Yohanes 5:37-38: Kesaksian Bapa tentang Anak
Teks Ayat Yohanes 5:37-38
"Bapa yang mengutus Aku, Dialah yang bersaksi tentang Aku. Kamu tidak pernah mendengar suara-Nya, rupa-Nya pun tidak pernah kamu lihat, dan firman-Nya tidak menetap di dalam dirimu, sebab kamu tidak percaya kepada Dia yang telah diutus-Nya."
Ayat ini muncul dalam percakapan Yesus dengan orang-orang Yahudi setelah Dia menyembuhkan seorang pria di kolam Betesda pada hari Sabat. Peristiwa ini menimbulkan perdebatan, karena Yesus dianggap melanggar hukum Sabat dan menyamakan diri-Nya dengan Allah (Yohanes 5:18). Dalam respons-Nya, Yesus menjelaskan bahwa segala sesuatu yang Dia lakukan berasal dari kehendak Bapa yang mengutus-Nya.
Kesaksian Bapa dalam Yohanes 5
1. Bapa yang Mengutus Anak
Frasa “Bapa yang mengutus Aku” menegaskan misi ilahi Yesus. Dalam teologi Yohanes, konsep pengutusan sangat penting untuk menunjukkan hubungan antara Allah Bapa dan Anak. Menurut Andreas Köstenberger, seorang pakar Injil Yohanes, istilah "mengutus" (Yunani: apostello) mengacu pada tindakan Bapa yang memberikan otoritas dan misi kepada Anak untuk menyelamatkan dunia. Yesus adalah utusan ilahi yang bertindak atas nama Allah, sebagaimana ditegaskan dalam Yohanes 3:17: “Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya melalui Dia.”
Kesaksian Bapa ini tidak hanya berupa pernyataan verbal, tetapi juga diperlihatkan melalui perbuatan-perbuatan Yesus. Mukjizat-mukjizat yang dilakukan Yesus, seperti penyembuhan orang lumpuh di kolam Betesda (Yohanes 5:8-9), adalah bukti nyata bahwa Dia diutus oleh Bapa.
2. Suara dan Wujud Allah yang Tidak Dikenal
Dalam Yohanes 5:37, Yesus mengatakan bahwa orang-orang Yahudi tidak pernah mendengar suara Bapa atau melihat rupa-Nya. Pernyataan ini mengacu pada keterbatasan manusia untuk mengenal Allah secara langsung. Teolog D.A. Carson menjelaskan bahwa ini menunjukkan bahwa hubungan orang-orang Yahudi dengan Allah Bapa hanya bersifat ritualistik, tanpa pengenalan pribadi yang mendalam. Mereka mempelajari Kitab Suci tetapi gagal mengenali Yesus sebagai utusan Allah, sebagaimana dinubuatkan dalam tulisan-tulisan mereka (Yohanes 5:39-40).
Pernyataan Yesus ini juga menggemakan teologi Perjanjian Lama tentang Allah yang tidak dapat dilihat oleh manusia. Dalam Keluaran 33:20, Allah berfirman kepada Musa: “Engkau tidak dapat melihat wajah-Ku, sebab tidak ada orang yang dapat melihat Aku dan tetap hidup.” Namun, dalam Yohanes 1:18, kita menemukan penggenapan baru: “Tidak seorang pun yang pernah melihat Allah; tetapi Anak Tunggal Allah, yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakan-Nya.” Yesus, sebagai representasi sempurna Allah, membuat Allah yang tidak kelihatan menjadi nyata kepada manusia.
3. Firman yang Tidak Berdiam di Hati
Yesus menegur orang-orang Yahudi karena firman Allah tidak berdiam dalam diri mereka. Hal ini bukan berarti mereka tidak mengetahui Kitab Suci, tetapi hati mereka tertutup untuk memahami kebenaran yang dinyatakan Allah melalui Yesus. Mereka memegang hukum Taurat secara legalistik tanpa mengenal intinya, yaitu Yesus sendiri.
R.C. Sproul, dalam komentarnya, menyatakan bahwa teguran ini menunjukkan krisis iman yang serius. Mereka memiliki akses ke Firman Allah, tetapi menolak mempercayai Dia yang diutus Allah. Ini mengingatkan kita pada Mazmur 119:11: “Dalam hatiku aku menyimpan janji-Mu, supaya aku jangan berdosa terhadap Engkau.” Tanpa penerimaan yang tulus terhadap Firman Allah, hubungan manusia dengan Allah menjadi dangkal.
Kesaksian Bapa dalam Injil Yohanes
Injil Yohanes mencatat banyak cara Allah Bapa bersaksi tentang Anak-Nya. Berikut beberapa poin penting:
1. Kesaksian melalui Yohanes Pembaptis
Yohanes Pembaptis diutus untuk bersaksi tentang Yesus sebagai Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia (Yohanes 1:29). Yohanes Pembaptis mengarahkan orang banyak untuk percaya kepada Yesus, sebagaimana Allah menghendakinya (Yohanes 1:6-8).
2. Kesaksian melalui Mukjizat
Mukjizat-mukjizat yang dilakukan Yesus adalah bukti nyata dari otoritas-Nya. Dalam Yohanes 5:36, Yesus berkata bahwa pekerjaan-pekerjaan yang diberikan Bapa kepada-Nya untuk diselesaikan adalah kesaksian langsung dari Allah tentang siapa Dia.
3. Kesaksian melalui Kebangkitan
Puncak kesaksian Bapa adalah kebangkitan Yesus Kristus. Dalam Yohanes 10:17-18, Yesus menyatakan bahwa Dia memiliki kuasa untuk menyerahkan nyawa-Nya dan mengambilnya kembali, sebagaimana yang dikehendaki oleh Bapa. Kebangkitan Yesus membuktikan bahwa Dia adalah Anak Allah yang dijanjikan.
Relevansi Bagi Kehidupan Kristen
Apa yang dapat dipelajari oleh orang percaya dari Yohanes 5:37-38? Berikut adalah beberapa implikasi teologis dan praktisnya:
1. Pengenalan akan Allah Melalui Yesus
Yohanes 5:37-38 mengajarkan bahwa satu-satunya cara untuk mengenal Allah adalah melalui Yesus Kristus. Dalam Yohanes 14:6, Yesus berkata: “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.” Orang percaya dipanggil untuk mendalami hubungan mereka dengan Allah melalui Kristus, yang adalah manifestasi sempurna dari Bapa.
2. Firman Allah sebagai Pedoman Hidup
Yesus menegur orang Yahudi karena firman Allah tidak berdiam dalam hati mereka. Sebaliknya, orang percaya dipanggil untuk menjadikan Firman Allah sebagai pusat hidup mereka. Mazmur 119:105 berkata: “Firman-Mu adalah pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku.” Melalui pembacaan Alkitab yang mendalam dan doa, orang percaya dapat mengenal kehendak Allah.
3. Iman kepada Kristus sebagai Tanggapan
Kesaksian Bapa tentang Yesus menuntut tanggapan iman. Yohanes 5:38 menekankan bahwa tanpa percaya kepada Dia yang diutus Allah, seseorang tidak dapat memiliki hubungan dengan Allah. Orang percaya dipanggil untuk hidup dalam iman yang teguh kepada Kristus, yang telah diutus untuk membawa keselamatan.
4. Bersaksi Tentang Kristus
Sebagaimana Allah Bapa memberikan kesaksian tentang Anak, orang percaya juga dipanggil untuk bersaksi tentang Kristus kepada dunia. Dalam Matius 28:19-20, Yesus memberikan Amanat Agung kepada murid-murid-Nya untuk memberitakan Injil kepada segala bangsa. Kesaksian ini adalah cara bagi orang percaya untuk meneruskan misi Kristus di dunia.
Kesimpulan
Yohanes 5:37-38 adalah pernyataan yang kuat tentang kesaksian Allah Bapa mengenai Anak-Nya, Yesus Kristus. Melalui perkataan ini, Yesus menegaskan hubungan-Nya yang unik dengan Bapa dan menunjukkan bagaimana karya-Nya adalah perwujudan kehendak Allah.
Baca Juga: Pekerjaan Yesus: Kesaksian dari Karya-Nya Sendiri (Yohanes 5:36)
Bagi orang percaya, ayat ini mengingatkan kita akan pentingnya iman kepada Kristus sebagai jalan untuk mengenal Allah. Selain itu, kita dipanggil untuk hidup dalam ketaatan kepada Firman Allah dan menjadi saksi bagi dunia.
Semoga kita semakin mendalami hubungan kita dengan Allah melalui Kristus dan menjadi saksi yang setia bagi kemuliaan-Nya.
Amin.