EKSPOSISI 1 TIMOTIUS 5:22-25

Pdt. Budi Asali, M.Div.
EKSPOSISI 1 TIMOTIUS 5:22-25
EKSPOSISI 1 TIMOTIUS 5:22-25. 1Timotius 5:22-25 - “(22) Janganlah engkau terburu-buru menumpangkan tangan atas seseorang dan janganlah terbawa-bawa ke dalam dosa orang lain. Jagalah kemurnian dirimu. (23) Janganlah lagi minum air saja, melainkan tambahkanlah anggur sedikit, berhubung pencernaanmu terganggu dan tubuhmu sering lemah. (24) Dosa beberapa orang menyolok, seakan-akan mendahului mereka ke pengadilan, tetapi dosa beberapa orang lagi baru menjadi nyata kemudian. (1 Timotius 5:25) Demikianpun perbuatan baik itu segera nyata dan kalau tidak demikian, ia tidak dapat terus tinggal tersembunyi”.

1 Timotius 5: 22: “Janganlah engkau terburu-buru menumpangkan tangan atas seseorang dan janganlah terbawa-bawa ke dalam dosa orang lain. Jagalah kemurnian dirimu”.

1) “Janganlah engkau terburu-buru menumpangkan tangan atas seseorang”.

Dalam kalangan Pentakosta / Kharismatik maka penumpangan tangan rasanya menjadi sesuatu yang terlalu sering dilakukan, dan dilakukan secara tidak pada tempatnya. Misalnya, hanya karena seseorang mau pergi ke luar negeri, atau karena ia berulang tahun, maka ia lalu didoakan sambil ditumpangi tangan. Atau seorang pendeta berdoa untuk suatu perusahaan / pabrik sambil melakukan penumpangan tangan atas mesin-mesin di pabrik itu. Dulu saya mengira bahwa ayat ini melarang hal seperti itu. Saya tetap yakin bahwa kita tidak boleh melakukan penumpangan tangan murahan seperti itu. Alasannya: dalam Kitab Suci penumpangan tangan juga tak digunakan secara sembarangan / murahan seperti itu. Tetapi dalam penafsiran tentang bagian ini tak seorangpun dari para penafsir yang mengartikan bagian ini ke arah itu.

Ada bermacam-macam penafsiran yang diberikan oleh para penafsir tentang bagian ini.

a) Ada yang menganggap bahwa kata-kata ‘menumpangkan tangan’ berarti ‘menggunakan kekerasan’ dalam menangani orang-orang Kristen yang berbuat dosa (Wycliffe).

Mungkin ia memikirkan ayat seperti Neh 13:21.

Nehemia 13:21 - “Lalu aku memperingatkan mereka, kataku: ‘Mengapa kamu bermalam di depan tembok? Kalau kamu berbuat itu sekali lagi akan kukenakan tanganku kepadamu.’ Sejak waktu itu mereka tidak datang lagi pada hari Sabat”.

KJV: ‘I will lay hands on you’ (= Aku akan meletakkan tanganku padamu).

Kalau ini arti yang diambil maka itu menunjukkan bahwa Paulus menasehati Timotius untuk tidak sembarangan menggunakan kekerasan dalam gereja.

b) Ada yang menganggap bahwa penumpangan tangan ini dilakukan dalam penerimaan kembali orang Kristen yang tadinya dikucilkan (Vincent). Kalau ini arti yang diambil maka ini menunjukkan bahwa kalau ada seorang jemaat dikucilkan, maka Timotius tidak boleh sembarangan / terburu-buru menerimanya kembali, kecuali betul-betul ada pertobatan dari orang itu.

Keberatan: tak pernah ada petunjuk dalam Kitab Suci bahwa penerimaan kembali seorang jemaat yang tadinya dikucilkan membutuhkan penumpangan tangan.

c) Ada yang menganggap penumpangan tangan ini dilakukan dalam penerimaan kembali penatua yang dikucilkan (A. T. Robertson). Ini mirip dengan point b) di atas, hanya kasusnya adalah penerimaan kembali seorang penatua, bukan seorang jemaat biasa.

Keberatan: sama seperti di atas, tak ada petunjuk dalam Kitab Suci bahwa penerimaan kembali seorang penatua yang tadinya dikucilkan membutuhkan penumpangan tangan.

d) Kebanyakan penafsir menganggap bahwa penunpangan tangan ini dilakukan dalam pentahbisan penatua / pendeta.

Dalam bahasa Yunaninya kata-kata ‘penumpangan tangan’ yang digunakan di sini hanya muncul di dua tempat lain, yaitu:

· 1Timotius 4:14 - “Jangan lalai dalam mempergunakan karunia yang ada padamu, yang telah diberikan kepadamu oleh nubuat dan dengan penumpangan tangan sidang penatua”.

· 2Timotius 1:6 - “Karena itulah kuperingatkan engkau untuk mengobarkan karunia Allah yang ada padamu oleh penumpangan tanganku atasmu”.

Catatan: kata-kata yang diterjemahkan ‘meletakkan tangan’ dalam Kis 6:6 Kis 13:3 dan Markus 10:16, menggunakan kata-kata Yunani yang berbeda.

Dan di kedua tempat ini kelihatannya kata-kata itu memang digunakan dalam arti pentahbisan. Karena itu saya setuju dengan arti terakhir ini. Kalau memang ini artinya, maka itu berarti bahwa dalam bagian ini Paulus menasehati Timotius untuk tidak sembarangan / terburu-buru mentahbiskan seorang penatua / pendeta. Ia harus memeriksa baik-baik lebih dulu, apakah orang itu memenuhi persyaratan penatua dalam 1Timotius 3:1dst. Dengan demikian, ia nanti juga akan terhindar dari problem penanganan penatua yang berdosa (ay 20). Juga Timotius memeriksa apakah penatua / pendeta itu memang mempunyai karunia-karunia yang dibutuhkan untuk tugasnya atau tidak.

Kedua hal di atas ini yang harus diperhatikan dengan seksama dalam pemilihan / pentahbisan seorang penatua / pendeta. Tetapi banyak orang memilih / mentahbiskan berdasarkan hal-hal yang tidak bisa dipertanggung-jawabkan di bawah ini:

1. Orang itu kaya! Tujuannya, atau supaya orang kaya itu ‘terikat’ di gereja itu, dan / atau karena ia diharapkan mau membantu keuangan gereja.

2. Orang itu sudah lama tidak aktif, dan ia ditahbiskan supaya menjadi aktif.

3. Orang itu adalah sahabatnya / orang yang memihak dia. Dengan demikian pemilihan dilakukan dengan suatu politik untuk memperkuat kedudukannya sendiri. Padahal sebetulnya, dalam suatu gereja, orang-orang yang bersifat oposisi, selama ini adalah oposisi dalam arti yang sehat, sangat dibutuhkan. Kalau semua penatuanya yes-man / mbebek terus, maka ini justru akan mencelakakan gereja, karena pada saat ada pemikiran / keputusan yang salah, tidak ada yang mengkoreksi!

4. Orang itu lebih rendah kemampuannya dari dia (si pemilih / pendeta).

Ini biasanya dilakukan oleh pendeta, dalam memilih pendeta lain. Ia sengaja memilih yang lebih rendah kemampuannya dari dia, supaya ia tidak disaingi!

2) “dan janganlah terbawa-bawa ke dalam dosa orang lain”.

Ini menunjukkan bahwa menumpangkan tangan secara terburu-buru, arti manapun yang diambil dari keempat arti di atas, menyebabkan Timotius ikut terbawa dalam dosa orang yang ditumpangi tangan itu. Jadi, kalau tadi memang arti keempat yang benar, maka artinya adalah: dengan terburu-buru mentahbiskan seseorang yang sebetulnya tidak layak menjadi penatua, maka Timotius ikut berdosa pada saat orang itu jatuh / berbuat dosa.

Ini merupakan sesuatu yang harus diperhatikan / dicamkan oleh banyak gereja yang memang betul-betul gegabah dalam memilih / mentahbiskan penatua, dan bahkan pendeta! Kalau belakangan penatua / pendeta itu jatuh dalam dosa, maka para pemilih yang gegabah itu, juga bertanggung jawab atas dosa yang diperbuat penatua / pendeta tersebut!

3) “Jagalah kemurnian dirimu”.

Jika ada orang / penatua yang berbuat dosa, maka Timotius harus menjaga diri supaya tidak ‘ketularan’ dosa orang itu. Ini bisa dengan cara ia betul-betul jatuh dalam dosa yang sama (bdk. Gal 2:11-14), atau hanya karena ia membiarkan saja dosa itu.

Galatia 2:11-14 - “(11) Tetapi waktu Kefas datang ke Antiokhia, aku berterang-terang menentangnya, sebab ia salah. (12) Karena sebelum beberapa orang dari kalangan Yakobus datang, ia makan sehidangan dengan saudara-saudara yang tidak bersunat, tetapi setelah mereka datang, ia mengundurkan diri dan menjauhi mereka karena takut akan saudara-saudara yang bersunat. (13) Dan orang-orang Yahudi yang lainpun turut berlaku munafik dengan dia, sehingga Barnabas sendiri turut terseret oleh kemunafikan mereka. (14) Tetapi waktu kulihat, bahwa kelakuan mereka itu tidak sesuai dengan kebenaran Injil, aku berkata kepada Kefas di hadapan mereka semua: ‘Jika engkau, seorang Yahudi, hidup secara kafir dan bukan secara Yahudi, bagaimanakah engkau dapat memaksa saudara-saudara yang tidak bersunat untuk hidup secara Yahudi?’”.

1 Timotius 5: 23: “Janganlah lagi minum air saja, melainkan tambahkanlah anggur sedikit, berhubung pencernaanmu terganggu dan tubuhmu sering lemah”.

1) Hubungan ayat ini dengan kontextnya.

1 Timotius 5: 24-25 kelihatannya merupakan sambungan dari 1 Timotius 5: 22. Lalu bagaimana mungkin ay 23 ini, yang kelihatannya membicarakan sesuatu yang sama sekali berbeda (tentang kesehatan Timotius), bisa ada di sini?

Mungkin Paulus kuatir bahwa kata-kata ‘jagalah kemurnian dirimu’ dalam ay 22 akhir, ditanggapi terlalu serius oleh Timotius sehingga ia berpantang secara total dalam hal anggur, padahal kesehatannya yang buruk justru membutuhkan anggur. Vincent mengatakan bahwa 1 Timotius 5: 23 ditambahkan oleh Paulus di sini supaya Timotius tidak menjaga kemurnian dirinya itu sehingga ia membantu / mendukung ajaran ‘para pertapa’ yang dikecam dalam 1Tim 4:3.

1Timotius 4:3 - “Mereka itu melarang orang kawin, melarang orang makan makanan yang diciptakan Allah supaya dengan pengucapan syukur dimakan oleh orang yang percaya dan yang telah mengenal kebenaran”.

Jadi, seperti dikatakan oleh Bible Knowledge Commentary, boleh dikatakan 1 Timotius 5: 23 ini ada dalam tanda kurung, dan 1 Timotius 5: 24-25 melanjutkan pokok yang dibicarakan dalam ay 22.

2) Pada jaman itu anggur berfungsi sebagai obat.

Bdk. Lukas 10:34 - “Ia pergi kepadanya lalu membalut luka-lukanya, sesudah ia menyiraminya dengan minyak dan anggur. Kemudian ia menaikkan orang itu ke atas keledai tunggangannya sendiri lalu membawanya ke tempat penginapan dan merawatnya”.

a) Bagaimana Paulus bisa mengerti tentang pengobatan? Pulpit Commentary mengatakan bahwa mungkin Lukas sang tabib sedang ada bersama dengan Paulus (bdk 2Tim 4:11). Atau, kalaupun saat itu Lukas tidak bersama dengan Paulus, tetapi Paulus mungkin sudah mendapatkan pengetahuan itu dari Lukas.

2Timotius 4:11 - “Hanya Lukas yang tinggal dengan aku. Jemputlah Markus dan bawalah ia ke mari, karena pelayanannya penting bagiku”.

b) Bahwa Paulus menganjurkan / menyuruh Timotius menambahkan sedikit anggur demi kesehatannya, menunjukkan bahwa orang Kristen harus memperhatikan kesehatannya, dan harus mau minum obat / menjalani pengobatan yang memang perlu untuk kesehatannya!

Pulpit Commentary: “where health demands the use of wine, it is a sin not to use it. For the servant of the Lord must have his strength of body at a maximum for him” (= dimana kesehatan menuntut penggunaan anggur, merupakan suatu dosa untuk tidak menggunakannya. Karena pelayan-pelayan Tuhan harus mempunyai kekuatan tubuh yang maximum untuk Dia).

Kalimat terakhir ini harus diperhatikan oleh kebanyakan hamba-hamba Tuhan yang tidak terlalu peduli dengan kesehatannya, baik dengan tidak menjaga makanan mereka, maupun dengan tidak mau berolah raga, ataupun dengan membiar-biarkan saja adanya penyakit dalam diri mereka tanpa diobati!

Calvin: “every person should attend to his own health, not for the sake of prolonging life, but that, as long as he lives, he may serve God, and be of use to his neighbors” (= setiap orang harus memperhatikan kesehatannya sendiri, bukan untuk memperpanjang hidup, tetapi supaya selama ia hidup, ia bisa melayani Allah, dan menjadi berguna untuk sesamanya).

c) Bagaimana hubungan hal ini dengan 2Korintus 12:5-10?

2Korintus 12:5-10 - “(5) Atas orang itu aku hendak bermegah, tetapi atas diriku sendiri aku tidak akan bermegah, SELAIN ATAS KELEMAHAN-KELEMAHANKU. (6) Sebab sekiranya aku hendak bermegah juga, aku bukan orang bodoh lagi, karena aku mengatakan kebenaran. Tetapi aku menahan diriku, supaya jangan ada orang yang menghitungkan kepadaku lebih dari pada yang mereka lihat padaku atau yang mereka dengar dari padaku. (7) Dan supaya aku jangan meninggikan diri karena penyataan-penyataan yang luar biasa itu, maka aku DIBERI suatu duri di dalam dagingku, yaitu SEORANG UTUSAN IBLIS UNTUK MENGGOCOH AKU, supaya aku jangan meninggikan diri. (8) Tentang hal itu aku sudah tiga kali berseru kepada Tuhan, supaya utusan Iblis itu mundur dari padaku. (9) Tetapi jawab Tuhan kepadaku: ‘Cukuplah kasih karuniaKu bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasaKu menjadi sempurna.’ Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku. (10) Karena itu aku senang dan rela di dalam kelemahan, di dalam siksaan, di dalam kesukaran, di dalam penganiayaan dan kesesakan oleh karena Kristus. Sebab jika aku lemah, maka aku kuat”.

Apakah text ini bisa dipakai oleh orang Kristen / hamba Tuhan untuk tidak menjaga kesehatan, atau bahkan mencari penyakit? Bukankah Paulus sendiri mengatakan bahwa kalau ia lemah maka ia kuat? Jelas text ini sama sekali tak boleh diartikan demikian. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan:

1. Paulus tidak mencari penyakit itu (duri dalam daging itu kelihatannya merupakan suatu penyakit, tetapi tak diketahui penyakit apa); ia ‘diberi’ penyakit itu oleh seorang utusan Iblis untuk menggocoh (bahasa Inggris: ‘menyerang / mengganggu / menyiksa’) dia. Tentu saja setan hanya bisa menyerang seperti ini dengan ijin Tuhan. Jadi, ini merupakan sesuatu yang tidak bisa dihindari oleh Paulus.

2. Paulus sendiri sudah mengusahakan kesembuhan dari penyakit itu dengan berdoa (ay 8). Mungkin tak ada obat untuk penyakit itu sehingga ia hanya berdoa. Tetapi Tuhan menolak untuk mengabulkan doanya, karena Tuhan tahu bahwa penyakit itu akan membawa keuntungan bagi Paulus. Kelemahan akan membuat Paulus lebih bergantung kepada Tuhan, dan itu akan menyebabkan kuasa Tuhan mengalir melalui dia, sehingga membuat pelayanannya lebih efektif (ay 9-12).

Jadi, kita semua harus menjaga kesehatan, dan berusaha menyembuhkan penyakit yang ada pada kita. Tetapi kalau ternyata kita tetap sakit dan tidak bisa sembuh, maka itu berarti Tuhan tahu bahwa penyakit itu akan membawa kebaikan bagi kita. Dalam hal seperti itu, kita boleh, dan bahkan harus, tetap bersukacita dalam keadaan itu.

3) Anggur apa yang dimaksudkan di sini?

Ini harus diartikan sebagai anggur sungguh-sungguh, yang bisa memabukkan, bukan sebagai ‘grape juice’ (= air buah anggur).

Vincent: “‎Observe that ‎OINOS‎, here, as everywhere else, means ‘wine, fermented and capable of intoxicating,’ and not a sweet syrup made by boiling down grape-juice, and styled by certain modern reformers ‘unfermented wine.’” (= Perhatikan bahwa OINOS, di sini, seperti di setiap tempat lain, berarti ‘anggur, beragi dan bisa membuat mabuk’, dan bukan sirup manis yang dibuat dengan memasak air buah anggur, dan disebut oleh para tokoh reformasi modern sebagai ‘anggur yang tidak beragi’).

UBS New Testament Handbook Series: “The wine of course would be fermented, and the alcohol content would act as a purifying agent. It was in fact recognized at that time that wine was effective as a tonic and as an antidote to the effects of impure water. Translators need to be careful to translate ‘wine’ here as fermented wine, not grape juice that would be sweet and would have the effect of aggravating rather than relieving Timothy’s stomach ailment” (= Anggur itu tentu saja beragi, dan kandungan alkoholnya berfungsi sebagai alat pemurni / pembersih. Dalam faktanya merupakan sesuatu yang diakui pada saat itu bahwa anggur efektif untuk obat kuat dan sebagai penangkal racun yang merupakan hasil dari air yang kotor. Para penterjemah harus hati-hati untuk menterjemahkan ‘anggur’ di sini sebagai anggur beragi, bukan air buah anggur yang manis dan mempunyai efek memperburuk dari pada mengurangi penyakit perut Timotius).

4) Banyak penafsir menekankan kata ‘sedikit’ dalam 1 Timotius 5: 23 ini. Paulus berkata ‘sedikit anggur’ bukan ‘banyak anggur’! Jelas bahwa ayat ini tidak mendukung orang untuk minum minuman keras secara berlebihan (ini justru merusak kesehatan, dan bertentangan dengan tujuan ayat ini), atau sampai mabuk!

Calvin: “How few are there at the present day, who need to be forbidden the use of water; or rather how many are there that need to be limited to drink wine soberly! ... And if those who live sparingly and soberly are commanded not to injure their health by excessive parsimony, no slight punishment awaits the intemperate, who, by cramming their belly, waste their strength. Such persons need not only to be advised, but to be kept back from their fodder like brute beasts” [= Alangkah sedikitnya orang pada jaman sekarang, yang perlu untuk dilarang menggunakan air / minum air saja; atau lebih lagi, berapa banyak orang yang perlu dibatasi untuk minum anggur dengan bijaksana! ... Dan jika mereka yang hidup dengan hemat dan bijaksana diperintahkan untuk tidak menyakiti kesehatan mereka oleh sikap hemat yang berlebihan, bukan hukuman ringan yang menunggu orang-orang yang minum anggur tanpa batas / tanpa penguasaan diri, yang dengan menjejali perut mereka, membuang-buang kekuatan mereka. Orang-orang seperti itu perlu bukan hanya untuk dinasehati, tetapi dikekang dari makanan (untuk ternak) seperti binatang yang tak bisa berpikir].

Jadi, orang yang tarak makanan secara terlalu ketat, maupun orang yang makan berlebihan, sama-sama bersalah dalam merusak kesehatannya!

1 Timotius 5: 24-25: “(24) Dosa beberapa orang menyolok, seakan-akan mendahului mereka ke pengadilan, tetapi dosa beberapa orang lagi baru menjadi nyata kemudian. (25) Demikianpun perbuatan baik itu segera nyata dan kalau tidak demikian, ia tidak dapat terus tinggal tersembunyi”.

UBS New Testament Handbook Series menafsirkan bahwa 1 Timotius 5: 24 itu menunjuk kepada orang-orang yang dosanya begitu menyolok, bahkan sebelum ada tuduhan apapun terhadap mereka, dan tak ada keraguan bahwa mereka memang bersalah. Dan tentang ‘pengadilan’, buku tafsiran ini mengatakan bahwa ini bukan menunjuk pada pengadilan akhir jaman, tetapi pengadilan dalam gereja, oleh Timotius, terhadap para penatua dan anggota-anggota gereja.

Calvin: “As there is nothing that distresses more the faithful ministers of the Church, than to see no way of correcting evils, and to be compelled to endure hypocrites, of whose wickedness they are aware and to be unable to banish from the Church many who are destructive plagues, or even to hinder them from spreading their venom by secret arts; Paul supports Timothy by this consolation, that, when it shall please God, they will one day be brought to public view. Thus he strengthens him for the exercise of patience; because he ought calmly to await the fit time which God in his wisdom has appointed” (= Karena tidak ada apapun yang lebih menyedihkan pendeta-pendeta yang setia dari Gereja, dari pada tidak melihat cara / jalan untuk mengkoreksi kejahatan, dan untuk dipaksa untuk memikul / menahan orang-orang munafik yang kejahatannya mereka sadari dan untuk tidak bisa membuang dari Gereja banyak orang yang adalah wabah yang menghancurkan, atau bahkan tidak bisa menghalangi mereka untuk menyebarkan bisa / racun mereka oleh keahlian rahasia mereka; Paulus mendukung Timotius oleh penghiburan ini, bahwa pada saat itu berkenan kepada Allah, hal-hal itu akan dinyatakan kepada umum. Maka ia menguatkannya untuk mempraktekkan kesabaran; karena ia harus menunggu dengan tenang waktu yang cocok yang telah ditentukan oleh Allah dalam hikmatNya).

Hal seperti ini memang sering terjadi. Kita tahu dengan pasti kebrengsekan orang-orang tertentu, tetapi kelihaian mereka dalam melakukan hal-hal jahat itu menyebabkan mereka tak bisa dibuktikan bersalah dan dihukum. Dalam hal seperti ini, kita harus sabar, menunggu waktu Tuhan, dimana Ia sendiri akan menyatakan hal itu atau menghukum orang yang bersangkutan.
EKSPOSISI 1 TIMOTIUS 5:22-25
Calvin: “There is another kind of base conduct that sorely distresses good and holy pastors. When they have most conscientiously discharged their duty, they are provoked by many unfair statements, are loaded with much ill-will, and perceive that those actions which deserved praise are turned into blame. Paul meets this case also, by informing Timothy, that there are some good works which are reserved for being brought to light at a future period; and consequently that, if their praise is, as it were, buried under ground by the ingratitude of men, that also ought to be patiently endured, till the time of revelation have arrived” (= Ada jenis lain dari tingkah laku yang hina / jelek yang sangat menyedihkan pendeta-pendeta yang baik / saleh dan kudus. Pada waktu mereka telah melaksanakan tugas / kewajiban mereka dengan paling teliti, mereka diprovokasi oleh banyak pernyataan-pernyataan yang tidak adil, dibebani dengan banyak maksud buruk, dan merasa bahwa tindakan-tindakan yang layak mendapat pujian itu dibalikkan menjadi suatu celaan. Paulus menghadapi kasus ini juga, dengan memberi informasi kepada Timotius, bahwa ada perbuatan-perbuatan baik yang disimpan untuk dibawa kepada terang pada masa yang akan datang; dan karena itu jika pujian untuk perbuatan-perbuatan baik itu seakan-akan dikubur di bawah tanah oleh rasa tidak tahu terima kasih dari manusia, hal itu juga harus ditanggung dengan sabar, sampai waktu penyataan itu telah tiba).

BACA JUGA: KESEMBUHAN DALAM PERSPEKTIF KHARISMATIK

Calvin juga mengatakan bahwa dalam pemilihan penatua / pendeta, sering terjadi bahwa orang-orang yang baik / tepat justru ditolak, sedangkan orang-orang yang brengsek justru diterima. Mengapa? Karena kebaikan dari orang-orang yang baik itu tidak terlihat, sedangkan kejahatan dari orang-orang brengsek itu tertutup oleh kemunafikan mereka / sandiwara yang mereka lakukan. Saya berpendapat ini memang merupakan hal yang menjengkelkan secara dobel, karena pertama, kita jengkel melihat kemunafikan orang-orang brengsek itu, dan kedua, kita jengkel melihat orang yang begitu bodoh sehingga dengan mudah dikelabui oleh tindakan-tindakan munafik tersebut! Tetapi dalam hal inipun kita harus bersabar sampai Tuhan sendiri bertindak dan menyingkapkan hal itu.

A. T. Robertson: “‎There is comfort here for modest preachers and other believers whose good deeds are not known and not blazoned forth” (= Ada penghiburan di sini untuk pengkhotbah-pengkhotbah yang rendah hati / sederhana dan orang-orang percaya yang lain yang perbuatan-perbuatan baiknya tidak diketahui dan tidak dipamerkan).

Pulpit Commentary (mengutip kata-kata Alford): “The tendency of this verse is to warn Timothy against hasty condemnation, as the former had done against hasty approval” [= Kecenderungan dari ayat ini (1 Timotius 5: 25) adalah memperingatkan Timotius terhadap penghukuman yang tergesa-gesa, seperti ayat sebelumnya (1 Timotius 5: 24) terhadap penerimaan yang tergesa-gesa].EKSPOSISI 1 TIMOTIUS 5:22-25
https://teologiareformed.blogspot.com/
Next Post Previous Post