Allah Memilih Ishak: Kasih Karunia dan Janji Allah yang Kekal

Allah Memilih Ishak: Kasih Karunia dan Janji Allah yang Kekal

Pendahuluan:

Pemilihan Ishak sebagai anak perjanjian Allah merupakan bagian penting dari narasi besar rencana penyelamatan yang dikerjakan oleh Allah dalam Alkitab. Ishak bukan hanya anak Abraham, tetapi ia juga adalah keturunan yang dipilih Allah untuk mewarisi janji perjanjian yang telah diberikan kepada Abraham. Dalam pemilihan Ishak, kita melihat kedaulatan Allah, kasih karunia-Nya yang berdaulat, serta kesetiaan-Nya untuk melanjutkan rencana keselamatan yang akan mencapai puncaknya dalam kedatangan Yesus Kristus.

Artikel ini akan mengeksplorasi tema "Allah Memilih Ishak" dengan mengacu pada Kejadian 17-26, serta pandangan teolog-teolog Reformed seperti John Calvin, Herman Bavinck, Louis Berkhof, dan R.C. Sproul. Kita akan membahas makna teologis dari pemilihan Ishak, perannya dalam rencana keselamatan Allah, dan implikasinya bagi kehidupan Kristen masa kini.

1. Pemilihan Ishak: Kedaulatan Allah atas Keturunan Abraham

a. Janji Perjanjian yang Kekal

Pemilihan Ishak pertama kali dinyatakan dalam Kejadian 17:19, ketika Allah menegaskan kepada Abraham bahwa perjanjian-Nya akan diteruskan melalui Ishak:"Tetapi Allah berfirman: ‘Tidak, melainkan Sara, istrimu, dialah yang akan melahirkan anak laki-laki bagimu, dan engkau akan menamai dia Ishak, dan Aku akan mengadakan perjanjian-Ku dengan dia menjadi perjanjian yang kekal untuk keturunannya.’"

Ayat ini menunjukkan bahwa meskipun Abraham memiliki anak lain, yaitu Ismael, Allah secara khusus memilih Ishak sebagai pewaris janji-Nya. Pilihan ini adalah tindakan kedaulatan Allah yang tidak bergantung pada kehendak manusia.

John Calvin dalam komentarnya menulis:"Allah menunjukkan bahwa keselamatan adalah hasil dari kasih karunia-Nya yang berdaulat. Pilihan Ishak bukan karena keunggulannya, tetapi karena kehendak Allah yang menetapkan perjanjian-Nya dengan dia."

b. Penegasan Kedaulatan Allah

Pemilihan Ishak juga ditegaskan dalam Roma 9:7-9, di mana Paulus menjelaskan bahwa tidak semua keturunan Abraham adalah anak perjanjian:"... tetapi: Yang berasal dari Ishaklah yang akan disebut keturunanmu. Artinya: bukan anak-anak menurut daging adalah anak-anak Allah, tetapi anak-anak perjanjian yang disebut keturunan yang benar."

R.C. Sproul menekankan bahwa pemilihan Ishak adalah bukti kedaulatan Allah dalam menentukan siapa yang akan menjadi bagian dari rencana keselamatan-Nya.

2. Ishak sebagai Pewaris Janji Perjanjian

a. Kelahiran yang Ajaib

Ishak lahir sebagai penggenapan janji Allah kepada Abraham dan Sara, meskipun secara manusiawi kelahirannya tampak mustahil karena usia mereka yang sudah tua (Kejadian 21:1-2). Kelahiran Ishak menegaskan bahwa janji Allah digenapi oleh kuasa-Nya, bukan oleh usaha manusia.

Herman Bavinck dalam Reformed Dogmatics menulis:"Kelahiran Ishak adalah bukti bahwa Allah selalu setia kepada janji-Nya dan bahwa pekerjaan-Nya tidak bergantung pada kekuatan manusia, tetapi pada kuasa-Nya sendiri."

b. Pewaris Tanah Perjanjian

Sebagai anak perjanjian, Ishak juga mewarisi janji tentang tanah Kanaan. Dalam Kejadian 26:3-4, Allah berkata kepada Ishak:"Tinggallah di negeri ini sebagai orang asing, maka Aku akan menyertai engkau dan memberkati engkau, sebab kepada engkau dan kepada keturunanmulah akan Kuberikan seluruh negeri ini, dan Aku akan menepati sumpah yang telah Kuikrarkan kepada Abraham, ayahmu."

Louis Berkhof menjelaskan bahwa tanah Kanaan bukan hanya simbol warisan fisik, tetapi juga gambaran dari kepemilikan umat Allah atas janji kekal-Nya.

3. Ishak dan Hubungan dengan Kristus

a. Ishak sebagai Tipe Kristus

Dalam teologi Reformed, Ishak sering dilihat sebagai tipe atau bayangan Kristus, terutama dalam peristiwa ketika Abraham diperintahkan untuk mempersembahkan Ishak di Gunung Moria (Kejadian 22).

  1. Pengorbanan Ishak sebagai Gambaran Salib
    Dalam Kejadian 22:2, Allah memerintahkan Abraham:"Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi, yakni Ishak, pergilah ke tanah Moria dan persembahkanlah dia di sana sebagai korban bakaran."

Perintah ini menggambarkan pengorbanan Kristus sebagai Anak Allah yang tunggal untuk menebus dosa dunia. Namun, dalam kasus Ishak, Allah menyediakan domba sebagai pengganti (Kejadian 22:13), yang menunjukkan bahwa pengorbanan sejati hanya akan digenapi dalam Yesus Kristus.

R.C. Sproul menulis:"Ishak adalah gambaran Kristus, bukan hanya dalam pengorbanannya, tetapi juga dalam fakta bahwa ia adalah anak perjanjian yang lahir melalui kuasa Allah."

  1. Ishak dan Penggenapan Janji
    Seperti Ishak yang lahir sebagai penggenapan janji Allah kepada Abraham, Yesus Kristus adalah penggenapan sempurna dari semua janji Allah. Dalam 2 Korintus 1:20, Paulus berkata:"Sebab Kristus adalah ‘ya’ bagi semua janji Allah. Itulah sebabnya oleh Dia kita mengatakan ‘Amin’ untuk memuliakan Allah."

4. Kasih Karunia dalam Pemilihan Ishak

a. Bukan Berdasarkan Usaha Manusia

Pemilihan Ishak menegaskan bahwa janji Allah diberikan melalui kasih karunia, bukan usaha manusia. Dalam Kejadian 16, kita melihat bagaimana Abraham dan Sara mencoba menghasilkan keturunan melalui Hagar, yang melahirkan Ismael. Namun, Allah menegaskan bahwa perjanjian-Nya hanya akan diteruskan melalui Ishak (Kejadian 17:18-19).

Herman Bavinck menekankan bahwa usaha manusia tidak dapat menggantikan rencana Allah, karena keselamatan sepenuhnya adalah pekerjaan kasih karunia-Nya.

b. Anugerah yang Kekal

Dalam Galatia 4:28, Paulus menyatakan bahwa orang percaya adalah "anak-anak janji" seperti Ishak. Ini menunjukkan bahwa pemilihan Ishak menjadi pola untuk pemilihan umat Allah di dalam Kristus.

John Calvin menulis:"Pemilihan Ishak mengingatkan kita bahwa keselamatan tidak pernah bergantung pada kehendak manusia, tetapi selalu merupakan hasil dari kasih karunia Allah yang kekal."

5. Implikasi Pemilihan Ishak bagi Kehidupan Kristen

a. Hidup sebagai Anak Janji

Seperti Ishak yang dipilih sebagai pewaris janji Allah, orang percaya juga dipanggil untuk hidup sebagai anak-anak janji, mewarisi berkat kekal di dalam Kristus. Dalam Efesus 1:3, Paulus berkata:
"Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus yang dalam Kristus telah mengaruniakan kepada kita segala berkat rohani di dalam sorga."

Louis Berkhof menegaskan bahwa hidup sebagai anak janji berarti hidup dalam iman dan ketaatan kepada Allah yang telah memanggil kita.

b. Bersandar pada Kasih Karunia Allah

Pemilihan Ishak mengingatkan kita bahwa keselamatan dan janji Allah adalah hasil dari kasih karunia, bukan usaha kita sendiri. Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk hidup dengan bersandar penuh pada kasih karunia Allah.

c. Menjadi Saksi bagi Dunia

Seperti Ishak yang menjadi saluran berkat melalui perjanjian Allah, orang percaya juga dipanggil untuk menjadi saksi Kristus di dunia, memberitakan Injil dan membawa damai Allah kepada semua bangsa (Matius 28:19-20).

Kesimpulan

Pemilihan Ishak adalah tindakan kasih karunia Allah yang berdaulat, yang menegaskan kedaulatan-Nya dalam rencana keselamatan. Melalui Ishak, Allah melanjutkan perjanjian-Nya dengan Abraham, yang akan mencapai puncaknya dalam Yesus Kristus.

Dalam perspektif teologi Reformed, kisah Ishak mengajarkan bahwa keselamatan adalah hasil dari kasih karunia Allah, bukan usaha manusia. Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk hidup sebagai anak-anak janji, bersandar pada kasih karunia Allah, dan menjadi saksi bagi dunia.

Catatan: Marilah kita merenungkan kasih karunia Allah yang dinyatakan melalui pemilihan Ishak, dan hidup dalam ketaatan serta iman kepada-Nya, sebagai bagian dari rencana-Nya yang kekal di dalam Kristus.

Next Post Previous Post