KEPENUHAN ROH KUDUS

Pdt. DR. Stephen Tong.

ROH KUDUS, DOA DAN KEBANGUNAN

BAB V : KEPENUHAN ROH KUDUS

Tidak mungkin ada kebangunan gereja yang sejati tanpa adanya kuasa Roh Kudus. Tidak mungkin pula terjadi kebangunan gereja tanpa didahului doa orang-orang yang digerakkan Tuhan untuk mendoakan kebangunan tersebut. Dengan kata lain, tidak mungkin ada orang-orang yang tergerak berdoa untuk adanya kebangunan, tanpa Roh Kudus menggerakkan mereka, karena tanpa Roh Kudus menggerakkan seseorang, tidak ada seorangpun dapat mendoakan sesuatu sesuai dengan kehendak Allah. 
KEPENUHAN ROH KUDUS
Namun kadang-kadang orang-orang yang berdoa tersebut tidak sempat melihat kebangunan yang didoakannya. Mungkin sekali Tuhan mengirimkan kebangunan sesudah orang itu tiada, tetapi mungkin juga di saat ia masih hidup, sehingga ia sempat menyaksikan kebangunan itu terjadi. Siapakah yang akan digerakkan Roh Kudus untuk berdoa bagi kebangunan gereja yang Ia inginkan?

1). Pentingnya Kebangunan Sejati

Di dalam sauatu arus kebangunan, seringkali masih terdapat sisa pengaruh dimana orang-orang yang pernah merasakan kebangunan itu, ketika menjadi tua berdoa sesuai dengan Kitab Suci yang masih dipegangnya untk adanya kebangunan yang berikutnya. Mungkin gerakan John Sung, yang terjadi 50 th silam sudah berlalu, tetapi sisa-sisa pengaruh John Sung masih ada pada beberapa orang tua yang selama berpuluh-puluh tahun ini tetap setia mendoakan gereja. Sebagaimana benih yang ditanam, meski sudah berpuluh-puluh tahun, namun masih tetap mempunyai pengaruh, sehingga masih ada orang yang berbeban mendoakan gereja dengan sungguh-sungguh.

Gelombang kebangunan gereja yang Tuhan berikan sedikit berbeda dengan kebangunan-kebangunan yang kita saksikan di zaman kita ini. Yang dimaksud sedikit berbeda adalah karena kebangunan-kebangunan yang mempunyai dasar prinsip Kitab Suci memang ada, tetapi masih belum dirasakan sepenuhnya. Sebaliknya, kebangunan-kebangunan yang tidak sungguh-sungguh berakar pada prinsip Firman yang banyak terjadi. Sebab itu, saya menghimbau, agar ada sekelompok orang yang mau sanantiasa berdoa, dengan hati nurani yang sungguh-sungguh menjunjung tinggi Tuhan, sambil menantikan kebangunan yang penuh, yang sungguh-sungguh, yang sejati, yang diberikan oleh Tuhan.

Saya melihat banyak orang yang mengalami kebangunan, tetapi bukan kebangunan seutuhnya yang berdasarkan Firman dan prinsip Alkitab. Orang-orang semacam ini, bila tidak dipelihara dengan baik, tidak siap menerima koreksi dan pimpinan Tuhan yang lebih lanjut lagi, tidak bersedia di sempurnakan, bisa denga mudah menjurus pada kecongkaan, penyelewengan dan pemuasan diri yang justru membuat dirinya tertutup bagi kebangunan yang lebih besar. Oleh sebab itu, saya berharap, kita mau rendah hati di hadapan Tuhan, mau senantiasa di hadapan-Nya dengan peka dan rendah hati.

2). Aspek Kepenuhan Roh Kudus

a.Takut akan Kristus

Istilah “takut akan Kristus” hanya muncul satu kali di Perjanjian Baru (Efesus 5:17-21). Padahal istilah “takut akan Tuhan” adalah pangkalan moral dan etika umat pilihan Tuhan, khususnya di dalam Amsal. Istilah “takut akan Tuhan” muncul beratus-ratus kali di dalam Kitab Suci, yang paling banyak adalah di dalam kitab Amsal. Tetapi bagaimana sikap manusia terhadap Kristus? Ada yang mempermainkan, memperalat, menghina atau meremehkan anugerah-Nya.

“Takut akan Kristus” hanya mencul satu kali dalam Kitab Suci. Yaitu sebagai akibat dipenuhi oleh Roh Kudus. Seseorang dapat senantiasa berdoa, bersyukur kepada Tuhan, dapat takut akan Kristus adalah kerena dia dipenuhi Roh Kudus.

Paulus berkata, “Janganlah kamu bodoh, tetapi usahakanlah supaya kamu mengerti kehendak Allah.” Roh Kudus tidak akan memimpin seseorang menjadi bodoh, kabur, kebal tertidur, pikirannya terkubur, rasionya tak berfungsi atau tidak lagi mempunyai pengertian yang sungguh. Tetapi Roh Kudus datang unutuk memimpinmu supaya memikirkan kembali; mengingat kambali akan semua perkataan yang Kristus katakan kepadamu, maksudnya memberikan normalisasi pikiran seturut dengan firman yang memimpinnya.

Kemudian Paulus menyambung,”... janganlah kamu mabuk oleh anggur, tetapi hendaklah kamu penuh dengan Roh Kudus”. Sesudah kata dipenuhi oleh Roh Kudus, barulah dia menyambung dengan, “...maka berkata-kata seorang kepada yang lain dalam mazmur, kidung puji-pujian dan nyanyian rohani. Bernyanyi dan bersoraklah bagi Tuhan dengan segenap hati “.

b. Kasih

Peraturan di atas ditegaskan oleh Alkitab, seperti juga pada 1 Korintus 12-14, dimaksudkan untuk mencegah kekacauan yang mungkin timbul, karena karunia-karunia telah membuat manusia menjadi congkak. Paulus berkata, bahwa selain menuntut karunia, yang lebih penting lagi adalah menuntut karunia yang terbesar, yaitu kasih. Itu alasan, mengapa kalau kita membaca Kitab Suci selalu tidak bisa mengerti dengan tepat, tetap kalau membaca surat kabar, membaca info bursa Jakarta, kita langsung mengerti. Kerohanian kita belum dicelikkan dengan sungguh-sungguh.

Sekarang ini jarang ada pendeta yang berkhotbah tentang tuntutan karunia kasih, tetapi banyak yang menganjurkan untuk menuntut karunia berbahasa lidah. Karunia yang paling besar adalah kasih. Meskipun seseorang bisa berbahasa malaikat, tapi jika tidak mempunyai kasih, maka ia bagaikan gong yang berkumandang, tidak ada gunanya. Namun orang sudah membalikkannya: yang paling penting dilupakan, yang paling tidak penting justru ditonjolkan. Karunia yang paling baik tidak dipikirkan, sebaliknya hanya menekankan kepentingan karunia yang paling tidak penting.

c. Menjadi Berkat

Seseorang berkata kepada saya, “Bukankah Paulus berkata, bahwa ia berkata-kata dengan bahasa roh lebih banyak dari pada semua jemaat Korintus? (1 Korintus 14:18-19). Bukankah suatu tuntutan yang benar, bila Paulus berbahasa roh, kita juga berbahasa roh?”

Saya harap kita tidak membaca firman Tuhan hanya satu bagian saja tanpa menghubungkan dengan ayat-ayat di sekelilingnya. Jika kita membaca ayat selanjutnya, maka Paulus mengatakan, bahwa ia memang berkata-kata dalam bahasa Roh lebih banyak dari pada semua jemaat; tetapi dalam pertemuan jemaat, ia lebih suka mengucapkan lima kata yang dapat dimengerti untuk mengajar orang lain juga, dari pada beribu-ribu kata dengan bahasa roh. 

Lima kata yang dapat mengerti lebih baik dari pada sepuluh ribu kata dengan bahasa roh! Jadi mana yang penting? Sampaikanlah firman dengan bahasa yang dapat dimengerti. Jangan menafsirkan Alkitab sembarangan untuk disesuaikan dengan keinginan pribadi.

Jikalau karunia-karunia yang paling ridak penting sudah kita jadikan yang paling penting, kita angkat tinggi-tinggi bahkan kita jadikan bukti bahwa diri kita telah memiliki Roh Kudus, lalu menghina orang yang tidak memilikinya, bukankah berarti kita telah memutar balikkan urutan: yang tidak mutlak dijadikan mutlak, yang mutlak dijadikan tidak mutlak?

Dan juga maksud Paulus mengatakan, “...lima kata yang bisa dimengerti lebih baik dari pada beribu-ribu kata dengan bahasa roh” adalah, meskipun aku mempunyai pengalaman itu, tapi aku tahu hal itu tidak penting.

Gereja perlu berputar arah dan sadar kembali. Jika saya berkata, “(1) semua orang telah berdosa,(2) tetapi Tuhan mencintai orang berdosa dan membenci dosa, (3) maka Dia mengirimkan Kristus bagimu, (4) kalau engkau oercaya kepada-Nya, (5) kau akan beroleh hidup yang kekal.” Lima kalimat yang jelas ini sudah membawa Injil bagi seseorang. 

Tetapi orang yang berkarunia bahasa roh, hanya membuktikan dirinya telah memiliki Roh Kudus, sambil mengeritik orang lain yang tidak memilikinya, bahkan membawa seluruh gereja ke dalam arus ini, saat itu ia tidak memberitakan Injil. Sebenarnya orang semacam itu belum menyatakan bahwa dirinya telah dipenuhi Roh Kudus.

Paulus mengatakan, hendaklah kamu penuh dengan Roh Kudus. Kalimat ini jelas merupakan kalimat perintah. Maksudnya Tuhan menghendaki kita – semua orang Kristen dipenuhi Roh Kudus.

3). Penguasaan Roh Kudus

Apakah artinya dipenuhi Roh Kudus? Apakah kita bisa tahu kalau seseorang sudah dipenuhi oleh Roh Kudus? Bagaimana menyatakan kepenuhan Roh Kudus di dalam kehidupan sehari-hari? Paulus berkata, “Dan janganlah kamu mabuk oleh anggur, karena anggur menumbulkan hawa nafsu, tetapi hendaklah kamu penuh dengan Roh.” (Efesus 5:18). Perbandingan ini sangat menarik. Orang yang mabuk oleh anggur adalah dia yang setelah minum anggur, dikuasai oleh alkohol. 

Ketika alkohol masuk ke dalam darah mereka, mereka tidak mampu berpikir seperti biasa dan mulai menjadi mabuk, karena ada kuasa lain di dalam diri mereka yang sedang menguasai mereka. Paulus mengkontraskan keadaan seperti itu dengan kepenuhan Roh Kudus. Maksudnya biarlah Roh Kudus yang menguasai diri saudara, bukan nafsu, hal-hal dunia atau anggur yang menuasai diri Saudara.

Namun, kita tetap harus memperhatikan, kepenuhan Roh Kudus yang dimaksudkan dalam Alkitab tidak pernah memberikan indikasi bahwa otak orang yang dipenuhi Roh Kudus itu berhenti bekerja. Alkitab tidak sekalipun mencatat bahwa orang yang dipenuhi Roh Kudus otaknya menjadi kabur, tidak bisa berpikir atau bekerja dengan baik, menjadi seperti orang yang mabuk. Alkitab belum pernah mengatakan jikalau orang yang dipenuhi Roh Kudus akan terjatuh ke belakang, lalu tidak sadarkan diri. Alkitab juga tidak pernah mencatat, orang yang dipenuhi Roh Kudus akan berguling-guling di tanah. Alkitab belum pernah mencatat ketika orang yang dipenuhi Roh Kudus berdoa, seluruh badannya gemetar.

4). Kepenuhan Firman

Jika kita membandingkan surat Efesus dan surat Kolose, kita akan menemukan kurang lebih 74 kalimat yang mirip. Di seluruh Kitah Suci, hanya kedua kitab ini yang memiliki persentasi kemiripan yang paling banyak. Apa yang pernah muncul di Efesus, muncul juga dalam istilah yang sedikit berbeda tapi dalam arti yang sama di Kolose, karena kedua surat ini dirilis oleh Paulus pada waktu dia berada di dalam penjara.

Paulus, yang sedang memikul salib, yang sedang terbelenggu karena Injil, menulis surat-surat di dalam penjara untuk menghibur orang Kristen yang berada di Galatia, di Efesus, di Filipi dan di Kolose. Jika bukan Roh Kudus memenuhi dia, tak mungkin dia mampu memikul salib dan melalui hidup yang begitu sengsara di dunia. Itu membuktikan dia dipenuhi Roh Kudus. Paulus yang berada di penjara membuktikan, tidak ada satupun gangguan luar, baik yang berasal dari politik, penganiayaan atau musuh-musuh Injil, yang bisa mengganggu kepenuhan Roh yang mengalirkan sukacita kepadanya. Itu kepenuhan Roh yang sejati.

Secara khusus, mari kita memperhatikan Efesus 5:18 dan Kolose 3:15-16. Di dalam Efesus 5:18 dikatakan,” hendaklah kamu penuh dengan Roh.” Kepenuhan Roh Kudus menjadi satu perintah. Kemudian disambung dengan “...dan berkata-katalah seorang kepada yang lain dalam mazmur, kidung puji-pujian dan nyanyian rohani”. 

Kalimat yang mirip juga muncul di Kolose 3:16, hanya saja Paulus memakai istilah yang sedikit berbeda: “Hendaklah perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya di antara kamu, sehingga kamu dengan segala hikmat mengajar dan menegur seorang akan yang lain dan sambil menyayikan mazmur dan puji-pijian dan nyanyian rohani, kamu mengucapkan syukur kepada Allah di dalam hatimu .“
Ketika menulis kepada jemaat di Efesus, Paulus menggunakan kalimat “dipenuhi oleh Roh Kudus,” tetapi ketika menulis kepada jemaat di Kolose, Paulus menggunakan kalimat “dipenuhi oleh perkataan-perkataan Kristus.” Jadi setelah seorang di penuhi Roh Kudus barulah dia bisa bersyukur, bermazmur dan memuji Tuhan. 

Sedangkan di Kolose dikatakan, setelah perkataan Kristus dan keyakinan firman Tuhan di dalam hati seseorang, barulah orang itu bersyukur, bermazmur, memuji Tuhan. Maksudnya, barang siapa dipenuhi Roh Kudus, dia harus dipenuhi firman Tuhan. Paulus bukannya lupa atau salah tulis. Jika kita melihat Kolose ayat 1, kita menemukan konsep-konsep yang sedemikian dalam, ajaib, karena segala yang ada di dalam Kristus merupakan rahasia kebenaran Allah yang begitu dalam.

Segala hikmat Allah terwujud di dalam Kristus yang pernah inkarnasi ke dalam dunia. Dia adalah Allah yang menjelma menjadi manusia ke dalam dunia ini. Paulus sengaja menggunakan persamaan konsep antara Efesus dan Kolose, dengan cara menggunakan dua cara macam kalimat yang berbeda, tetapi memiliki makna yang sama. Barang siapa di penuhi Roh Kudus, dia dipenuhi dengan kuasa dan perkataan Kristus di dalam firman-Nya.

“Di penuhilah dengan Roh Kudus, supaya kamu bisa bermazmur dan memuji Tuhan dengan penuh syukur”. Dan “... dipenuhilah dengan perkataan-perkataan Kristus di dalam hatimu, supaya kamu dapat bermazmur, bersyukur dan memuji-muji Tuhan” adalah sama. Tetapi saya sering menyaksikan orang-orang yang menyebut dirinya dipenuhi Roh Kudus, justru miskin sekali pengertiannya akan firman Tuhan. Mereka sepertinya pintar mencari ayat Alkitab, yang berulangkali dicari adalah ayat yang mendukung pikiran mereka yang ekstrim.

Jika saudara pernah diganggu oleh orang-orang dari saksi Yehovah, saudara akan mengetahui betapa “ahlinya” mereka membuka Kitab Suci, sambil membahas bahasa Yunaninya. Saudara tidak perlu terkejut, karena bahasa Yunani yang mereka ketahui tidak lebih dari 50 kata (sayangnya bahasa Gerika yang saudara mengerti mungkin hanya 10 kata, jadi tetap kalah).

5). Problema Kepenuhan Roh Kudus

Celakalah orang Kristen yang tidak mempelajari firman Tuhan dengan sungguh-sungguh! Orang yang menyebut dirinya di penuhi Roh Kudus, yang sangat menekankan doktrin Roh Kudus, tetapi nyatanya hidup mereka tidak kudus, pengertian mereka tentang firman Tuhan juga begitu dangkal, begitu sedikit. Ini bukan prinsip Alkitab.

a.Wahyu baru

Perhatikanlah orang yang dipenuhi Roh Kudus, semoga dia juga bertanggung jawab dalam hal mengisi dirinya dengan limpah oleh firman Tuhan yang begitu kaya. Inilah jalan yang stabil. Adapun jalan yang tidak stabil adalah jalan yang gampang, kalau boleh, bisa ditempuh dengan jalan pintas. Dengan sedikit upaya sudah bisa memperoleh, bahkan bisa menyatakan diri lebih hebat daripada orang lain. Itu yang disebut kursus kilat. Banyak orang tidak mau belajar piano dari kecil dengan tekun, maka mereka membeli organ, supaya bisa langsung memainkannya.

Zaman ini adalah zaman di mana setan menawarkan jalan pintas, “Untuk apa belajar Alkitab begitu sulit. Belajarlah kepada saya, cukup hanya sepuluh menit, langsung sudah bisa dipenuhi Roh Kudus. Dan sesudah dipenuhi Roh Kudus, kau tidak perlu belajar Alkitab lagi. Berbeda dengan mereka yang menggunakan rasio, karena kau yang sudah mempunyai Roh lebih tinggi dari pada mereka.” Itulah penawaran setan. ”Bukankah Alkitab adalah wahyu kuno, sedangkan aku mendapatkan wahyu baru. Bukankah Alkitab sudah berusia 2.000 tahun tetapi wahyu yang aku dapatkan baru kemarin.” Inilah yang setan kerjakan.

Dari satu aspek memang kelihatan benar, karena dia merasakan kesegaran akan penyertaan Tuhan dan tindakan Tuhan dalam menyatakan sesuatu kepadanya. Dia mempunyai motivasi yang baik, dia percaya bahwa Tuhan itu hidup. Saya kagum akan hal itu. Tetapi sayang, dia tidak tahu bahwa wahyu sudah berhenti pada saat Kitab Suci sudah di berikan secara sempurna. Yang ada kini hanyalah pimpinan-Nya kepada orang-orang yang sungguh taat kepada-Nya untuk kembali ke dalam Kitab Suci yang tertulis. Kembali kepada Alkitab dan tunduk kepadanya dengan pimpinan yang segar, dengan pengertian yang segar, dengan pencerahan yang segar. Itulah berita dari Roh Kudus.

Setiap hari, setiap saat, setiap detik, kita masih mungkin menerima pencerahan yang segar, pimpinan yang segar dan pengertian yang segar dari Roh Kudus, tetapi bukanlah wahyu yang baru. Tidak ada lagi yang di wahyukan kepada seseorang dengan diiringi kalimat , ”firman Tuhan kepadku,” seperti pada zaman nabi dan rasul. Karena Kitab Suci mengatakan, “Gereja didirikan diatas nabi-nabi dan rasul-rasul” (Efesus 2:20). Berarti tidak ada lagi landasan gereja yang lain, kecuali Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru.

Seandainya ada orang berani berkata, “Kemarin saya mendapat wahyu dari Tuhan,” saya kuatir jikalau dia menuliskan wahyu tersebut, maka akan ada dua kitab Wahyu. Bagai mana seorang bisa mengatakan dirinya mendapatkan Wahyu? Jikalau dia menerima wahyu, dia harus membicarakan ayat itu satu dengan yang lain. Hal itu hanya terjadi sebelum Kitab Suci ditulis dengan lengkap, bukan mengatakan dengan ayat yang sudah ada, lalu Saudara mengatakan bahwa Saudara teleh mendapat wahyu.

b. Problema Hermeneutika

Kadang-kadang kesalahan di dalam megerti Alkitab dikarenakan tugas hermeneutika kurang dapat dipertanggungjawabkan. Misalnya ada orang akan berkata, “ Yesus Kristus tidak berubah, kemarin, sekarang dan selama-lamanya.” (Ibrani 13:8). Kalau dulu Dia menyembuhkan, sekarangpun Dia akan menyembuhkan.” Maka ayat Ibrani 13:8 itu pun dipakai untuk mendoakan orang yang sakit. Saya percaya kita memang berhak meminta, dan sampai sekarang Tuhan masih bisa menyembuhkan orang sakit. 

Tetapi kalau Saudara memakai ayat itu untuk mendoakan orang sakit, saya juga akan menuntut: “Bukankah Yesus tidak berubah? Kalau begitu, Yesus pernah membangkitkan orang mati, sekarang apakah Saudara dapat membangkitkan orang mati?” Tentu orang akan berkata, “ Wah soal bangkit dari mati adalah hal lain, kalau kesembuhan masih mungkin.” Inilah yang disebut menafsirkan Alkitab dengan semaunya sendiri.

Dahulu Yesus menyembuhkan orang sakit hanya dengan mengatakan, “sembuhlah kau!”, maka orang itupun sembuh. Yesus juga pernah berkata, ”Lazarus keluar!”, maka Lazaruspun keluar dari kuburnya. Jika prinsip Ibrani 13:8 di pakai oleh pendeta untuk menyembuhkan, sekarang persilahkan pendeta itu memakai ayat tersebut ke kuburan dan berkata, “Aminudin keluar!” Apa yang akan terjadi? Ayat Ibrani 13:8 tidak boleh ditafsirkan sembarangan, semau kita, atau dipakai untuk menunjang prinsip kita sendiri yang tidak sesuai dengan Alkitab. Oleh karena itu, janganlah sembarangan menafsirkan Alkitab. Akibatnya, firman Tuhan tidak diterapkan sesuai dengan kebenaran yang diyatakannya.

c. Mendukakan Roh Kudus

Orang yang percaya dan menerima Tuhan Yesuslah yang menerima Roh Kudus, karena kepada mereka telah di berikan Roh Kudus untuk menjadi meterai sampai Kristus datang kembali. Sebab itu Paulus berkata kepada jemaat di Efesus, “Janganlah kamu mendukakan Roh Kudus Allah, yang telah memeteraikan kamu menjelang hari penyelamatan” (Efesus 4:30).

Janganlah kamu mendukakan Roh Kudus, karena Roh Kudus seperti seorang ibu melahirkan anak. Dia mengasuh, memimpin dan membesarkannya dengan susah payah, dengan air mata dan dengan pengharapan yang penuh. Dia tidak ingin disakiti oleh anak-Nya.

Demikian juga Roh Kudus yang sudah melahirbarukan kita, memberi kita hidup baru. Dia berdiam di dalam diri kita, seperti seorang ibu yang menjaga, membesarkan dan memberi kita kekuatan untuk menunggu sampai Kristus datang kembali. Jangan mendukakan Roh Kudus, jangan membuat Dia menangis sedih dan susah, karena Dia begitu mengasihi kita.

Di dalam surat-surat Paulus disebutkan tiga macam dosa yang mungkin orang Kristen lakukan terhadap Roh Kudus, yaitu (1) mendukakan Dia; (2) memadamkan Dia, dan (3) tidak taat ke pada-Nya. Maksudnya, pada waktu Roh Kudus menggerakkan hati kita, memimpin kita, jangan kita membangkang atau menolak. Bukankah tidak pantas kalau kita yang sudah diberi hidup, diberi keselamatan dan penebusan oleh Roh Kudus justru tidak taat kepada-Nya.

Jangan memadamkan Roh Kudus, berarti kalau api Roh Kudus menggerakkan kita untuk mengerjakan sesuatu, seperti memberitakan Injil kepada orang lain, kerjakanlah itu. Jangan kita berdalih apapun juga. Semua itu adalah bujukan dari setan. Saat Roh Kudus menggerakkan hati kita untuk mengabarkan Injil, membagikan traktat, menjadi saksi, atau mengerjakan ini dan itu, janganlah kita memadamkan gerakan-Nya. 

Terlalu banyak orang Kristen yang sering memadamkan api Roh Kudus, sehingga mereka tidak lagi berguna di dalam kerajaan Allah. lalu mereka mengampuni diri dengan kata-kata yang tidak bertanggung jawab: “Tidak apa-apa, banyak pendeta yang tidak kuat. Bukankah saya tidak dipanggil untuk menjadi pendeta, jadi jika saya tidak mengabarkan Injil maka tidak apa-apa.” Semua itu adalah tipuan dari setan.

Paulus berkata, “Jangan memadamkan Roh Kudus,” “Jangan menolak Roh Kudus,” dan “Jangan mendukakan Roh Kudus,” Maksudnya jangan dengan sengaja mengerjakan sesuatu yang bukan saja melawan suara hati nurani kita sendiri, juga melawan pimpinan Roh Allah. Jika saudara berulangkali memadamkan panggilan Roh Kudus, ia akan mendiamkan Saudara. Dia bersedih di dalam diri Saudara. 

Meskipun Dia tetap berada di dalam diri Saudara, tetapi Dia berduka, Dia melihat kita, anak yang tidak taat ini, selalu meremehkan api-Nya, dan lambat laun kita menjadi tidak peka terhadap pimpinan-Nya yang khusus atas diri kita. Dengan demikian, yang rugi bukan Roh Kudus tapi diri kita sendiri.

d. Menghujat Roh Kudus

Menghujat Roh Kudus tidak mungkin dilakukan oleh orang Kristen yang sudah diselamatkan. Seorang Kristen yang sungguh telah diperanakan kembali tak mungkin menghujat Roh Kudus. Pernyataan ini mungkin sedikit menenangkan kita, karena saya percaya di antara kita ada sebagian orang yang meresa dirinya mungkin pernah menghujat Roh Kudus, sehingga merasa ketakutan luar biasa.

Tidak ada kemungkinan bagi orang yang sudah sungguh-sungguh diselamatkan atau diperanakan kembali untuk menghujat Roh Kudus. Mengapa? Karena hal menghujat Roh Kudus dilakukan pada waktu kita belum menjadi seorang yang percaya. Bila orang yang belum percaya atau yang menolak pekerjaan Tuhan terhadapnya menghujat Roh Kudus, berarti dia pernah menolak penawaran itu untuk selama-lamanya. Orang yang sedemikian tidak akan digerakkan lagi. Orang yang sudah sungguh diselamatkan tidak mungkin menghujat Roh Kudus.

Orang yang pernah menghujat Roh Kudus, tidak mungkin merasa takut dirinya telah menghujat Roh Kudus. Sama seperti seorang yang berdiri di tempat yang tinggi sekali dan melihat ke bawah, dia takut jatuh dan mati. Itu tandanya dia belum mati, karena bila sudah jatuh dia akan mati, dan dia tidak akan takut mati lagi. Jadi orang yang takut mati berarti dia belum mati, karena orang yang sudah mati tidak bisa takut mati lagi. Saudara takut jatuh membuktikan Saudara belum jatuh, demikian juga jika Saudara takut pernah menghujat Roh Kudus membuktikan bahwa Saudara tidak menhujat Roh Kudus.

Tetapi setan mungkin pernah memakai kesempatan-kesempatan tertentu membuat ilusi di dalam pikiran Saudara, sehingga Saudara mengira Saudara telah menghujat Roh Kudus, padahal itu hanya merupakan tipu muslihat.

Siapakah orang yang menghujat Roh Kudus? Orang yang menghujat Roh Kudus adalah dia yang terus menerus menolak gerakan Roh Kudus di dalam hatinya, khususnya gerakan mengambil keputusan menerima Yesus Kristus. Roh Kudus menggerakkan, memberikan penawaran kepadanya, tapi dia menolak dan menolak, bahkan sampai saat terakhir pun dia tetap menolak, maka Roh Kudus meninggalkan dia, dan dia mati di dalam dosa. Orang itu disebut sebagai orang yang menghujat Roh Kudus. Jika Saudara sudah menerima Kristus berarti hal tersebut tidak pernah terjadi pada diri saudara.

Alkitab mengajarkan: Allah Bapa menyediakan keselamatan, Allah Anak menggenapi keselamatan, Allah Roh Kudus melaksanakan dan menyodorkan penawawan keselamatan. Keselamatan yang disediakan dan direncanakan Bapa hanya mungkin digenapi, jika Kristus taat kepada Bapa. Lalu Allah Bapa mengirim Kristus ke dunia untuk menjadi Juruselamat, maka di atas kayu salib Yesus menggenapkan semuanya. Yesus meminta kepada Bapa untuk mengirim Roh Kudus. 

Dan kalau Ia datang. Ia akan menginsyafkan dunia akan dosa, kebenaran dan penghakiman. Maka Roh Kudus manggerakkan hati manusia. Tetapi bila orang yang digerakkan menolak, berarti gerakan Roh Kudus ditolak. Akhirnya Roh Kudus terakhir kali menggerakkan dia, dan dia tidak mau. Berarti dia telah menghina dan menolak Roh Kudus, maka dosanya tidak akan memperoleh pengampunan, dia akan membawa dosanya untuk selama-lamanya. Orang semacam itulah yang disebut menghujat Roh Kudus.

Semua yang disebut jangan, jangan, dan jangan adalah perintah Allah dari aspek negatif; dan dari aspek positf, Paulus berkata, “ Hendaklah kamu dipenuhi oleh Roh Kudus.” Kita perlu dipenuhi oleh Roh Kudus. Sebelum kita dipenuhi Roh Kudus, kita harus terlebih dahulu mengerti siapa itu Roh Kudus dan apakah kehendak-Nya. Roh Kudus adalah Allah, barulah kita mungkin dipenuhi olehnya. Barangsiapa mempermainkan Roh Kudus, barang siapa mengira kalau sudah bisa bersuara yang aneh-aneh, berarti sudah terbukti memiliki Roh Kudus, maka Roh Kudus akan membiarkan dia, karena dia telah membalikkan seluruh urutan karunia Roh.

Baca Juga: 4 Penerimaan Roh Kudus Yang Benar

Roh Kudus adalah Allah yang berdaulat, Allah yang menjadi Tuhan di dalam hidup kita. Bila kita menaklukkan diri kapada-Nya, barulah kita mungkin dipenuhi oleh-Nya. Kalau kita meniru orang lain, mempelajari glosolali hanya untuk menyatakan diri telah memiliki Roh Kudus dan lebih hebat dari orang lain, maka Roh Kudus akan membiarkannya. Roh Kudus akan membiarkan orang-orang seperti itu merasa hebat, padahal pengalaman-pengalaman tanpa ditunjang oleh firman yang sejati dan Roh yang sejati, justru akan mendatangkan bahaya besar bagi diri mereka sendiri. 

Tuhan membiarkan orang semacam ini. Memperbolehkan mereka kelihatan hebat dan sukses luar biasa. Lalu sesudah itu, membuang mereka. Seperti yang telah dialami oleh Jimmy Swagart, James Baker, dan seorang lagi, yang tidak akan saya sebutkan namanya, yang sekarang masih kelihatan besar sekali, padahal dia sudah berzinah dan sudah mengganti namanya.

Jangan bermain-main dengan Tuhan. Dia akan membiarkan Saudara menjadi besar di luar kehendak-Nya, di luar pimpinan firman-Nya dan di luar prinsip Alkitab, lalu akhirnya mempermalukan Saudara sendiri. Untuk itu, kita perlu sekali mempelajari bagaimanakah ciri-ciri seorang yang betul-betul dipenuhi oleh Roh Kudus.
Next Post Previous Post