tangan yang kosong TUHAN memulangkan aku. Mengapakah kamu menyebutkan aku Naomi, karena TUHAN telah naik saksi menentang aku dan Yang Mahakuasa telah mendatangkan malapetaka kepadaku.

Teks ini menunjukkan bahwa pada saat itu Naomi juga tidak melihat kemurahan Tuhan, karena ia berkata:

Hidupnya pahit dan karena itu ia tidak mau disebut ‘NAOMI’, yang artinya‘menyenangkan’, dan ia minta disebut ‘MARA’, yang artinya ‘pahit’ (ayat 13b,20,21).

Tangan TUHAN teracung terhadap dia (ay 13), dan TUHAN naik saksi menentang dia (ay 21b). Ini berarti bahwa ia menganggap TUHAN memusuhinya, dan ini menyebabkan ia yang pergi dengan tangan penuh, dipulangkan oleh Tuhan dengan tangan kosong (ay 21a)!

Ia memang percaya bahwa TUHAN itu adalah Allah yang maha kuasa (ay 20b,21b), tetapi kepercayaannya ini justru menyebabkan ia tidak punya harapan, karena ia beranggapan bahwa Allah yang mahakuasa itu menentang / memusuhi dia, dan mendatangkan mala petaka kepadanya (ay 21b). Ia mempercayai kemahakuasaan Allah dengan cara yang salah!

Kebaikan Tuhan sudah pasti pernah dinyatakan pada Naomi, tetapi fakta bahwa dia pernah tidak melihat kemurahan Tuhan menunjukkan bahwa kemurahan Tuhan tidak selalu nyata dalam hidupnya.

Jadi baik Ayub, Yakub maupun Naomi adalah orang-orang yang beriman, tetapi pada saat itu mereka tidak bisa melihat kebaikan / kemurahan Tuhan. Segala sesuatu gelap gulita bagi mereka, kebaikan Tuhan bukan hanya tidak nyata, tetapi sama sekali tidak terlihat! Apakah ada saudara-saudara yang saat ini ada dalam keadaan seperti itu? Kalau ya, dengarlah ini:

“Pada saat-saat seperti itu, sekalipun mata saudara tidak bisa melihat kemurahan Tuhan, kemurahan Tuhan itu tetap ada”.

Bahwa kemurahan Tuhan itu tetap ada bagi mereka pada saat-saat tergelap dari hidup mereka, terlihat dari fakta bahwa saat-saat tergelap itu akhirnya membawa kebaikan bagi mereka.

a. Dalam kasus Ayub.

Semua penderitaan Ayub diakibatkan oleh serangan setan, yang diijinkan oleh Tuhan. Pada akhirnya, Ayub dipulihkan dan bahkan diangkat ke keadaan yang lebih tinggi / baik dari sebelumnya (Ayub 42:10-15).

Ayub 42:10-15 – (10) Lalu TUHAN memulihkan keadaan Ayub, setelah ia meminta doa untuk sahabat-sahabatnya, dan TUHAN memberikan kepada Ayub dua kali lipat dari segala kepunyaannya dahulu. (11) Kemudian datanglah kepadanya semua saudaranya laki-laki dan perempuan dan semua kenalannya yang lama, dan makan bersama-sama dengan dia di rumahnya. Mereka menyatakan turut berdukacita dan menghibur dia oleh karena segala malapetaka yang telah ditimpakan TUHAN kepadanya, dan mereka masing-masing memberi dia uang satu kesita dan sebuah cincin emas. (12) TUHAN memberkati Ayub dalam hidupnya yang selanjutnya lebih dari pada dalam hidupnya yang dahulu; ia mendapat empat belas ribu ekor kambing domba, dan enam ribu unta, seribu pasang lembu, dan seribu ekor keledai betina. (13) Ia juga mendapat tujuh orang anak laki-laki dan tiga orang anak perempuan; (14) dan anak perempuan yang pertama diberinya nama Yemima, yang kedua Kezia dan yang ketiga Kerenhapukh. (Ayub 42:15) Di seluruh negeri tidak terdapat perempuan yang secantik anak-anak Ayub, dan mereka diberi ayahnya milik pusaka di tengah-tengah saudarasaudaranya laki-laki.

Dan sampai sekarang, cerita Ayub menjadi suatu pelajaran yang sangat berharga bagi anak-anak Tuhan (bdk. Yakobus 5:11).

Yak 5:11 - Sesungguhnya kami menyebut mereka berbahagia, yaitu mereka yang telah bertekun; kamu telah mendengar tentang ketekunan Ayub dan kamu telah tahu apa yang pada akhirnya disediakan Tuhan baginya, karena Tuhan maha penyayang dan penuh belas kasihan.

b. Dalam kasus Yakub.

Kalau kita melihat cerita Yakub ini selanjutnya, justru penyerahan Benyamin itu menyebabkan ia akhirnya bertemu kembali dengan Yusuf, juga Simeon dan Benyamin, dan melepaskan mereka dari bahaya kelaparan. Ini menyebabkan Yakub dan semua keturunannya terpelihara dalam masa kelaparan tersebut, dan menjadi bangsa yang menurunkan Mesias / Yesus!

Matthew Henry: Yakub menganggap Yusuf mati, dan Simeon dan Benyamin sebagai ada dalam bahaya; dan ia menyimpulkan, ‘Semua hal-hal ini menentang aku’. Tetapi terbukti sebaliknya, bahwa semua ini adalah untuk dia, bekerja bersama-sama untuk kebaikannya dan kebaikan keluarganya: tetapi ia berpikir semua itu menentang dia. Perhatikan, melalui ketidaktahuan dan kesalahan kita, dan kelemahan dari iman kita, kita sering melihat itu sebagai menentang kita apa yang sebetulnya adalah untuk kita. Kita menderita dalam tubuh, milik / kekayaan, nama, dan hubungan; dan kita berpikir bahwa semua hal-hal ini menentang kita, sedangkan ini sebetulnya sedang mengerjakan untuk kita kemuliaan yang besar.

Pulpit Commentary: Demikianlah providensia Allah sering disalah-mengerti / disalahtafsirkan

oleh orang-orang kudusNya. Betapa sering orang percaya berkata: ‘Semua hal ini menentang aku’ pada saat ia sudah dekat dengan aliran peristiwa-peristiwa yang akanmembawanya keluar dari kesukaran / penderitaan ke tengah-tengah kelimpahan, damaidan sukacita dari hati yang disembuhkan dalam keadaan diberkati yang dipulihkan.Memang, Yakub sebetulnya sudah dekat sekali dengan kebahagiaan yang luar biasa dimana ia akan bertemu kembali dengan Yusuf, dan semua yang ia alami ini mengarahkania kepada pertemuan yang berbahagia itu, tetapi pada saat itu ia justru menjadi putus asa. 

Bagi kita, karena kita mengetahui Kej 43-dst, maka kita bisa melihat betapa bodohnya Yakub. Tetapi bagi Yakubnya sendiri pada saat itu, segalanya terlihat gelap gulita, sehingga ia menjadi putus asa.

Kalau saudara adalah anak Allah, dan pada saat ini segalanya kelihatan gelap gulita bagi saudara, jangan putus asa seperti Yakub. Percayalah bahwa Allah mengarahkan semua itu pada kebaikan saudara, dan mungkin sekali, sama seperti Yakub, saudara sudah dekat sekali dengan saat yang akan sangat membahagiakan saudara!

c. Dalam kasus Naomi.

Tentang Naomi, Pulpit Commentary berkata :

Pulpit Commentary - Penafsirannya tentang providensia Allah salah. ‘Tuhan’, kata Naomi, ‘telah bersaksi / naik saksi menentang aku’. Manusia sering membayangkan / mengkhayalkan bahwa jika Allah bisa mencegah penderitaan, tetapi mengijinkannya, Ia tidak menyenangi dan bersahabat dengan orang yang terkena penderitaan itu. Tetapi tidak demikian. ‘Ia menghajar barangsiapa yang dikasihiNya’. 

Kitab Ayub memperingatkan kita terhadap kesalahmengertian tentang malapetaka / bencana. … Betapa sering merupakan sesuatu yang benar, seperti penyair Cowper mengetahui dan menyanyikannya - ‘Di balik providensia yang merengut / cemberut, Allah menyembunyikan wajah yang tersenyum’.

Bahwa di balik providensia Allah yang merengut, Allah menyembunyikan wajah yang tersenyum, terlihat dari kelanjutan cerita tentang Naomi dan Rut tersebut. Pada waktu Naomi kembali ke Israel, sekalipun Orpa akhirnya tidak mengikuti dia, tetapi Rut tetap berpaut kepadanya. Rut akhirnya menikah dengan Boas, dan melahirkan anak laki-laki.

Rut 4:14-17 - (14) Sebab itu perempuan-perempuan berkata kepada Naomi: ‘Terpujilah TUHAN, yang telah rela menolong engkau pada hari ini dengan seorang penebus. Termasyhurlah kiranya nama anak itu di Israel. (15) Dan dialah yang akan menyegarkan jiwamu dan memelihara engkau pada waktu rambutmu telah putih; sebab menantumu yang mengasihi engkau telah melahirkannya, perempuan yang lebih berharga bagimu dari tujuh anak laki-laki.’ (16) Dan Naomi mengambil anak itu serta meletakkannya pada pangkuannya dan dialah yang mengasuhnya. (17) Dan tetangga-tetangga perempuan memberi nama kepada anak itu, katanya: ‘Pada Naomi telah lahir seorang anak laki-laki’; lalu mereka menyebutkan namanya Obed. Dialah ayah Isai, ayah Daud”.

Orang-orang perempuan itu menganggap Naomi berbahagia dan mereka menyebutnya Naomi (menyenangkan) lagi, bukan Mara (pahit)! Karena apa?

Tuhan telah rela menolong dia (ay 14).

Naomi mempunyai menantu yang mengasihi dia (ay 15).

Bandingkan dengan banyak kasus di mana mertua bentrok dengan menantu. Itulah sebabnya ada orang yang berkata bahwa Hawa adalah wanita terbahagia karena tidak mempunyai mertua.

Anak dari Rut dan Boas, yaitu Obed, akan memelihara / melayani Naomi. Karena itu ia disebut Obed (ay 17), yang artinya ‘pelayan’. Obed adalah orang yang akan menurunkan Daud (ay 17,22). Dan dari Daud akan diturunkan Yesus!

Jadi, cerita Naomi dan Rut yang mula-mula kelihatan buruk itu berakhir dengan ‘Happy End’! Memang dalam Rut 1 semua menjadi gelap. Tetapi dalam Rut 2 mulai muncul titikterang. Dan dalam Rut 3 titik terang itu menjadi makin terang. Dalam Rut 4, sekalipunterang itu kelihatannya hilang sebentar, tetapi lalu muncul lagi, dan bahkan menjaditerang benderang.

Kalau saudara adalah anak Tuhan, sekalipun saat ini saudara ada dalam kegelapan yang bagaimanapun pekatnya, di mana rasanya sama sekali tak ada harapan / kemurahan Tuhan bagi saudara, maka ingatlah akan cerita Rut dan Naomi ini, dan percayalah bahwa pada suatu saat saudara akan melihat titik terang yang makin lama akan makin terang, sehingga akhirnya menjadi terang benderang! Ini sesuai dengan janji Tuhan dalam Amsal 4:18 yang berbunyi:

Amsal 4:18 - Jalan orang benar itu seperti cahaya fajar yang kian bertambah terang sampai rembang tengah hari.

Dari pengalaman 3 tokoh ini, kita dapat melihat satu kebenaran bahwa memang kadang kala kemurahan Tuhan tidak nyata atau tidak nampak dalam hidup kita atau lebih tepatnya kadang kita tidak bisa melihat kebaikan Tuhan di dalam hidup kita, tetapi sesungguhnya kebaikan Tuhan itu tetap ada. Bahkan sebenarnya kemurahan Tuhan itu memang tidak seharusnya tetap nyata bagi mata kita. Mengapa? Karena justru melalui itu kita belajar beriman.

Ibrani 11:1 - Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat.

Kita belajar beriman bahwa sekalipun kita tidak melihat matahari karena awan gelap, matahari itu tetap ada dan tak pernah lenyap.

IV. SIKAP KITA KETIKA KEBAIKAN TUHAN TIDAK TERLIHAT.

Jikalau Ayub pernah tidak melihat kebaikan Tuhan dalam hidupnya, jikalau Yakub dan Naomi juga demikian, maka hal yang sama bisa terjadi pada kita. Kebaikan Tuhan memang tetap ada tetapi kadang ada saat di mana kebaikan Tuhan itu tidak terlihat di dalam hidup kita sebagaimana kata-kata dalam sebuah lagu rohani yang pernah dinyanyikan Julius Sitanggang.

Tuhan…Masihkah mau Kau mendengarkan doaku

Tuhan… Masihkah gerangan sembahku Kau terima

Mana tangan-Mu…Gelapnya jalan yang kini kutempuh

Sesatkah anakMu kini melangkah

Dengar Tuhan…. Ratapanku

Dalam kondisi semacam itu, apakah yang harus kita lakukan?

a. Pandanglah pada keselamatan rohani dan salib Kristus!

Rom 5:8 - Akan tetapi Allah menunjukkan kasihNya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa.

Sesungguhnya kemurahan Tuhan terbesar yang pernah dinyatakan kepada kita adalah ketika Ia menyelamatkan kita melalui Kristus.

Titus 3:4-7 – (4) Tetapi ketika nyata kemurahan Allah, Juruselamat kita, dan kasih-Nya kepada manusia, (5) pada waktu itu Dia telah menyelamatkan kita, bukan karena perbuatan baik yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmat-Nya…. (6) yang sudah dilimpahkan-Nya kepada kita oleh Yesus Kristus, Juruselamat kita, (7) supaya kita, sebagai orang yang dibenarkan oleh kasih karunia-Nya, berhak menerima hidup yangkekal, sesuai dengan pengharapan kita.

Yesus Kristus berkata, apa artinya seorang memiliki isi dunia ini kalau ia kehilangan nyawanya? Kalau begitu keselamatan kita adalah harta yang paling berharga / mahal, lebih mahal daripada isi dunia ini. 

Dan kalau Tuhan sudah menyatakan kebaiakan seperti ini dalam hidup kita, apakah kita mau beranggapan bahwa Tuhan tidak bermurah hati kepada kita hanya karena hidup kita yang sulit, hanya karena doa kita tidak dijawab, hanya karena kita mengalami sakit penyakit, hanya karena kita mengalami kekurangan uang, hanya karena kita putus cinta, dsb? Sikap semacam ini sama dengan sikap seorang anak kecil yang menganggap orang tuanya jahat karena tidak memberikan dia uang Rp. 10.000 padahal dia tidak sadar bahwa kalau dia sampai besar seperti itu karena kasih sayang dan kebaikan orang tua.


Ya! Asal saudara sudah diselamatkan, sadarlah bahwa itu kebaikan Tuhan terbesar dalam hidup saudara. Dan selalu ingat itu apabila saudara dalam hidup ini tidak melihat kemurahan Tuhan melalui terangkatnya penderitaan, lenyapnya penyakit, terkabulnya doa-doa, terselesaikannya semua problem. Yakinlah bahwa kebaikan Tuhan tetap ada dan yang terbesar sudah dinyatakan dalam hidup saudara ketika Dia menyelamatkan saudara dari dosa-dosa dan memberikan hidup kekal pada saudara.

b. Tetaplah beriman pada janji Tuhan dalam Roma 8:28.

Roma 8:28 - Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.

Di dalam Roma 8:18-27, Paulus memaparkan kehidupan orang-orang percaya dalam dunia ini dari sisi negatifnya yang meliputi penderitaan, keluhan dan perbudakan. Lihat ayat pertamanya :

Roma 8:18 - Sebab aku yakin, bahwa penderitaan zaman sekarang ini tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita

Tetapi selanjutnya dia mulai memaparkan sisi positifnya yang diawali dari ayat 28 bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu (termasuk dalam sisi negatif tadi yakni penderitaan, keluhan dan perbudakan) dengan tujuan mendatangkan kebaikan bagi orang-orang percaya.

Di sini ada sedikit persoalan terjemahan. Terjemahan yang tepat bukanlah “Allah turut bekerja dalam segala sesuatu” tetapi “Segala sesuatu turut bekerja”.

TL - Tetapi kita mengetahui, bahwa segala sesuatu bekerja bersama-sama mendatangkan kebajikan bagi orang yang mengasihi Allah, yaitu bagi orang yang dipanggil menurut kehendak Allah.

KJV - And we know that all things work together for good to them that love God, to them who are the called according to his purpose.

Tentu terjemahan Baru LAI juga tidak terlalu salah karena pastilah segala sesuatu itu bekerja karena Allah juga. Hanya memang secara hurufiah dikatakan bahwa segala sesuatu bekerja bersama untuk mendatangkan kebaikan bagi orang-orang percaya.

Lepas dari persoalan itu jelas bahwa ada janji yang sangat indah dalam ayat 28 bahwa segala sesuatu yang menimpa orang percaya, pasti akan berujung pada kebaikan.

Th. Van den End – Tiada yang dapat merugikan mereka yang sungguh-sungguh mengasihi Allah. Sebaliknya, segala hal yang menimpa mereka, termasuk nasib yang digambarkan dalam ayat 35 (penindasan atau kesesakan atau penganiayaan, ataukelaparan atau ketelanjangan, atau bahaya, atau pedang), harus membantu mereka mencapai keselamatan, karena hal-hal itu meneguhkan iman mereka dan mengikat mereka erat-erat kepada Yesus Kristus. Namun, Tuhanlah yang membuat segala hal turut mendatangkan kebaikan, sebab Dia berkuasa atas segala sesuatu. Orang Kristen percaya kepada Allah, bukan kepada nasib.…. Daun dan rumput, hujan dan kemarau, masa kelimpahan dan kekurangan, makanan dan minuman, sehat dan sakit, kekayaan dan kemiskinan, dan segala hal tidak menimpa kita secara kebetulan, tetapi datang dari tangan Bapa saja. (Tafsiran Alkitab Surat Roma, hal. 453-454).

Ya, ini adalah janji Allah bagi orang-orang percaya yang mengasihi Dia. Allah akan bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi kita. Karena itu apabila penderitaan hidup, kesulitan, persoalan, kedukaan membuat saudara tidak dapat melihat kebaikan Tuhan, yakinlah bahwa kemurahan-Nya tetap ada, selalu ada dan terus bekerja untuk kebaikan saudara.

Kalau saudara mau dan bisa melakukan hal-hal ini, maka akan terjadi seperti yang ada dalam teks di bawah ini.

Habakuk 3:17-18 - (17) Sekalipun pohon ara tidak berbunga, pohon anggur tidak berbuah, hasil pohon zaitun mengecewakan, sekalipun ladang-ladang tidak menghasilkan bahan makanan, kambing domba terhalau dari kurungan, dan tidak ada lembu sapi dalam kandang, (18) namun aku akan bersorak-sorak di dalam TUHAN, beria-ria di dalam Allah yang menyelamatkan aku.

Apa yang dibicarakan dalam ayat 17 adalah situasi di mana kemurahan Tuhan tidak terlihat. Tetapi dalam ayat 18 ada sorak-sorai dan sukacita karena Habakuk percaya sekalipun tidak terlihat, kemurahan Tuhan itu tetap dan selalu ada untuknya. 

Maukah saudara selalu percaya bahwa Tuhan itu murah hati kepada saudara, bahkan pada saat mata saudara tidak bisa melihatnya? Pada saat matahari tak terlihat oleh mata kita karena tertutup oleh awan, itu tidak berarti mataharinya lenyap!Tuhan memberkati saudara!.HIDUP DALAM KEBAIKAN TUHAN (RESPON, SIFAT DAN SIKAP KITA).
Next Post Previous Post