SIKAP ORANG-ORANG YAHUDI TERHADAP KATA-KATA YESUS (YOHANES 2:20)
Pdt. Budi Asali, M.Div.
Orang-orang Yahudi dan kata-kata Yesus ini (Yohanes 2:20).
Yohanes 2:20: “Lalu kata orang Yahudi kepadaNya: ‘Empat puluh enam tahun orang mendirikan Bait Allah ini dan Engkau dapat membangunnya dalam tiga hari?’”.
Catatan: kata-kata ‘orang Yahudi’ ini salah terjemahan karena seharusnya ada dalam bentuk jamak ‘orang-orang Yahudi’.
Ada beberapa hal yang akan saya bahas dari kata-kata ini:
a) Mereka salah mengerti kata-kata Yesus dalam Yohanes 2: 19 ini.
Apa yang seharusnya diartikan secara simbolis mereka artikan secara hurufiah.
The Bible Exposition Commentary: “Being spiritually blind, those who heard misunderstood what He was saying.” [= Berada dalam keadaan buta rohani, mereka yang mendengarNya salah mengerti tentang apa yang Ia katakan.].
William Hendriksen: “The Jews, instead of jumping at the conclusion that Jesus was referring to nothing else than the physical structure which he had just cleansed, should have pondered this paradox. After all, their own literature was full of just such veiled sayings. But they completely misinterpreted the mashal (verse 20).” [= Orang-orang Yahudi, alih-alih dari meloncat pada kesimpulan bahwa Yesus sedang menunjuk pada tidak lain dari pada struktur fisik yang telah Ia bersihkan, harus merenungkan paradox ini. Padahal literatur mereka sendiri penuh dengan kata-kata terselubung seperti itu. Tetapi mereka menafsirkan secara salah total perumpamaan / alegory singkat itu (ay 20).].
Leon Morris (NICNT): “Incidentally the pattern we see in these verses, a saying of Jesus, a complete misunderstanding, and an explanation, recurs in this Gospel (e.g. 3:3ff.; 4:10ff., 32ff.; 6:41ff., 51ff.; 11:11ff.; 14:7ff.). It is not, of course, confined to John (see, for example, Mark 7:15ff.; 8:15ff.), and we may see in it one of the ways in which Jesus instructed his hearers.” [= Omong-omong, pola yang kita lihat dalam ayat-ayat ini, kata-kata dari Yesus, suatu kesalah-mengertian total, dan suatu penjelasan, terjadi lagi dalam Injil ini (sebagai contoh 3:3-dst; 4:10-dst, 32-dst; 6:41-dst, 51-dst; 11:11-dst; 14:7-dst). Itu tentu saja tidak terbatas pada Yohanes (lihat, sebagai contoh, Markus 7:15-dst; 8:15-dst), dan kita bisa melihat di dalamnya salah satu cara dalam mana Yesus mengajar para pendengarNya.].
Lenski: “The Jews not only did not understand what the mashal of Jesus meant, they did not want to understand. They wholly ignored its first half and fastened only on the second half, that Jesus would in three days erect a building that it had taken forty-six years to erect.” [= Orang-orang Yahudi bukan hanya tidak mengerti apa arti dari perumpamaan / alegory singkat dari Yesus, tetapi mereka juga tidak ingin untuk mengerti. Mereka mengabaikan sepenuhnya setengah bagian yang pertama dan memfokuskan pandangan mereka hanya pada setengah bagian yang kedua, bahwa Yesus dalam tiga hari akan mendirikan suatu bangunan yang telah membutuhkan waktu 46 tahun untuk mendirikan.].
Lenski: “This reference to the resurrection of Jesus was absolutely beyond the Jewish unbelief.” [= Hubungan dengan kebangkitan Yesus sama sekali melampaui ketidak-percayaan orang-orang Yahudi.].
b) Bahkan belakangan, kata-kata Yesus ini bahkan dijadikan dasar bagi orang-orang Yahudi untuk menuduh / memfitnah dan mengolok-olok Yesus (Matius 26:61 Matius 27:40) bahkan terhadap Stefanus (Kis 6:14).
The Bible Exposition Commentary: “This statement was, of course, a prediction of His own death and resurrection; and His disciples remembered it after He was raised from the dead. But His enemies also remembered it and used it at His trial (Matt 26:59-61); and some of the people mocked Him with it when He was dying on the cross (Matt 27:40).” [= Pernyataan ini, tentu saja, merupakan suatu ramalan tentang kematianNya dan kebangkitanNya sendiri; dan murid-muridNya mengingatnya setelah Ia dibangkitkan dari antara orang mati. Tetapi musuh-musuhNya juga mengingatnya dan menggunakannya pada pengadilanNya (Matius 26:59-61); dan beberapa dari orang-orang mengejekNya dengannya pada waktu Ia sedang sekarat di salib (Matius 27:40).].
Lenski: “Later, at the trial of Jesus, they boldly falsified that troublesome first half, making Jesus say, ‘I am able to destroy the Sanctuary of God’ (Matt. 26:61), or, ‘I will destroy this Sanctuary’ (Mark 14:58).” [= Belakangan, pada pengadilan Yesus, mereka dengan berani memalsukan / menyatakan secara tidak benar setengah bagian pertama yang sukar, membuat Yesus berkata, ‘Aku bisa / dapat menghancurkan Bait Allah’ (Matius 26:61), atau, ‘Aku akan menghancurkan Bait Allah ini’ (Markus 14:58).].
Matius 26:59-61 - “(59) Imam-imam kepala, malah seluruh Mahkamah Agama mencari kesaksian palsu terhadap Yesus, supaya Ia dapat dihukum mati, (60) tetapi mereka tidak memperolehnya, walaupun tampil banyak saksi dusta. Tetapi akhirnya tampillah dua orang, (61) yang mengatakan: ‘Orang ini berkata: Aku dapat merubuhkan Bait Allah dan membangunnya kembali dalam tiga hari.’”.
Matius 27:39-40 - “(39) Orang-orang yang lewat di sana menghujat Dia dan sambil menggelengkan kepala, (40) mereka berkata: ‘Hai Engkau yang mau merubuhkan Bait Suci dan mau membangunnya kembali dalam tiga hari, selamatkanlah diriMu jikalau Engkau Anak Allah, turunlah dari salib itu!’”.
Markus 14:57-59 - “(57) Lalu beberapa orang naik saksi melawan Dia dengan tuduhan palsu ini: (58) ‘Kami sudah mendengar orang ini berkata: Aku akan merubuhkan Bait Suci buatan tangan manusia ini dan dalam tiga hari akan Kudirikan yang lain, yang bukan buatan tangan manusia.’ (59) Dalam hal inipun kesaksian mereka tidak sesuai yang satu dengan yang lain.”.
Kis 6:13-14 - “(13) Lalu mereka memajukan saksi-saksi palsu yang berkata: ‘Orang ini terus-menerus mengucapkan perkataan yang menghina tempat kudus ini dan hukum Taurat, (14) sebab kami telah mendengar dia mengatakan, bahwa Yesus, orang Nazaret itu, akan merubuhkan tempat ini dan mengubah adat istiadat yang diwariskan oleh Musa kepada kita.’”.
Leon Morris (NICNT): “At the trial of Jesus one of the charges brought against him was that he had said he would destroy the Temple and raise it up again (Matt. 26:60–61; Mark 14:57–59). The mockers flung the same accusation at the dying sufferer on the cross (Matt. 27:40; Mark 15:29). Stephen’s opponents said, ‘We have heard him say that this Jesus of Nazareth will destroy this place …’ (Acts 6:14; ...). There is possibly another echo of the same accusation in the charge that Paul taught people ‘against … this place’ (Acts 21:28), all the more so since the detailed charge against Stephen is an elaboration of the simple ‘This fellow never stops speaking against the holy place and against the law’ (Acts 6:13). It is clear that the charge was persistent and repeated. It is idle to deny that there was any reality behind it at all, and to put the whole thing down to the malice of false witnesses. While there is no reason to doubt that those who testified against Jesus at his trial were ready to say almost anything to get him condemned, yet the evidence before us is that they used a distorted version (or rather versions - their witness did not agree, Mark 14:59) of a genuine saying of Jesus.What was this saying? There is nothing that seems adequate in the teaching recorded in the Synoptic Gospels. But this saying does meet the conditions. It has the necessary references to the destruction and raising again of the Temple, and it is not easy to understand. It would readily be misunderstood and misremembered.” [= Pada persidangan Yesus salah satu tuduhan yang dibawa terhadap Dia adalah bahwa Ia telah berkata bahwa Ia akan menghancurkan Bait Allah dan mendirikannya lagi (Mat 26:60-61; Markus 14:57-59). Pengejek-pengejek melemparkan tuduhan yang sama kepada sang Penderita yang sekarat di salib (Mat 27:40; Mark 15:29). Penentang-penentang Stefanus berkata, ‘Kami telah mendengar dia berkata bahwa Yesus dari Nazaret ini akan menghancurkan tempat ini ...’ (Kis 6:14; ...). Di sana mungkin ada pengulangan yang lain dari tuduhan yang sama dalam tuduhan bahwa Paulus mengajar orang-orang ‘menentang ... tempat ini’ (Kis 21:28), lebih-lebih lagi demikian karena tuduhan mendetail terhadap Stefanus adalah suatu penjelasan dari kata-kata sederhana ‘Orang ini tidak pernah berhenti berbicara menentang tempat kudus dan hukum Taurat’ (Kis 6:13). Adalah jelas bahwa tuduhannya terus menerus dan diulang-ulang. Adalah sia-sia untuk menyangkal bahwa di sana ada realita apapun di belakangnya, dan menganggap seluruhnya berasal dari kejahatan dari saksi-saksi palsu. Sekalipun di sana tidak ada alasan untuk meragukan bahwa mereka yang bersaksi menentang Yesus pada persidanganNya siap untuk mengatakan apapun untuk membuat Dia dihukum, tetapi bukti di depan kita adalah bahwa mereka menggunakan suatu versi yang dibengkokkan (atau lebih tepat versi-versi - karena kesaksian mereka tidak sesuai, Markus 14:59) dari suatu kata-kata asli dari Yesus. Apa kata-kata Yesus ini? Di sana tidak ada apapun yang kelihatannya cukup dalam pengajaran yang tercatat dalam Injil-injil Sinoptik. Tetapi kata-kata ini memang cocok dengan syarat-syaratnya. Itu mempunyai referensi-referensi yang perlu dengan penghancuran dan pendirian lagi dari Bait Allah, dan itu tidak mudah dimengerti. Itu dengan mudah disalah-mengerti dan diingat secara salah.].
Kis 21:27-28 - “(27) Ketika masa tujuh hari itu sudah hampir berakhir, orang-orang Yahudi yang datang dari Asia, melihat Paulus di dalam Bait Allah, lalu mereka menghasut rakyat dan menangkap dia, (28) sambil berteriak: ‘Hai orang-orang Israel, tolong! Inilah orang yang di mana-mana mengajar semua orang untuk menentang bangsa kita dan menentang hukum Taurat dan tempat ini! Dan sekarang ia membawa orang-orang Yunani pula ke dalam Bait Allah dan menajiskan tempat suci ini!’”.
Markus 14:56-59 - “(56) Banyak juga orang yang mengucapkan kesaksian palsu terhadap Dia, tetapi kesaksian-kesaksian itu tidak sesuai yang satu dengan yang lain. (57) Lalu beberapa orang naik saksi melawan Dia dengan tuduhan palsu ini: (58) ‘Kami sudah mendengar orang ini berkata: Aku akan merubuhkan Bait Suci buatan tangan manusia ini dan dalam tiga hari akan Kudirikan yang lain, yang bukan buatan tangan manusia.’ (59) Dalam hal inipun kesaksian mereka tidak sesuai yang satu dengan yang lain.”.
c) Ada penafsir (Jamieson, Fausset & Brown) yang menganggap bahwa orang-orang Yahudi itu tidak mengerti hanya pada saat itu, tetapi belakangan mereka mengerti. Dasarnya adalah Matius 27:62-63.
Jamieson, Fausset & Brown (tentang Mark 14:58): “When our Lord said on that occasion, ‘Destroy this temple, and in three days I will raise it up,’ they might, for a moment, have understood Him to refer to the temple out of whose courts He had swept the buyers and sellers. But after they had expressed their astonishment at His words, in that sense of them, and reasoned upon the time it had taken to rear the temple as it then stood, since no answer to this appears to have been given by our Lord, it is hardly conceivable that they should continue in the persuasion that this was really His meaning. But finally, even if the more ignorant among them had done so, it is next to certain that the ecclesiastics, who were the prosecutors in this case, did not believe that this was His meaning. For, in less than three days after this, they went to Pilate, saying, ‘Sir, we remember that that deceiver said, while he was yet alive, after three days I will rise again’ (Matt 27:63). Now what utterance of Christ, known to his enemies, could this refer to, if not to this very saying about destroying and rearing up the temple? And if so, it puts it beyond a doubt that by this time, at least, they were perfectly aware that our Lord’s words referred to His death by their hands and His resurrection by His own.” [= Pada waktu Tuhan kita berkata pada peristiwa itu, ‘Rombak / hancurkan Bait Allah ini, dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali’, mereka mungkin, untuk suatu saat, telah mengertiNya menunjuk pada Bait Allah dari halaman-halaman mana Ia telah membersihkan para pembeli dan penjual. Tetapi setelah mereka menyatakan keheranan mereka terhadap kata-kataNya, dalam pengertian mereka, dan berargumentasi tentang waktu yang dibutuhkan untuk membangun Bait Allah seperti yang pada waktu itu ada, karena kelihatan tak ada jawaban terhadap ini diberikan oleh Tuhan kita, adalah hampir tidak mungkin bahwa mereka terus berada dalam keyakinan bahwa ini adalah sungguh-sungguh maksudNya. Tetapi akhirnya, bahkan jika orang-orang yang lebih bodoh di antara mereka tetap seperti itu, adalah hampir pasti bahwa para tokoh / pemimpin itu, yang adalah penggugat-penggugat dalam kasus ini, tidak percaya bahwa ini adalah maksudNya. Karena, dalam kurang dari tiga hari setelah ini, mereka pergi kepada Pilatus, dan berkata, ‘Tuan, kami ingat bahwa penipu itu telah berkata, pada waktu Ia masih hidup, setelah tiga hari Aku akan bangkit kembali’ (Mat 27:63). Jadi, ucapan Kristus yang mana, yang diketahui oleh musuh-musuhNya, bisa ditunjukkan oleh kata-kata ini, jika bukan perkataan ini tentang menghancurkan dan membangun kembali Bait Allah? Dan jika demikian, tak diragukan bahwa pada waktu ini, setidaknya, mereka menyadari sepenuhnya bahwa kata-kata Tuhan kita menunjuk pada kematianNya oleh tangan mereka dan kebangkitanNya oleh diriNya sendiri.].
Catatan: dalam tafsiran Jamieson, Fausset & Brown tentang Luk 19:45, terlihat bahwa ia menganggap penyucian Bait Allah terjadi 2 x. Jadi dari mana ia bisa mengatakan ‘kurang dari tiga hari’??
Saya meragukan kata-kata Jamieson, Fausset & Brown ini. Karena kalau kata-katanya benar, itu berarti para tokoh Yahudi itu lebih cepat dalam mengerti kata-kata Yesus dari para murid Yesus sendiri. Karena para murid baru mengerti setelah Ia bangkit (ay 22).
Ay 22: “Kemudian, sesudah Ia bangkit dari antara orang mati, barulah teringat oleh murid-muridNya bahwa hal itu telah dikatakanNya, dan merekapun percayalah akan Kitab Suci dan akan perkataan yang telah diucapkan Yesus.”.
Sekarang mari kita membahas Matius 27:63, yang dijadikan salah satu dasar oleh Jamieson, Fausset & Brown untuk mendukung kata-katanya itu.
Mat 27:62-63 - “(62) Keesokan harinya, yaitu sesudah hari persiapan, datanglah imam-imam kepala dan orang-orang Farisi bersama-sama menghadap Pilatus, (63) dan mereka berkata: ‘Tuan, kami ingat, bahwa si penyesat itu sewaktu hidupNya berkata: Sesudah tiga hari Aku akan bangkit.”.
Lenski (tentang Mat 27:63): “we see no reason for excluding what Jesus told his own disciples about his death and his resurrection. These repeated and emphatic announcements could easily have found their way to members of the Sanhedrin.” [= kami tidak melihat alasan untuk menolak / mengeluarkan apa yang Yesus beritahukan kepada murid-muridNya sendiri tentang kematianNya dan kebangkitanNya. Pengumuman-pengumuman yang berulang-ulang dan ditekankan ini bisa dengan mudah telah menemukan jalan mereka kepada anggota-anggota Sanhedrin.].
Catatan: dalam Matius ada 4 x pemberitahuan / nubuat dari Yesus kepada murid-muridNya tentang kematian dan kebangkitanNya, yaitu Mat 16:21 17:22-23 20:17-19 26:1-2. Dalam Markus hanya 3 x yaitu Mark 8:31 9:31 10:33-34. Dalam Lukas juga hanya 3 x, yaitu Luk 9:22 9:44 18:31-33.
William Hendriksen (tentang Mat 27:63): “They remember, then, that Jesus has said, ‘After three days I arise.’ It is remarkable that while the disciples failed to understand Christ’s predictions regarding his resurrection (Mark 8:31; 9:31; cf. 10:33), even when these were uttered in very clear, unfigurative language (Mark 9:32), the Pharisees and their associates did understand and did remember them, even though to them they had been couched in veiled phraseology (12:40; 16:4).” [= Jadi, mereka ingat, bahwa Yesus telah berkata, ‘Setelah tiga hari Aku bangkit’. Merupakan sesuatu yang menarik / layak diperhatikan bahwa pada waktu murid-murid gagal untuk mengerti ramalan-ramalan Kristus berkenaan dengan kebangkitanNya (Mark 8:31; 9:31; bdk. 10:33), bahkan pada waktu ini diucapkan dalam bahasa yang sangat jelas, dan bukan secara simbolis (Mark 9:32), orang-orang Farisi dan teman-teman mereka mengerti dan mengingatnya, sekalipun kepada mereka ramalan-ramalan itu telah dinyatakan dalam ungkapan-ungkapan yang terselubung (12:40; 16:4).].
Matthew Henry (tentang Matius 27:63): “Note, Christ’s enemies, even when they have gained their point, are still in fear of losing it again. Perhaps the priests were surprised at the respect shown to Christ’s dead body by Joseph and Nicodemus, two honourable counsellors, and looked upon it as an ill presage; nor can they forget his raising Lazarus from the dead, which so confounded them.” [= Perhatikan, musuh-musuh Kristus, bahkan pada waktu mereka telah mendapatkan tujuan mereka, tetap takut akan kehilangan itu lagi. Mungkin imam-imam mendapatkan kejutan karena rasa hormat yang ditunjukkan kepada mayat Kristus oleh Yusuf dan Nikodemus, dua penasehat (?) yang terhormat, dan memandang hal itu sebagai suatu pertanda buruk; juga mereka tidak bisa melupakan pembangkitan Lazarus dari antara orang mati, yang begitu membingungkan mereka.].
Adam Clarke (tentang Matius 27:63): “This they probably took from his saying, Destroy this temple, and in three days I will build it up. If so, they destroyed, by their own words, the false accusation they brought against him to put him to death; then they perverted the meaning, now they declare it.” [= Ini mungkin mereka ambil dari kata-katanya, Rombak / hancurkan Bait Allah ini, dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya. Jika demikian, mereka menghancurkan, oleh kata-kata mereka sendiri, tuduhan palsu yang mereka bawa terhadap Dia untuk membunuh Dia; pada saat itu mereka membengkokkan artinya, sekarang mereka menyatakannya.].
Barnes’ Notes (tentang Mat 27:63): “‘We remember.’ They had either heard him say this, or, more probably, had understood that this was one of his doctrines.” [= ‘Kami ingat’. Atau mereka telah mendengar Dia mengatakan hal ini, atau, lebih memungkinkan, mereka telah mengerti / tahu bahwa ini adalah salah satu dari ajaran-ajaranNya.].
Pulpit Commentary (tentang Mat 27:63): “Ver. 63. - ‘We remember, etc.’ The prophecy concerning Christ’s resurrection on the third day might have been made known to them in various ways. Thus they may have heard and partially understood our Lord’s allusion to Jonah (ch. 12:40), or the words on which the false accusation was founded (John 2:19); or the apostles themselves may have divulged the mysterious announcement, and a general impression had been produced that Jesus had constantly affirmed that he would rise on the third day.” [= Ay 63. - ‘Kami ingat, dst’. Nubuat berkenaan dengan kebangkitan Kristus pada hari ketiga bisa telah mereka ketahui dengan bermacam-macam cara. Sebagai contoh, mereka bisa telah mendengar dan mengerti sebagian referensi tidak langsung Tuhan kita kepada Yunus (psl 12:40), atau kata-kata pada mana tuduhan palsu didasarkan (Yoh 2:19); atau rasul-rasul sendiri bisa telah menyatakan pengumuman yang misterius, dan suatu kesan umum telah dihasilkan bahwa Yesus telah secara terus menerus menegaskan bahwa Ia akan bangkit pada hari ketiga.].
A. T. Robertson (tentang Mat 27:63): “It is objected that the Jewish rulers would know nothing of such a prediction, but in Matt 12:40 he expressly made it to them.” [= Ada keberatan bahwa pemimpin-pemimpin Yahudi tak tahu apapun tentang ramalan seperti itu, tetapi dalam Mat 12:40 Ia secara explicit membuat ramalan itu bagi mereka.].
Mat 12:39-40 - “(39) Tetapi jawabNya kepada mereka: ‘Angkatan yang jahat dan tidak setia ini menuntut suatu tanda. Tetapi kepada mereka tidak akan diberikan tanda selain tanda nabi Yunus. (40) Sebab seperti Yunus tinggal di dalam perut ikan tiga hari tiga malam, demikian juga Anak Manusia akan tinggal di dalam rahim bumi tiga hari tiga malam.”.
Kesimpulan saya: kata-kata Jamieson, Fausset & Brown sama sekali tidak meyakinkan. Ada banyak cara melalui mana tokoh-tokoh Yahudi itu bisa tahu tentang ajaran Yesus bahwa Ia akan bangkit pada hari yang ketiga.
d) Jawaban / kata-kata Yesus ini tidak berguna untuk orang-orang Yahudi itu karena ketidak-percayaan mereka.
Lenski: “The reply of Jesus, therefore, fits the men who make the demand. They want a convincing sign, one that will convince them. ... The disciples found that key as v. 22 shows, but the Jews, because their unbelief grew only more intense, never found it (Matt. 26:61; 27:40; Mark 14:57; 15:29).” [= Karena itu, jawaban Yesus cocok / sesuai dengan orang-orang yang membuat tuntutan. Mereka menginginkan suatu tanda yang meyakinkan, tanda yang akan meyakinkan mereka. ... Murid-murid menemukan kunci / faktor yang menentukan itu seperti yang ditunjukkan oleh ay 22, tetapi orang-orang Yahudi, karena ketidak-percayaan mereka menjadi makin hebat, tidak pernah menemukannya (Mat 26:61; 27:40; Mark 14:57; 15:29).].
Yoh 12:9-11 - “(9) Sejumlah besar orang Yahudi mendengar, bahwa Yesus ada di sana dan mereka datang bukan hanya karena Yesus, melainkan juga untuk melihat Lazarus, yang telah dibangkitkanNya dari antara orang mati. (10) Lalu imam-imam kepala bermupakat untuk membunuh Lazarus juga, (11) sebab karena dia banyak orang Yahudi meninggalkan mereka dan percaya kepada Yesus.”.
Bandingkan dengan Philip Hartono yang tidak percaya kata-kata saya tentang STT-STT yang liberal, dan tuduh saya fitnah dan harus mempertanggung-jawabkan.
William Hendriksen: “The Jews see only the literal sanctuary. Had they studied the scriptures with a believing heart, they would have known that the temple, together with all its furniture and ceremonies, was only a type, destined for destruction (cf. especially Ps. 40:6, 7 and Jer. 3:16). Because of their unbelief and darkened minds they now point to the fact that the temple has been in process of building for forty-six years, ...” [= Orang-orang Yahudi hanya melihat Tempat Kudus hurufiah. Seandainya mereka mempelajari Kitab Suci dengan hati yang percaya, mereka sudah akan tahu bahwa Bait Allah, bersama-sama dengan semua perkakas dan upacara-upacaranya, hanyalah merupakan suatu TYPE, ditentukan untuk kehancuran (bdk. secara khusus Maz 40:7,8 dan Yer 3:16). Karena ketidak-percayaan mereka dan pikiran mereka yang gelap, sekarang mereka menunjuk pada fakta bahwa Bait Allah itu sedang dalam proses pembangunan selama 46 tahun, ...].
Mazmur 40:7-8 - “(7) Engkau tidak berkenan kepada korban sembelihan dan korban sajian, tetapi Engkau telah membuka telingaku; korban bakaran dan korban penghapus dosa tidak Engkau tuntut. (8) Lalu aku berkata: ‘Sungguh, aku datang; dalam gulungan kitab ada tertulis tentang aku;”.
Catatan: ay 7nya masih memungkinkan, tetapi ay 8nya sama sekali tidak cocok.
Yeremia 3:16 - “Apabila pada masa itu kamu bertambah banyak dan beranak cucu di negeri ini, demikianlah firman TUHAN, maka orang tidak lagi akan berbicara tentang tabut perjanjian TUHAN. Itu tidak lagi akan timbul dalam hati dan tidak lagi akan diingat orang; orang tidak lagi akan mencarinya atau membuatnya kembali.”.
e) ‘Empat puluh enam tahun orang mendirikan Bait Allah ini’.
Ini dijadikan dasar ketidakpercayaan orang-orang Yahudi itu. Bait Allah itu sampai saat itu pembangunannya sudah berjalan 46 tahun, dan belum selesai. Bagaimana Yesus bisa membangunnya dalam 3 hari?
Mari sekarang kita mempelajari beberapa data tentang Bait Allah yang dibangun oleh Herodes yang Agung ini, dan juga tentang Herodesnya sendiri.
Bait Allah pada saat itu mulai dibangun oleh Herodes yang Agung pada tahun 19 SM, dan baru selesai secara total pada tahun 64 M., jauh setelah Herodes mati. Jadi saat itu, setelah pembangunan berjalan 46 tahun, Bait Allah itu belum selesai secara total, tetapi sudah digunakan.
Leon Morris (NICNT): “Herod had commenced its rebuilding partly to satisfy his lust for building, and partly in an attempt to stand well with his Jewish subjects, among whom he was very unpopular; for both reasons it was important that the building be outstanding. Work was still going on at his death, and for that matter, for long after. The Temple was not completed until a.d. 63. The Jews accordingly mean here that the work has been proceeding for forty-six years.” [= Herodes telah memulai pembangunan ulangnya sebagian untuk memuaskan nafsunya untuk membangun, dan sebagian dalam suatu usaha untuk bisa diterima / disenangi oleh orang-orang Yahudi yang ada di bawah pemerintahannya, di antara siapa ia adalah sangat tidak populer; untuk kedua alasan itu adalah penting bahwa bangunan itu sangat bagus. Pekerjaan sedang tetap berlangsung pada kematiannya, dan lama setelahnya. Bait Allah itu tidak selesai sampai tahun 63 M. Jadi, orang-orang Yahudi memaksudkan di sini bahwa pekerjaan itu telah berlangsung selama 46 tahun.].
Perhatikan bahwa motivasi Herodes dalam membangun sama sekali bukan untuk kemuliaan Allah!
William Hendriksen: “Herod the Great began to reign in the year 37 b.c., and, according to Josephus, began building the temple in the eighteenth year of his reign; hence, in the year 20–19 b.c. So, in the Spring of 27 a.d. the Jews could say that it had already taken forty-six years to build their temple. It is interesting to note that this grand structure was not finished until … just a few years before it was destroyed by the Romans!” [= Herodes yang Agung mulai memerintah pada tahun 37 S.M., dan menurut Yosephus, mulai membangun Bait Allah pada tahun ke 18 dari pemerintahannya; jadi, pada tahun 20-19 S.M. Jadi, pada musim semi dari tahun 27 M. orang-orang Yahudi bisa berkata bahwa telah membutuhkan 46 tahun untuk membangun Bait Allah mereka. Merupakan sesuatu yang menarik untuk memperhatikan bahwa bangunan yang besar dan indah itu tidak selesai sampai ... hanya beberapa tahun sebelum itu dihancurkan oleh orang-orang Romawi!].
Pulpit Commentary: “The temple which Herod began to repair in the eighteenth year of his reign was not completed until a.d. 64, under Herod Agrippa II., a very short period before its utter destruction.” [= Bait Allah yang Herodes mulai perbaiki pada tahun ke 18 dari pemerintahannya tidak selesai sampai tahun 64 M., di bawah Herodes Agripa II, suatu waktu yang sangat singkat sebelum penghancurannya sama sekali.].
Catatan: Herodes Agripa II (lihat Kis 25:23-27) adalah buyut dari Herodes yang Agung.
J. C. Ryle: “‘Then said … Jews, forty and six years, &c.’ ... The temple to which the Jews refer, cannot of course be the temple built by Solomon. That temple was completely destroyed by Nebuchadnezzar. - Nor yet does it seem likely to have been the temple built by Zerubbabel and his companions, after the return from Babylon. There is no sufficiently clear proof that this temple was forty and six years building. - By far the most probable view is, that the temple spoken of is the one repaired, or rather re-built by Herod, and that the forty-six years here mentioned mean the time during which these repairs were going on, and that the entire completion of them had not been effected up to our Lord’s time. These repairs, according to Josephus, had been going on exactly forty-six years when our Lord visited the temple. They were so extensive and costly, that eighteen thousand workmen were employed about them, ...” [= ‘Lalu kata ... orang-orang Yahudi, empat puluh enam tahun, dst’. ... Bait Allah yang ditunjuk oleh orang-orang Yahudi tentu tidak mungkin adalah Bait Allah yang dibangun oleh Salomo. Bait Allah itu sudah dihancurkan sama sekali oleh Nebukadnezar. - Juga rasanya tidak mungkin itu adalah Bait Allah yang dibangun oleh Zerubabel dan teman-temannya, setelah kembali dari Babilonia. Di sana tidak ada bukti yang cukup jelas bahwa Bait Allah ini dibangun dalam 46 tahun. Pandangan yang jauh lebih memungkinkan adalah bahwa Bait Allah yang dibicarakan adalah Bait Allah yang diperbaiki, atau lebih tepat dibangun ulang oleh Herodes, dan bahwa 46 tahun yang disebutkan berarti selama perbaikan itu sedang berjalan, dan bahwa seluruh penyelesaiannya belum tercapai sampai zaman Tuhan kita. Perbaikan-perbaikan ini, menurut Yosephus, telah berlangsung persis 46 tahun pada waktu Tuhan kita mengunjungi Bait Allah itu. Mereka begitu luas dan mahal, sehingga 18.000 pekerja dipekerjakan untuk itu, ...] - ‘Expository Thoughts on the Gospels: John vol I’ (Libronix).
Tentang keindahan Bait Allah itu, William Barclay memberi komentar tentang Luk 21:5.
Lukas 21:5 - “Ketika beberapa orang berbicara tentang Bait Allah dan mengagumi bangunan itu yang dihiasi dengan batu yang indah-indah dan dengan berbagai-bagai barang persembahan, berkatalah Yesus:”.
William Barclay (tentang Luk 21:5): “In the Temple the pillars of the porches and of the cloisters were columns of white marble, forty feet high, each made of one single block of stone. Of the ornaments, the most famous was the great vine made of solid gold, each of whose clusters was as tall as a man. The finest description of the Temple as it stood in the time of Jesus is in Josephus, ‘The Jewish Wars,’ Book 5, Section 5. At one point he writes, ‘The outward face of the Temple in its front wanted nothing that was likely to surprise either men’s minds or their eyes, for it was covered all over with plates of gold of great weight, and, at the first rising of the sun, reflected back a very fiery splendour, and made those who forced themselves to look upon it to turn their eyes away, just as they would have done at the sun’s own rays. But the Temple appeared to strangers, when they were at a distance, like a mountain covered with snow, for, as to those parts of it that were not gilt, they were exceeding white.’” [= Dalam Bait Allah pilar-pilar dari serambi-serambi dan dari beranda-beranda adalah tiang-tiang dari marmer / batu pualam putih, tingginya 40 kaki, masing-masing dibuat dari satu blok batu utuh. Tentang hiasan-hiasan, yang paling terkenal adalah pohon anggur besar yang dibuat dari emas penuh / padat, masing-masing tandan anggur setinggi seorang manusia. Penggambaran Bait Allah yang paling bagus sebagaimana itu ada pada zaman Yesus adalah dalam buku Yosephus, ‘The Jewish Wars’, Book 5, Section 5. Pada satu titik ia menulis, ‘Bagian depan luar dari Bait Allah tidak kekurangan apapun yang mungkin mengejutkan atau pikiran manusia atau mata mereka, karena itu dilapisi seluruhnya dalam lempengan-lempengan emas yang sangat berat, dan, pada saat pertama matahari terbit, memantulkan kembali suatu sinar terang yang sangat terang, dan membuat mereka yang memaksa diri mereka sendiri untuk memandang padanya mengalihkan pandangan matanya, sama seperti yang akan mereka lakukan pada sinar dari matahari. Tetapi Bait Allah terlihat bagi orang-orang asing, pada waktu mereka ada di kejauhan, seperti sebuah gunung dilapisi dengan salju, karena, berkenaan dengan bagian-bagian yang tidak dilapisi dengan emas, mereka luar biasa putih’.].
Gereja zaman sekarang yang seindah apapun, tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan Bait Allah yang dibangun oleh Herodes ini!
f) Bait Allah itu sangat indah, tetapi brengsek di hadapan Tuhan. Karena itu:
1. Dalam mencari gereja jangan hanya memperhatikan gedungnya, tetapi harus memperhatikan ajarannya / aktivitasnya!
Baca Juga: Tanda Yang Yesus Berikan: Kebangkitannya (Yohanes 2:19)
Orang-orang Yahudi dan kata-kata Yesus ini (Yohanes 2:20).
gadget, bisnis, otomotif |
Catatan: kata-kata ‘orang Yahudi’ ini salah terjemahan karena seharusnya ada dalam bentuk jamak ‘orang-orang Yahudi’.
Ada beberapa hal yang akan saya bahas dari kata-kata ini:
a) Mereka salah mengerti kata-kata Yesus dalam Yohanes 2: 19 ini.
Apa yang seharusnya diartikan secara simbolis mereka artikan secara hurufiah.
The Bible Exposition Commentary: “Being spiritually blind, those who heard misunderstood what He was saying.” [= Berada dalam keadaan buta rohani, mereka yang mendengarNya salah mengerti tentang apa yang Ia katakan.].
William Hendriksen: “The Jews, instead of jumping at the conclusion that Jesus was referring to nothing else than the physical structure which he had just cleansed, should have pondered this paradox. After all, their own literature was full of just such veiled sayings. But they completely misinterpreted the mashal (verse 20).” [= Orang-orang Yahudi, alih-alih dari meloncat pada kesimpulan bahwa Yesus sedang menunjuk pada tidak lain dari pada struktur fisik yang telah Ia bersihkan, harus merenungkan paradox ini. Padahal literatur mereka sendiri penuh dengan kata-kata terselubung seperti itu. Tetapi mereka menafsirkan secara salah total perumpamaan / alegory singkat itu (ay 20).].
Leon Morris (NICNT): “Incidentally the pattern we see in these verses, a saying of Jesus, a complete misunderstanding, and an explanation, recurs in this Gospel (e.g. 3:3ff.; 4:10ff., 32ff.; 6:41ff., 51ff.; 11:11ff.; 14:7ff.). It is not, of course, confined to John (see, for example, Mark 7:15ff.; 8:15ff.), and we may see in it one of the ways in which Jesus instructed his hearers.” [= Omong-omong, pola yang kita lihat dalam ayat-ayat ini, kata-kata dari Yesus, suatu kesalah-mengertian total, dan suatu penjelasan, terjadi lagi dalam Injil ini (sebagai contoh 3:3-dst; 4:10-dst, 32-dst; 6:41-dst, 51-dst; 11:11-dst; 14:7-dst). Itu tentu saja tidak terbatas pada Yohanes (lihat, sebagai contoh, Markus 7:15-dst; 8:15-dst), dan kita bisa melihat di dalamnya salah satu cara dalam mana Yesus mengajar para pendengarNya.].
Lenski: “The Jews not only did not understand what the mashal of Jesus meant, they did not want to understand. They wholly ignored its first half and fastened only on the second half, that Jesus would in three days erect a building that it had taken forty-six years to erect.” [= Orang-orang Yahudi bukan hanya tidak mengerti apa arti dari perumpamaan / alegory singkat dari Yesus, tetapi mereka juga tidak ingin untuk mengerti. Mereka mengabaikan sepenuhnya setengah bagian yang pertama dan memfokuskan pandangan mereka hanya pada setengah bagian yang kedua, bahwa Yesus dalam tiga hari akan mendirikan suatu bangunan yang telah membutuhkan waktu 46 tahun untuk mendirikan.].
Lenski: “This reference to the resurrection of Jesus was absolutely beyond the Jewish unbelief.” [= Hubungan dengan kebangkitan Yesus sama sekali melampaui ketidak-percayaan orang-orang Yahudi.].
b) Bahkan belakangan, kata-kata Yesus ini bahkan dijadikan dasar bagi orang-orang Yahudi untuk menuduh / memfitnah dan mengolok-olok Yesus (Matius 26:61 Matius 27:40) bahkan terhadap Stefanus (Kis 6:14).
The Bible Exposition Commentary: “This statement was, of course, a prediction of His own death and resurrection; and His disciples remembered it after He was raised from the dead. But His enemies also remembered it and used it at His trial (Matt 26:59-61); and some of the people mocked Him with it when He was dying on the cross (Matt 27:40).” [= Pernyataan ini, tentu saja, merupakan suatu ramalan tentang kematianNya dan kebangkitanNya sendiri; dan murid-muridNya mengingatnya setelah Ia dibangkitkan dari antara orang mati. Tetapi musuh-musuhNya juga mengingatnya dan menggunakannya pada pengadilanNya (Matius 26:59-61); dan beberapa dari orang-orang mengejekNya dengannya pada waktu Ia sedang sekarat di salib (Matius 27:40).].
Lenski: “Later, at the trial of Jesus, they boldly falsified that troublesome first half, making Jesus say, ‘I am able to destroy the Sanctuary of God’ (Matt. 26:61), or, ‘I will destroy this Sanctuary’ (Mark 14:58).” [= Belakangan, pada pengadilan Yesus, mereka dengan berani memalsukan / menyatakan secara tidak benar setengah bagian pertama yang sukar, membuat Yesus berkata, ‘Aku bisa / dapat menghancurkan Bait Allah’ (Matius 26:61), atau, ‘Aku akan menghancurkan Bait Allah ini’ (Markus 14:58).].
Matius 26:59-61 - “(59) Imam-imam kepala, malah seluruh Mahkamah Agama mencari kesaksian palsu terhadap Yesus, supaya Ia dapat dihukum mati, (60) tetapi mereka tidak memperolehnya, walaupun tampil banyak saksi dusta. Tetapi akhirnya tampillah dua orang, (61) yang mengatakan: ‘Orang ini berkata: Aku dapat merubuhkan Bait Allah dan membangunnya kembali dalam tiga hari.’”.
Matius 27:39-40 - “(39) Orang-orang yang lewat di sana menghujat Dia dan sambil menggelengkan kepala, (40) mereka berkata: ‘Hai Engkau yang mau merubuhkan Bait Suci dan mau membangunnya kembali dalam tiga hari, selamatkanlah diriMu jikalau Engkau Anak Allah, turunlah dari salib itu!’”.
Markus 14:57-59 - “(57) Lalu beberapa orang naik saksi melawan Dia dengan tuduhan palsu ini: (58) ‘Kami sudah mendengar orang ini berkata: Aku akan merubuhkan Bait Suci buatan tangan manusia ini dan dalam tiga hari akan Kudirikan yang lain, yang bukan buatan tangan manusia.’ (59) Dalam hal inipun kesaksian mereka tidak sesuai yang satu dengan yang lain.”.
Kis 6:13-14 - “(13) Lalu mereka memajukan saksi-saksi palsu yang berkata: ‘Orang ini terus-menerus mengucapkan perkataan yang menghina tempat kudus ini dan hukum Taurat, (14) sebab kami telah mendengar dia mengatakan, bahwa Yesus, orang Nazaret itu, akan merubuhkan tempat ini dan mengubah adat istiadat yang diwariskan oleh Musa kepada kita.’”.
Leon Morris (NICNT): “At the trial of Jesus one of the charges brought against him was that he had said he would destroy the Temple and raise it up again (Matt. 26:60–61; Mark 14:57–59). The mockers flung the same accusation at the dying sufferer on the cross (Matt. 27:40; Mark 15:29). Stephen’s opponents said, ‘We have heard him say that this Jesus of Nazareth will destroy this place …’ (Acts 6:14; ...). There is possibly another echo of the same accusation in the charge that Paul taught people ‘against … this place’ (Acts 21:28), all the more so since the detailed charge against Stephen is an elaboration of the simple ‘This fellow never stops speaking against the holy place and against the law’ (Acts 6:13). It is clear that the charge was persistent and repeated. It is idle to deny that there was any reality behind it at all, and to put the whole thing down to the malice of false witnesses. While there is no reason to doubt that those who testified against Jesus at his trial were ready to say almost anything to get him condemned, yet the evidence before us is that they used a distorted version (or rather versions - their witness did not agree, Mark 14:59) of a genuine saying of Jesus.What was this saying? There is nothing that seems adequate in the teaching recorded in the Synoptic Gospels. But this saying does meet the conditions. It has the necessary references to the destruction and raising again of the Temple, and it is not easy to understand. It would readily be misunderstood and misremembered.” [= Pada persidangan Yesus salah satu tuduhan yang dibawa terhadap Dia adalah bahwa Ia telah berkata bahwa Ia akan menghancurkan Bait Allah dan mendirikannya lagi (Mat 26:60-61; Markus 14:57-59). Pengejek-pengejek melemparkan tuduhan yang sama kepada sang Penderita yang sekarat di salib (Mat 27:40; Mark 15:29). Penentang-penentang Stefanus berkata, ‘Kami telah mendengar dia berkata bahwa Yesus dari Nazaret ini akan menghancurkan tempat ini ...’ (Kis 6:14; ...). Di sana mungkin ada pengulangan yang lain dari tuduhan yang sama dalam tuduhan bahwa Paulus mengajar orang-orang ‘menentang ... tempat ini’ (Kis 21:28), lebih-lebih lagi demikian karena tuduhan mendetail terhadap Stefanus adalah suatu penjelasan dari kata-kata sederhana ‘Orang ini tidak pernah berhenti berbicara menentang tempat kudus dan hukum Taurat’ (Kis 6:13). Adalah jelas bahwa tuduhannya terus menerus dan diulang-ulang. Adalah sia-sia untuk menyangkal bahwa di sana ada realita apapun di belakangnya, dan menganggap seluruhnya berasal dari kejahatan dari saksi-saksi palsu. Sekalipun di sana tidak ada alasan untuk meragukan bahwa mereka yang bersaksi menentang Yesus pada persidanganNya siap untuk mengatakan apapun untuk membuat Dia dihukum, tetapi bukti di depan kita adalah bahwa mereka menggunakan suatu versi yang dibengkokkan (atau lebih tepat versi-versi - karena kesaksian mereka tidak sesuai, Markus 14:59) dari suatu kata-kata asli dari Yesus. Apa kata-kata Yesus ini? Di sana tidak ada apapun yang kelihatannya cukup dalam pengajaran yang tercatat dalam Injil-injil Sinoptik. Tetapi kata-kata ini memang cocok dengan syarat-syaratnya. Itu mempunyai referensi-referensi yang perlu dengan penghancuran dan pendirian lagi dari Bait Allah, dan itu tidak mudah dimengerti. Itu dengan mudah disalah-mengerti dan diingat secara salah.].
Kis 21:27-28 - “(27) Ketika masa tujuh hari itu sudah hampir berakhir, orang-orang Yahudi yang datang dari Asia, melihat Paulus di dalam Bait Allah, lalu mereka menghasut rakyat dan menangkap dia, (28) sambil berteriak: ‘Hai orang-orang Israel, tolong! Inilah orang yang di mana-mana mengajar semua orang untuk menentang bangsa kita dan menentang hukum Taurat dan tempat ini! Dan sekarang ia membawa orang-orang Yunani pula ke dalam Bait Allah dan menajiskan tempat suci ini!’”.
Markus 14:56-59 - “(56) Banyak juga orang yang mengucapkan kesaksian palsu terhadap Dia, tetapi kesaksian-kesaksian itu tidak sesuai yang satu dengan yang lain. (57) Lalu beberapa orang naik saksi melawan Dia dengan tuduhan palsu ini: (58) ‘Kami sudah mendengar orang ini berkata: Aku akan merubuhkan Bait Suci buatan tangan manusia ini dan dalam tiga hari akan Kudirikan yang lain, yang bukan buatan tangan manusia.’ (59) Dalam hal inipun kesaksian mereka tidak sesuai yang satu dengan yang lain.”.
c) Ada penafsir (Jamieson, Fausset & Brown) yang menganggap bahwa orang-orang Yahudi itu tidak mengerti hanya pada saat itu, tetapi belakangan mereka mengerti. Dasarnya adalah Matius 27:62-63.
Jamieson, Fausset & Brown (tentang Mark 14:58): “When our Lord said on that occasion, ‘Destroy this temple, and in three days I will raise it up,’ they might, for a moment, have understood Him to refer to the temple out of whose courts He had swept the buyers and sellers. But after they had expressed their astonishment at His words, in that sense of them, and reasoned upon the time it had taken to rear the temple as it then stood, since no answer to this appears to have been given by our Lord, it is hardly conceivable that they should continue in the persuasion that this was really His meaning. But finally, even if the more ignorant among them had done so, it is next to certain that the ecclesiastics, who were the prosecutors in this case, did not believe that this was His meaning. For, in less than three days after this, they went to Pilate, saying, ‘Sir, we remember that that deceiver said, while he was yet alive, after three days I will rise again’ (Matt 27:63). Now what utterance of Christ, known to his enemies, could this refer to, if not to this very saying about destroying and rearing up the temple? And if so, it puts it beyond a doubt that by this time, at least, they were perfectly aware that our Lord’s words referred to His death by their hands and His resurrection by His own.” [= Pada waktu Tuhan kita berkata pada peristiwa itu, ‘Rombak / hancurkan Bait Allah ini, dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali’, mereka mungkin, untuk suatu saat, telah mengertiNya menunjuk pada Bait Allah dari halaman-halaman mana Ia telah membersihkan para pembeli dan penjual. Tetapi setelah mereka menyatakan keheranan mereka terhadap kata-kataNya, dalam pengertian mereka, dan berargumentasi tentang waktu yang dibutuhkan untuk membangun Bait Allah seperti yang pada waktu itu ada, karena kelihatan tak ada jawaban terhadap ini diberikan oleh Tuhan kita, adalah hampir tidak mungkin bahwa mereka terus berada dalam keyakinan bahwa ini adalah sungguh-sungguh maksudNya. Tetapi akhirnya, bahkan jika orang-orang yang lebih bodoh di antara mereka tetap seperti itu, adalah hampir pasti bahwa para tokoh / pemimpin itu, yang adalah penggugat-penggugat dalam kasus ini, tidak percaya bahwa ini adalah maksudNya. Karena, dalam kurang dari tiga hari setelah ini, mereka pergi kepada Pilatus, dan berkata, ‘Tuan, kami ingat bahwa penipu itu telah berkata, pada waktu Ia masih hidup, setelah tiga hari Aku akan bangkit kembali’ (Mat 27:63). Jadi, ucapan Kristus yang mana, yang diketahui oleh musuh-musuhNya, bisa ditunjukkan oleh kata-kata ini, jika bukan perkataan ini tentang menghancurkan dan membangun kembali Bait Allah? Dan jika demikian, tak diragukan bahwa pada waktu ini, setidaknya, mereka menyadari sepenuhnya bahwa kata-kata Tuhan kita menunjuk pada kematianNya oleh tangan mereka dan kebangkitanNya oleh diriNya sendiri.].
Catatan: dalam tafsiran Jamieson, Fausset & Brown tentang Luk 19:45, terlihat bahwa ia menganggap penyucian Bait Allah terjadi 2 x. Jadi dari mana ia bisa mengatakan ‘kurang dari tiga hari’??
Saya meragukan kata-kata Jamieson, Fausset & Brown ini. Karena kalau kata-katanya benar, itu berarti para tokoh Yahudi itu lebih cepat dalam mengerti kata-kata Yesus dari para murid Yesus sendiri. Karena para murid baru mengerti setelah Ia bangkit (ay 22).
Ay 22: “Kemudian, sesudah Ia bangkit dari antara orang mati, barulah teringat oleh murid-muridNya bahwa hal itu telah dikatakanNya, dan merekapun percayalah akan Kitab Suci dan akan perkataan yang telah diucapkan Yesus.”.
Sekarang mari kita membahas Matius 27:63, yang dijadikan salah satu dasar oleh Jamieson, Fausset & Brown untuk mendukung kata-katanya itu.
Mat 27:62-63 - “(62) Keesokan harinya, yaitu sesudah hari persiapan, datanglah imam-imam kepala dan orang-orang Farisi bersama-sama menghadap Pilatus, (63) dan mereka berkata: ‘Tuan, kami ingat, bahwa si penyesat itu sewaktu hidupNya berkata: Sesudah tiga hari Aku akan bangkit.”.
Lenski (tentang Mat 27:63): “we see no reason for excluding what Jesus told his own disciples about his death and his resurrection. These repeated and emphatic announcements could easily have found their way to members of the Sanhedrin.” [= kami tidak melihat alasan untuk menolak / mengeluarkan apa yang Yesus beritahukan kepada murid-muridNya sendiri tentang kematianNya dan kebangkitanNya. Pengumuman-pengumuman yang berulang-ulang dan ditekankan ini bisa dengan mudah telah menemukan jalan mereka kepada anggota-anggota Sanhedrin.].
Catatan: dalam Matius ada 4 x pemberitahuan / nubuat dari Yesus kepada murid-muridNya tentang kematian dan kebangkitanNya, yaitu Mat 16:21 17:22-23 20:17-19 26:1-2. Dalam Markus hanya 3 x yaitu Mark 8:31 9:31 10:33-34. Dalam Lukas juga hanya 3 x, yaitu Luk 9:22 9:44 18:31-33.
William Hendriksen (tentang Mat 27:63): “They remember, then, that Jesus has said, ‘After three days I arise.’ It is remarkable that while the disciples failed to understand Christ’s predictions regarding his resurrection (Mark 8:31; 9:31; cf. 10:33), even when these were uttered in very clear, unfigurative language (Mark 9:32), the Pharisees and their associates did understand and did remember them, even though to them they had been couched in veiled phraseology (12:40; 16:4).” [= Jadi, mereka ingat, bahwa Yesus telah berkata, ‘Setelah tiga hari Aku bangkit’. Merupakan sesuatu yang menarik / layak diperhatikan bahwa pada waktu murid-murid gagal untuk mengerti ramalan-ramalan Kristus berkenaan dengan kebangkitanNya (Mark 8:31; 9:31; bdk. 10:33), bahkan pada waktu ini diucapkan dalam bahasa yang sangat jelas, dan bukan secara simbolis (Mark 9:32), orang-orang Farisi dan teman-teman mereka mengerti dan mengingatnya, sekalipun kepada mereka ramalan-ramalan itu telah dinyatakan dalam ungkapan-ungkapan yang terselubung (12:40; 16:4).].
Matthew Henry (tentang Matius 27:63): “Note, Christ’s enemies, even when they have gained their point, are still in fear of losing it again. Perhaps the priests were surprised at the respect shown to Christ’s dead body by Joseph and Nicodemus, two honourable counsellors, and looked upon it as an ill presage; nor can they forget his raising Lazarus from the dead, which so confounded them.” [= Perhatikan, musuh-musuh Kristus, bahkan pada waktu mereka telah mendapatkan tujuan mereka, tetap takut akan kehilangan itu lagi. Mungkin imam-imam mendapatkan kejutan karena rasa hormat yang ditunjukkan kepada mayat Kristus oleh Yusuf dan Nikodemus, dua penasehat (?) yang terhormat, dan memandang hal itu sebagai suatu pertanda buruk; juga mereka tidak bisa melupakan pembangkitan Lazarus dari antara orang mati, yang begitu membingungkan mereka.].
Adam Clarke (tentang Matius 27:63): “This they probably took from his saying, Destroy this temple, and in three days I will build it up. If so, they destroyed, by their own words, the false accusation they brought against him to put him to death; then they perverted the meaning, now they declare it.” [= Ini mungkin mereka ambil dari kata-katanya, Rombak / hancurkan Bait Allah ini, dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya. Jika demikian, mereka menghancurkan, oleh kata-kata mereka sendiri, tuduhan palsu yang mereka bawa terhadap Dia untuk membunuh Dia; pada saat itu mereka membengkokkan artinya, sekarang mereka menyatakannya.].
Barnes’ Notes (tentang Mat 27:63): “‘We remember.’ They had either heard him say this, or, more probably, had understood that this was one of his doctrines.” [= ‘Kami ingat’. Atau mereka telah mendengar Dia mengatakan hal ini, atau, lebih memungkinkan, mereka telah mengerti / tahu bahwa ini adalah salah satu dari ajaran-ajaranNya.].
Pulpit Commentary (tentang Mat 27:63): “Ver. 63. - ‘We remember, etc.’ The prophecy concerning Christ’s resurrection on the third day might have been made known to them in various ways. Thus they may have heard and partially understood our Lord’s allusion to Jonah (ch. 12:40), or the words on which the false accusation was founded (John 2:19); or the apostles themselves may have divulged the mysterious announcement, and a general impression had been produced that Jesus had constantly affirmed that he would rise on the third day.” [= Ay 63. - ‘Kami ingat, dst’. Nubuat berkenaan dengan kebangkitan Kristus pada hari ketiga bisa telah mereka ketahui dengan bermacam-macam cara. Sebagai contoh, mereka bisa telah mendengar dan mengerti sebagian referensi tidak langsung Tuhan kita kepada Yunus (psl 12:40), atau kata-kata pada mana tuduhan palsu didasarkan (Yoh 2:19); atau rasul-rasul sendiri bisa telah menyatakan pengumuman yang misterius, dan suatu kesan umum telah dihasilkan bahwa Yesus telah secara terus menerus menegaskan bahwa Ia akan bangkit pada hari ketiga.].
A. T. Robertson (tentang Mat 27:63): “It is objected that the Jewish rulers would know nothing of such a prediction, but in Matt 12:40 he expressly made it to them.” [= Ada keberatan bahwa pemimpin-pemimpin Yahudi tak tahu apapun tentang ramalan seperti itu, tetapi dalam Mat 12:40 Ia secara explicit membuat ramalan itu bagi mereka.].
Mat 12:39-40 - “(39) Tetapi jawabNya kepada mereka: ‘Angkatan yang jahat dan tidak setia ini menuntut suatu tanda. Tetapi kepada mereka tidak akan diberikan tanda selain tanda nabi Yunus. (40) Sebab seperti Yunus tinggal di dalam perut ikan tiga hari tiga malam, demikian juga Anak Manusia akan tinggal di dalam rahim bumi tiga hari tiga malam.”.
Kesimpulan saya: kata-kata Jamieson, Fausset & Brown sama sekali tidak meyakinkan. Ada banyak cara melalui mana tokoh-tokoh Yahudi itu bisa tahu tentang ajaran Yesus bahwa Ia akan bangkit pada hari yang ketiga.
d) Jawaban / kata-kata Yesus ini tidak berguna untuk orang-orang Yahudi itu karena ketidak-percayaan mereka.
Lenski: “The reply of Jesus, therefore, fits the men who make the demand. They want a convincing sign, one that will convince them. ... The disciples found that key as v. 22 shows, but the Jews, because their unbelief grew only more intense, never found it (Matt. 26:61; 27:40; Mark 14:57; 15:29).” [= Karena itu, jawaban Yesus cocok / sesuai dengan orang-orang yang membuat tuntutan. Mereka menginginkan suatu tanda yang meyakinkan, tanda yang akan meyakinkan mereka. ... Murid-murid menemukan kunci / faktor yang menentukan itu seperti yang ditunjukkan oleh ay 22, tetapi orang-orang Yahudi, karena ketidak-percayaan mereka menjadi makin hebat, tidak pernah menemukannya (Mat 26:61; 27:40; Mark 14:57; 15:29).].
Yoh 12:9-11 - “(9) Sejumlah besar orang Yahudi mendengar, bahwa Yesus ada di sana dan mereka datang bukan hanya karena Yesus, melainkan juga untuk melihat Lazarus, yang telah dibangkitkanNya dari antara orang mati. (10) Lalu imam-imam kepala bermupakat untuk membunuh Lazarus juga, (11) sebab karena dia banyak orang Yahudi meninggalkan mereka dan percaya kepada Yesus.”.
Bandingkan dengan Philip Hartono yang tidak percaya kata-kata saya tentang STT-STT yang liberal, dan tuduh saya fitnah dan harus mempertanggung-jawabkan.
William Hendriksen: “The Jews see only the literal sanctuary. Had they studied the scriptures with a believing heart, they would have known that the temple, together with all its furniture and ceremonies, was only a type, destined for destruction (cf. especially Ps. 40:6, 7 and Jer. 3:16). Because of their unbelief and darkened minds they now point to the fact that the temple has been in process of building for forty-six years, ...” [= Orang-orang Yahudi hanya melihat Tempat Kudus hurufiah. Seandainya mereka mempelajari Kitab Suci dengan hati yang percaya, mereka sudah akan tahu bahwa Bait Allah, bersama-sama dengan semua perkakas dan upacara-upacaranya, hanyalah merupakan suatu TYPE, ditentukan untuk kehancuran (bdk. secara khusus Maz 40:7,8 dan Yer 3:16). Karena ketidak-percayaan mereka dan pikiran mereka yang gelap, sekarang mereka menunjuk pada fakta bahwa Bait Allah itu sedang dalam proses pembangunan selama 46 tahun, ...].
Mazmur 40:7-8 - “(7) Engkau tidak berkenan kepada korban sembelihan dan korban sajian, tetapi Engkau telah membuka telingaku; korban bakaran dan korban penghapus dosa tidak Engkau tuntut. (8) Lalu aku berkata: ‘Sungguh, aku datang; dalam gulungan kitab ada tertulis tentang aku;”.
Catatan: ay 7nya masih memungkinkan, tetapi ay 8nya sama sekali tidak cocok.
Yeremia 3:16 - “Apabila pada masa itu kamu bertambah banyak dan beranak cucu di negeri ini, demikianlah firman TUHAN, maka orang tidak lagi akan berbicara tentang tabut perjanjian TUHAN. Itu tidak lagi akan timbul dalam hati dan tidak lagi akan diingat orang; orang tidak lagi akan mencarinya atau membuatnya kembali.”.
e) ‘Empat puluh enam tahun orang mendirikan Bait Allah ini’.
Ini dijadikan dasar ketidakpercayaan orang-orang Yahudi itu. Bait Allah itu sampai saat itu pembangunannya sudah berjalan 46 tahun, dan belum selesai. Bagaimana Yesus bisa membangunnya dalam 3 hari?
Mari sekarang kita mempelajari beberapa data tentang Bait Allah yang dibangun oleh Herodes yang Agung ini, dan juga tentang Herodesnya sendiri.
Bait Allah pada saat itu mulai dibangun oleh Herodes yang Agung pada tahun 19 SM, dan baru selesai secara total pada tahun 64 M., jauh setelah Herodes mati. Jadi saat itu, setelah pembangunan berjalan 46 tahun, Bait Allah itu belum selesai secara total, tetapi sudah digunakan.
Leon Morris (NICNT): “Herod had commenced its rebuilding partly to satisfy his lust for building, and partly in an attempt to stand well with his Jewish subjects, among whom he was very unpopular; for both reasons it was important that the building be outstanding. Work was still going on at his death, and for that matter, for long after. The Temple was not completed until a.d. 63. The Jews accordingly mean here that the work has been proceeding for forty-six years.” [= Herodes telah memulai pembangunan ulangnya sebagian untuk memuaskan nafsunya untuk membangun, dan sebagian dalam suatu usaha untuk bisa diterima / disenangi oleh orang-orang Yahudi yang ada di bawah pemerintahannya, di antara siapa ia adalah sangat tidak populer; untuk kedua alasan itu adalah penting bahwa bangunan itu sangat bagus. Pekerjaan sedang tetap berlangsung pada kematiannya, dan lama setelahnya. Bait Allah itu tidak selesai sampai tahun 63 M. Jadi, orang-orang Yahudi memaksudkan di sini bahwa pekerjaan itu telah berlangsung selama 46 tahun.].
Perhatikan bahwa motivasi Herodes dalam membangun sama sekali bukan untuk kemuliaan Allah!
William Hendriksen: “Herod the Great began to reign in the year 37 b.c., and, according to Josephus, began building the temple in the eighteenth year of his reign; hence, in the year 20–19 b.c. So, in the Spring of 27 a.d. the Jews could say that it had already taken forty-six years to build their temple. It is interesting to note that this grand structure was not finished until … just a few years before it was destroyed by the Romans!” [= Herodes yang Agung mulai memerintah pada tahun 37 S.M., dan menurut Yosephus, mulai membangun Bait Allah pada tahun ke 18 dari pemerintahannya; jadi, pada tahun 20-19 S.M. Jadi, pada musim semi dari tahun 27 M. orang-orang Yahudi bisa berkata bahwa telah membutuhkan 46 tahun untuk membangun Bait Allah mereka. Merupakan sesuatu yang menarik untuk memperhatikan bahwa bangunan yang besar dan indah itu tidak selesai sampai ... hanya beberapa tahun sebelum itu dihancurkan oleh orang-orang Romawi!].
Pulpit Commentary: “The temple which Herod began to repair in the eighteenth year of his reign was not completed until a.d. 64, under Herod Agrippa II., a very short period before its utter destruction.” [= Bait Allah yang Herodes mulai perbaiki pada tahun ke 18 dari pemerintahannya tidak selesai sampai tahun 64 M., di bawah Herodes Agripa II, suatu waktu yang sangat singkat sebelum penghancurannya sama sekali.].
Catatan: Herodes Agripa II (lihat Kis 25:23-27) adalah buyut dari Herodes yang Agung.
J. C. Ryle: “‘Then said … Jews, forty and six years, &c.’ ... The temple to which the Jews refer, cannot of course be the temple built by Solomon. That temple was completely destroyed by Nebuchadnezzar. - Nor yet does it seem likely to have been the temple built by Zerubbabel and his companions, after the return from Babylon. There is no sufficiently clear proof that this temple was forty and six years building. - By far the most probable view is, that the temple spoken of is the one repaired, or rather re-built by Herod, and that the forty-six years here mentioned mean the time during which these repairs were going on, and that the entire completion of them had not been effected up to our Lord’s time. These repairs, according to Josephus, had been going on exactly forty-six years when our Lord visited the temple. They were so extensive and costly, that eighteen thousand workmen were employed about them, ...” [= ‘Lalu kata ... orang-orang Yahudi, empat puluh enam tahun, dst’. ... Bait Allah yang ditunjuk oleh orang-orang Yahudi tentu tidak mungkin adalah Bait Allah yang dibangun oleh Salomo. Bait Allah itu sudah dihancurkan sama sekali oleh Nebukadnezar. - Juga rasanya tidak mungkin itu adalah Bait Allah yang dibangun oleh Zerubabel dan teman-temannya, setelah kembali dari Babilonia. Di sana tidak ada bukti yang cukup jelas bahwa Bait Allah ini dibangun dalam 46 tahun. Pandangan yang jauh lebih memungkinkan adalah bahwa Bait Allah yang dibicarakan adalah Bait Allah yang diperbaiki, atau lebih tepat dibangun ulang oleh Herodes, dan bahwa 46 tahun yang disebutkan berarti selama perbaikan itu sedang berjalan, dan bahwa seluruh penyelesaiannya belum tercapai sampai zaman Tuhan kita. Perbaikan-perbaikan ini, menurut Yosephus, telah berlangsung persis 46 tahun pada waktu Tuhan kita mengunjungi Bait Allah itu. Mereka begitu luas dan mahal, sehingga 18.000 pekerja dipekerjakan untuk itu, ...] - ‘Expository Thoughts on the Gospels: John vol I’ (Libronix).
Tentang keindahan Bait Allah itu, William Barclay memberi komentar tentang Luk 21:5.
Lukas 21:5 - “Ketika beberapa orang berbicara tentang Bait Allah dan mengagumi bangunan itu yang dihiasi dengan batu yang indah-indah dan dengan berbagai-bagai barang persembahan, berkatalah Yesus:”.
William Barclay (tentang Luk 21:5): “In the Temple the pillars of the porches and of the cloisters were columns of white marble, forty feet high, each made of one single block of stone. Of the ornaments, the most famous was the great vine made of solid gold, each of whose clusters was as tall as a man. The finest description of the Temple as it stood in the time of Jesus is in Josephus, ‘The Jewish Wars,’ Book 5, Section 5. At one point he writes, ‘The outward face of the Temple in its front wanted nothing that was likely to surprise either men’s minds or their eyes, for it was covered all over with plates of gold of great weight, and, at the first rising of the sun, reflected back a very fiery splendour, and made those who forced themselves to look upon it to turn their eyes away, just as they would have done at the sun’s own rays. But the Temple appeared to strangers, when they were at a distance, like a mountain covered with snow, for, as to those parts of it that were not gilt, they were exceeding white.’” [= Dalam Bait Allah pilar-pilar dari serambi-serambi dan dari beranda-beranda adalah tiang-tiang dari marmer / batu pualam putih, tingginya 40 kaki, masing-masing dibuat dari satu blok batu utuh. Tentang hiasan-hiasan, yang paling terkenal adalah pohon anggur besar yang dibuat dari emas penuh / padat, masing-masing tandan anggur setinggi seorang manusia. Penggambaran Bait Allah yang paling bagus sebagaimana itu ada pada zaman Yesus adalah dalam buku Yosephus, ‘The Jewish Wars’, Book 5, Section 5. Pada satu titik ia menulis, ‘Bagian depan luar dari Bait Allah tidak kekurangan apapun yang mungkin mengejutkan atau pikiran manusia atau mata mereka, karena itu dilapisi seluruhnya dalam lempengan-lempengan emas yang sangat berat, dan, pada saat pertama matahari terbit, memantulkan kembali suatu sinar terang yang sangat terang, dan membuat mereka yang memaksa diri mereka sendiri untuk memandang padanya mengalihkan pandangan matanya, sama seperti yang akan mereka lakukan pada sinar dari matahari. Tetapi Bait Allah terlihat bagi orang-orang asing, pada waktu mereka ada di kejauhan, seperti sebuah gunung dilapisi dengan salju, karena, berkenaan dengan bagian-bagian yang tidak dilapisi dengan emas, mereka luar biasa putih’.].
Gereja zaman sekarang yang seindah apapun, tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan Bait Allah yang dibangun oleh Herodes ini!
f) Bait Allah itu sangat indah, tetapi brengsek di hadapan Tuhan. Karena itu:
1. Dalam mencari gereja jangan hanya memperhatikan gedungnya, tetapi harus memperhatikan ajarannya / aktivitasnya!
Baca Juga: Tanda Yang Yesus Berikan: Kebangkitannya (Yohanes 2:19)
2. Dalam mendirikan gereja, harus hati-hati untuk tidak hanya memperindah gedungnya, tetapi terutama memperbaiki orangnya / ajarannya / aktivitasnya!
g) Ejekan orang-orang Yahudi.
J. C. Ryle: “‘Wilt thou rear it up in three days?’ This question implies three things, - a sneer, astonishment, and incredulity. There is probably an emphasis meant to be laid on the word ‘thou.’ Such an one as thou! Wilt thou do it? That this saying of our Lord, nevertheless, was not thrown away and forgotten, but stuck in the minds of the Jews, though they did not understand it, is strikingly proved by two facts. - One is, that the false witnesses brought it forward, though in a garbled form, when our Lord was arraigned before the high priests. - The other is, that the Jews taunted Him with it when He hung on the cross. (Matt. 26:61; 27:40.)” [= ‘dan Engkau dapat membangunnya dalam tiga hari?’. Pertanyaan ini secara implicit menunjukkan 3 hal, - suatu cemoohan / ejekan, keheranan dan ketidak-percayaan. Di sana mungkin ada suatu penekanan yang dimaksudkan untuk diletakkan pada kata ‘Engkau’. Orang seperti Engkau! Akankah Engkau melakukan itu? Bahwa kata-kata Tuhan kita ini, bagaimanapun, tidak dibuang dan dilupakan, tetapi tertanam dalam pikiran dari orang-orang Yahudi, sekalipun mereka tidak mengertinya, dibuktikan secara menyolok oleh dua fakta. - Pertama adalah, bahwa saksi-saksi palsu mengemukakannya, sekalipun dalam suatu bentuk yang dipelintir / dibengkokkan, pada waktu Tuhan kita dituduh di hadapan imam-imam besar. - Yang lain adalah, bahwa orang-orang Yahudi mengejekNya dengannya pada waktu Ia tergantung di kayu salib. (Mat 26:61; 27:40).] - ‘Expository Thoughts on the Gospels: John vol I’ (Libronix).
Lenski: “We hear nothing more about the authorities who challenged Jesus to produce his credentials. They had received their answer, and as far as John is concerned are thus dismissed.” [= kita tidak mendengar lebih jauh lagi tentang para otoritas / penguasa yang menantang Yesus untuk menunjukkan bukti-bukti otoritasNya. Mereka telah menerima jawaban mereka, dan dalam pandangan Yohanes mereka dibubarkan / tidak layak dipertimbangkan.].
g) Ejekan orang-orang Yahudi.
J. C. Ryle: “‘Wilt thou rear it up in three days?’ This question implies three things, - a sneer, astonishment, and incredulity. There is probably an emphasis meant to be laid on the word ‘thou.’ Such an one as thou! Wilt thou do it? That this saying of our Lord, nevertheless, was not thrown away and forgotten, but stuck in the minds of the Jews, though they did not understand it, is strikingly proved by two facts. - One is, that the false witnesses brought it forward, though in a garbled form, when our Lord was arraigned before the high priests. - The other is, that the Jews taunted Him with it when He hung on the cross. (Matt. 26:61; 27:40.)” [= ‘dan Engkau dapat membangunnya dalam tiga hari?’. Pertanyaan ini secara implicit menunjukkan 3 hal, - suatu cemoohan / ejekan, keheranan dan ketidak-percayaan. Di sana mungkin ada suatu penekanan yang dimaksudkan untuk diletakkan pada kata ‘Engkau’. Orang seperti Engkau! Akankah Engkau melakukan itu? Bahwa kata-kata Tuhan kita ini, bagaimanapun, tidak dibuang dan dilupakan, tetapi tertanam dalam pikiran dari orang-orang Yahudi, sekalipun mereka tidak mengertinya, dibuktikan secara menyolok oleh dua fakta. - Pertama adalah, bahwa saksi-saksi palsu mengemukakannya, sekalipun dalam suatu bentuk yang dipelintir / dibengkokkan, pada waktu Tuhan kita dituduh di hadapan imam-imam besar. - Yang lain adalah, bahwa orang-orang Yahudi mengejekNya dengannya pada waktu Ia tergantung di kayu salib. (Mat 26:61; 27:40).] - ‘Expository Thoughts on the Gospels: John vol I’ (Libronix).
Lenski: “We hear nothing more about the authorities who challenged Jesus to produce his credentials. They had received their answer, and as far as John is concerned are thus dismissed.” [= kita tidak mendengar lebih jauh lagi tentang para otoritas / penguasa yang menantang Yesus untuk menunjukkan bukti-bukti otoritasNya. Mereka telah menerima jawaban mereka, dan dalam pandangan Yohanes mereka dibubarkan / tidak layak dipertimbangkan.].
Catatan: Pdt. Budi Asali, M.Div: meraih gelar Master of Divinity (M.Div) dari Reformed Theological Seminary (RTS), Jackson, Mississippi, United States of America