PROBLEM DOSA ADAM SUDAH DITETAPKAN ALLAH

Pdt.Budi Asali, M.Div.
Rencana Allah dan dosa.

Bahwa dalam Rencana Allah juga tercakup dosa bisa terlihat dari:

1) Bahwa Rencana Allah berhubungan dengan SEGALA SESUATU (dalam arti kata yang mutlak), dan itu jelas berarti terma­suk dosa.

Mazmur 139:16 - “... dalam kitabMu semuanya tertulis hari-hari yang akan dibentuk, sebelum ada satupun dari padanya”.

Daniel 5:23 - “Tuanku meninggikan diri terhadap Yang Berkuasa di sorga: perkakas dari BaitNya dibawa orang kepada tuanku, lalu tuanku serta para pembesar tuanku, para isteri dan para gundik tuanku telah minum anggur dari perkakas itu; tuanku telah memuji-muji dewa-dewa dari perak dan emas, dari tembaga, besi, kayu dan batu, yang tidak dapat melihat atau mendengar atau mengetahui, dan tidak tuanku muliakan Allah, yang menggenggam nafas tuanku dan menentukan SEGALA jalan tuanku.”.
PROBLEM DOSA ADAM SUDAH DITETAPKAN ALLAH
education, business, hosting

2) Rencana Allah tentang penebusan dosa oleh Kristus (1Petrus 1:19-20) menunjukkan adanya Rencana / penentuan terjadinya dosa, karena bahwa penebusan dosa sudah ditentukan, itu jelas menunjukkan bahwa:

a) Dosa manusia yang akan ditebus oleh Kristus itupun harus juga sudah ditentukan! Karena kalau tidak, dan tahu-tahu dosa yang akan ditebus itu tidak terjadi, lalu apa yang akan ditebus oleh Kristus?

b) Pembunuhan / penyaliban yang dilakukan terhadap Kristus, yang jelas merupakan suatu dosa yang sangat hebat, jelas juga sudah ada dalam Rencana Allah.

Kisah Para Rasul 2:23 - “Dia yang diserahkan Allah menurut maksud dan rencanaNya, telah kamu salibkan dan kamu bunuh oleh tangan bangsa-bangsa durhaka.”.

KJV: “Him, being delivered by the determinate counsel and foreknowledge of God, ye have taken, and by wicked hands have crucified and slain:” [= Ia, yang diserahkan oleh rencana yang tetap / tertentu dan pra-pengetahuan Allah, telah kamu ambil, dan telah salibkan dan bunuh oleh tangan-tangan jahat:].

Calvin (tentang Kis 2:23): “Peter declareth that he suffered nothing by chance, or because he wanted power to deliver himself, but because it was so determined (and appointed) by God. For this knowledge alone, that the death of Christ was ordained by the eternal counsel of God, did cut off all occasion of foolish and wicked cogitation’s, and did prevent all offenses which might otherwise be conceived.” [= Petrus menyatakan bahwa Ia tak menderita apapun oleh kebetulan, atau karena Ia kekurangan kuasa untuk membebaskan diriNya sendiri, tetapi karena itu ditentukan begitu (dan ditetapkan) oleh Allah. Karena pengetahuan ini saja, bahwa kematian Kristus ditentukan oleh rencana kekal Allah, menghentikan semua penyebab dari pemikiran bodoh dan jahat, dan menghalangi semua batu sandungan yang, jika ini tak ada, bisa dimengerti.].

Calvin (tentang Kis 2:23): “For we must know this, that God doth decree nothing in vain or rashly; whereupon it followeth that there was just cause for which he would have Christ to suffer. The same knowledge of God’s providence is a step to consider the end and fruit of Christ’s death. For this meeteth us by and by in the counsel of God, that the just was delivered for our sins, and that his blood was the price of our death.” [= Karena kita harus mengetahui hal ini, bahwa Allah tidak menentukan apapun dengan sia-sia atau dengan gegabah / sembrono; dan karena itu di sana ada alasan yang benar untuk mana Ia mau Kristus menderita. Pengetahuan yang sama tentang Providensia Allah adalah suatu langkah untuk mempertimbangkan tujuan dan buah dari kematian Kristus. Karena ini segera datang kepada kita dalam rencana Allah, bahwa Orang Benar diserahkan untuk dosa-dosa kita, dan bahwa darahNya adalah harga dari kematian kita.].

Calvin (tentang Kisah Para Rasul 2:23): “Peter doth teach that God did not only foresee that which befell Christ, but it was decreed by him. ... Therefore, it belongeth to God not only to know before things to come, but of his own will to determine what he will have done.” [= Petrus mengajar bahwa Allah bukan hanya melihat lebih dulu apa terjadi pada Kristus, tetapi itu ditetapkan olehNya. ... Karena itu, Allah bukan hanya tahu sebelumnya tentang hal-hal yang akan datang, tetapi dari kehendakNya sendiri menentukan apa yang akan Ia lakukan.].

Kisah Para Rasul 4:27-28 - “(27) Sebab sesungguhnya telah berkumpul di dalam kota ini Herodes dan Pontius Pilatus beserta bangsa-bangsa dan suku-suku bangsa Israel melawan Yesus, HambaMu yang kudus, yang Engkau urapi, (28) untuk melaksanakan segala sesuatu yang telah Engkau tentukan dari semula oleh kuasa dan kehendakMu.”.

Kisah Para Rasul 4:28 (KJV): ‘For to do whatsoever thy hand and thy counsel determined before to be done.’ [= Untuk melakukan apapun yang tanganMu dan RencanaMu tentukan sebelumnya untuk terjadi / dilakukan.].

Calvin (tentang Kis 4:28): “Those men which do acknowledge the foreknowledge of God alone, and yet confess not that all things are done as it pleaseth him, are easily convict by these words, That God hath appointed before that thing to be done which was done. Yea, Luke being not contented with the word ‘counsel,’ addeth also ‘hand,’ improperly, yet to the end he might the more plainly declare that the events of things are not only governed by the counsel of God, but that they are also ordered by his power and hand.” [= Orang-orang itu yang mengakui hanya pra pengetahuan Allah saja, tetapi tidak mengakui bahwa segala sesuatu dilakukan / terjadi karena itu menyenangkan Dia, dengan mudah dinyatakan bersalah oleh kata-kata ini, Bahwa Allah sebelumnya telah menetapkan hal yang terjadi itu untuk terjadi. Ya, karena Lukas tidak puas dengan kata ‘rencana’, ia menambahkan juga ‘tangan’, secara tidak tepat, tetapi dengan tujuan supaya ia bisa dengan lebih jelas menyatakan bahwa peristiwa-peristiwa dari hal-hal tidak hanya diperintah oleh rencana Allah, tetapi bahwa mereka juga diatur oleh kuasa dan tanganNya.].

Catatan: Calvin mengatakan ‘improperly’ [= secara tidak benar] mungkin karena tangan / kuasa Allah bukan menetapkan tetapi melaksanakan ketetapan itu.

Charles Hodge: “The crucifixion of Christ was beyond doubt foreordained of God. It was, however, the greatest crime ever committed. It is therefore beyond all doubt the doctrine of the Bible that sin is foreordained.” [= Penyaliban Kristus tidak diragukan lagi ditentukan lebih dulu oleh Allah. Tetapi itu adalah tindakan kriminal terbesar yang pernah dilakukan. Karena itu tidak perlu diragukan lagi bahwa dosa ditentukan lebih dulu merupakan doktrin / ajaran dari Alkitab.] - ‘Systematic Theology’, vol I, hal 544.

Charles Hodge: “it is utterly irrational to contend that God cannot foreordain sin, if He foreordained (as no Christian doubts) the crucifixion of Christ.” [= adalah sama sekali tidak rasionil untuk berpendapat bahwa Allah tidak bisa menentukan dosa, jika Ia menentukan (seperti yang tidak ada orang kristen yang meragukan) penyaliban Kristus.] - ‘Systematic Theology’, vol I, hal 547.

3) Dosa / kejatuhan Adam mempunyai 3 kemungkinan:

a) Adam ditentukan untuk tidak jatuh.

Kemungkinan ini harus dibuang, karena kalau Adam direncanakan untuk tidak jatuh, maka ia pasti tidak jatuh (ingat bahwa Rencana Allah tidak bisa gagal).

Kalau Adam ditentukan tidak jatuh, dan dalam faktanya ia jatuh, maka itu berarti rencana Allah gagal, dan itu bertentangan frontal dengan Ayub 42:2.

Ayub 42:2 - “‘Aku tahu, bahwa Engkau sanggup melakukan segala sesuatu, dan tidak ada rencanaMu yang gagal.”.

b) Allah tidak merencanakan apa-apa tentang hal itu.

Ini juga tidak mungkin karena kalau Allah mempunyai Rencana / kehendak tentang hal-hal yang remeh / tidak berarti seperti jatuhnya burung pipit ke bumi atau rontoknya rambut kita (bdk. Matius 10:29-30), bagaimana mungkin tentang hal yang begitu besar dan penting, yang menyangkut kejatuhan dari ciptaanNya yang tertinggi, Ia tidak mempunyai Rencana?

c) Allah memang merencanakan / menetapkan kejatuhan Adam ke dalam dosa.

Inilah satu-satunya kemungkinan yang tertinggal, dan inilah satu-satunya kemungkinan yang benar, dan ini menunjukkan bahwa dosa sudah ada dalam Rencana Allah.

Jerome Zanchius: “That he fell in consequence of the Divine decree we prove thus: God was either willing that Adam should fall, or unwilling, or indifferent about it. If God was unwilling that Adam should transgress, how came it to pass that he did? ... Surely, If God had not willed the fall, He could, and no doubt would, have prevented it; but He did not prevent it: ergo, He willed it. And if he willed it, He certainly decreed it, for the decree of God is nothing else but the seal and ratification of His will. He does nothing but what He decreed, and He decreed nothing which He did not will, and both will and decree are absolutely eter­nal, though the execution of both be in time. The only way to evade the force of this reasoning is to say that ‘God was indifferent and unconcerned whether man stood or fell’. But in what a shameful, unwor­thy light does this represent the Deity! Is it possible for us to imagine that God could be an idle, careless spectator of one of the most important events that ever came to pass? Are not ‘the very hairs of our head are numbered’? Or does ‘a sparrow fall to the ground without our heavenly Father’? If, then, things the most trivial and worthless are subject to the appointment of His decree and the control of His providence, how much more is man, the masterpiece of this lower creation?” [= Bahwa ia (Adam) jatuh sebagai akibat dari ketetapan ilahi kami buktikan demikian: Allah itu atau menghendaki Adam jatuh, atau tidak menghendaki, atau acuh tak acuh / tak peduli tentang hal itu. Jika Allah tidak menghendaki Adam melanggar, bagaimana mungkin ia melanggar? ... Tentu saja, jika Allah tidak menghendaki kejatuhan itu, Ia bisa, dan tidak diragukan Ia akan mencegahnya; tetapi Ia tidak mencegahnya: jadi, Ia menghendakinya. Dan jika Ia menghendakinya, Ia pasti menetapkannya, karena ketetapan Allah tidak lain adalah meterai dan pengesahan kehendakNya. Ia tidak melakukan apapun kecuali apa yang telah Ia tetapkan, dan Ia tidak menetapkan apapun yang tidak Ia kehendaki, dan baik kehendak maupun ketetapan adalah kekal secara mutlak, sekalipun pelaksanaan keduanya ada dalam waktu. Satu-satunya cara untuk menghindarkan kekuatan dari pemikiran ini adalah dengan mengatakan bahwa ‘Allah bersikap acuh tak acuh dan tidak peduli apakah manusia itu jatuh atau tetap berdiri’. Tetapi alangkah memalukan dan tak berharganya terang seperti ini dalam menggambarkan Allah! Mungkinkah bagi kita untuk membayangkan bahwa Allah bisa menjadi penonton yang malas dan tak peduli terhadap salah satu peristiwa yang terpenting yang akan terjadi? Bukankah ‘rambut kepala kita dihitung’? Atau apakah ‘seekor burung pipit jatuh ke tanah tanpa Bapa surgawi kita’? Jika hal-hal yang paling remeh dan tak berharga tunduk pada penentuan ketetapanNya dan pada kontrol dari providensiaNya, betapa lebih lagi manusia, karya terbesar dari ciptaan yang lebih rendah ini?] - ‘The Doctrine of Absolute Predestination’, hal 88-89.

4) Mengingat bahwa boleh dikatakan semua tindakan manusia bersifat dosa / mengandung dosa, maka kalau dosa tidak tercakup dalam Rencana Allah, hanya sangat sedikit hal-hal yang tercakup dalam Rencana Allah.

Edwin H. Palmer: “It is even Biblical to say that God has foreordained sin. If sin was outside the plan of God, then not a single important affair of life would be ruled by God. For what action of man is perfectly good? All of history would then be outside of God’s foreordination: the fall of Adam, the crucifixion of Christ, the conquest of the Roman Empire, the battle of Hastings, the Reformation, the French Revolution, Waterloo, the American Revolution, the Civil War, two World Wars, presidential assassinations, racial violence, and the rise and fall of nations.” [= Bahkan adalah sesuatu yang Alkitabiah untuk mengatakan bahwa Allah telah menentukan dosa lebih dulu. Jika dosa ada di luar rencana Allah, maka tidak ada satupun peristiwa kehidupan yang penting yang diperintah / dikuasai / diatur oleh Allah. Karena tindakan apa dari manusia yang baik secara sempurna? Seluruh sejarah juga akan ada di luar penentuan lebih dulu dari Allah: kejatuhan Adam, penyaliban Kristus, penaklukan kekaisaran Romawi, pertempuran Hastings, Reformasi, Revolusi Perancis, Waterloo, Revolusi Amerika, Perang saudara Amerika, kedua perang dunia, pembunuhan presiden, kejahatan / kekejaman rasial, dan bangkitnya dan jatuhnya bangsa-bangsa.]- ‘The Five Points of Calvinism’, hal 82.

Edwin H. Palmer: “If sin were outside of God’s decree, then very little would be included in this decree. All the great empires would have been outside of God’s eternal, determinative decrees, for they were built on greed, hate, and selfishness, not for the glory of the Triune God. Certainly the following rulers, who influenced world history and countless numbers of lives, did not carry out the expansion of their empires for the glory of God: Pharaoh, Nebuchadnezzar, Cyrus, Alexander the Great, Ghenghis Khan, Caesar, Nero, Charles V, Henry VIII, Napoleon, Bismarck, Hitler, Stalin, Hirohito. If sin were beyond the foreordination of God, then not only were these vast empires and their events outside God’s plan, but also all the little daily events of every non Christians are outside of God’s power. For whatever is not done to the glory of the Christian God and out of faith in Jesus Christ is sin. ... The acts of the Christian are not perfect - even after he is born again and Christ is living in him. Sin still clings to him; he is not perfect until he is in heaven. For example, he does not love God with all of his heart, mind, and soul, nor does he truly love his neighbor as himself. Even his most admirable deeds are colored by sin. ... if sin is outside the decree of God, then the vast percentage of human actions - both the trivial and the significant - are removed from God’s plan. God’s power is reduced to the forces of nature, such as spinning of the galaxies and the laws of gravity and entropy. Most of history is outside His control.” [= Seandainya dosa ada di luar ketetapan Allah, maka sangat sedikit yang termasuk dalam ketetapan ini. Semua kekaisaran yang besar akan ada di luar ketetapan Allah yang kekal dan bersifat menentukan, karena mereka dibangun pada keserakahan, kebencian, dan keegoisan, bukan untuk kemuliaan Allah Tritunggal. Pasti pemerintah-pemerintah di bawah ini, yang mempengaruhi sejarah dunia dan tak terhitung banyaknya jiwa, tidak melakukan perluasan kekaisaran mereka untuk kemuliaan Allah: Firaun, Nebukadnezar, Koresy, Alexander yang Agung, Jengggis Khan, (Yulius) Caesar, Nero, Charles V, Henry VIII, Napoleon, Bismarck, Hitler, Stalin, Hirohito. Seandainya dosa ada di luar penentuan lebih dulu dari Allah, maka bukan saja kekaisaran-kekaisaran yang luas ini dan semua peristiwa yang berhubungan dengan mereka ada di luar rencana Allah, tetapi juga semua peristiwa sehari-hari yang remeh dari setiap orang non Kristen ada di luar kuasa Allah. Karena apapun yang tidak dilakukan bagi kemuliaan Allah Kristen dan di luar iman dalam Yesus Kristus adalah dosa. ... Tindakan-tindakan dari orang Kristenpun tidak sempurna - bahkan setelah ia dilahirkan kembali dan Kristus hidup dalam dia. Dosa tetap melekat padanya; ia tidak sempurna sampai ia ada di surga. Misalnya, ia tidak mengasihi Allah dengan segenap hati, pikiran, dan jiwanya, juga ia tidak sungguh-sungguh mengasihi sesamanya seperti dirinya sendiri. Bahkan tindakan-tindakannya yang paling mengagumkan / terpuji diwarnai oleh dosa. ... jika dosa ada di luar ketetapan Allah, maka sebagian besar dari tindakan-tindakan manusia - baik yang remeh maupun yang penting - dikeluarkan dari rencana Allah. Kuasa Allah direndahkan sampai pada kekuatan-kekuatan alam, seperti menggerakkan galaxy dan hukum-hukum gravitasi dan entropi. Bagian terbesar dari sejarah ada di luar kontrolNya.] - ‘The Five Points of Calvinism’, hal 97,98.

Catatan: entropy / entropi = ukuran / takaran dari perubahan dalam alam semesta yang bergerak dari keteraturan menjadi kekacauan.

5) Ayat-ayat Kitab Suci yang menunjukkan adanya dosa dalam Rencana Allah:

a) Keluaran 3:19 - “Tetapi Aku tahu bahwa raja Mesir tidak akan membiarkan kamu pergi, kecuali dipaksa oleh tangan yang kuat.”.

Catatan: ayat ini kelihatan sepintas hanya menunjukkan bahwa Allah tahu dosa yang akan terjadi. Jadi bukannya Allah menentukan bahwa dosa itu akan terjadi. Demikian juga dengan banyak ayat di bawah ini. Tetapi nanti saya akan menunjukkan bahwa Allah tahu / Allah memberikan nubuat melalui nabi-nabi dsb, karena Ia sudah menentukan hal itu.

b) Ulangan 31:16-21 - “(16) TUHAN berfirman kepada Musa: ‘Ketahuilah, engkau akan mendapat perhentian bersama-sama dengan nenek moyangmu dan bangsa ini akan bangkit dan berzinah dengan mengikuti allah asing yang ada di negeri, ke mana mereka akan masuk; mereka akan meninggalkan Aku dan mengingkari perjanjianKu yang Kuikat dengan mereka. (17) Pada waktu itu murkaKu akan bernyala-nyala terhadap mereka, Aku akan meninggalkan mereka dan menyembunyikan wajahKu terhadap mereka, sehingga mereka termakan habis dan banyak kali ditimpa malapetaka serta kesusahan. Maka pada waktu itu mereka akan berkata: Bukankah malapetaka itu menimpa kita, oleh sebab Allah kita tidak ada di tengah-tengah kita? (18) Tetapi Aku akan menyembunyikan wajahKu sama sekali pada waktu itu, karena segala kejahatan yang telah dilakukan mereka: yakni mereka telah berpaling kepada allah lain. (19) Oleh sebab itu tuliskanlah nyanyian ini dan ajarkanlah kepada orang Israel, letakkanlah di dalam mulut mereka, supaya nyanyian ini menjadi saksi bagiKu terhadap orang Israel. (20) Sebab Aku akan membawa mereka ke tanah yang Kujanjikan dengan sumpah kepada nenek moyang mereka, yakni tanah yang berlimpah-limpah susu dan madunya; mereka akan makan dan kenyang dan menjadi gemuk, tetapi mereka akan berpaling kepada allah lain dan beribadah kepadanya. Aku ini akan dinista mereka dan perjanjianKu akan diingkari mereka. (21) Maka apabila banyak kali mereka ditimpa malapetaka serta kesusahan, maka nyanyian ini akan menjadi kesaksian terhadap mereka, sebab nyanyian ini akan tetap melekat pada bibir keturunan mereka. Sebab Aku tahu niat yang dikandung mereka pada hari ini, sebelum Aku membawa mereka ke negeri yang Kujanjikan dengan sumpah kepada mereka.’”.

c) 2 Samuel 12:11-12 - “(11) Beginilah firman TUHAN: Bahwasanya malapetaka akan Kutimpakan ke atasmu yang datang dari kaum keluargamu sendiri. Aku akan mengambil isteri-isterimu di depan matamu dan memberikannya kepada orang lain; orang itu akan tidur dengan isteri-isterimu di siang hari. (12) Sebab engkau telah melakukannya secara tersembunyi, tetapi Aku akan melakukan hal itu di depan seluruh Israel secara terang-terangan.’” (Bdk. 2Sam 16:22).

Ini menunjukkan bahwa dosa terkutuk Absalom, dimana ia meniduri istri-istri Daud / ayahnya, adalah sesuatu yang sudah ditentukan sebelumnya.

d) 2 Raja-Raja 8:11-13 - “(11) Elisa menatap dengan lama ke depan, lalu menangislah abdi Allah itu. (12) Hazael berkata: ‘Mengapa tuanku menangis?’ Jawab Elisa: ‘Sebab aku tahu bagaimana malapetaka yang akan kaulakukan kepada orang Israel: kotanya yang berkubu akan kaucampakkan ke dalam api, terunanya akan kaubunuh dengan pedang, bayinya akan kauremukkan dan perempuannya yang mengandung akan kaubelah.’ (13) Sesudah itu berkatalah Hazael: ‘Tetapi apakah hambamu ini, yang tidak lain dari anjing saja, sehingga ia dapat melakukan hal sehebat itu?’ Jawab Elisa: ‘TUHAN telah memperlihatkan kepadaku, bahwa engkau akan menjadi raja atas Aram.’”.

Ini menunjukkan bahwa kekejaman Hazael sudah ditentukan sebelumnya.

e) Yesaya 6:8-10 - “(8) Lalu aku mendengar suara Tuhan berkata: ‘Siapakah yang akan Kuutus, dan siapakah yang mau pergi untuk Aku?’. Maka sahutku: ‘Ini aku, utuslah aku!’. (9) Kemudian firmanNya: ‘Pergilah, dan katakanlah kepada bangsa ini: Dengarlah sungguh-sungguh, tetapi mengerti: jangan! Lihatlah sungguh-sungguh, tetapi menanggap: jangan! (10) Buatlah hati bangsa ini keras dan buatlah telinganya berat mendengar dan buatlah matanya melekat tertutup, supaya jangan mereka melihat dengan matanya dan mendengar dengan telinganya dan mengerti dengan hatinya, lalu berbalik dan menjadi sembuh.’” (Bdk. Matius 13:13-15 / Markus 4:12 / Lukas 8:10 Yoh 12:40 Kis 28:26-27).

Ini menunjukkan bahwa Allah sudah menentukan bahwa Yehuda akan menolak Firman Tuhan yang akan disampaikan oleh Yesaya, dan Allah juga sudah menentukan bahwa orang-orang Yahudi akan menolak Kristus.

f) Daniel 11:36 - “Raja itu akan berbuat sekehendak hati; ia akan meninggikan dan membesarkan dirinya terhadap setiap allah. Juga terhadap Allah yang mengatasi segala allah ia akan mengucapkan kata-kata yang tak senonoh sama sekali, dan ia akan beruntung sampai akhir murka itu; sebab apa yang telah ditetapkan akan terjadi.”.

Ini menunjukkan bahwa dosa dari raja ini, dimana ia akan meninggikan dan membesarkan dirinya terhadap setiap allah, dan akan mengucapkan kata-kata tak senonoh terhadap Allah, sudah ditetapkan, dan karena itu pasti akan terjadi.

g) Habakuk 1:12 - “Bukankah Engkau, ya TUHAN, dari dahulu Allahku, Yang Mahakudus? Tidak akan mati kami. Ya TUHAN, telah Kautetapkan dia untuk menghukumkan; ya Gunung Batu, telah Kautentukan dia untuk menyiksa.”.

Biarpun penindasan yang dilakukan oleh orang Kasdim terhadap orang Israel / Yehuda merupakan hukuman Tuhan bagi mereka, tetapi itu tetap merupakan suatu dosa. Tetapi ayat ini mengatakan bahwa hal itu ditetapkan / ditentukan oleh Tuhan!

h) Matius 18:7 - “Celakalah dunia dengan segala penyesatan­nya: memang penyesatan harus ada, tetapi celakalah orang yang mengadakannya!”.

Ini menunjukkan bahwa penyesatan harus ada. Ini jelas adalah dosa, tetapi ini telah ditetapkan oleh Allah.

i) Mat 24:5,10-12,24 - “(5) Sebab banyak orang akan datang dengan memakai namaKu dan berkata: Akulah Mesias, dan mereka akan menyesatkan banyak orang. ... (10) dan banyak orang akan murtad dan mereka akan saling menyerahkan dan saling membenci. (11) Banyak nabi palsu akan muncul dan menyesatkan banyak orang. (12) Dan karena makin bertambahnya kedurhakaan, maka kasih kebanyakan orang akan menjadi dingin. ... (24) Sebab Mesias-mesias palsu dan nabi-nabi palsu akan muncul dan mereka akan mengadakan tanda-tanda yang dahsyat dan mujizat-mujizat, sehingga sekiranya mungkin, mereka menyesatkan orang-orang pilihan juga.”.

Ini menunjukkan bahwa nabi-nabi palsu dan Mesias-mesias palsu pasti akan ada, dan juga pasti banyak orang akan mengikut mereka.

j) Matius 26:31,33-35 - “(31) Maka berkatalah Yesus kepada mereka: ‘Malam ini kamu semua akan tergoncang imanmu karena Aku. Sebab ada tertulis: Aku akan membunuh gembala dan kawanan domba itu akan tercerai-berai. ... (33) Petrus menjawabNya: ‘Biarpun mereka semua tergoncang imannya karena Engkau, aku sekali-kali tidak.’ (34) Yesus berkata kepadanya: ‘Aku berkata kepadamu, sesungguhnya malam ini, sebelum ayam berkokok, engkau telah menyangkal Aku tiga kali.’ (35) Kata Petrus kepadaNya: ‘Sekalipun aku harus mati bersama-sama Engkau, aku takkan menyangkal Engkau.’ Semua murid yang lainpun berkata demikian juga.”.

Larinya murid-murid meninggalkan Yesus, dan penyangkalan Petrus sebanyak 3 x sudah ditentukan sebelumnya. Bagaimanapun kerasnya keinginan Petrus dan murid-murid yang lain untuk menolak terjadi­nya hal itu, akhirnya hal itu tetap terjadi.

k) Lukas 17:25 - “Tetapi Ia harus menanggung banyak penderitaan dahulu dan ditolak oleh angkatan ini.”.

Perhatikan kata ‘harus’ di sini. Penolakan dan penyiksaan terhadap Yesus itu harus terjadi.

l) Lukas 22:22 - “Sebab Anak Manusia memang akan pergi seperti yang telah ditetapkan, akan tetapi, celakalah orang yang olehnya Ia diserahkan!’”.

Ayat ini menunjukkan bahwa pengkhianatan yang dilakukan oleh Yudas terhadap Yesus, yang jelas adalah suatu dosa, telah ditetapkan oleh Allah.

m)Kisah Para Rasul 2:23 - “Dia yang diserahkan Allah menurut maksud dan rencanaNya, telah kamu salibkan dan kamu bunuh oleh tangan bangsa-bangsa durhaka.”.

Kisah Para Rasul 3:18 - “Tetapi dengan jalan demikian Allah telah menggenapi apa yang telah difirmankanNya dahulu dengan perantaraan nabi-nabiNya, yaitu bahwa Mesias yang diutusNya harus menderita.”.

Kisah Para Rasul 4:27-28 - “(27) Sebab sesungguhnya telah berkumpul di dalam kota ini Herodes dan Pontius Pilatus beserta bangsa-bangsa dan suku-suku bangsa Israel melawan Yesus, HambaMu yang kudus, yang Engkau urapi, (28) untuk melaksanakan segala sesuatu yang telah Engkau tentukan dari semula oleh kuasa dan kehendakMu.”.

Ayat-ayat di atas ini menunjukkan bahwa pembunuhan terhadap Kristus (ini adalah dosa yang paling terkutuk) sudah ditentu­kan sejak semula. Perhatikan khususnya kata-kata ‘menurut maksud dan rencanaNya’ dalam Kisah Para Rasul 2:23, dan juga kata ‘tentukan’ dalam Kisah Para Rasul 4:28. Jelas ini bukan sekedar menunjuk pada foreknowledge [= pengetahuan lebih dulu] dari Allah, tetapi menunjuk pada foreordination [= penetapan lebih dulu] dari Allah.

n) 1Timotius 4:1 - “Tetapi Roh dengan tegas mengatakan bahwa di waktu-waktu kemudian, ada orang yang akan murtad lalu mengikuti roh-roh penyesat dan ajaran setan-setan”.

Ini menunjukkan bahwa orang-orang akan murtad dan mengikuti ajaran-ajaran sesat sudah ditentukan sebelumnya.

o) 2Tim 3:1-5a - “(1) Ketahuilah bahwa pada hari-hari terakhir akan datang masa yang sukar. (2) Manusia akan mencintai dirinya sendiri dan menjadi hamba uang. Mereka akan membual dan menyombongkan diri, mereka akan menjadi pemfitnah, mereka akan berontak terhadap orang tua dan tidak tahu berterima kasih, tidak mempedulikan agama, (3) tidak tahu mengasihi, tidak mau berdamai, suka menjelekkan orang, tidak dapat mengekang diri, garang, tidak suka yang baik, (4) suka mengkhianat, tidak berpikir panjang, berlagak tahu, lebih menuruti hawa nafsu dari pada menuruti Allah. (5a) Secara lahiriah mereka menjalankan ibadah mereka, tetapi pada hakekatnya mereka memungkiri kekuatannya.”.

Ini menunjukkan bahwa kebrengsekan orang-orang pada akhir jaman sudah ditetapkan dan pasti akan terjadi.

p) 2 Timotius 4:3-4 - “(3) Karena akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat, tetapi mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya. (4) Mereka akan memalingkan telinganya dari kebenaran dan membukanya bagi dongeng.”.

Ini menunjukkan bahwa kebrengsekan dari orang-orang kristen KTP ini, yang tidak mau mendengar kebenaran, tetapi mencari ajaran yang menyenangkan telinganya, sudah ditentukan pasti akan terjadi.

q) Wahyu 6:11 - “Dan kepada mereka masing-masing diberikan sehelai jubah putih, dan kepada mereka dikatakan, bahwa mereka harus beristirahat sedikit waktu lagi hingga genap jumlah kawan-kawan pelayan dan saudara-saudara mereka, yang akan dibunuh sama seperti mereka.”.

Istilah ‘genap’ menunjukkan bahwa jumlah orang yang dibunuh sudah ditentukan.

Kalau saudara membaca ayat-ayat di atas ini, mungkin saudara mengatakan bahwa ayat-ayat di atas itu hanya menunjukkan bahwa Allah mengetahui lebih dulu akan adanya dosa atau Allah menubuatkan adanya dosa, tetapi Allah tidak menentukan adanya dosa. Untuk menjawab ini perhatikan beberapa hal di bawah ini:

1. Sekalipun bisa diartikan bahwa sebagian dari ayat-ayat di atas memang cuma menunjukkan bahwa Allah hanya mengetahui lebih dulu atau menubuatkan dosa, tetapi sebagian yang lain yaitu Daniel 11:36 Lukas 22:22 Kis 2:23 Kisah Para Rasul 4:27-28 secara explicit / jelas menunjukkan bahwa Allah menetapkan dosa, karena ayat-ayat itu menggunakan istilah-istilah:

a. ‘ditetapkan’ (Daniel 11:36).

b. ‘ditetapkan’ (Lukas 22:22).

c. ‘menurut maksud dan rencanaNya’ (Kisah Para Rasul 2:23).

d. ‘segala sesuatu yang telah Engkau tentukan dari semula oleh kuasa dan kehendakMu’ (Kisah Para Rasul 4:28).

2. Kalau Tuhan menubuatkan tentang akan terjadinya suatu hal tertentu, itu disebabkan karena Ia sudah lebih dulu menentukan terjadinya hal itu.

Ini terlihat dari:

a. Perbandingan Matius 26:24 dengan Lukas 22:22.

Mat 26:24 - “Anak Manusia memang akan pergi sesuai dengan yang ada tertulis tentang Dia, akan tetapi celakalah orang yang olehnya Anak Manusia itu diserahkan. Adalah lebih baik bagi orang itu sekiranya ia tidak dilahirkan.’”.

Luk 22:22 - “Sebab Anak Manusia memang akan pergi seperti yang telah ditetapkan, akan tetapi, celakalah orang yang olehnya Ia diserahkan!’”.

Kedua ayat ini paralel dan sama-sama berbicara tentang pengkhianatan Yudas, tetapi kalau Mat 26:24 mengatakan bahwa hal itu ‘sesuai dengan yang ada tertulis tentang Dia’, yang hanya menunjukkan bahwa hal itu terjadi karena sudah dinubuatkan, maka Luk 22:22 mengatakan bahwa hal itu terjadi ‘seperti yang telah ditetapkan’, yang menunjukkan bahwa hal itu terjadi karena sudah ditetapkan oleh Allah dalam kekekalan.
#
Calvin (tentang Mat 26:24): “‘The Son of man indeed goeth.’ Here Christ meets an offense, which might otherwise have greatly shaken pious minds. For what could be more unreasonable than that the Son of God should be infamously betrayed by a disciple, and abandoned to the rage of enemies, in order to be dragged to an ignominious death? But Christ declares that all this takes place only by the will of God; and he proves this decree by the testimony of Scripture, because God formerly revealed, by the mouth of his Prophet, what he had determined. We now perceive what is intended by the words of Christ. It was, that the disciples, knowing that what was done was regulated by the providence of God, might not imagine that his life or death was determined by chance. But the usefulness of this doctrine extends much farther; for never are we fully confirmed in the result of the death of Christ, till we are convinced that he was not accidentally dragged by men to the cross, but that the sacrifice had been appointed by an eternal decree of God for expiating the sins of the world. For whence do we obtain reconciliation, but because Christ has appeased the Father by his obedience? Wherefore let us always place before our minds the providence of God, which Judas himself, and all wicked men - though it is contrary to their wish, and though they have another end in view - are compelled to obey. Let us always hold this to be a fixed principle, that Christ suffered, because it pleased God to have such an expiation. And yet Christ does not affirm that Judas was freed from blame, on the ground that he did nothing but what God had appointed. For though God, by his righteous judgment, appointed for the price of our redemption the death of his Son, yet nevertheless, Judas, in betraying Christ, brought upon himself righteous condemnation, because he was full of treachery and avarice. In short, God’s determination that the world should be redeemed, does not at all interfere with Judas being a wicked traitor. Hence we perceive, that though men can do nothing but what God has appointed, still this does not free them from condemnation, when they are led by a wicked desire to sin. For though God directs them, by an unseen bridle, to an end which is unknown to them, nothing is farther from their intention than to obey his decrees. Those two principles, no doubt, appear to human reason to be inconsistent with each other, that God regulates the affairs of men by his Providence in such a manner, that nothing is done but by his will and command, and yet he damns the reprobate, by whom he has carried into execution what he intended. But we see how Christ, in this passage, reconciles both, by pronouncing a curse on Judas, though what he contrived against God had been appointed by God; not that Judas’s act of betraying ought strictly to be called the work of God, but because God turned the treachery of Judas so as to accomplish His own purpose. I am aware of the manner in which some commentators endeavor to avoid this rock. They acknowledge that what had been written was accomplished through the agency of Judas, because God testified by predictions what He fore-knew. By way of softening the doctrine, which appears to them to be somewhat harsh, they substitute the ‘foreknowledge of God’ in place of ‘the decree,’ as if God merely beheld from a distance future events, and did not arrange them according to his pleasure. But very differently does the Spirit settle this question; for not only does he assign as the reason why Christ was delivered up, that ‘it was so written,’ but also that it was so ‘determined.’ For where Matthew and Mark quote Scripture, Luke leads us direct to the heavenly decree, saying, ‘according to what was determined;’ as also in the Acts of the Apostles, he shows that Christ ‘was delivered’ not only ‘by the foreknowledge,’ but likewise ‘by the fixed purpose of God,’ (Acts 2:25) and a little afterwards, that ‘Herod and Pilate,’ with other wicked men, ‘did those things which had been fore-ordained by the hand and purpose of God,’ (Acts 4:27, 28.) Hence it is evident that it is but an ignorant subterfuge which is employed by those who betake themselves to bare foreknowledge.” [= ‘Anak Manusia memang akan pergi’. Di sini Kristus menghadapi suatu batu sandungan, yang bisa sangat menggoncangkan pikiran dari orang-orang saleh. Karena apa yang bisa lebih tidak masuk akal dari pada bahwa Anak Allah harus dikhianati secara buruk oleh seorang murid, dan ditinggalkan pada kemarahan dari musuh-musuh, supaya diseret pada kematian yang memalukan? Tetapi Kristus menyatakan bahwa semua ini terjadi hanya karena kehendak Allah; dan Ia membuktikan hal ini dengan kesaksian Kitab Suci, karena Allah telah menyatakan, oleh mulut dari nabiNya, apa yang sebelumnya telah Ia tentukan. Sekarang kita mengerti apa yang dimaksudkan oleh kata-kata Kristus. Itu adalah, supaya para murid, karena mengetahui bahwa apa yang terjadi diatur oleh providensia Allah, tidak membayangkan bahwa hidup dan kematianNya ditentukan oleh kebetulan. Tetapi manfaat dari doktrin ini menjangkau lebih jauh lagi; karena kita tidak akan pernah diteguhkan sepenuhnya dalam hasil dari kematian Kristus, sampai kita diyakinkan bahwa Ia bukannya secara kebetulan diseret oleh manusia pada salib, tetapi bahwa korban itu telah ditetapkan oleh suatu ketetapan kekal dari Allah untuk pendamaian / penebusan dosa-dosa dunia. Karena dari mana kita mendapatkan pendamaian, kecuali karena Kristus telah menenangkan kemurkaan Bapa oleh ketaatanNya? Karena itu hendaklah kita selalu menempatkan di depan pikiran kita providensia Allah, yang terpaksa ditaati oleh Yudas sendiri dan semua orang-orang jahat, sekalipun itu bertentangan dengan keinginan mereka dan sekalipun mereka mempunyai tujuan yang lain. Hendaklah kita selalu memegang / mempercayai ini sebagai suatu prinsip yang tetap, bahwa Kristus menderita, karena itu menyenangkan / memperkenan Allah untuk mempunyai pendamaian / penebusan seperti itu. Tetapi Kristus tidak menegaskan bahwa Yudas bebas dari kesalahan, karena ia hanya melakukan apa yang telah Allah tetapkan. Karena sekalipun Allah, oleh penghakimanNya yang benar, menetapkan sebagai harga penebusan kita kematian dari AnakNya, tetapi sekalipun demikian, Yudas, dalam mengkhianati Kristus, membawa kepada dirinya sendiri penghukuman yang benar, karena ia penuh dengan pengkhianatan dan ketamakan. Singkatnya, penentuan Allah bahwa dunia harus ditebus, sama sekali tidak mencampuri keberadaan Yudas sebagai seorang pengkhianat yang jahat. Karena itu kita memahami bahwa sekalipun manusia tidak bisa melakukan apapun kecuali apa yang telah Allah tetapkan, hal ini tetap tidak membebaskan manusia dari penghukuman, pada waktu mereka dibimbing pada dosa oleh suatu keinginan yang jahat. Karena sekalipun Allah mengarahkan mereka, oleh suatu kekang yang tak terlihat, pada suatu tujuan yang tidak mereka ketahui, mereka sama sekali tidak bermaksud untuk mentaati ketetapan-ketetapanNya. Tidak diragukan bahwa dua prinsip itu terlihat bagi akal manusia sebagai tidak konsisten satu dengan yang lain, bahwa Allah mengatur urusan-urusan / perkara-perkara manusia oleh ProvidensiaNya dengan cara sedemikian rupa, sehingga tidak ada yang terjadi kecuali oleh kehendak dan perintahNya, tetapi Ia menyalahkan / menghukum orang-orang jahat, oleh siapa Ia melaksanakan apa yang Ia maksudkan. Tetapi kita melihat bagaimana Kristus, dalam text ini, memperdamaikan keduanya, dengan mengumumkan suatu kutukan pada Yudas, sekalipun apa yang ia buat / rencanakan terhadap Allah telah ditetapkan oleh Allah; bukan bahwa tindakan pengkhianatan Yudas secara ketat harus disebut sebagai pekerjaan Allah, tetapi karena Allah membelokkan pengkhianatan Yudas supaya mencapai tujuan / rencanaNya sendiri. Saya menyadari tentang cara dengan mana sebagian penafsir berusaha untuk menghindari batu karang ini. Mereka mengakui bahwa apa yang telah ditulis dicapai melalui ke-agen-an (cara / alat) Yudas, karena Allah menyaksikan oleh ramalan / nubuat, apa yang telah Ia ketahui sebelumnya. Dengan cara melunakkan doktrin ini, yang terlihat bagi mereka agak keras / tajam, mereka menggantikan ‘pengetahuan lebih dulu dari Allah’ di tempat dari ‘ketetapan’, seakan-akan Allah hanya melihat dari jauh kejadian-kejadian yang akan datang, dan tidak mengatur mereka sesuai kesenanganNya. Tetapi Roh membereskan / menjawab pertanyaan ini dengan cara yang sangat berbeda; karena Ia memberikan sebagai alasan mengapa Kristus diserahkan, bukan hanya bahwa ‘ada tertulis’, tetapi juga bahwa itu ‘ditentukan’. Karena dimana Matius dan Markus mengutip Kitab Suci, Lukas membimbing kita langsung pada ketetapan surgawi, dengan mengatakan ‘seperti yang telah ditetapkan’; seperti juga dalam Kisah Para Rasul, ia menunjukkan bahwa Kristus ‘diserahkan’ bukan hanya ‘oleh pengetahuan lebih dulu’, tetapi juga ‘oleh rencana yang tetap dari Allah’ (Kis 2:25) dan setelah itu, bahwa ‘Herodes dan Pilatus’, dengan orang-orang jahat yang lain ‘melaksanakan hal-hal yang telah ditentukan lebih dulu oleh tangan / kuasa dan rencana Allah’ (Kis 4:27-28.) Karena itu adalah jelas bahwa itu hanya merupakan dalih / alasan yang bodoh yang digunakan oleh mereka yang menyerahkan diri mereka pada semata-mata pengetahuan lebih dulu.] - hal 199-201.

Catatan: Kisah Para Rasul 2:25 seharusnya adalah Kis 2:23.

b. Perbandingan Kis 2:23 Kis 3:18 dan Kis 4:27-28.

Kis 2:23 - “Dia yang diserahkan Allah menurut maksud dan rencanaNya, telah kamu salibkan dan kamu bunuh oleh tangan bangsa-bangsa durhaka.”.

Kisah Para Rasul 3:18 - “Tetapi dengan jalan demikian Allah telah menggenapi apa yang telah difirmankanNya dahulu dengan perantaraan nabi-nabiNya, yaitu bahwa Mesias yang diutusNya harus menderita.”.

Kisah Para Rasul 4:27-28 - “(27) Sebab sesungguhnya telah berkumpul di dalam kota ini Herodes dan Pontius Pilatus beserta bangsa-bangsa dan suku-suku bangsa Israel melawan Yesus, HambaMu yang kudus, yang Engkau urapi, (28) untuk melaksanakan segala sesuatu yang telah Engkau tentukan dari semula oleh kuasa dan kehendakMu.”.

Semua ayat di atas ini berbicara tentang penderitaan / penyaliban yang dialami oleh Kristus. Tetapi kalau Kis 3:18 mengatakan bahwa hal itu terjadi untuk ‘menggenapi apa yang telah difirmankannya dahulu dengan perantaraan nabi-nabiNya’, yang hanya menunjukkan bahwa hal itu terjadi karena sudah dinubuatkan, maka Kisah Para Rasul 2:23 mengatakan bahwa hal itu terjadi ‘menurut maksud dan rencanaNya’ dan Kisah Para Rasul 4:28 mengatakan bahwa hal itu terjadi ‘untuk melaksanakan segala sesuatu yang telah Engkau tentukan dari semula oleh kuasa dan kehendakMu’, yang jelas menunjukkan bahwa hal itu terjadi karena sudah ditentukan oleh Allah dalam kekekalan.

c. Yes 44:26a - “Akulah yang menguatkan perkataan hamba-hambaKu dan melaksanakan keputusan-keputusan yang diberitakan utusan-utusanKu;”.

Perhatikan bahwa apa yang diberitakan (dinubuatkan) oleh utusan-utusan Tuhan itu adalah keputusan dari Tuhan.

d. Yesaya 46:10-11 - “(10) yang memberitahukan dari mulanya hal yang kemudian dan dari zaman purbakala apa yang belum terlaksana, yang berkata: KeputusanKu akan sampai, dan segala kehendakKu akan Kulaksanakan, (11) yang memanggil burung buas dari timur, dan orang yang melaksanakan putusanKu dari negeri yang jauh. Aku telah mengatakannya, maka Aku hendak melangsungkannya, Aku telah merencanakannya, maka Aku hendak melaksanakannya.”.

Perhatikan bahwa dalam Yes 46:10a dikatakan bahwa Tuhan ‘memberitahukan’, tetapi dalam Yes 46:10b-11a dikatakan bahwa itu adalah ‘keputusanKu’, ‘kehendakKu’, dan ‘putusanKu’. Selanjutnya Yes 46:11b terdiri dari 2 kalimat paralel yang sebetulnya memaksudkan hal yang sama, tetapi kalimat pertama menggunakan istilah ‘mengatakannya’, yang hanya menunjukkan nubuat Allah, sedangkan kalimat kedua menggunakan istilah ‘merencanakannya’, yang jelas menunjuk pada rencana / ketetapan Allah.

e. Yeremia 4:28 - “Karena hal ini bumi akan berkabung, dan langit di atas akan menjadi gelap, sebab Aku telah mengatakannya, Aku telah merancangnya, Aku tidak akan menyesalinya dan tidak akan mundur dari pada itu.’”.

Ayat ini baru mengatakan ‘Aku telah mengatakannya’ dan lalu langsung menyambungnya dengan ‘Aku telah merancangnya’. Ini jelas menunjukkan bahwa Tuhan mengatakan sesuatu kepada nabi-nabi (yang lalu dinubuatkan oleh para nabi itu), karena Tuhan telah merancang / merencanakannya.

f. Amos 3:7 - “Sungguh, Tuhan ALLAH tidak berbuat sesuatu tanpa menyatakan keputusanNya kepada hamba-hambaNya, para nabi.”.

Ayat ini menunjukkan secara jelas bahwa apa yang dinyatakan oleh Tuhan kepada pada nabi (dan lalu dinubuatkan oleh nabi-nabi itu) adalah keputusanNya [NIV: ‘his plan’ {= rencanaNya}].

g. Rat 2:17a - “TUHAN telah menjalankan yang dirancangkanNya, Ia melaksanakan yang difirmankanNya,”.

Bagian akhir dari ayat ini mengatakan bahwa Tuhan melaksanakan yang difirmankanNya / dinubuatkanNya; tetapi bagian awal dari ayat ini mengatakan bahwa Tuhan menjalankan yang dirancangkanNya. Jelas bahwa apa yang dinubuatkan adalah apa yang dahulu telah dirancangkanNya.

h. Ratapan 3:37 - “Siapa berfirman, maka semuanya jadi? Bukankah Tuhan yang memerintahkannya?”.

NIV: ‘Who can speak and have it happen if the Lord has not decreed it’ [= Siapa yang bisa berbicara dan membuatnya terjadi jika Tuhan tidak menetapkannya?].

Ini jelas menunjukkan bahwa tidak ada nabi atau siapapun juga yang bisa menubuatkan apapun kecuali Tuhan lebih dulu menetapkan hal itu.

i. Yes 28:22b - “sebab kudengar tentang kebinasaan yang sudah pasti yang datang dari Tuhan ALLAH semesta alam atas seluruh negeri itu.”.

NIV: ‘The Lord, the LORD Almighty, has told me of the destruction decreed against the whole land’ [= Tuhan, TUHAN yang mahakuasa, telah memberitahu aku tentang kehancuran yang telah ditetapkan terhadap seluruh negeri itu].

Ini jelas menunjukkan bahwa kehancuran yang oleh Tuhan diberitahukan kepada Yesaya, dan lalu dinubuatkan oleh Yesaya, merupakan ketetapan Allah (decree of God).

Jadi, kalau dalam Kitab Suci dinubuatkan sesuatu, itu tidak sekedar berarti bahwa Allah hanya tahu lebih dulu bahwa hal itu akan terjadi (foreknowledge) dan lalu memberitahukan hal itu kepada manusia, tetapi itu berarti bahwa Allah sudah menetapkan lebih dulu akan hal itu (foreordination) dan lalu memberitahukan ketentuan / rencanaNya itu kepada manusia!

Dengan demikian jelas bahwa ayat-ayat diatas yang seakan-akan hanya memberitahukan akan adanya dosa-dosa tertentu, sebetulnya menunjukkan bahwa dosa-dosa tertentu itu sudah ditetapkan dan karenanya harus terjadi!.PROBLEM DOSA ADAM SUDAH DITETAPKAN ALLAH.
Next Post Previous Post