Panduan Gereja Berkembang: Delapan Kunci Keberhasilan

Pendahuluan

Dalam perjalanan rohaniah ini, kita akan menjelajahi makna sejati dari pertumbuhan gereja dalam Kristus. Gereja yang ingin tumbuh tidak dapat mengabaikan landasan penting yang membentuk karakteristiknya. Delapan prinsip utama ini adalah kunci keberhasilan, mengarah pada suatu perubahan positif dalam dinamika gereja. 

Mari kita merenung bersama mengenai esensi dari kepemimpinan yang memberdayakan, pelayanan berorientasi pada karunia, kehausan rohani, struktur pelayanan yang tepat guna, ibadah yang membangkitkan, peran kelompok kecil, pentingnya penginjilan, dan cinta sebagai pusat dari hubungan yang penuh kasih. Dengan pemahaman mendalam terhadap karakteristik ini, gereja dapat mencapai pertumbuhan yang bermakna dan mengalami keberkahan dalam pelayanannya.
Panduan Gereja Berkembang: Delapan Kunci Keberhasilan
Gereja yang ingin bertumbuh dalam Kristus, tidak boleh mengabaikan salah satu pun dari karakteristik ini.

1. Kepemimpinan yang melakukan pemberdayaan 

Karakteristik yang pertama tidak disebut kepemimpinan yang diberdayakan tetapi yang melakukan pemberdayaan. Kepemimpinan yang diberdayakan dapat diartikan dengan adanya satu tokoh pemimpin (kadang-kadang beberapa) dengan bakat yang luar biasa serta memiliki visi yang besar. Hal ini akan terlihat seorang pemimpin yang sangat sibuk luar biasa karena bekerja hanya seorang diri. Bawahan hanya akan bekerja jika diberi perintah oleh pimpinan. Inilah pola kepemimpinan yang tidak memberdayakan orang lain.

Melakukan pemberdayaan berarti, para pemimpin gereja yang bertumbuh tidak harus berusaha untuk membangun kekuasaan untuk menjadi sangat dominan. Sebaliknya, salah satu dari tugas mereka yang terpenting adalah menolong orang Kristen mengembangkan tingkat kemampuan yang telah dikaruniakan Allah kepada mereka. Pemimpin gereja memperlengkapi, mendukung, memotivasi dan menjadi mentor bagi individu-individu sehingga mereka menyadari bahwa Allah mempunyai panggilan yang unik bagi setiap orang.

2. Pelayanan yang berorientasi pada karunia 

Dasar dari karakteristik yang kedua ini adalah keyakinan bahwa Allah telah menetapkan orang-orang tertentu yang paling tepat melakukan pelayanan tertentu di gereja. Peran pemimpin gereja adalah membantu anggotanya mengenali karunia mereka dan memadukan mereka ke dalam pelayanan yang cocok dengan karunia mereka. 

Prinsip ini kedengarannya sangat sederhana, tetapi bila diterapkan akan membawa dampak besar bagi semua bidang kehidupan gereja. Ketika kita hidup menurut karunia rohani kita, kita tidak lagi bekerja dengan kekuatan kita sendiri, tetapi Roh Kudus bekerja di dalam kita. Jadi walaupun kita adalah orang biasa, kita dapat menggenapi hal-hal yang luar biasa.

3. Kerohanian yang haus dan penuh antusiasme 

Karakteristik yang lain yang berhubungan erat dengan pertumbuhan gereja adalah adanya gaya kerohanian. Bukan tentang bagaimana kerohanian itu diekspresikan, melainkan fakta atau kenyataan bahwa iman dihayati dan diamalkan berdasarkan komitmen, yang berapi-api dan antusiasme. Tingkat kehausan rohani sangat menentukan pertumbuhan gereja.

Karakteristik ini menjelaskan bahwa metode yang digunakan oleh sebuah gereja adalah masalah sekunder dan masalah primer. Gereja dalam menjalani imannya dengan penuh kegairahan rohani akan mengalami sukses walaupun dengan memakai metode yang sederhana atau yang biasa. 

Begitu juga dengan sebaliknya bahwa metode yang dianggap paling terbaik sekalipun namun tidak terdapat kegairahan rohani di dalamnya maka hasilnya tidak akan maksimal. Ibarat suatu alat yang canggih namun tidak pernah diisi bahan bakar, maka tentu tidak akan beroperasi.

4. Struktur pelayanan yang tepat guna

Karakteristik ini merupakan suatu kriteria yang sangat penting untuk bentuk dan struktur di dalam gereja. Meski struktur gereja, bukanlah sebuah tujuan, namun ia merupakan sarana untuk mencapai suatu tujuan. Oleh karena itu, bentuk atau struktur yang tidak tepat guna, haruslah diperbaharui (mis. Struktur kepemimpinan yang merendahkan harkat dan martabat, waktu ibadah yang tidak tepat, atau program yang tidak menjangkau jemaat secara efektif). 

Melalui proses pembaharuan ini, kebiasaan yang hanya bersifat tradisional dapat dipertahankan bila masih efektif. Tradisionalisme berarti bentuk gereja harus tetap sama karena sudah terbiasa dengan bentuk atau pola atau model tersebut. Tradisionalisme merupakan faktor yang paling besar akibat negatifnya dalam pertumbuhan gereja. Hal inilah yang menghambat pertumbuhan gereja. Gereja masih tertutup dengan kemajuan, baik itu yang sudah ada di sekitarnya, maupun yang datang dari luar lingkungan. 

Gereja ini masih tetap terpaku dengan sistem yang lama dan tetap terpaku pada program yang sudah ada (program oriented) dan tidak peka terhadap kebutuhan pelayanan yang mendesak untuk dilayani pada saat itu (people oriented). Ada indikasi bahwa untuk melayani orang saki pun harus dirapatkan dulu karena kalau tidak ada dalam program tahun ini, maka tidak akan dilayani. Sebenarnya gereja ini sudah menuju stagnasi (berjalan di tempat) dan akhirnya menuju kehancuran

5. Ibadah yang membangkitkan Kerohanian (KKR)

Banyak orang Kristen yang memakai model ibadah tertentu dari gereja tertentu, karena model tersebut dianggap sudah mewakili prinsip pertumbuhan gereja. Karakteristik ini sebenarnya tidak menunjuk kepada sebuah model ibadah, melainkan menunjuk kepada suatu prinsip yang harus ada dalam setiap ibadah raya. Hal yang menjadi kriteria utama dalam ibadah adalah; apakah ibadahnya merupakan pengalaman yang membangkitkan inspirasi atau semangat baru bagi mereka yang menghadirinya? 

Dan pada akhirnya mereka yang hadir dalam ibadah yang mengalami kebangkitan semangat akan berkata- sangat luar biasa ibadah kita ini, saya tidak mau ketinggalan lagi dalam ibadah raya ini. Jika hal seperti ini ada dalam setiap ibadah di gereja Anda, maka bersiaplah gereja Anda dipenuhi dengan orang-orang yang semangat untuk beribadah.

Menciptakan ibadah yang membangkitkan semangat kehidupan rohani jemaat, memang sering kali mendapat tantangan dari kelompok Kristen yang biasa beribadah dengan hanya sekedar memenuhi tuntutan agamanya. Mereka datang beribadah bukan dengan suatu kerinduan yang mendalam untuk menikmati persekutuan dengan Tuhan dan sesama serta untuk mendapatkan pengalaman yang mendalam bersama dengan Tuhan, namun hal itu dilakukan hanya untuk kesenangan manusia. Inilah ibadah raya Kristen yang rutinitas. 

Bahkan beberapa orang percaya mengatakan bahwa dengan kesetiaan mereka beribadah yang tidak menyenangkan Tuhan itu, akan mendapat berkat dari Tuhan. Padahal mereka datang sesudah doa pembukaan dan pulang sebelum doa berkat, mau dapat berkat dari mana? Hal ini menjadi tantangan besar bagi para hamba Tuhan dalam pelayanan di daerah ini (Widya Wahyuni (2020). 

Selanjutnya perlunya kegiatan KKR ini karena jemaat seakan-akan mengalami kemunduran dalam antusiasme beribadah baik dalam persekutuan kelompok maupun ibadah raya di Gereja (Kristian SP). Oleh sebab itu untuk dapat mewujudkan ibadah yang mengalami kebangunan atau kebangkitan kerohanian, maka perlu ada persiapan rohani dan materi serta tahnik yang baik dan matang.

6. Kelompok kecil yang menjawab kebutuhan secara menyeluruh

Gereja-gereja yang bertumbuh biasanya telah mengembangkan suatu sistem kelompok kecil dimana setiap orang Kristen dapat berkomunitas dengan intim, mendapat pertolongan sehari-hari, dan mendapat dukungan pertumbuhan rohani yang intensif. Inilah sesungguhnya elemen-elemen dari konsep keseluruhan Alkitab. 

Dalam kelompok ini, orang tidak hanya mendalami isi Alkitab, atau hanya mendengarkan uraian yang menarik dari seorang pakar, akan tetapi mereka menerapkan kebenaran Alkitab dalam kehidupan sehari-hari. Kelompok kecil orang Kristen bukanlah suatu pilihan yang menjadi hobi semata-mata dan kesenangan yang dilakukan bila ada waktu. Bukan demikian! Hal ini merupakan pokok kehidupan yang sebenarnya dari gereja Yesus Kristus.

7. Penginjilan yang Berorientasi kepada Kebutuhan 

Dapatkah gereja bertumbuh tanpa proses penyampaian kabar baik untuk membawa orang lain masuk ke dalam Gereja? Pertumbuhan gereja tidak dapat terjadi tanpa penginjilan. Rahasia sukses kita dalam menyampaikan Injil, yakni dengan cara menjawab kebingungan dan memenuhi kebutuhan mereka yang bukan Kristen. 

Apakah yang menjadi kebutuhan manusia yang masih ada dalam kegelapan dosa? Kebutuhan mereka adalah terang Kristus. Dan terang Kristus itu akan hadir bagi mereka jika ada yang memberitakan Injil kepadanya. Dengan demikian karakteristik gereja yang bertumbuh adalah dengan giat melaksanakan penginjilan untuk mencari jiwa baru di bawah kepada Kristus agar beroleh hidup kekal

8. Hubungan yang penuh kasih.

Gereja-gereja yang bertumbuh memanifestasikan kasih sebagai ajaran penting Kristus dan menjadikan ajaran tersebut yang jauh lebih hangat daripada gereja-gereja yang macet dan merosot. 

Beberapa pertanyaan atau kuesioner berikut ini dapat mengevaluasi gereja kita; 1. Apakah anggota jemaat menghabiskan waktu satu sama lain di luar acara resmi yang diadakan oleh gereja? 2. Berapa sering mereka mengundang untuk makan bersama atau untuk minum secangkir kopi? 3. Seberapa murah hati gereja membagikan pujian? 4. Sejauh mana gembala memahami pergumulan pribadi dari para aktivis gereja? 5. Berapa banyak keceriaan terdapat dalam gereja?

Kasih yang nyata dan tidak pura-pura dapat menghidupkan gereja dengan kekuatan daya tarik yang lebih besar dibanding dengan semua upaya dan prinsip pemasaran dunia. Kasih sejati menyebarkan wangi-wangian yang memikat dan sulit untuk menolaknya. 


Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan berkaitan dengan delapan karakteristik pertumbuhan gereja, yaitu: 1. Prinsip-prinsip ini berlaku secara universal (dapat diterapkan pada gereja-gereja di seluruh dunia) 2. Prinsip-prinsip ini dapat diterapkan pada gereja kita sendiri berdasarkan situasi dan kondisi masing-masing gereja. 3. Masing-masing prinsip ini memiliki hubungan yang erat dengan pertumbuhan secara kualitas maupun secara kuantitas di gereja. Jika kita ingin melakukannya, tidak boleh mengabaikan salah satu pun dari delapan prinsip ini.

Kesimpulan

Pertumbuhan gereja adalah sesuatu yang tidak dapat dihasilkan oleh manusia. Tugas saat ini hanyalah menanam dan menyiram seperti apa yang dikatakan oleh Rasul Paulus kepada jemaat di Korintus. Jadi hanya sebagai alat-Nya yang dipakai membangun gereja-Nya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa gereja yang bertumbuh adalah gereja yang memiliki pemimpin berkomitmen dari hati dan jiwa yang diterangi kebenaran Firman Tuhan bagi pertumbuhan gereja

Di mana  kehidupan jemaatnya menggunakan delapan karakteristik ini bukan hanya sebagai prinsip-prinsip umum, tetapi kunci sukses universal untuk pertumbuhan gereja. Masing-masing karakteristik saling terkait dan memainkan peran penting dalam memastikan gereja tidak hanya tumbuh secara kuantitas tetapi juga kualitas. Jika kita ingin gereja kita menjadi dinamis dan relevan, mari kita perhatikan dan terapkan dengan sungguh-sungguh delapan karakteristik kunci ini.
Next Post Previous Post