MAKNA KATA PEMBENARAN SEBAGAIMANA DIGUNAKAN DALAM ALKITAB

James Buchanan, D.D.
MAKNA KATA PEMBENARAN SEBAGAIMANA DIGUNAKAN DALAM ALKITAB
Untuk memahami makna kata yang digunakan Alkitab kita boleh mencarinya dari sumber lain kecuali Kitab suci berbahasa Ibrani dan Yunani.

Pembenaran digunakan di dalam Kitab Suci dengan makna penerimaaan seseorang sebagai orang yang benar oleh Allah. Pembenaran berarti bahwa Allah memperlakukan seseorang yang bersalah atas dosa sebagai tidak bersalah; Allah menyatakan bahwa itu harus dipandang sebagai benar secara hukum. 

(Hal ini tidak berarti bahwa orang tersebut betul-betul benar, sebagaimana halnya "memuliakan Allah" tidak berarti membuat Allah jadi mulia).

Bukti bahwa penggunaan pembenaran sekedar dimaksudkan memiliki arti pernyataan bahwa seseorang benar di mata hukum dapat dipahami melalui tiga cara:
    
1. Kata dinyatakan benar digunakan sebagai lawan kata dinyatakan salah di sejumlah ayat Alkitab, misalnya Ulangan 25:1. Menyatakan orang itu salah tidak berarti betul-betul membuat orang itu salah, melainkan menyatakan bahwa itulah klasifikasi mereka dari sisi hukum. Jadi, 'menyatakan benar" bukan berarti membuat orang menjadi benar melainkan menyatakan bahwa itulah posisi mereka dari sisi hukum.
    
2. Kata menyatakan benar dan kebenaran sering digunakan dalam ayat-ayat yang berbicara tentang tindakan legal atau hukum. Contoh ayat-ayat seperti ini ialah: Mazmur 32:1; 143:2; Roma 8:33. Ini adalah referensi pembenaran sebagai bagian dari proses pengadilan. Ini membuktikan bahwa menyatakan benar dalam Alkitab artinya menyatakan bahwa orang tersebut benar secara hukum.
    
3.Kata-kata atau frasa lain yang digunakan sejajar pembenaran juga mengindikasikan perubahan hubungan legal dan bukan perubahan karakter. Misalnya, pembenaran dijelaskan sebagai "diperhitungkan (diimputasikan) sebagai kebenaran" Roma 4:3; 6-8; 2 Korintus 5:19,21. Ini berarti (Roma 4:5) bahwa kebenaran diperhitungkan pada orang yang pada kenyataanya berdosa. Jadi pembenaran sekali lagi terbukti sebagi pernyataan legal yang penuh rahmat dilakukan oleh Allah yang mengampuni orang berdosa dan memperhitungkannya sebagai benar melalui karya Kristus.

Pembenaran memiliki dua bagian:

Pertama, berarti penerimaan orang berdosa sebagai orang benar oleh Allah.

Kedua, berarti pengalaman akan kepastian ketika orang berdosa tahu bahwa mereka dibenarkan.
Di sanalah terdapat fakta pembenaran dan di sanalah terdapat bukti fakta itu. Yang satu adalah pernyataan Allah; yang lain adalah kesadaran orang atas fakta itu. Jelaslah keputusan Allah untuk membenarkan seseorang pasti mendahului bukti pembenaran apa pun dalam diri orang itu.

Perbedaan antara kedua "wajah" pembenaran itu dapat digambarkan oleh apa yang akan terjadi pada penghakiman terakhir. Semua yang telah dibenarkan Allah akan tampak di depan umum sebagai yang dibenarkan (Matius 25:32). Di dalam Alkitab, hari itu disebut sebagai hari "anak-anak Allah dinyatakan" (Roma 8:19).

Kedua bagian pembenaran ini, fakta dan bukti, menjelaskan topik pembenaran yang tampak seolah berkontradiksi satu dengan yang lain yang ditulis Paulus dan Yakobus. Paulus berkata bahwa kita"dibenarkan oleh iman bukan karena melakukan hukum Taurat" (Roma 3:28). Yakobus berkata "oleh perbuatannya manusia dibenarkan, bukan hanya oleh iman" (Yakobus 2:24 KJV). 

Tidak ada kontradiksi disini. Paulus berbicara tentang fakta pembenaran. Orang-orang berdosa dibenarkan karena Allah dengan penuh rahmat mengampuni dan menerima mereka oleh Kristus dan bukan karena perbuatan mereka. Pembenaran seperti ini hanya diterima oleh iman saja.

Tetapi, Yakobus sedang menuliskan kesadaran orang yang dibenarkan. Tidak ada alasan orang untuk menganggap bahwa mereka dibenarkan kecuali perbuatan mereka menjadi bukti yang mulia atas fakta itu. Paulus menuliskan pernyataan pembenaran Allah: bahwa hal itu tidak tergantung pada perbuatan baik kita. Yakobus menulis bagaimana mengetahui orang yang telah dibenarkan: yaitu melalui bukti hidup kudus yang dijalani.


Baik Paulus maupun Yakobus menyebutkan Abraham sebagai contoh argumen mereka. Kedua bagian pembenaran itu dapat dilihat di dalam diri Abraham. 

Pertama-tama, ia dibenarkan oleh iman sebelum ia disunat. 

Kedua, ada bukti nyata pembenaran di dalam hidupnya, karena ia tidak ragu untuk mentaati perintah Allah kepadanya.


Paulus menulis untuk menyanggah pendapat bahwa kita dapat membenarkan diri dalam pandangan Allah dengan usaha sendiri. Yakobus menulis menentang pengajaran yang tidak mementingkan bagaimana orang percaya hidup. Pembenaran adalah pemberiaan Allah yang rahmani dan dibuktikan melalui hidup kudus orang-orang percaya. Kedua kebenaran ini tercakup di dalam apa yang dimaksud dengan pembenaran.  

Next Post Previous Post